Buah pohon beracun

Buah pohon beracun (bahasa Inggris: fruit of the poisonous tree) adalah metafor hukum pidana yang digunakan untuk mendeskripsikan bukti yang diperoleh secara ilegal.[1] Berdasarkan logika terminologi istilah tersebut, jika sumber bukti ("pohon") itu sendiri "tercemar", maka apapun yang didapat dari bukti tersebut ("buah") juga tercemar. Doktrin buah pohon beracun pertama kali dideskripsikan di Amerika Serikat dalam perkara Silverthorne Lumber Co. v. United States, 251 U.S. 385 (1920).[2][3]

Buah

Bukti yang diperoleh secara ilegal biasanya tidak dapat dimasukkan dalam pengadilan.[4] Misalnya, jika seorang polisi memperoleh bukti dengan melakukan penyiksaan atau dengan melakukan pencarian secara ilegal, bukti tersebut tidak dapat dimasukkan dalam pengadilan.

Di Amerika Serikat, terdapat empat pengecualian untuk doktrin ini:

  1. Bukti ditemukan sebagian dari sumber yang independen dan tidak tercemar
  2. Bukti tersebut mau tidak mau akan ditemukan walaupun sumbernya tercemar
  3. Sebab-akibat antara tindakan yang ilegal dengan bukti yang tercemar terlalu lemah
  4. Surat perintah pencarian yang tidak didasarkan pada sebab yang masuk akal dilancarkan dengan itikad baik (disebut pengecualian itikad baik)

Doktrin ini juga digunakan oleh Mahkamah Eropa untuk Hak Asasi Manusia dalam kasus Gäfgen v. Jerman.

Referensi

🔥 Top keywords: Halaman UtamaIstimewa:PencarianKejuaraan Eropa UEFA 2024KleopatraDuckDuckGoIduladhaTaqabbalallahu minna wa minkumJepangMinal 'Aidin wal-FaizinPeringkat Dunia FIFAKejuaraan Eropa UEFADavina KaramoyAhmad LuthfiTijjani ReijndersIndonesiaSunjaya Purwadi SastraRumaniaKurban (Islam)Dompet elektronikFacebookKejuaraan Eropa UEFA 2020Hari TasyrikYouTubeDaftar film Indonesia tahun 2024Joko AnwarTino KarnoAurélie MoeremansKualifikasi Piala Dunia FIFA 2026 (AFC)Hati SuhitaPembunuhan Muhammad Rizky Rudiana dan Vina Dewi ArsitaSapiKevin DiksCopa América 2024Lempar jamrahXNXXYandexMichelle ZiudithGoogle TerjemahanBen Sumadiwiria