Insomnia fatal

kelainan genetik penyebab gangguan tidur

Insomnia fatal[4] adalah kelainan genetik sangat langka yang menyebabkan insomnia (kesulitan tidur) sebagai gejala khasnya.[1] Gangguan tidur biasanya muncul secara bertahap dan memburuk seiring waktu.[3] Gejala lain yang menyertai termasuk gangguan bicara, gangguan koordinasi, dan demensia.[5][6] Penyakit ini dapat menyebabkan kematian dalam beberapa bulan hingga beberapa tahun.[1]

Insomnia fatal
Citra kranial pasien FFI (fatal familial insomnia). Pada MRI, terdapat sinyal abnormal di daerah subkortikal frontoparietal bilateral. MRA menunjukkan cabang distal yang lebih kecil dari arteri serebral.
Informasi umum
SpesialisasiPsikiatri, Sleep medicine [En], Neuropatologi
TipeFatal familial insomnia, sporadic fatal insomnia[1]
PenyebabMutasi genetik, bentuk sporadis sangat jarang ditemui
Faktor risikoRiwayat keluarga
Aspek klinis
Gejala dan tandaInsomnia progresif yang menyebabkan demensia dan kematian.
KomplikasiKeadaan hypnagogia [en] permanen di kemudian hari
Awal munculAbad pertengahan[2]
DiagnosisSuspek berdasarkan gejala, Didukung oleh Studi tidur, PET scan dan tes DNA (Jika bentuk Familial dicurigai)[2]
Kondisi serupaPenyakit Alzheimer, demensia frontotemporal, ensefalopati spongiform menular lain[3]
Tata laksana
PencegahanTidak ada
PerawatanPengobatan simtomatik[1]
PengobatanTidak ada
PrognosisSelalu mematikan
PrevalensiKurang dari 40 keluarga di seluruh dunia diketahui membawa gen yang terkait dengan penyakit ini, 24 kasus sporadis telah didiagnosis (per tahun 2016) [3]

Peyakit ini merupakan salah satu jenis penyakit prion.[1] Biasanya disebabkan oleh mutasi pada gen penyandi protein PrPC.[1] Insomnia fatal memiliki dua bentuk berbeda: insomnia fatal familia, atau fatal familial insomnia (FFI), yang dominan autosomal serta insomnia fatal sporadis (sporadic fatal insomnia, (sFI)) yang disebabkan oleh mutasi yang tidak diwariskan. Diagnosis dicurigai berdasarkan gejala, dan dapat didukung oleh studi tidur, pemindaian PET, dan pengujian genetik jika keluarga pasien memiliki riwayat penyakit. Mirip dengan penyakit prion lainnya, diagnosis hanya dapat dikonfirmasi dengan otopsi otak post-mortem.[2]

Insomnia fatal belum diketahui obatnya, dan menyebabkan penderitanya mengalami insomnia yang semakin memburuk, serta mengarah pada halusinasi, delirium, keadaan bingung seperti demensia, hingga pada akhirnya menyebabkan kematian.[7] Waktu kelangsungan hidup rata-rata dari timbulnya gejala adalah 18 bulan. Kasus pertama yang tercatat adalah seorang pria Italia, yang meninggal di Venesia pada tahun 1765.[8]

Referensi

Pranala luar

Klasifikasi


🔥 Top keywords: Halaman UtamaIstimewa:PencarianJepangYandexDuckDuckGoKleopatraBerkas:Youtube logo.pngIndonesiaFacebookBaratKevin Sanjaya SukamuljoDaftar film Indonesia tahun 2024Aaliyah MassaidMahalini RaharjaXNXXPeristiwa RengasdengklokAhmad LuthfiPancasilaAdjie MassaidKesultanan DemakSyahrul Yasin LimpoCerezo OsakaGoogle TerjemahanBoti (bahasa gaul)Club Atlético de MadridProklamasi Kemerdekaan IndonesiaVina: Sebelum 7 HariPrabowo SubiantoTwitterAdi Vivid Agustiadi BachtiarKerusuhan Mei 1998Alan WalkerPrayogo PangestuMasjid Baiturrahman Banda AcehHong KongLambang negara IndonesiaDaftar film Indonesia terlaris sepanjang masaSoekarnoB. J. Habibie