Angina pektoris tidak stabil

Angina pektoris tidak stabil ((APTS); Inggris: Unstable Angina Pectoris (UAP)) adalah tipe angina pektoris[1] yang tidak beraturan.[2] Penyakit ini juga diklasifikasikan sebagai sindrom koroner akut (SKA).[3]

Angina pektoris tidak stabil
Informasi umum
SpesialisasiKardiologi Sunting ini di Wikidata

Diagnosis banding bagi penyakit ini adalah infark miokard akut non elevasi segmen ST.[4] Hal yang paling penting dalam membedakan keduanya adalah ada atau tidaknya iskemik (jaringan kekurangan oksigen) yang cukup berat sehingga menimbulkan kerusakan pada sel-sel jantung dan mengeluarkan penanda kerusakan (biomarker of injury) yang khas, seperti toponin I atau troponin T. Angina pektoris tidak stabil muncul pada pasien yang mengalami gejala curiga iskemik SKA dan tidak ditemukan troponin pada pemeriksaan darah. Troponin baru muncul pada pemeriksaan setelah 12 jam sejak awitan (onset) gejala, sehingga kedua penyakit ini belum bisa dibedakan pada pemeriksaan awal.[5]

Patofisiologi

Patofiisiologi angina pektoris tidak stabil masih belum jelas. Sampai saat ini, angina pektoris tidak stabil dianggap sebagai angina pektoris yang disebabkan oleh gangguan plak arterosklerotik dengan trombosis sebagian dan memungkinkan terjadinya embolisasi atau vasospame yang dapat menyebabkan iskemik miokard (iskemi pada otot jantung).[6][7] Namun, pada pemeriksaan troponin sensitif untuk menentukan iskemia ringan pada otot jantung jika ditemukannya troponin pada aliran darah.[8] Sementara itu, angina pektoris tidak stabil diasumsikan sebagai kondisi iskemik miokard akut tanpa adanya pelepasan troponin, sehingga oleh sebagai ahli menyerukan untuk menghentikan penggunaan istilah angina tidak stabil pada penyakit ini.[9]

Diagnosis

Angina pektoris tidak stabil ditandai dengan salah satu dari hal-hal berikut:

  1. Keluhan muncul saat istirahat atau aktivitas ringan dan biasanya berlangsung lebih dari 20 menit (jika tidak diberikan nitrogliserin)
  2. Memburuk (sekurang-kurangnya stadium 3 berdasarkan Canadian Cardivaskular Society Classification) dan awitan baru (dalam satu bulan)
  3. Muncul dengan pola kresendo (pada saat kurang beraktivitas, semakin memburuk, semakin lama atau frekuensi semakin meningkat dari sebelumnya).[10][11]

Lima puluh persen penderita angina pektoris tidak stabil akan mengalami nekrosis (kematian sel atau jaringan) sel-sel otot jantung berdasarkan hasil pemeriksaan ditemukan peningkatan penanda serum jantung seperti isoenzim kreatin kinase atau CK-MB dan troponin I atau T, sehingga berubah diagnosis menjadi infark miokard akut non-elevasi segmen ST.[11][12]

Tatalaksana

Nitrogliserin dapat digunakan sesegera mungkin untuk memperlebar arteri koroner dan membantu meningkatkan aliran darah ke jantung.[13][14] Sebagai tambahan, nitrogliserin dapat menyebabkan dilatasi vena dan arteri perifer (pembuluh darah pada jaringan tepi) sehingga dapat mengurangi preload dan afterload jantung. Pengurangan ini dapat menurunkan beban jantung dan menurunkan kebutuhan oksigen pada sel-sel otot jantung.[15]

Obat antiplatelet seperti aspirin dan clopidogrel dapat menurunkan progesivitas pembentukan plak aterosklerotik, apalagi jika dikombinasikan dengan antikoagulan seperti heparin low molecular weight.[14]

Referensi

Pranala luar

Klasifikasi
Sumber luar