Mas Bantan

(Dialihkan dari Datu Loka)

Raden Bantan atau Maas Bantan (Maes Bantam) atau Amas Bantani atau Dewa Mas Bantan bergelar Dewa Masmawa Sultan Harunnurrasyid I ( سلطان هارون الرشيد ), gelar anumerta Datu Loka (bin Raden Subangsa Pangeran Taliwang) adalah Sultan Sumbawa ke-3 (m.1674-1702/05).[1][2]

Bernama asli Dewa Mas Bantan (Raden Bantan), merupakan putra dari Raden Subangsa (Trah Sultan Hidayatullah I Bin Sultan Rahmatullah, Sultan Banjar ) yang memperistri Dewa Mas Panghulu, kakak dari Mas Cinni dan Mas Gowa. Dewa Mas Bantan pada tahun 1674 diangkat sebagai Sultan Sumbawa atas permufakatan majelis pemerintahan Pangantong Lima Olas (Majelis Lima Belas Orang) disebabkan oleh kultur pemerintahan Dewa Mas Gowa tidak berbeda dengan pemerintahan Dewa Mas Cinni.

Dewa Mas Bantan, disebut juga Dewa Dalam Bawa, sebagaimana nama dinastinya yakni Dinasti Dewa Dalam Bawa.Pada masa pemerintahan Dewa Mas Bantan inilah penerapan syariat Islam dilaksanakan secara total baik dalam pemerintahan maupun dalam adat istiadat dan kemasyarakatan. Sehingga lahirlah Falsafah Budaya Sumbawa Adat Barenti Ko Syara’, Syara Barenti Ko Kitabullah (adat berpegang pada Syara’, Syara berpegang kepada Kitabullah) untuk Kerik Salamat Tau Ke Tana Samawa (Keselamatan dan kesejahteraan bagi penduduk dan bumi Sumbawa).

Dewa Mas Bantan mempersunting Siti Halimah Daeng Tomi Karaeng Tannisanga, putri dari Raja Gowa I Meppaiyo pada tanggal 29 Juni 1684, dan memperoleh beberapa orang putra dan putri antara lain:

  1. Datu Bala Sawo (Datu SeranSeteluk)
  2. Amasa Samawa Dewa Mas Madina (Sultan Sumbawa)
  3. Mas Palembang Dewa Maja Jareweh (Datu Jereweh).
  4. Dewa Iya (Permaisuri Sultan Hasanuddin, Sultan Bima)
  5. Dewa Isa KaraEng Barong Patola (diperistri oleh Ahmad Daeng Mamuntuli Aroe Kajoe)[3][4]

Dimasa pemerintahan Sultan Harunurrasyid I Kesultanan Sumbawa mencapai puncak kemakmuran karena perannya memajukan bidang pertanian, bidang peternakan maupun bidang pertahanan dan keamanan. Tahun 1702 Sultan Harunurrasyid I menyerahkan kekuasaan kepada putra keduanya Amasa Samawa Dewa Mas Madina. Sedangkan beliau yang kemudian digelari Datu Loka meneruskan tugasnya memimpin pasukan perang Kesultanan Sumbawa.[5][6][7][8][9][10][11][12][13][14][15]

Pada tanggal 20 November 1708 (18 Ramadan) Datu Loka menikah dengan Karaeng Bontowa binti Karaeng Ballo.

Menurut Arsip Nasional Republik Indonesia, korespondensi antara Sultan Sumbawa Dewa Mas Bantan Datu Loka Dewa Dalam Bawa kepada VOC-Belanda terjadi sejak tanggal 6 November 1687 sampai 5 Agustus 1698.[16]

Kematian

Penerbit Martinus Nijhoff (1971:58) dalam "Rijks geschiedkundige publicatiën: Grote serie", Volume 134, menyebutkan:[17]

" Mas Bantam en Mas Mataram, zoons van twee zusters van den Koning van Sumbawa en van den Bandjarmasinsen Raden Subangsa. Mas Bantam volgde na de afzetting van Mas Gowa in Sumbawa op; hij was gehuwd met een dochter van den Vorst van Tello en werd in 1705 opgevolgd door zijn zoon Mas Madura; hij stierf in mei 1713.

