Stasiun Surabaya Kota

stasiun kereta api di Indonesia
(Dialihkan dari Surabaya Kota)

Stasiun Surabaya Kota (SB) atau yang lebih populer dengan nama Stasiun Semut merupakan stasiun kereta api kelas besar tipe B yang terletak di Bongkaran, Pabean Cantian, Surabaya; termasuk dalam pengelolaan Daerah Operasi VIII Surabaya dan KAI Commuter pada ketinggian +4 meter. Stasiun Surabaya Kota juga merupakan stasiun ujung bagi layanan kereta api lokal dan komuter Commuter Line menuju Jawa Timur bagian selatan. Dahulu stasiun ini merupakan stasiun ujung di Kota Surabaya dari jalur kereta api Pulau Jawa bagian selatan menghubungkan Surakarta, Yogyakarta, Bandung, jalur kereta api Pulau Jawa bagian tengah menghubungkan Surabaya dengan Purwokerto, Cirebon, Jakarta, dan jalur kereta api Pulau Jawa bagian timur menghubungkan Surabaya dengan Malang, Jember, Banyuwangi. Didirikan pada tahun 1878, Stasiun Surabaya Kota merupakan stasiun kereta api tertua di Provinsi Jawa Timur.

Stasiun Surabaya Kota
Kereta Api Indonesia
D01J01P01SP01T01

Tampak depan Stasiun Surabaya Kota, 2022
Nama lainStasiun Semut
Lokasi
Koordinat7°14′40″S 112°44′24″E / 7.24444°S 112.74000°E / -7.24444; 112.74000 112°44′24″E / 7.24444°S 112.74000°E / -7.24444; 112.74000
Ketinggian+4 m
Operator
Letak
Jumlah peron3 (dua peron sisi dan satu peron pulau yang sama-sama cukup tinggi)
Jumlah jalur4 (jalur 1 dan 2: sepur lurus)
LayananKereta api penumpang
Lintas selatan Jawa: Sri Tanjung
Lokal dan komuter: Commuter Line (Dhoho, Penataran, Jenggala, Supas, dan Tumapel)
Kereta api barang
Lintas selatan Jawa: Parcel ONS Selatan
Konstruksi
Jenis strukturAtas tanah
Gaya arsitektur
  • Neoklasik (bangunan lama)
  • Modern (bangunan baru)
Informasi lain
Kode stasiun
KlasifikasiBesar tipe B[2]
Sejarah
Dibuka
  • 16 Mei 1878 (1878-05-16) (bangunan pertama stasiun)
  • 22 April 1986 (1986-04-22) (stasiun Indo Plaza)
Nama sebelumnyaStation Soerabaja, Soerabaia
Perusahaan awalStaatsspoorwegen Oosterlijnen
Tanggal penting
Dibuka kembali1899 (bangunan kedua stasiun)
Operasi layanan
Stasiun sebelumnyaStasiun berikutnya
TerminusCommuter Line SupasSurabaya Gubeng
ke arah Pasuruan
Commuter Line Jenggala
Surabaya Kota–Mojokerto, p.p.
Surabaya Gubeng
ke arah Mojokerto
Commuter Line Dhoho
Surabaya Kota–Blitar
Surabaya Gubeng
ke arah Blitar
Commuter Line Dhoho
Surabaya Kota–Kertosono
Surabaya Gubeng
ke arah Kertosono
Commuter Line PenataranSurabaya Gubeng
ke arah Blitar
Commuter Line TumapelSurabaya Gubeng
ke arah Malang
Fasilitas dan teknis
FasilitasParkir Ruang/area tunggu Pemesanan langsung di loket Pusat informasi Musala Toilet Tempat naik/turun Pos kesehatan Pertokoan/area komersial Ruang menyusui Isi baterai Area merokok Terminal barang 
Tipe persinyalan
Cagar budaya Indonesia
Stasiun Kereta Api Semut Surabaya
KategoriBangunan
No. RegnasKB000436
No. SKNo. PM.23/PW.007/MKP/2007
Tanggal SK26 Maret 2007
Tingkat SKMenteri
PemilikPT Kereta Api Indonesia (Persero)
Nama sebagaimana tercantum dalam
Sistem Registrasi Nasional Cagar Budaya
Lokasi pada peta
Peta
Sunting kotak info
Sunting kotak info •L • B
Info templat
Bantuan penggunaan templat ini

Saat ini keberangkatan kereta api dari dan menuju berbagai tujuan tersebut di lintas timur, selatan, dan tengah Jawa dipindahkan ke Stasiun Surabaya Gubeng kecuali KA Sri Tanjung dengan relasi LempuyanganKetapang, sehingga Stasiun Surabaya Kota dijadikan sebagai tempat langsiran dan menyimpan rangkaian kereta api antarkota serta hanya melayani kereta lokal dan komuter.

