Pelecehan verbal

Pelecehan verbal (juga dikenal sebagai agresi verbal, serangan verbal, kekerasan verbal, gangguan verbal, agresi psikis, atau kekerasan psikis) adalah jenis pelecehan psikologis/mental yang melibatkan penggunaan bahasa lisan, isyarat, dan tulisan yang ditujukan kepada korban.[1] Pelecehan verbal dapat mencakup tindakan melecehkan, melabeli, menghina, memarahi, menegur, atau meneriaki seseorang secara berlebihan.[2][3] Ini juga dapat mencakup penggunaan istilah yang menghina, penyampaian pernyataan yang dimaksudkan untuk menakut-nakuti, mempermalukan, merendahkan, atau meremehkan seseorang.[1][4][5] Jenis serangan ini dapat mengakibatkan tekanan mental dan/atau emosional bagi korban.[1]

Agresi dan pelecehan verbal mempengaruhi semua populasi, budaya, dan individu. Tindakan ini secara psikologis merusak dan dianggap sebagai bentuk kerugian emosional dan fisik bagi korban.[6] Jenis perilaku ini membuat individu merasa buruk tentang diri mereka sendiri dan dapat menyebabkan berkembangnya berbagai masalah dan gangguan kesehatan negatif seperti pikiran untuk bunuh diri, depresi, kesehatan fisik yang buruk, kecemasan, perilaku obsesif-kompulsif, gangguan kepribadian, dan bahkan agresi.[6][7][8]

Jenis

Korban kekerasan verbal dapat menampilkan perilaku kasar terhadap individu lain. Pelecehan verbal dan agresi verbal dapat terjadi dalam banyak cara. Ketika individu memahami bagaimana pelecehan verbal dapat disajikan, mereka dapat menganalisis dan bertindak dengan lebih baik dalam situasi tertentu. Agresi verbal dapat didefinisikan sebagai karakteristik atau sifat yang mendorong seseorang untuk menyerang nilai-nilai diri dan konsep orang lain selain, atau bukannya, nilai dan konsep mereka sendiri.

  • Perundungan – “Penggunaan agresi fisik, psikologis, dan verbal untuk mengintimidasi orang lain agar tunduk pada kehendak orang lain dan/atau menyebabkan gangguan emosional”. Penindasan biasanya sepihak dan tidak diprovokasi oleh korban dan dapat terjadi di lingkungan apapun.[9]
  • Gaslighting – Pelaku membuat korban tidak hanya mempertanyakan diri mereka sendiri, tetapi juga kewarasan mereka sendiri. Salah satu cara pelaku cenderung menggunakan gaslighting adalah dengan menanyai korban dengan cara yang membuat korban mempertanyakan persepsi mereka sendiri tentang berbagai hal. Efek dari gaslighting antara lain, individu melihat dirinya sebagai orang luar, memiliki harga diri yang rendah, dan merasa tidak memiliki dukungan dalam pengambilan keputusan.[10]
  • Tuduhan/Penyangkalan atas kesalahan: Ketika seseorang secara tidak benar menuduh orang lain melakukan tindakan tertentu. Ketika seorang individu menyangkal tindakannya yang dilakukan terhadap individu lain yang dapat atau memang menyebabkan kerugian pada korban untuk mempertahankan diri dan melindungi pelaku. (Gaslighting juga cocok dengan jenis pelecehan ini).[11]
  • Minimisasi – Mengacu pada saat pelaku mencoba untuk mengecilkan tingkat keparahan situasi dan membuatnya tampak tidak penting bagi korban atau penonton.[12]
  • Mengancam – Ketika penyerang menggunakan kata-kata atau tindakan terhadap korban yang menunjukkan jika korban tidak mematuhi situasi dan/atau tindakan tertentu, mereka akan dirugikan.[13]
  • Panggilan nama – Penggunaan bahasa/nama yang menyinggung untuk mendapatkan sesuatu dari situasi (mis: memenangkan argumen) atau untuk menyelidiki reaksi negatif dari individu atau situasi lain; ini juga digunakan untuk mendorong penolakan atau kutukan tanpa mempertimbangkan fakta-fakta dalam situasi tersebut.[14]

Referensi