Van Agt lahir pada tahun 1931 di Geldrop, Brabant Utara, yang sekarang menjadi bagian kotaGeldrop-Mierlo. Setelah menerima diploma Gymnasium-A di Augustinianum, ia belajar di Radboud Universiteit Nijmegen, dan menerima gelar doktor dalam hukum pada tahun 1955. Setelah lulus, ia berpraktik hukum di Eindhoven hingga tahun 1957, dan setelah itu bekerja di kantor urusan hukum dan bisnis di Kementerian Pertanian dan Perikanan hingga tahun 1962. Antara tahun 1962-1968, ia bekerja di Kementerian Hukum.
Antara tahun 1968-1971, Van Agt menjadi profesor hukum kriminal di Universitas Katolik Nijmegen. Antara tahun 1971-1973, ia menjadi menteri hukum dalam Kabinet Biesheuvel I dan II. Ia menimbulkan kemarahan publik ketika mencoba memintakan ampun untuk 3 penjahat perang Nazi yang masih ditahan di penjara Belanda pada tahun 1972. Antara tahun 1973-1977, ia menjadi WaPerDaM dan menteri hukum dalam Kabinet Den Uyl.
Sekarang, ia menjadi penasihat umum untuk Forum Keadilan dan Perdamaian Internasional, sebuah yayasan yang bernaung di bawah hukum Belanda, didaftarkan di Departemen Perdagangan di Amsterdam.[2] Diketuai oleh pebisnis internasional Ben Smoes, mereka sekarang memusatkan diri pada masalah keadilan dan perdamaian berkenaan dengan konflik Israel dan Palestina.
Van Agt dikenal karena suka menggunakan bahasa-bahasa kuno dan frasa yang rumit. Ia juga dikenal sebagai penggemar sepeda.
Pada bulan Mei 2006, Van Agt mengajar di Kairo atas undangan majalah elektronikArab-West Report mengenai perubahan besar dalam iklim bidaya Eropa barat laut dalam beberapa dasawarsa sebelumnnya, yang menjadi bermusuhan pada agama, termasuk Islam. Van Agt berpendapat bahwa kaum Muslimin harus memahami perubahan itu agar dapat menanggapi tudingan miring Eropa atas Islam dan dunia Islam secara lebih baik.[3]
Tentang Timur Tengah dan keterlibatan Belanda dalam Perang Iraksunting sumber
Selama beberapa tahun, ia mengambil opini independen terkait Timur Tengah, menyebabkan kritik terbuka atas kebijakan yang dilancarkan oleh pemerintah Israel atas Palestina. Saat masih menjabat, Van Agt adalah pendukung setia Israel, namun setelah mundur pada tahun 1982 ia berubah pikiran.[4] Ia menyatakan bahwa Israel telah melakukan "terorisme negara", dan mengubah pandangannya atas Tanah Palestina sebagai "Bantustan".[5]
Pada tanggal 30 Maret2007, Van Agt menyatakan di siaran radio Belanda Argos bahwa kabinet Belanda yang baru adalah parlemen yang 'memberangus' dengan keputusannya untuk menghentikan penyelidikan atas keadaan terkait keterlibatan Belanda dalam Perang Irak.