Bahasa Latin dikategorikan sebagai C9 Dormant menurut SIL Ethnologue, artinya bahasa ini sudah ditinggalkan mayoritas penuturnya dan hanya dituturkan oleh segelintir orang
Arma virúmque cano, Trojæ qui primus ab oris Italiam, fato profugus, Lavíniaque venit Litora; multùm ille et terris jactatus et alto Vi superum, sævæ memorem Junonis ob iram.
Ortografi modern dengan macron
Arma virumque canō, Trōiae quī prīmus ab ōrīs Ītaliam, fātō profugus, Lāvīniaque vēnit Lītora; multum ille et terrīs iactātus et altō Vī superum, saevae memorem Iūnōnis ob īram.
Ortografi modern tanpa macron
Arma virumque cano, Troiae qui primus ab oris Italiam, fato profugus, Laviniaque venit Litora; multum ille et terris iactatus et alto Vi superum, saevae memorem Iunonis ob iram.
Terjemahan:
Saya bernyanyi tentang senjata, dan pria yang didorong oleh takdir datang pertama kali dari perbatasan Troy ke Italia dan dengan pantai Lavinian. Dia sangat menderita baik di daratan maupun di lautan oleh kekuatan para dewa, karena murka Juno yang penuh dendam.
Peta yang menunjukkan sebagian besar wilayah Kekaisaran Romawi (kira-kira 117 Masehi) serta wilayah yang dikuasai para penutur bahasa Latin (hijau tua). Bahasa Yunani juga dipertuturkan sebagai basantara di wilayah timur kekaisaran.
Perhatian: untuk penilai, halaman pembicaraan artikel ini telah diisi sehingga penilaian akan berkonflik dengan isi sebelumnya. Harap salin kode dibawah ini sebelum menilai.
Cari artikel bahasaCari berdasarkan kode ISO 639 (Uji coba)Kolom pencarian ini hanya didukung oleh beberapa antarmuka
Halaman bahasa acak
Bahasa Latin (lingua latīna, IPA: [ˈlɪŋɡʷa laˈtiːna]) adalah salah satu dari bahasa-bahasa kuno Semenanjung Italia,[8] mula-mula dipertuturkan oleh Bangsa Latin Italia di wilayah Latium pada zaman Romawi Kuno. Seperti sebagian besar bahasa-bahasa Eropa, bahasa Latin juga merupakan turunan dari bahasa Proto-Indo-Eropa purba. Dipengaruhi bahasa Etruska dan menggunakan abjad Yunani sebagai dasarnya, bahasa bangsa Latin ini pun menjelma menjadi apa yang sekarang dikenal sebagai bahasa Latin di Semenanjung Italia. Bahasa-bahasa Roman modern adalah kelanjutan dari logat-logat bahasa Latin kasar atau (bahasa Latin sehari-hari) setempat. Banyak pelajar, ilmuwan, dan rohaniwan Kristen lancar berbahasa Latin. Bahasa ini juga diajarkan di lembaga-lembaga pendidikan dasar, menengah, dan tinggi di berbagai belahan dunia.[9][10]
Bahasa Latin masih dijadikan sumber dalam pembentukan kosakata baru dalam bahasa-bahasa modern dari berbagai rumpun bahasa, termasuk bahasa Indonesia, dan terutama dalam taksonomi. Bahasa Latin berikut bahasa-bahasa Roman turunannya merupakan bahasa-bahasa yang tersisa dari rumpun bahasa Semenanjung Italia. Bahasa-bahasa lain dalam rumpun ini meninggalkan jejaknya pada prasasti-prasasti Italia awal, namun akhirnya melebur ke dalam bahasa Latin pada era Republik Romawi.
Adanya unsur-unsur ucapan khas setempat dalam karya-karya para pujangga terdahulu di Republik Romawi dengan jelas memperlihatkan bahwa bahasa yang digunakan dalam percakapan sehari-hari, leluhur dari bahasa Latin kasar, hadir terpisah dan berdampingan dengan bahasa sastra sepanjang zaman klasik Republik Romawi. Pada zaman akhir Republik Romawi, muncul bentuk baku atau bentuk sastra bahasa Latin, bersumber dari cara bertutur golongan berpendidikan, dan sekarang ini disebut sebagai Bahasa Latin Klasik. Bahasa Latin kasar, justru menjadi bahasa percakapan sehari-hari yang lebih merakyat dan dipertuturkan di seluruh wilayah Kekaisaran Romawi.[11]
Berkat penaklukan-penaklukan yang dilakukan bangsa Romawi, bahasa Latin tersebar ke kawasan Laut Tengah dan Eropa Utara, dan logat-logat yang dipertuturkan di kawasan-kawasan ini berbaur sampai taraf tertentu dengan bahasa-bahasa asli setempat sehingga selanjutnya berkembang menjadi bahasa-bahasa Roman modern.[12] Bahasa Latin klasik sedikit demi sedikit berubah seiring kemunduran Kekaisaran Romawi, karena pendidikan dan kesejahteraan menjadi semakin langka. Bahasa Latin Abad Pertengahan, yang dipengaruhi berbagai bahasa suku-suku Jerman dan bahasa-bahasa proto-Roman sampai dimurnikan kembali oleh para sarjana Abad Pencerahan, digunakan sebagai bahasa komunikasi, bahasa pendidikan, dan bahasa ilmiah internasional sampai abad ke-18, yakni saat bahasa Latin mulai digantikan dengan bahasa-bahasa asli setempat.
Bahasa Latin Rakyat (dalam bahasa Latin sermo vulgaris atau "bahasa rakyat") yang dituturkan oleh antara lain bala tentara Romawi menjadi bahasa pengantar di seluruh daerah kerajaan. Di beberapa tempat, bahasa ini bahkan menggantikan bahasa setempat. Bahasa-bahasa turunan dari bahasa Latin ini disebut sebagai bahasa Roman, tetapi bahasa Latin sendiri bukanlah bahasa Roman. Bahasa Latin termasuk rumpun bahasa-bahasa Italik.
Pada zaman kuno, bilangan dalam bahasa Latin hanya ditulis dengan huruf-huruf. Sekarang ini, bilangan dapat ditulis baik dengan angka Arab maupun dengan angka Romawi. Bilangan 1, 2, 3, dan seluruh bilangan ratusan mulai 200 sampai 900 ditasrifkan sebagai kata benda dan kata sifat, dengan beberapa perbedaan.
ūnus, ūna, ūnum (masculinum, femininum, neutrum)
I
satu
duo, duae, duo (m., f., n.)
II
dua
trēs, tria (m./f., n.)
III
tiga
quattuor
IIII atau IV
empat
quīnque
V
lima
sex
VI
enam
septem
VII
tujuh
octō
VIII
delapan
novem
VIIII atau IX
sembilan
decem
X
sepuluh
quīnquāgintā
L
lima puluh
centum
C
seratus
quīngentī
D
lima ratus
mīlle
M
seribu
Bilangan 4 sampai 100 sering kali tidak diganti akhirannya.