Kabupaten Banyumas

kabupaten nang propinsi Jawa Tengah, Indonesia

Kabupaten Banyumas kuwe salah siji kabupaten nang Jawa Tengah sing enggone nang sisi kidul Gunung Slamet, kota Purwokerto kuwe ibukota kabupatene, kota-kota liyane : Wangon, Ajibarang, Banyumas, Sokaraja, Patikraja, Tambak lly. Luas wilayah Kabupaten kiye ± 1.327,59 Km2Jumlah Penduduk: 1,7 juta jiwa.

Kabupaten Banyumas
—  Kabupaten  —
Kediaman resident Banyumas nang taun 1905;
119 taun yang lalu
 (1905)
Kediaman resident Banyumas nang taun 1905;
119 taun yang lalu
 (1905)

Lambang
Motto: Rarasing Rasa Wiwaraning Praja
Lokasi nang Jawa Tengah
Lokasi nang Jawa Tengah
Kabupaten Banyumas is located in Jawa
Kabupaten Banyumas
Lokasi nang Jawa
Kabupaten Banyumas is located in Indonesia
Kabupaten Banyumas
Lokasi nang Indonesia
Koordinat: 7° 36′ 42″ S, 109° 21′ 13″ E / 7.61167°S 109.35361°E / -7.61167; 109.35361, 109° 21′ 13″ E / 7.61167°S 109.35361°E / -7.61167; 109.35361
Negara Indonesia
RegionalJawa
Propinsi Jawa Tengah
IbukotaPurwokerto
Pemerentahan
 - BupatiAchmad Husein
 - Wakil BupatiBudhi Setiawan
Luas
 • Total1.335,3 km2 (5,156 sq mi)
Populasi (2014)
 • Total1.554.527
 • KepadatanBad rounding here120/km2 (Bad rounding here300/sq mi)
Zona waktu WIB (UTC+7)
Kode tilpun0281
Situs webbanyumaskab.go.id
Sociëteit "De Harmonie" (klub untuk orang Belanda) nang Banyumas (1900-1905)

Geografis

Enggon Wilayah : 108 0 ‘ 17 ”- 109 0 27’15” Bujur wetan karo 7 0 15 ‘05” – 7 0 37 ‘10” Lintang kidul.

Bates Wilayah : Sisi wetan batese karo Kabupaten Purbalingga, Kabupaten Banjarnegara uga Kabupaten Kebumen, sisi kidul batese karo Kabupaten Cilacap, sisi kulon batese karo Kabupaten Cilacap, Kabupaten Brebes. Sisi lor batese karo Kabupaten Tegal uga karo Kabupaten Pemalang.

Jarak Kabupaten Banyumas karo kota-kota sekitare nang wilayah Banyumasan yakuwe:

Pembagian Administratif

Kabupaten Banyumas nduwe 27 kecamatan, 301 desa lan 30 kelurahan.Ibukota Kabupaten Banyumas adalah Purwokerto, dimana meliputi kecamatan Purwokerto Barat, Purwokerto Timur, Purwokerto Selatan, dan Purwokerto Utara. Purwokerto dulunya merupakan Kota Administratif, namun sejak diberlakukannya Undang-undang Nomor 22 tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah, tidak dikenal adanya kota administratif, dan Purwokerto kembali menjadi bagian dari wilayah Kabupaten Banyumas.Diantara kota-kota kecamatan sing cukup signifikan di Kabupaten Banyumas adalah: Banyumas, Ajibarang, Wangon, Sokaraja, Tambak dan Sumpyuh .

Kepala Pemerintahan

  1. R. Djoko Kahiman, Adipati Warga Utama II (1582-1583)
  2. R. Ngabehi Merta Sura (1583-1600)
  3. R. Ngabehi Merta Sura II, Ngabehi Kalidethuk (1601 - 1620)
  4. R. Adipati Mertayuda I, Ngabehi Bawang (1620 - 1650)
  5. R. Tumenggung Mertayuda II, R.T Seda Masjid/RT. Yudanegara I (1650-1705)
  6. R. Tumenggung Suradipura (1705 - 1707)
  7. R. Tumenggung Yudanegara II, RT. Seda Pendapa (1745)
  8. R. Tumenggung Reksa Praja (1749)
  9. R. Tumenggung Yudanegara III (1755) kemudian diangkat menjadi Patih Sultan Yogyakarta dan bergelar Danureja I
  10. R. Tumenggung Yudanegara IV (1780)
  11. R. Tumenggung Tejakusuma, Tumenggung Keong (1788)
  12. R. Tumenggung Yudanegara V (1816)
  13. Kasepuhan : R. Adipati Cokronegara (1816 - 1830) Kanoman : R. Adipati Broto Diningrat (RT. Martadireja)
  14. RT. Martadireja II (1832 - 1882) kemudian pindah ke Purwokerto (Ajibarang)
  15. R. Adipati Cokronegara I (1832 - 1864)
  16. R. Adipati Cokronegara II (1864 - 1879)
  17. Kanjeng Pangeran Arya Martadiredja III (1879 - 1913)
  18. KPAA Ganda Subrata (1913 - 1933)
  19. RAA. Sujiman Gandasubrata (1933 - 1950)
  20. R. Moh. Kabul Purwodireja (1950 - 1953)
  21. RE. Budiman (1953 - 1957)
  22. M. Mirun Prawiradireja (30 Januari 1957 s/d 15 Desember 1957)
  23. R. Bayu Nuntoro (15 Desember 1957 - 1960)
  24. R. Subagyo (1960 - 1966)
  25. Letkol Inf. Soekarno Agung (1966 -1971)
  26. Kol. Inf. Pudjadi Jaring Bandayuda (1971 - 1978)
  27. Kol. Inf. RG. Rudjito (1978 - 1988)
  28. Kol. Inf. Djoko Sudantoko, S.Sos. (1988 - 1998)
  29. Kol. Art. HM. Aris Setiono, SH, S.IP (1998 - 2008)
  30. Drs.H.Mardjoko (2008 - 2013)
  31. Ahmad Husein (2013-sekarang)

