Stasiun Ngawi

stasiun kereta api di Indonesia

Stasiun Ngawi (NGW), sebelumnya bernama Stasiun Paron (PA), adalah stasiun kereta api kelas II yang terletak di Gelung, Paron, Ngawi. Stasiun ini termasuk dalam Daerah Operasi VII Madiun pada ketinggian +56 m dan berjarak 8 km sebelah barat daya Kota Ngawi. Stasiun ini merupakan stasiun terbesar di wilayah Kabupaten Ngawi dengan jarak 518 km sebelah timur dari Stasiun Bandung.

Stasiun Ngawi
Kereta Api Indonesia

Bangunan baru Stasiun Ngawi, 2019
Nama lainStasiun Paron
Lokasi
Koordinat7°26′30.908″S 111°23′8.722″E / 7.44191889°S 111.38575611°E / -7.44191889; 111.38575611 111°23′8.722″E / 7.44191889°S 111.38575611°E / -7.44191889; 111.38575611
Ketinggian+56 m
Operator
Letak
Jumlah peron4 (satu peron sisi yang cukup tinggi, satu peron pulau yang agak tinggi di antara jalur 2 dan 3, serta dua peron pulau yang cukup tinggi)
Jumlah jalur4 (jalur 2 dan 3: sepur lurus)
LayananKereta api penumpang
Lintas utara Jawa: Brantas, Majapahit, dan Matarmaja
Lintas tengah Jawa: Logawa, Bangunkarta, Jayakarta, dan Singasari
Lintas selatan Jawa: Sri Tanjung, Pasundan, Kahuripan, Malabar, dan Wijayakusuma
Kereta api barang
Lintas tengah Jawa: Parcel ONS Tengah
Konstruksi
Jenis strukturAtas tanah
Informasi lain
Kode stasiun
KlasifikasiII[2]
Sejarah
Nama sebelumnyaStasiun Paron (1883–2019)[4]
Fasilitas dan teknis
FasilitasParkir Jalur difabel Cetak tiket mandiri Ruang/area tunggu Pemesanan langsung di loket Pusat informasi Musala Toilet Pos kesehatan Ruang menyusui Isi baterai 
Tipe persinyalan
Lokasi pada peta
Peta
Sunting kotak info
Sunting kotak info •L • B
Info templat
Bantuan penggunaan templat ini

Pemerintah Kabupaten Ngawi sebelumnya memberi usulan kepada Direktorat Jenderal Perkeretaapian supaya dapat mengubah nama Stasiun Paron menjadi Stasiun Ngawi sebagai bentuk pengenalan daerah. Usulan perubahan nama stasiun ini telah muncul sejak Maret 2018.[5] Sebagai tanggapan dari usulan tersebut, maka DJKA menyetujui stasiun ini resmi berganti nama per 1 Desember 2019.[4][6][7]

Bangunan dan tata letak

Pada awalnya, Stasiun Ngawi memiliki tiga jalur kereta api dengan jalur 1 yang lama merupakan sepur lurus serta satu sepur badug lama di sisi timur laut stasiun. Setelah jalur ganda ruas GenengKedungbanteng dioperasikan per 30 November 2019,[8] jumlah jalur bertambah menjadi empat. Jalur 1 yang lama diubah menjadi jalur 2 sebagai sepur lurus arah Solo, jalur 2 yang lama diubah menjadi jalur 3 sebagai sepur lurus arah Madiun, dan jalur 3 yang lama diubah menjadi jalur 4 dengan percabangan di sisi timur laut sebagai sepur badug baru.