Sejarah

Bangunan lama stasiun
Sebelum 1899
Setelah 1899
Perbandingan bangunan pertama (sebelum 1899) dan kedua (sesudah 1899) Stasiun Surabaya Kota yang lama

Stasiun Surabaya Kota merupakan stasiun kereta api pertama yang dimiliki oleh Staatsspoorwegen (SS), operator kereta api milik Pemerintah Hindia Belanda. Berdasarkan sejarahnya, stasiun ini dibangun ketika jalur kereta api Surabaya-Malang dan Pasuruan mulai dirintis sekitar tahun 1870. Tujuannya untuk mengangkut hasil bumi dan perkebunan dari daerah pedalaman Jatim, khususnya dari Malang, ke Pelabuhan Tanjung Perak yang juga mulai dibangun sekitar tahun itu. Gedung ini diresmikan pada tanggal 16 Mei 1878. Dengan meningkatnya penggunaan kereta api, pada tahun 1899, bangunan stasiun lama akhirnya dirobohkan dan diganti dengan bangunan baru yang ada saat ini.[3]

Stasiun Surabaya Kota menjadi stasiun ujung/terminus untuk kereta-kereta api ekspres terbaik pada masanya, mulai dari Eendaagsche Express yang menghubungkan Jakarta dengan Surabaya dalam waktu tercepat 11 jam 30 menit pada tahun 1930-an,[4] hingga kereta ekspres malam Bima yang hingga awal 1990-an membawa kereta tidur.[5]

Stasiun kereta api ini ditetapkan sebagai cagar budaya oleh Wali Kota Surabaya.[6] Stasiun itu ditetapkan sebagai bangunan yang harus dipertahankan bersama 60 bangunan lainnya di Kota Surabaya. Keberadaannya terancam dengan rencana pembangunan pusat perbelanjaan dan kawasan pertokoan yang mengancam rusaknya keaslian lanskap stasiun itu, seperti halnya Stasiun Jakarta Kota di Jakarta. Bahkan sempat terjadi pembongkaran kawasan itu yang ironisnya melibatkan PT Kereta Api Indonesia.

Bangunan dan tata letak

Tampak depan bangunan lama Stasiun Surabaya Kota yang ditetapkan sebagai cagar budaya, 2020

Stasiun Surabaya Kota memiliki total dua belas jalur kereta api: empat jalur dijadikan jalur kedatangan maupun keberangkatan penumpang dengan jalur 1 dan 2 merupakan sepur lurus, sedangkan delapan jalur sisanya merupakan sepur badug yang digunakan sebagai sepur simpan/tempat parkir rangkaian kereta.

Bangunan lama stasiun ini, yang berlokasi tepat di depan Pasar Atum, sudah tidak dioperasikan sejak 1990-an, tetapi sudah direnovasi selama kurun waktu tahun 2012-2015. Sampai saat ini belum ada rencana diaktifkan kembali, tetapi kemungkinan nantinya akan difungsikan kembali sebagai stasiun penumpang atau hanya sebagai museum. Kini pelayanan penumpang masih dipusatkan di gedung Indo Plaza yang terletak di sayap barat emplasemen. Bangunan stasiun di sisi barat Indo Plaza ini diresmikan pada tanggal 22 April 1986 berdasarkan prasasti yang terpasang di ujung jalur badug stasiun.[butuh rujukan]

GPeron sisi
Hall stasiunJalur 1Sepur lurus
Pemberhentian kereta api antarkota
D Commuter Line Dhoho, dari dan tujuan Blitar via Kertosono(Surabaya Gubeng)
D Commuter Line Dhoho, dari dan tujuan Kertosono
P Commuter Line Penataran, dari dan tujuan Blitar via Malang
T Commuter Line Tumapel, dari dan tujuan Malang
SP Commuter Line Supas, dari dan tujuan Pasuruan
J Commuter Line Jenggala, dari dan tujuan Mojokerto
Jalur 2Sepur lurus
Pemberhentian kereta api antarkota
D Commuter Line Dhoho, dari dan tujuan Blitar via Kertosono(Surabaya Gubeng)
D Commuter Line Dhoho, dari dan tujuan Kertosono
P Commuter Line Penataran, dari dan tujuan Blitar via Malang
T Commuter Line Tumapel, dari dan tujuan Malang
SP Commuter Line Supas, dari dan tujuan Pasuruan
J Commuter Line Jenggala, dari dan tujuan Mojokerto
Peron teluk
Jalur 3D Commuter Line Dhoho, dari dan tujuan Blitar via Kertosono(Surabaya Gubeng)
D Commuter Line Dhoho, dari dan tujuan Kertosono
Jalur 4Sepur belok untuk jalur parkir ataupun langsiran kereta api
GPeron sisi

