Pertempuran Suomussalmi adalah pertempuran antara pasukan Finlandia dan Uni Soviet yang menjadi bagian dari Perang Musim Dingin. Pertempuran ini berlangsung dari 7 Desember 1939 sampai dengan 8 Januari 1940. Finlandia memenangkan pertempuran ini melawan pasukan superior. Suomussalmi dianggap sebagai kemenangan Finlandia paling jelas, paling penting, dan paling signifikan di bagian utara Finlandia.[1] Di Finlandia, pertempuran ini masih dilihat sebagai simbol dari keseluruhan Perang Musim DIngin itu sendiri.
Pada 30 November 1939, Divisi Rifle ke-163 Uni Soviet melintasi perbatasan antara Finlandia dan Uni Soviet, lalu bergerak maju dari timur laut menuju Desa Suomussalmi. Pasukan ini bertujuan untuk terus maju sampai dengan Oulu, yang secara efektif akan membelah Finlandia menjadi dua. Sektor ini hanya dijaga oleh satu batalion tentara Finlandia (Er.P 15) yang berlokasi dekat Raate, yang berada diluar Suomussalmi.
Suomussalmi berhasil direbut dengan sedikit perlawanan pada 7 Desember (hanya dua kompi pasukan tanpa pesenjataan lengkap yang bertahan di antara perbatasan dan Suomussalmi) tetapi tentara Finlandia menghancurkan desa untuk mencegah tentara Soviet berlindung, dan mundur ke seberang tepi danau Niskanselkä dan Haukiperä.
Pertempuran ekstensif pertama berlangsung pada 8 Desember, ketika pasukan Soviet mulai menyerang melalui danau beku ke arah barat. Serangan tersebut gagal sepenuhnya. Pada serangan kedua, tentara Soviet menyerang barat laut Puolanka yang dipertahankan oleh pasukan Er.P 16 (16th detached battalion) yang baru saja tiba, serangan ini juga gagal.
Pada 9 Desember, pasukan pertahanan mendapatkan bala bantuan dari resimen tentara yang baru dibentuk (JR 27). Kolonel Hjalmar Siilasvuo diberikan komando oleh Pasukan Finlandia dan memulai langsung langkah-langkah serangan balik untuk mempertahankan Suomussalmi. Pasukan utama bergerak ke Suomussalmi tetapi gagal untuk mengambil alih desa, menderita kekalahan serius. Pada 24 Desember, pasukan Soviet menyerang balik tetapi gagal menaklukan pasukan Finlandia.
Diperkuat oleh dua regimen tentara (JR 64 dan JR 65), Pasukan Finlandia menyerang kembali pada 27 Desember. Pada waktu ini, mereka berhasil mengambil alih desa dan pasukan Soviet mundur dalam kondisi panik dari sekitar danau beku. Sebagian besar tentara berhasil mundur ke perbatasan Rusia di sekitar Danau Kiantajärvi. Pada waktu ini, pasukan Soviet dari 44th Rifle Division bergerak maju dari selatan menuju Suomussalmi dan Raate dan terjebak diantara pasukan Soviet yang mundur.
Antara 4 Januari dan 8 Januari 1940, 44th Rifle Division terpecah dan terisolasi kemudian dihancurkan oleh pasukan Finlandia (dengan taktik yang dikenal sebagai Motti), meninggalkan banyak peralatan tempur berat untuk tentara Finlandia.[2]
Pertempuran ini merupakan kemenangan besar untuk Finlandia. Jika tentara Soviet berhasil mengambil alih Kota Oulu, Finlandia harus mempertahankan negaranya dari dua sisi dan jalur kereta penting ke Swedia terputus. Pertempuran ini juga memberikan dorongan moral penting untuk tentara Finlandia.
Selain itu, pasukan Finlandia di jalan antara Raate-Suomussalm juga mendapatkan suplai peralatan militer dalam jumlah besar termasuk tank (43), senapan lapangan (71), truk (260), kuda (1.170), meriam anti-tank (29), dan persenjataan lainnya yang sangat dibutuhkan oleh tentara Finlandia.
Alvar Aalto membuat patung peringatan untuk tentara Finlandia yang gugur dalam pertempuran.[3]
Pertempuran Suomussalmi sering kali dikutip sebagai contoh bagaimana pasukan kecil, dipimpin dengan baik dan familiar dengan wilayah mampu untuk mengalahkan pasukan lawan dengan jumlah besar. Faktor-faktor yang mempengaruhi kemenangan Finlandia adalah sebagai berikut:[4]