Sepur badug
Jalur 4Sepur belok untuk penyusulan kereta api ke arah timur
Pemberhentian kereta api antarkota ke arah timur
Peron pulau
Jalur 3Sepur lurus arah Madiun
Jalur berjalan langsung kereta api ke arah timur
Peron pulau
Jalur 2Sepur lurus arah Solo Balapan
Jalur berjalan langsung kereta api ke arah barat
Pemberhentian kereta api antarkota ke arah barat
Peron pulau
Jalur 1Sepur belok
Pemberhentian kereta api antarkota ke arah barat
Peron sisi
GBangunan utama stasiun
Bangunan lama Stasiun Paron era PJKA yang kini telah dirobohkan, 2009

Stasiun ini dibangun ulang seluruhnya oleh Balai Teknik Perkeretaapian Surabaya (dahulu BTP Jatim) Direktorat Jenderal Perkeretaapian sebagai paket dalam proyek jalur ganda Madiun-Kedungbanteng yang beroperasi pada 2019.

Bangunan lama stasiun peninggalan Perusahaan Jawatan Kereta Api (PJKA) telah dirobohkan karena terkena dampak pembangunan jalur 1 yang baru di bekas sepur badug lama dan digantikan dengan bangunan baru yang lebih besar. Gudang peninggalan Staatsspoorwegen juga telah dirobohkan karena lahan tersebut dijadikan tempat bangunan baru stasiun. Kanopi stasiun sebelumnya—bekas kanopi Stasiun Pare, stasiun nonaktif di wilayah Pare, Kediri, hanya menaungi dua jalur—diganti dengan kanopi yang lebih besar supaya dapat menaungi tiga jalur. Selain itu, sistem persinyalan diubah dari sistem mekanik menjadi sistem elektrik.[9]

Layanan kereta api

Berikut ini adalah layanan kereta api yang berhenti di stasiun ini sesuai Gapeka 2023.[10]

Penumpang

Lintas utara Jawa
Nama kereta apiKelasRelasi perjalananKeterangan
Campuran
BrantasEksekutifPasar SenenBlitarVia Semarang TawangSolo Jebres
Ekonomi
Ekonomi
MajapahitEkonomiPasar SenenMalangVia Semarang TawangSolo Jebres
Matarmaja
Lintas tengah Jawa
Nama kereta apiKelasRelasi perjalananKeterangan
Campuran
LogawaBisnisPurwokertoJemberVia LempuyanganSurabaya Gubeng
Ekonomi
BangunkartaEksekutifPasar SenenJombangVia CirebonYogyakarta
Ekonomi
SingasariEksekutifBlitarVia CirebonLempuyangan
Ekonomi
Ekonomi
JayakartaEkonomi PremiumPasar SenenSurabaya GubengVia CirebonLempuyangan
Lintas selatan Jawa
Nama kereta apiKelasRelasi perjalananKeterangan
Campuran
MalabarEksekutifBandungMalangVia TasikmalayaYogyakarta
Ekonomi Premium
WijayakusumaEksekutifCilacapKetapangVia YogyakartaSurabaya Gubeng
Ekonomi Premium
Ekonomi
Sri TanjungEkonomiLempuyanganKetapangVia Surabaya KotaJember
PasundanKiaracondongSurabaya GubengVia TasikmalayaLempuyangan
KahuripanBlitar

Barang

Nama kereta apiRelasi perjalananKeterangan
Lintas tengah Jawa
Angkutan logistik ONS Parcel TengahKampung BandanMalangVia PurwokertoLempuyangan

Kegiatan bongkar muat dan langsiran hanya dilakukan di Jakarta Gudang

Insiden

Pada 2 Juni 2007 pukul 12.15, kereta api ketel anjlok sejauh 100 meter di barat Stasiun Paron yang mengakibatkan delapan as roda dari tiga gerbong ketel yang anjlok mengalami kerusakan serta jalur lintas selatan terganggu selama 5 jam. Penyebab kejadian ini diduga karena adanya bantalan rel yang patah.[11]

Galeri

Referensi

Pranala luar

(Indonesia) Situs resmi KAI dan jadwal kereta api

Stasiun sebelumnya Lintas Kereta Api IndonesiaStasiun berikutnya
Kedunggalar
ke arah Solo Balapan
Solo Balapan–KertosonoGeneng
ke arah Kertosono