Sejak bulan Juli 2014, stasiun ini telah menggunakan sistem persinyalan elektrik buatan PT Len Industri untuk menggantikan persinyalan mekanik. Rumah sinyal di sisi timur emplasemen yang biasanya digunakan untuk mengontrol perangkat persinyalan mekanik di stasiun ini dinonaktifkan setelah peralihan sistem persinyalan selesai dilakukan dan ditetapkan sebagai cagar budaya sejak tahun 2013.[7]

Sejak Oktober 2014, jalur pintas yang menghubungkan antara jalur yang memiliki akses langsung ke emplasemen stasiun dan jalur yang melewati viaduk Tugu Pahlawan dekat perlintasan sebelah timur stasiun ini telah dioperasikan sehingga memungkinkan rangkaian kereta api dapat berjalan langsung dari Stasiun Gubeng menuju Stasiun Pasarturi atau Kalimas maupun sebaliknya tanpa memutar rangkaiannya terlebih dahulu di Stasiun Sidotopo.

Sehubungan dengan rencana peningkatan kapasitas angkut kereta api lokal dan komuter di stasiun ini, muncul wacana untuk mengaktifkan kembali bangunan lama Stasiun Surabaya Kota peninggalan SS ini sebagai stasiun utama untuk kereta lokal dan komuter. Untuk menyiasatinya, PT KAI memutuskan akan memindahkan seluruh aktivitas perawatan sarana perkeretaapian ke Stasiun Sidotopo. Saat ini, stasiun lama sedang menjalani tahap akhir, seperti menghidupkan kembali jalur 1 dan 2 yang lama yang dipayungi atap overcapping, penambahan loket dan layanan pelanggan, serta perbaikan fasilitas seperti toilet. Ke depannya, pelayanan penumpang yang sebelumnya berada di Indo Plaza akan dikembalikan ke bangunan stasiun lama.[8][9]

Layanan kereta api

Berikut ini adalah layanan kereta api yang berhenti di stasiun ini sesuai Gapeka 2023.[10]

Penumpang

Antarkota

Lintas selatan Jawa
Nama kereta apiKelasRelasi perjalananKeterangan
Kelas ekonomi
Sri TanjungEkonomiLempuyanganKetapangVia Surabaya KotaJember

Lokal dan komuter (Commuter Line)

Nama kereta apiRelasi perjalananKeterangan
T TumapelSurabaya KotaMalangPerjalanan kereta api menuju Malang hanya jadwal malam, sedangkan sebaliknya hanya jadwal pagi.
D DhohoKertosonoPerjalanan kereta api menuju Kertosono hanya jadwal malam, sedangkan sebaliknya hanya jadwal pagi.
BlitarVia Kertosono
P PenataranVia Malang
SP SupasPasuruan
J JenggalaMojokerto

Barang

Nama kereta apiRelasi perjalananKeterangan
Lintas selatan Jawa
Angkutan logistik ONS Parcel SelatanSurabaya KotaBandungVia LempuyanganTasikmalaya

Antarmoda pendukung[11]

Jenis angkutan umumTrayek (lyn)Tujuan
BemoCSedayu–Demak–Karang Menjangan (lewat Indrapura), p.p.
DRSI–Joyoboyo–Kupang–Pasar Turi–Sidorame, p.p.
MJoyoboyo–Dinoyo–Undaan–Jembatan Merah Plaza (Kalimas Barat), p.p.
RJembatan Merah Plaza (Kalimas Barat)–Kapasan–Kenjeran
DADarmo Permai–Pasar Atom, p.p.
Citraland–Jembatan Merah Plaza–Krembangan
Suroboyo BusRajawali–Purabaya (transfer di Halte Tugu Pahlawan)

Galeri

Lihat pula

Referensi

Pranala luar

Stasiun sebelumnya Lintas Kereta Api IndonesiaStasiun berikutnya
Surabaya Gubeng
ke arah Wonokromo
Lintas Surabaya
Wonokromo–Surabaya Kota
Terminus
TerminusLintas Surabaya
Surabaya Kota–Sidotopo
Sidotopo
Terminus