Talas padang
Talas padang | |
---|---|
Klasifikasi ilmiah | |
Kerajaan: | |
Klad: | Tracheophyta |
Klad: | Angiospermae |
Klad: | Monokotil |
Ordo: | |
Famili: | |
Subfamili: | Aroideae |
Tribus: | Colocasieae |
Genus: | Leucocasia |
Spesies: | L. gigantea |
Nama binomial | |
Leucocasia gigantea | |
Sinonim | |
Talas padang (Leucocasia gigantea) adalah sejenis tumbuhan dari suku talas-talasan (Araceae) dengan umbi yang tidak enak dimakan.[3] Dalam bahasa Inggris disebut sebagai giant elephant ear atau Indian taro, dan di beberapa daerah di Indonesia tumbuhan ini dikenal dengan nama-nama seperti kemumu (Min.); kajar-kajar, lumpuy (Sd.); dan rombang (Jw.).[4]
Tumbuhan ini berupa terna dengan daun berukuran besar, bundar telur hingga bentuk jantung, 18-20 inci × 14-18 inci, dengan lekukan dalam di ujung tangkai daun; tulang daun sekunder besar-besar, 8-10 pasang. Perbungaan dalam tongkol berwarna kuning, terlindungi oleh seludang sepanjang 5-6 inci, seludang serupa jangat.[1]
Manfaat
Tangkai daun talas padang digunakan sebagai sayuran di beberapa daerah di Indocina dan Jepang. Jenis talas liar ini dikenal sebagai bạc hà di Vietnam bagian selatan (juga disebut dọc mùng[5][6][7]), dan dimanfaatkan sebagai salah satu bahan canh chua, sejenis sayur asam, dan sup bihun yang disebut bún.
Di Jepang, bahan ini disebut hasu-imo[5] dan kadang kala digunakan dalam pembuatan sup miso, chanpuru dan sushi.
C. gigantea berperawakan mirip bira (Alocasia macrorrhizos) dan diduga merupakan hasil persilangan alami bira dengan talas biasa (C. esculenta).[8]