C

salah satu huruf alfabet Latin

C adalah huruf ketiga dalam alfabet Latin. Dalam bahasa Indonesia, huruf ini disebut ce (dibaca tʃe). Dalam bahasa Latin Klasik, huruf ini melambang fonem /k/, konsonan letup langit-langit belakang tak bersuara, sedangkan dalam bahasa Indonesia dan Melayu huruf ini melambangkan fonem /tʃ/, konsonan gesek pascarongga-gigi tak bersuara.

Sejarah

Proto-Semitik
gaml 
Fenisia
gimel 
Yunani Kuno
gama 
Yunani Modern
gama 
Etruria
Latin Kuno
Latin Modern
C

‹C› dan ‹G› berasal dari huruf yang sama. Bangsa Semit menamakannya gimel (Arab: jim). Lambangnya diadaptasi dari hieroglif Mesir yang berbentuk umban tongkat, yang mungkin merupakan arti dari nama gimel itu sendiri. Kemungkinan lainnya adalah lambang itu menggambarkan unta, yang dalam rumpun bahasa Semit disebut gamal.

Dalam Bahasa Etruska, konsonan letup (eksplosif) tidak mempunyai penyuaraan kontrastif, jadi huruf Yunani Γ (Gamma) diadaptasi ke dalam alfabet Etruska untuk mewakili fonem /k/. Pun dalam Alfabet Yunani Barat, mulanya Gamma mengambil bentuk dalam alfabet Etruska Awal, kemudian dalam Etruska Klasik. Selanjutnya dalam bahasa Latin huruf itu mengambil bentuk C pada alfabet Latin klasik. Huruf Latin Awal menggunakan C untuk konsonan /k/ dan /ɡ/, tetapi selama abad ketiga SM, satu huruf yang diubah, telah diperkenalkan sebagai lambang bunyi /ɡ/, dan C sendiri ditetapkan untuk melambangkan bunyi /k/. Penggunaan huruf C (dan variasinya yaitu G) menggantikan sebagian besar penggunaan K dan Q. Oleh karena itu, pada masa kuno dan sesudahnya, G telah dikenal setara secara fonetik dengan Gamma, dan C sama dengan Kappa, dalam alih aksara kata-kata Yunani ke dalam ejaan Latin, seperti pada kata KA∆MOΣ, KYPOΣ, ΦΩKIΣ, dalam surat-surat Romawi ditulis CADMVS, CYRVS, PHOCIS.

Aksara lain mempunyai huruf-huruf mirip dengan bentuk C tetapi tidak sama dalam penggunaan dan asal mulanya, khususnya huruf Kiril Es, yang berasal dari suatu bentuk huruf Yunani sigma, dikenali sebagai "lunar sigma" karena bentuknya menyerupai bulan sabit.

Penggunaan

Koin Romawi dari abad ke-1 SM, menggambarkan sosok Ainias, dengan tulisan CAESAR. Dalam bahasa Romawi Kuno, tulisan itu dilafalkan /kaisar/, dengan huruf C sebagai lambang konsonan /k/.

Ketika alfabet Romawi diperkenalkan di Britania Raya, C hanya melambangkan bunyi /k/ dan nilai huruf ini dipertahankan dalam kata serapan seluruh bahasa Keltik kepulauan: dalam bahasa Welsh, Irlandia, dan Gaelik, C melambangkan bunyi /k/. Penulisan bahasa Inggris Kuno atau "Anglo-Saxon" yang dipelajari dari bangsa Kelt, sesungguhnya dari Irlandia; maka dari itu C dalam bahasa Inggris Kuno juga pada mulanya melambangkan /k/; kata dalam bahasa Inggris Modern seperti kin, break, broken, thick, dan seek, semuanya berasal dari bahasa Inggris Kuno yang ditulis dengan C: cyn, brecan, brocen, Þicc, dan séoc. Tetapi selama periode bahasa Inggris Kuno, /k/ sebelum vokal depan (/e/ dan /i/) mengalami palatalisasi, berubah menjadi bunyi [tʃ] pada abad kesepuluh, meskipun C masih digunakan, seperti pada kata cir(i)ce, wrecc(e)a. Sementara itu di daratan benua Eropa, perubahan fonetik serupa juga terjadi (contohnya dalam bahasa Italia).