Budaya

Budaya Banyumasan memiliki ciri khas tersendiri sing berbeda dengan wilayah lain di Jawa Tengah, walaupun akarnya masih merupakan budaya Jawa.

Diantara seni pertunjukan sing terdapat di Banyumas antara lain:

  • Wasing kulit gagrag Banyumas, yaitu kesenian wasing kulit khas Banyumasan. Terdapat dua gagrak (gaya), yakni Gragak Kidul Gunung dan Gragak Lor Gunung. Kekhasan wasing kulit gragak Banyumasan adalah nafas kerakyatannya sing begitu kental dalam pertunjukannya.
  • Begalan, adalah seni tutur tradisional sing pada upacara pernikahan. Kesenian ini menggunakan peralatan dapur sing memiliki makna simbolis berisi falsafah Jawa bagi pengantin dalam berumah tangga nantinya.

Kesenian musik tradisional Banyumas juga memiliki kekhasan tersendiri dibanding dengan kesenian musik Jawa lainnya, diantaranya:

  • Calung, adalah alat musik sing terbuat dari potongan bambu sing diletakkan melintang dan dimainkan dengan cara dipukul. Perangkat musik khas Banyumas sing terbuat dari bambu wulung mirip dengan gamelan Jawa, terdiri atas gambang barung, gambang penerus, dhendhem, kenong, gong dan kendang. Selain itu ada juga Gong Sebul dinamakan demikian karena bunyi sing dikeluarkan mirip gong tetapi dimainkan dengan cara ditiup (Bahasa Jawa: disebul), alat ini juga terbuat dari bambu dengan ukuran sing besar. Dalam penyajiannya calung diiringi vokalis sing lazim disebut sinden. Aransemen musikal sing disajikan berupa gending-gending Banyumasan, gending gaya Banyumasan, Surakarta-Yogyakarta dan sering pula disajikan lagu-lagu pop sing diaransemen ulang.
  • Kenthongan (sebagian menyebut tek-tek), adalah alat musik sing terbuat dari bambu. Kenthong adalah alat utamanya, berupa potongan bambu sing diberi lubang memanjang disisinya dan dimainkan dengan cara dipukul dengan tongkat kayu pendek. Kenthongan dimainkan dalam kelompok sing terdiri dari sekitar 20 orang dan dilengkapi dengan bedug, seruling, kecrek dan dipimpin oleh mayoret. Dalam satu grup kenthongan, Kenthong sing dipakai ada beberapa macam sehingga menghasilkan bunyi sing selaras.
  • Salawatan Jawa, yakni salah satu seni musik bernafaskan Islam dengan perangkat musik berupa terbang jawa. Dalam pertunjukan kesenian ini menyajikan lagu-lagu sing diambil dari kitab Barzanji.
  • bongkel, yakni peralatan musik tradisional sejenis angklung, namun terdiri empat bilah berlaras slendro.

Sejumlah tarian khas Banyumasan antara lain:

  • lengger, merupakan tarian sing dimainkan oleh dua orang perempuan atau lebih. Di tengah-tengah pertunjukkan hadir seorang penari laki-laki disebut badhud (badut/bodor). Tarian ini umumnya dilakukan di atas panggung dan diiringi oleh alat musik calung.
  • sintren, adalah tarian sing dimainkan oleh laki-laki sing mengenakan baju perempuan. Tarian ini biasanya melekat pada kesenian ebeg. Di tengah-tengah pertunjukan biasanya pemain ditindih dengan lesung dan dimasukan ke dalam kurungan, dimana dalam kurungan itu ia berdandan secara wanita dan menari bersama pemain sing lain.
  • aksimuda, yakni kesenian bernafaskan Islam berupa silat sing digabung dengan tari-tarian.
  • angguk, yakni kesenian tari-tarian bernafaskan Islam. Kesenian ini dilakukan oleh delapan pemain, dimana pada akhir pertunjukan pemain tidak sadarkan diri.
  • aplang atau daeng, yakni kesenian sing serupa dengan angguk, dengan pemain remaja putri.
  • buncis, yaitu paduan antara kesenian musik dan tarian sing dimainkan oleh delapan orang. Kesenian ini diiringi alat musik angklung.
  • ebeg, adalah kuda lumping khas Banyumas. Pertunjukan ini diiringi oleh gamelan sing disebut bendhe.