— Rijks geschiedkundige publicatiën: Grote serie", volume 134.[17]

Mas Bantam dan Mas Mataram, putra dari dua saudara perempuan Raja Sumbawa dan Raden Subangsa dari Bandjarmasin. Mas Bantam berhasil [menjadi raja] setelah deposisi (menggeser) Mas Goa di Sumbawa; dia menikah dengan seorang putri Pangeran Tallo dan digantikan pada tahun 1705 oleh putranya Mas Madura (Amas Madina); dia meninggal pada Mei 1713.

[17][18]

Datu Loka mangkat pada tahun 1713.[19]

Datu Loka mangkat pada tanggal 31 Mei 1713 / 5 Jumadilawal 1125 Hijriyah (Hidjará sanná 1125, 31 Maï, 5 Djoemâdelé-adewalá, allo arabâ. Nanikana mâteï Datoe-Loká.)

Catatan Kerajaan Bima Bo' Sangaji Kai Naskah No. 34

Sitti Maryam Rachmat Salahuddin (1999:56) dalam Catatan Kerajaan Bima Bo' Sangaji Kai pada Naskah No. 34 yang ditulis sejaman Lalu Muhammad (Sultan Muhammad Kaharuddin II) menyebutkan bahwa Raja Sumbawa Dewa Mas Bantan Datu Loka merupakan cucu (keturunan) Raja Paruwa:[20]

Silsilah kekerabatan dengan Kesultanan Banjar

Raja-raja di Sumbawa menurut naskah Hikayat Raja-raja Banjar dan Kotawaringin dan Majelis Adat - Lembaga Adat Tanah Samawa (LATS) serta Bidang Kebudayaan - Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Sumbawa, memiliki leluhur seorang bangsawan dari Kesultanan Banjar yang bernama Raden Subangsa bergelar Pangeran Taliwang yang menikah dengan Mas Surabaya, lalu dari pernikahan ini lahirlah seorang putra yang lahir di Taliwang bernama Raden Mataram alias Amas Mattaram (Raja Taliwang). Kemudian Mas Surabaya meninggal dunia sehingga Raden Subangsa menikah lagi dengan Mas Panghulu, dari pernikahan ini lahirlah seorang putera lainnya yang lahir di Sumbawa bernama Raden Bantan (Dewa Mas Bantan) yang kelak menjadi Sultan Sumbawa ke-3.[5][6][21][22][23][24][25][26][27][28][29][30]

RAJA NEGARA DIPA 04
♂ Maharaja Suria-Nata
Raden Putra
Raden Suria-Cipta
Raden Aria Gegombak Janggala Rajasa
(ayahanda Maharaja Suria-Ganggawangsa RAJA NEGARA DIPA 05)


↓(beristeri)


♀ Putri Junjung Buih RAJA NEGARA DIPA 03
Raden Galuh Cipta-Sari
Putri Ratna Janggala Kadiri
♂ Pangeran Suria-Wangsa
bin
Maharaja Suria-Nata


↓(beristeri)


♀ Putri Kalarang
binti
♂ Maharaja Suria-Ganggawangsa = ♀ Putri Huripan binti Lambung Mangkurat RAJA NEGARA DIPA 02 bin Empu Jat-Maka Maharaja di Candi RAJA NEGARA DIPA 01
RAJA NEGARA DIPA 06
♂ Maharaja Carang Laleyan


↓(beristeri)