Dalam bahasa Latin Rakyat, /k/ dipalatalisasi menjadi [tʃ] di Italia and Dalmatia; di Prancis dan semenanjung Iberia, bunyinya menjadi [ts]. Meskipun demikian C masih digunakan sebelum vokal depan (E, I) dengan nilai bunyi yang berbeda. Kemudian, fonem /kʷ/ dalam bahasa Latin (ditulis sebagai qv) tidak terbibirkan sehingga menjadi bunyi /k/, berarti bahasa-bahasa Roman mengandung bunyi /k/ sebelum vokal depan. Di samping itu, bahasa Normandia menggunakan huruf Yunani K sehingga bunyi /k/ dapat dilambangkan oleh K maupun C, yang kemudian dapat melambangkan bunyi /k/ maupun /ts/ tergantung apakah mendahului vokal depan atau tidak. Kaidah menggunakan C dan K diterapkan pada penulisan bahasa Inggris setelah penaklukan Normandia, mengakibatkan pengejaan kembali kata-kata Inggris Kuno. Sementara ejaan kata candel, clif, corn, crop, cú, dalam bahasa Inggris Kuno masih lestari, Cent, cæ´ (cé´ ), cyng, brece, séoce, sekrang (tanpa perubahan bunyi) dieja Kent, keȝ, kyng, breke, dan seoke; bahkan kemudian cniht (knight) diubah menjadi kniht dan þic (thick) diubah thik atau thikk. Ejaan cw dalam Inggris Kuno teragntikan oleh qu dari bahasa Prancis sehingga kata cwén dan cwic menjadi queen dan quick.

Bunyi [tʃ] yang merupakan palatalisasi bunyi /k/ Inggris Kuno telah berkembang, juga muncul dalam bahasa Prancis, terutama seperti aturan /k/ sebelum ‹a› dalam bahasa Latin. Dalam bahasa Prancis bunyi itu ditulis Ch, seperti pada kata champ (dari bahasa Latin camp-um) dan pengejaan ini diperkenalkan ke dalam bahasa Inggris. Dalam Injil Hatton, ditulis sekitar tahun 1160, tertulis pada Matius i-iii, child, chyld, riche, mychel, untuk kata cild, rice, mycel, dari versi Inggris Kuno yang disalin. Dalam hal ini, C dalam bahasa Inggris Kuno tergantikan oleh K, Qu, Ch, tetapi selain itu, C dengan nilai bunyi baru yaitu /ts/ sebagian besar datang dari kata-kata Prancis seperti processiun, emperice, grace, dan disubtitusikan untuk ejaan Ts dalam beberapa kata-kata Inggris Kuno, seperti miltse, bletsien, dan milce, blecien dalam bahasa Inggris Pertengahan.

Cetakan kisah drama tragedi Romeo dan Juliet pada tahun 1597 (abad ke-16), dengan ejaan yang menyerupai ejaan bahasa Inggris masa kini. Huruf C digunakan di tengah dan awal kata dengan nilai bunyi berbeda. Tidak ditemukan penggunaan huruf J karena digantikan oleh huruf I, demikian pula huruf V karena digantikan oleh huruf U, variasi huruf V.

Pada akhir abad ke-13 di Prancis dan Inggris, bunyi (konsonan gesek) /ts/ tidak tergesekkan sehingga menjadi bunyi /s/ (desis); dan semenjak itu C melambangkan bunyi /s/ sebelum vokal depan, baik secara etimologis, seperti pada lance, cent, atau (bertentangan dengan etimologi) untuk menghindari ambigu karena penggunaan "etimologis" S untuk bunyi /z/, seperti pada kata ace, mice, once, pence, defence. Maka untuk menunjukkan etimologi, ejaan bahasa Inggris lebih memilih penulisan advise, devise, daripada advize, devize, sementara advice, device, dice, ice, mice, twice, dan lain-lain tidak mencerminkan etimologi; contoh lebih lanjut adalah hence, pence, defence, dsb., yang tidak mengandung keperluan etimologis terhadap huruf C. Generasi sebelumnya juga menulis sence untuk kata sense. Maka dari itu, pada masa kini rumpun bahasa Roman dan bahasa Inggris memiliki ciri umum yang diwarisi dari bahasa Latin Rakyat, yaitu C yang memiliki nilai bunyi "keras" ([k]) dan "lembut" (biasanya konsonan afrikat atau frikatif) tergantung vokal yang mengikutinya.