Transportasi

Kabupaten Banyumas dilalui jalan negara sing menghubungkan kota Tegal-Purwokerto, Purwokerto-Temangggung-Magelang/Semarang, serta jalan lintas selatan Bandung-Yogyakarta-Surabaya. Wangon merupakan persimpangan jalur Yogyakarta-Bandung dan Tegal-Cilacap.

Angkutan umum bis antarkota diantaranya jurusan Jakarta, Tegal/Cirebon, cilacap, Bandung, Semarang, Yogyakarta/Solo.

Kabupaten ini juga terdapat jalur kereta api lintas selatan Jakarta-Cirebon-Purwokerto-Yogyakarta-Surabaya. Stasiun Purwokerto merupakan stasiun paling besar di wilayah Jawa Tengah bagian barat. Di antara kereta api sing melintasi Purwokerto adalah: Bima (Jakarta Kota-Surabaya Gubeng), Argo Lawu (Jakarta Gambir-Solo Balapan), Senja Utama dan Fajar Utama (Pasar Senen-Yogyakarta), Logawa (Purwokerto-Jember), dan Purwojaya (Jakarta Gambir-Cilacap).selain kereta api, juga banyak angkot sing sliweran di banyumas.

Media

Banyumas TV

Banyumas nduwe stasiun televisi lokal Banyumas Televisi, sing on air saben jam 06-23. Acarane lewih akeh produksi dhewek lan hasil karya rumah produksi lokal sing nduwe muatan gaya banyumasan sing kenthel, nang jam-jam tertentu uga merelay stasiun televisi B Chanel karo National Geografi.Acarane tambah maen pisan.

Radar Banyumas

Radar Banyumas kuwe surat kabar lokal sing terbit nang Banyumas, esih segrup karo Jawa Pos Surabaya.

mBanyumasi

mBanyumasi adalah KORAN RAKYAT sing dikelola oleh pengusaha lokal sejak Mei 2006 di Banyumas.

Stasiun Radio

Pendidikan

Pendidikan formalTK atawa RASD atawa MISMP atawa MTsSMA atawa MASMKPerguruan tinggiLiyané
Negeri396510622911
Swasta6762021123153203
Total6791.1672185362214
Data sekolah nang Kabupaten Banyumas 2010/2011
Sumber:[1]


Tokoh kondang sing asalé Banyumas

  • Jenderal Gatot Subroto, wakil kepala staf Angkatan Darat lan penggagas AKABRI (Akademi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia)[2]
  • Ahmad Tohari, sastrawan sing terkenal melalui trilogi Ronggeng Dukuh Paruk dan telah memperoleh penghargaan dari dalam dan luar negeri.
  • S. Bagyo, pelawak sing terkenal jaman taun '80an, mbintangi akeh judul film lan sering tampil nang acara lawak TVRI.
  • Sugino Siswocarito, dalang Banyumasan.
  • Sugito Purbocarito, dalang Banyumasan.
  • Surya Esa, Teatrawan.
  • Masingsari, penyanyi.
  • Pangki Suwito, artis film.
  • Bambang Set, sastrawan.
  • Dharmadi, sastrawan.
  • Darto Helm, pelawak sing kondang jaman '80an bareng karo S. Bagyo
  • Soesilo Sudarman, mantan menteri nang era Orde Baru.
  • Achmad Mubarok MA, Dr.H., Politikus Partai Demokrat .
  • Soeparjo Roestam, mantan menteri nang era Orde Baru
  • Purnomo, pelari tercepat nang Asia jaman taun 80-an
  • M. Koderi, budayawan penulis buku-buku tentang Banyumasan
  • Jend. Surono Reksodimedjo, mantan Menko Polkam
  • Slamet Efendy Yusuf, Politikus Partai Golkar[3]
  • Sutedja, komponis, seniman
  • Amien Rais, Prof. Dr. Tokoh Reformasi Indonesia
  • Margono Sukarjo, Prof. Ahli Bedah Pertama Indonesia
  • Margono Djojohadikusumo, Pendiri BNI 1946
  • Christian Hadinata, pemain bulu tangkis[4]
  • Henri Adolphe van de Velde, politikus Belanda
  • Dolf Nijhoff, pejuang Belanda nang jamane PD II
  • Noe Young's Radiographer, Calon Radiografer Muda Berbakat (Pernah Foto Thorax Mandiri, 6/6/10)
  • Sri Anggono Widagdo, Mahasiswa Pelestari Aksara Jawa.
  • Sutiono, pemain/pelatih sepak bola Persib
  • Aries Biola, komponis, seniman
  • waluyo, pemain bola neng deltras sidoarjo
  • Tantowi Ahmad pemain badminton dunia

Deleng uga

Referensi

Pranala Jaba