♀ Putri Kalungsu RAJA NEGARA DIPA 7
binti
♂ Maharaja Suria-Ganggawangsa = ♀ Putri Huripan
RAJA NEGARA DAHA 01
♂ Maharaja Sari Kaburungan
Raden Sekar Sungsang
Panji Agung Rama Nata
♂ Raden Bangawan
(adik Maharaja Sukarama RAJA NEGARA DAHA 2)
♂ Raden Mantri Alu


↓(beristeri)


♀ Putri Galuh Baranakan
binti
Maharaja Sukarama
SULTAN BANJAR 1
m. 1500-1540[31][32]
♂ Raden Jaya Sutera
Raden Raga Samudera
Pangeran Jaya Samudera
Sultan Suryanullah
Sultan Suriansyah
anumerta: Susunan Panembahan Batu Habang
Pangeran Anom
Pangeran di Hangsana
SULTAN BANJAR 2
Sultan Rahmatullah
anumerta: Susunan Panembahan Batu Hirang
Putri Norhayati
Pangeran Demang
Dipati Demang
SULTAN BANJAR 3
Sultan Hidayatullah 1
anumerta: Susunan Panembahan Batu Putih
Raden Zakaria
SULTAN BANJAR 4
Sultan Mustain Billah
Marhum Panembahan
Raden Senapati
Gusti Kecil
Raden Kushil
(cucu dari Tuan Khatib Banun)
♂ Raden Subamanggala
Pangeran Mangkunagara
(anak dari Putri Nur Alam binti Pangeran di Laut)
Ratu Bagus
Raden Bagus
(cucu dari Kiyai Di Podok)
♂ Raden Timbako
Pangeran Singasari
♂ Raden Timbakal
Pangeran Dipati Martasari


↓(beristeri)


♀ nyai Si Jawa
♂ Raden Subantaka
♂ Raden ModinKEDATUAN TALIWANG
Pangeran Taliwang 1
♂ Raden Marabut
Raden Subangsa
(saudara sepersusuan dengan Sultan Dipati Anom SULTAN BANJAR
m. 1663-1679)
♂ Raden Khatib
♀ Gusti YadaGusti PikaSULTAN SUMBAWA 3
(m. 1675-1705, + 1713)
Monarch ♂ Raden Bantan
Dewa Mas Bantan
Datoe-loká
Dewa Dalam Bawa
Sultan Hasanurrasyid I
(anak dari ♀ Dewa Mas Panghulu, keturunan Dewa Maja Paruwa RAJA SUMBAWA m. 1618–1632)


↓(beristeri)


♀ St. Halimah Tomi Karaeng Tannisanga
binti
I Mappaijo Daeng Mannjauru
Sultan Harun Al Rasyid
anumerta Tumenanga ri Lampana
(Raja Tallo ke-10 )
RAJA TALIWANG
♂ Raden Mataram
Amas Mattaram
(anak dari ♀ Mas Surabaya kakak dari Dewa Mas Panghulu)
(disebutkan dalam surat tahun 1689)[8]
♀ Gusti Tika
RIWABATANG (PEMANGKU) SULTAN SUMBAWA
(m. 1722 – 1725)
DATU SERAN
Monarch ♂ Raja Tua Datu Bala Sawo
Dewa Loka Ling Sampar
(+ 25 Agustus 1725)
SULTAN SUMBAWA 4
(m. 1702 – 1725)
DATU TALIWANG
MonarchAmasa Samawa Dewa Mas Madina
(+ 12 Februari 1725)
DATU JEREWEH
♂ Dewa Maja Jerewe
Mas Palembang
(suami Karaë-Bonto-djéné)
♀ Dewa Iya
(Permaisuri Sultan Hasanuddin, Sultan Bima)
♀ Dewa Isa
Karaëng-Barong-patola

wafat 8-6-1718
(diperistri oleh Daëng Mamoentoeli Aroe Kadjoe II Ahmad, putra Aroe-Teko dari Saëná Daëng-Toondji)

Lihat pula

Catatan kaki

Pranala luar