Hammam Riza

Prof. Dr. Ir. Hammam Riza, M.Sc., IPU. (lahir 8 Agustus 1962), adalah Ilmuwan, perekayasa ahli utama di Pusat Riset Kecerdasan Artifisial dan Keamanan Siber di Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dan menjadi guru besar bidang kecerdasan buatan di Fakultas Teknik Elektro dan Komputer, Universitas Syiah Kuala.[1]

Hammam Riza
M.Sc., IPU.
Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi ke-10
Masa jabatan
30 Januari 2019 – 24 Agustus 2021
PresidenJoko Widodo
Sebelum
Pendahulu
Priyanto
Pengganti
Petahana
Sebelum
Informasi pribadi
Lahir
Hammam Riza

8 Agustus 1962 (umur 61)
Medan, Sumatera Utara, Indonesia
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Bantuan penggunaan templat ini

Sebelumnya pernah menjabat sebagai Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi ke-10 sebelum melebur menjadi BRIN.[2]

Pendidikan

Hammam memperoleh gelar sarjana (S-1) Teknik Elektro di ITBpada 1986 dalam bidang Teknik Elektro, subjurusan Elektronika dan Sistem Kendali. Kemudian mendapatkan beasiswa program Habibie untuk gelar magister (S-2) di Amerika Serikat. Sempat menjalani satu semester di University of Illionis at Chicago dalam program ilmu komputer, Hammam kemudian mendapatkan gelar Master of Science-nya di University of Kentucky, Amerika Serikat pada tahun 1991 di Jurusan Ilmu Komputer.

Hammam mendapatkan gelar doktor (S-3) di ITB pada 1999 di ITB, dengan predikat Cum Laude. Program penelitian disertasi dilakukan di Computing Research Laboratory, New Mexico State University, USA.[1]

Karier

Pengkajian dan penerapan TIK

Hammam sangat intens membagi ilmu dan pengetahuannya dalam berbagai bidang, antara lain: kecerdasan artifisial terutama bidang Natural Language Processing (NLP), Internet of Things (IoT), transformasi digital, keamanan siber, dan Industri 4.0.[1]

Ia melakukan riset dalam bidang kecerdasan buatan, yaitu pemrosesan bahasa alami, maupun pemelajaran mesin.[3][4] Dalam bidang akademis, Hammam Riza telah melakukan riset di bidang machine translation and NLP started with CICC multilingual machine translation system (1989); Pangloss mark-III machine translation; Mikrokosmos machine translation project (1993); Indonesia National Corpus INC-IX, BPP Teknologi (2000-2002); MMA Multimedia Annotation, Sigmatics, Jepang (2000-2001), BPPT WebTranslator, BPPT(1998-2000); dan dalam kurun waktu sepuluh tahun terakhir telah mengembangkan penerjemahan dua arah dari Bahasa Indonesia - Inggris SMT.

Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi

Hammam memulai karier di Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) pada tahun 1987 dengan keterlibatannya dalam pemrosesan bahasa alami, khususnya dalam pembangunan sistem mesin penerjemah multibahasa.[5][6][7][8][9][10][11][12][13][14][15][16][17]

Kepala Balai IPTEKnet

Pada tahun 2004, Hammam diangkat sebagai kepala Balai Jaringan Informasi Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEKnet), sekarang disebut sebagai Balai Jaringan Informasi Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (BJIK), yang merupakan penyelenggara jasa internet pertama di Indonesia.

Selama menjabat di IPTEKnet, ia memprakarsai pembangunan jaringan dan pusat data pemerintahan elektronik, seperti pusat data dan intranet di Indonesia, serta berfokus pada keamanan data pemerintah yang berujung pada penggunaan certificate authority dalam bentuk tanda tangan elektronik di bidang pemerintahan yang bernama i-Otentik.[18][19]

Direktur Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi

Pada tahun 2010 hingga 2014, Hammam melanjutkan kariernya sebagai Direktur Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi. Bersama tim BPPT, ia menggagas pengembangan pemungutan suara elektronik atau lebih dikenal dengan e-Pemilu.[20] Hingga saat ini, sistem pemilu secara elektronik telah dilaksanakan di 18 kabupaten dan lebih dari 1.000 desa se-Indonesia.[21]

Selain itu, ia dan tim BPPT juga mengembangkan sistem keamanan informasi dan keamanan komputer pemerintah, dengan menghasilkan Grand Design Architecture Enterprise Sistem Informasi Pertahanan Negara yang diserahkan kepada Kementerian Pertahanan.[22]

