Islam di Assam

artikel daftar Wikimedia

Islam di Assam adalah agama terbesar kedua di negara bagian tersebut setelah Hindu. Menurut sensus resmi India pada tahun 2011, terdapat 10.679.345 Muslim di Assam atau 34.22% dari populasi negara bagian tersebut adalah pemeluk Islam.[1]

Islam di Assam
Total populasi
10.679.345 (2011)
34.22% dari total populasi[2]
Wilayah dengan populasi signifikan
Dhubri (79.67%), Barpeta (70.74%), Darrang (64.34%), Hailakandi (60.31%) dan Goalpara (57.52%)
Agama
Mayoritas Islam Sunni
Bahasa
Bengali, Urdu dengan minoritas berbahasa Assam (4%)[3]

Sejarah

Penyebaran Islam melalui jalur laut

Kalender Islam pada era Hijriah dimulai dari tahun 622 Masehi ketika seluruh bangsa Arab diislamkan pada masa hidup Nabi Muhammad. Ketika orang-orang Arab, Suriah, dan Persia diislamkan sebelum tahun 650 M, pelayaran kapal mereka ke Teluk Benggala dan selat Sumatra (Asia Tenggara) telah menyatukan barang-barang perdagangan dan agama di pantai Arakan dan delta Benggala secara bersamaan di pelabuhan persinggahan dan pelabuhan mereka, seperti Tamralipti, Chittagong dan Arakan. Mereka menghabiskan waktu dan memiliki wanita lokal sebagai istri mereka yang memunculkan masyarakat etnis muslim berdarah campuran yang disebut “Khalazi”. Ahmad Kabeer dalam bukunya yang berjudul “Monumen Muslim di Kerala” mengatakan bahwa “Khalazi” dalam bahasa Arab berarti Hitam Putih yang jelas dan mengacu pada generasi campuran. Mopla Kerala yang merupakan keturunan yang lahir dari orang Arab yang menikahi istri asli Keralite atau Malabar disebut "Khalazi" oleh orang Arab. Jadi "Khalazi" menjadi nama generik untuk keturunan campuran Islam tersebut.

Lembah Surma dan lebih jauh ke dataran Manipur, mereka disebut "Khalacha", "Kalisa" atau "Kala", seperti yang ditemukan dalam literatur Vaishnavite dan Meitei Puya yang mengacu pada catatan pada abad ke -7 hingga abad ke -8. Khalazi kembali bercampur dengan Mongoloid dalam pernikahan sebagai akibat dari pergerakan manusia lebih lanjut. Seiring berjalannya waktu, banyak dari Khalazi menganut Hindu Wisnu karena kurangnya perlindungan Muslim lokal atau jumlah Muslim Arab yang sangat sedikit, sisanya tetap teguh pada Islam. Sedangkan sejarawan Manipur, B. Kulachandra Sharma berpendapat bahwa orang “Kalisa” mencapai lembah Surma dan Manipur pada abad ke - 7.

Pangal (Muslim Manipur) dari era Raja Nawphangba dari Kerajaan Manipur dan Kalisa datang ke Manipur melalui Lembah Sungai Surma dan Jiri, kemudian menetap. Selain darah campuran Arab, terdapat contoh kasta umat Hindu juga memeluk Islam di Assam jauh sebelum ekspedisi Bakhtiyar Khaljis pada tahun 1205 Masehi. Sekelompok Brahmana Nagara dari Sylhet memeluk Islam pada 646 hingga 650 Masehi. Demikian pula sekelompok Kayastha yang menganut Islam pada era 743 hingga 1199 Masehi setelah kontak mereka dengan orang Suriah dan Arab yang datang ke Lembah Surma.[4]

).sebagian orang Kayastha memeluk Islam selama periode 743 hingga 1199 M setelah kontak mereka dengan orang-orang Suriah dan Arab yang datang ke lembah Surma.


Demografi

Penganut Islam menurut distrik

Tabel ini menyajikan populasi Muslim menurut distrik di Assam menurut sensus resmi India 2011.[5]

Sensus resmi 2011
Nama distrikMuslim%
Kokrajhar252.27128.44%
Dhubri1.553.02379.67%
Bongaigaon371.03350.22%
Goalpara579.92957.52%
Barpeta1.198.03670.74%
Nalbari277.48835.96%
Kamrup601.78439.66%
Darrang597.39264.34%
Morigaon503.25752.56%
Sonitpur350.53618.22%
Nagaon1.563.20355.36%
Karbi Anglong20.2902.12%
Lakhimpur171.21018.01%
Dhemaji13.4751.96%
Tinsukia48.3733.64%
Dibrugarh64.5264.86%
Sivasagar95.5538.30%
Jorhat54.6845.01%
Golaghat90.3128.46%
Dima Hasao4.3582.04%
Cachar654.81637.71%
Karimganj692.48956.36%
Hailakandi397.65360.31%
Assam10.155.69134.22%

Penganut Islam menurut wilayah perkotaan

Tabel ini menyajikan populasi Muslim menurut kota besar di Assam pada tahun 2011.[6]

Sensus resmi India 2011
Nama kotaMuslim%
Dibrugarh21.67514.90%
Guwahati119.82512.45%
Jorhat13.30510.50%
Nagaon36.97230.40%
Silchar21.75912.17%
Tinsukia11.1739.61%

Referensi