Judenfrei
Judenfrei (secara harfiah berarti "bebas Yahudi") dan judenrein ("bersih dari Yahudi") adalah istilah yang digunakan oleh Jerman Nazi untuk wilayah yang telah "dibersihkan" dari orang Yahudi selama peristiwa Holocaust.[1] Istilah judenfrei hanya mengacu kepada "pembersihan" orang Yahudi dari suatu wilayah, sementara judenrein memiliki konotasi bahwa darah Yahudi telah "dibersihkan" karena dianggap kotor atau tidak murni.[2]
Lokasi yang dinyatakan judenfrei
Beberapa desa, kota dan kawasan telah dinyatakan sebagai daerah judenfrei atau judenrein oleh Jerman Nazi:
- Gelnhausen, Jerman – dilaporkan judenfrei pada 1 November 1938 oleh koran propaganda Kinzigwacht setelah sinagogenya ditutup dan orang-orang Yahudi lokal diusir.[3]
- Kota Bydgoszcz di Polandia yang diduduki Jerman – dilaporkan judenfrei pada Desember 1939.
- Alsace - dilaporkan judenrein oleh Robert Heinrich Wagner pada Juli 1940.[4]
- Banat, Teritori Komandan Militer di Serbia - dilaporkan judenfrei pada 19 Agustus 1941 dalam publikasi Völkische Beobachter.[5] Pada 20 Agustus 1941, Banat dinyatakan judenfrei oleh pemerintah Jerman di kawasan tersebut.[6]
- Luksemburg yang diduduki Jerman – dilaporkan judenfrei oleh media pada 17 Oktober 1941.[7]
- Estonia yang diduduki Jerman – Desember 1941.[8] Dilaporkan judenfrei selama Konferensi Wannsee pada 20 Januari 1942.[9]
- Teritori Komandan Militer di Serbia – Mei 1942, dilaporkan dalam pesan SS-Standartenführer Emanuel Schäfer yang dikirim ke Kantor Keamanan Utama Reich di Berlin.[10][11][12][13]
- Wina – dilaporkan judenfrei oleh Alois Brunner pada 9 Oktober 1942.
- Berlin, Jerman – 19 Mei 1943.[14]
- Erlangen, Jerman dinyatakan judenfrei pada tahun 1944.
Pengunaan dalam konflik Israel-Palestina
Selama konflik Israel-Palestina, pejabat pemerintahan Israel (seperti Benjamin Netanyahu)[15] merasa khawatir bahwa usulan penutupan permukiman Yahudi Israel di Tepi Barat akan menjadikan wilayah tersebut sebagai wilayah judenrein.
Pada 9 Juli 2009, Benjamin Netanyahu saat sedang berbincang dengan Menteri Luar Negeri Jerman Frank-Walter Steinmeier dilaporkan telah menyatakan bahwa "Yudea dan Samaria tidak dapat menjadi judenrein."[16]