Dalam ortogafi bahasa Inggris, Prancis, Spanyol dan Portugis, C menandakan nilai "lembut" sebelum E atau I, dan selain itu melambangkan nilai "keras" dari bunyi /k/. Seperti beberapa hal lainnya yang bertentangan dengan ejaan bahasa Inggris, terdapat pula beberapa pengecualian: "soccer" dan "Celt" adalah kata-kata yang mengandung bunyi /k/.

Pelafalan nilai "lembut" berbeda-beda menurut bahasa. Dalam ortografi bahasa Inggris, Prancis, Portugis, dan Spanyol di Amerika Latin dan Spanyol Selatan, nilai bunyi C lembut adalah /s/. Dalam bahasa Spanyol yang dituturkan di Spanyol Utara dan Tengah, nilai bunyi C lembut adalah konsonan desis gigi tak bersuara (/θ/). Dalam bahasa Italia dan Romania, nilai C lembut adalah [tʃ], konsonan gesek pascarongga-gigi tak bersuara, seperti pelafalan C dalam bahasa Indonesia.

Dalam bahasa lain C digunakan dalam nilai yang berbeda.

BunyiBahasa
Bahasa Fiji
Bahasa Somalia
Bahasa Xhosa dan Zulu
Bahasa Turki, Kurdish, Tatar, dan Azeri
Bahasa Indonesia, Melayu, Volapük dan beberapa bahasa di Afrika seperti bahasa Hausa, Fula, dan Manding
dalam beberapa bahasa di Afrika, misalnya Yoruba Benin
dalam seluruh bahasa rumpun Slavia yang menggunakan alfabet Latin, demikian juga Albania, Esperanto, Hungaria, Ido, dan Interlingua
[tsʰ]dalam Romanisasi Tionghoa

Huruf tersebut juga digunakan untuk mengalihaksarakan huruf Kiril Ц dalam bentuk Latin alfabet bahasa Serbia, Makedonia, dan kadang kala Ukraina (beserta dwihuruf Ts).

Ada beberapa dwihuruf umum yang menyertakan C, terutama Ch, yang dalam beberapa bahasa, seperti bahasa Jerman, jauh lebih lazim daripada C yang sendirian. Dalam bahasa Inggris, Ch terutama melambangkan /tʃ/, namun dapat pula dilafalkan /k/ atau /ʃ/; beberapa dialek Inggris juga mengandung bunyi /x/ dalam kosakata, seperti loch yang konsonan terakhirnya dituturkan beberapa penutur bahasa Inggris sebagai /k/. Ch juga memiliki nilai berbeda dalam bahasa lainnya, antara lain:

BunyiBahasa
bahasa Slavia Barat (contoh: bahasa Polandia, Ceko dan Slowakia)
bahasa Jerman
bahasa Belanda
bahasa Prancis dan Portugis
bahasa Interlingua dan Italia
bahasa Mandarin
C sebagai simbol hak cipta.

Ck, dengan nilai bunyi /k/, sering kali ditulis setelah vokal pendek dalam rumpun bahasa Germanik seperti Inggris, Jerman dan Swedia (namun beberapa bahasa Germanik lainnya cenderung memilih Kk, misalnya bahada Belanda dan Norwegia). Dwihuruf Cz ditemukan dalam bahasa Polandia dan Cs dalam bahasa Hungaria, keduanya melambangkan bunyi tʃ/. Dalam bahasa Inggris Kuno, Italia, dan beberapa bahasa yang sekerabat dengan Italia, Sc melambangkan /ʃ/ (bagaimanapun, dalam bahasa Italia dan yang sekerabat, hal ini hanya terjadi sebelum vokal depan, jika selain itu maka dwihuruf tersebut melambangkan /sk/).

Sebagai lambang fonetik, huruf C kecil adalah huruf dalam Alfabet Fonetik Internasional yang mewakili bunyi konsonan letup langit-langit tak bersuara, sedangkan huruf C besar dalam X-SAMPA adalah simbol bunyi konsonan desis langit-langit tak bersuara.

Kode komputasi

Representasi alternatif huruf C
Alfabet fonetik NATOKode Morse
Charlie–·–·
Bendera isyaratSemaforBraille
Titik kodeHuruf besar
C
Huruf kecil
c
UnicodeU+0043U+0063
ASCIIDesimal6799
Biner0100001101100011
EBCDIC195131

Lihat pula

Catatan kaki