Dalam mendukung program pemerintah mewujudkan data tunggal kependudukan melalui KTP elektronik, pada tahun 2006, ia turut mengkoordinasikan peran pendampingan tim teknis BPPT dalam pelaksanaan uji petik KTP elektronik yang diperlukan untuk mengetahui kinerja infrastruktur, kinerja prosedur operasional, kinerja sistem, dan perilaku fisik KTP elektronik.[23]

Hammam juga mengkoordinasikan kegiatan teknologi Automatic Dependent Surveillance Broadcast (ADS-B), yang sudah dihilirisasikan ke industri strategis. Teknologi radar navigasi pesawat tersebut telah memiliki Sertifikasi Tipe Peralatan ADS-B dari Kemenhub, ADS-B Groundstation AGS-216.[24] Teknologi tersebut juga telah dioperasikan di Bandar Udara Ahmad Yani sejak tahun 2012 dan Bandar Udara Husein Sastranegara sejak tahun 2014.[25][26]

Di tingkat multinasional, ia aktif terlibat dalam konsorsium kerja sama riset internasional dalam bidang penerjemah suara yaitu Universal Speech Translation Advanced Research Consortium (U-STAR), yang beranggotakan 26 lembaga dari 23 negara termasuk BPPT.[27] Bersama U-Star, Hammam mengembangkan aplikasi Voice Tra4U-M[15] untuk sistem operasi iOS[28] dan UniTRANS untuk sistem operasi Android.[29] Ia pun turut mengawal pengembangan mesin penerjemah suara ke teks dengan nama Perisalah.[30]

Deputi Teknologi Informasi, Energi, dan Material

Dalam rentang tahun 2014 hingga 2017, Hammam dipromosikan sebagai Deputi Teknologi Informasi, Energi, dan Material (TIEM). Merujuk pada program nasional pengembangan energi baru terbarukan, ia berupaya meningkatkan pemanfaatan pembangkit listrik tenaga panas bumi skala kecil (3 megawatt) yang dibangun di Kamojang, Jawa Barat, dengan tingkat kandungan dalam negeri (TKDN) yang tinggi.[31] Selain itu, ia juga menginisiasi pembangkit listrik tenaga biogas, dan menerapkan teknologi smart grid kelistrikan di Pulau Sumba, Nusa Tenggara Barat.[32]

Inovasi lain yang berhasil didorong oleh Hammam hingga ke level produksi massal dan komersialisasi adalah implan tulang traumatik SS-316L dan telah mendapatkan izin edar dari Kementerian Kesehatan.[33][34]

Sementara di bidang TIK, ia juga mendorong dimanfaatkannya sistem informasi manajemen perencanaan, penganggaran, dan pelaporan SIMRAL yang ditujukan guna meningkatan kualitas pengelolaan keuangan di kalangan pemerintah daerah.[35][36]

Deputi Teknologi Pengembangan Sumber Daya Alam

Empat tahun menjabat Deputi TIEM, Hammam dipercaya mengemban posisi strategis lainnya di BPPT, yaitu Deputi Teknologi Pengembangan Sumber Daya Alam (TPSA).

Menyikapi rentetan bencana alam tsunami yang terjadi di Indonesia pada tahun 2017 hingga 2018, ia menginisiasi revitalisasi pembangunan dan pemasangan sistem deteksi dini tsunami nasional dengan nama Buoy Merah Putih.[37][38]

Bencana lain yang kerap melanda adalah kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan, ia mengawal operasi teknologi modifikasi cuaca atau hujan buatan yang mendukung penanganan kebakaran hutan dan lahan di beberapa wilayah di pulau Sumatra dan Kalimantan.[39]

Ia pun mulai merancang pendayagunaan kecerdasan artifisial, baik untuk mendeteksi dini bencana tsunami maupun penanganan kebakaran hutan dan lahan.[40]

Ia melanjutkan pengembangan pilot plant pembangkit listrik tenaga sampah berbasis termal di Bantar Gebang yang dikenal melalui sebutan PLTSa Merah Putih dengan kemampuan mengolah sampah mencapai 100 ton/hari dan berpotensi menghasilkan bonus listrik sebanyak 700 kWh.[41] Pembangunan PLTSa Merah Putih merupakan realisasi dari Perpres No. 35 Tahun 2018 tentang Percepatan Pembangunan Instalasi Pengolah Sampah Menjadi Energi Listrik Berbasis Teknologi Ramah Lingkungan.[41]

Terkait isu global ratifikasi Konvensi Minamata, yang mewajibkan Indonesia menghapuskan penggunaan merkuri di pertambangan emas rakyat skala kecil, Hammam menerapkan teknologi pengolahan emas non-merkuri di pertambangan rakyat Kulon Progo dan Lebak.[42][43]

Inovasi lain yang diupayakan Hammam adalah teknologi pengolahan air siap minum atau disebut dengan Arsinum, yang dipergunakan untuk korban gempa di Lombok pada tahun 2018.[44]

Sementara untuk mengukur produktivitas panen padi, ia turut mengkoordinasikan penerapan teknologi pengolahan citra satelit, atau Kerangka Sampel Area (KSA),[45] yang menjadi metode dalam menentukan data produktivitas padi nasional.[46][47]

Kepala BPPT

Pada tanggal 30 Januari 2019, Hammam diangkat menjadi Kepala BPPT.[48] Ia mengajak seluruh pegawai BPPT untuk melakukan penguatan kelembagaan, pemberdayaan SDM, dan pelaksanaan program flagship guna penguatan inovasi dan layanan teknologi melalui tagline "Solid Smart Speed".[49][50]

Beberapa bulan setelahnya, tepatnya pada 21 Agustus 2019, Hammam melakukan transformasi digital, sebagai lembaga pertama yang menerapkan transformasi digital, dengan meluncurkan 41 Aplikasi Digital yang bertujuan untuk mempersingkat proses bisnis di BPPT.[51][52] Ia juga membangun Artificial Intelligence Innovation Center yang bertujuan untuk mendukung program Strategi Nasional AI Indonesia 2020-2045.[53]

Sejak pandemi COVID-19 di Indonesia, Hammam menggagas terbentuknya "Task Force Riset dan Inovasi Teknologi untuk penanganan Covid-19" atau TFRIC-19[54] yang merupakan kolaborasi model penta heliks dengan terdiri dari 9 institusi atau lembaga, 18 perguruan tinggi, 5 industri, 4 rumah sakit, 15 komunitas, dan 6 perusahaan rintisan.[55] Hasil dari kolaborasi tersebut berupa rapid diagnostic test kit, tes reaksi berantai polimerase, kecerdasan buatan[56] untuk deteksi COVID-19, mobile laboratory level keselamatan biologi 2, dan alat bantu pernapasan darurat.[57][58]

Hammam juga menghela pertumbuhan ekonomi melalui beberapa produk inovasi dan layanan teknologi sebagai berikut: roll out drone spek kombatan,[59][60] pembangunan stasiun pengisian kendaraan listrik umum fast charging,[61] pabrik garam industri terintegrasi,[62] teknologi modifikasi cuaca,[63] pembangkit tenaga listrik biogas POME,[64] menjalankan pengoperasian PLTSa Merah Putih,[65] komersialisasi rubber airbag,[66] dan pemasangan Buoy Merah Putih di kawasan Gunung Anak Krakatau.[67]

Pada tanggal 1 September 2021 Hammam menyelesaikan tugas sebagai Kepala BPPT ke-10 dan yang terakhir. BPPT berintegrasi ke Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dan menjadi Organisasi Riset Pengkajian dan Penerapan Teknologi (OR-PPT) BRIN

Organisasi

Hammam adalah Ketua Umum Kolaborasi Riset dan Inovasi Industri Kecerdasan Artifisial (KORIKA) dan berperan dalam mengagas Indonesia Artificial Intelligence Society,[68] yaitu organisasi di Indonesia yang berfokus pada kecerdasan buatan. Selain itu, ia juga berperan dalam mendirikan Indonesia Association for Computational Linguistics.[69], dan mewakili Indonesia sebagai anggota regional serta board member dari Asian Federation of Natural Language Processing.[70]

Saat ini, Hammam menjabat sebagai Dewan Pakar Badan Kejuruan Elektronik Persatuan Insinyur Indonesia, dimana ia terdaftar sebagai anggota Persatuan Insinyur Indonesia (PII) sejak 2011,[71] dan meraih gelar profesi Insinyur Profesional Utama (IPU) dari PII.

Selain menjabat Kepala BPPT, ia merangkap sebagai wakil presiden dari ASEAN Chief Information Officer Association (ACIOA) sejak 2009 hingga sekarang.[72] Saat ini ia juga menjabat sebagai ketua umum Ikatan Auditor Teknologi Indonesia, yaitu organisasi profesi nirlaba yang berfokus pada kegiatan audit teknologi di Indonesia, untuk periode 2020-2024.[73]

Hammam juga menginisiasi pembentukan Masyarakat Robotik Indonesia sebagai wadah pertukaran ide teknologi robot dan menjadi ajang pertemuan berbagai komunitas.[74]

Referensi

Pranala luar