DSM (perusahaan)

DSM memiliki lima grup bisnis yang dibagi berdasarkan produk dan kombinasi pasar. Tiap direktur grup bisnis langsung bertanggung jawab ke Dewan Direksi. Sejak tahun 2015, bisnis DSM dikelompokkan hanya menjadi tiga klaster, yakni Nutrisi, Bahan, dan Pusat Inovasi.

Nutrisi

Klaster Nutrisi terdiri dari DSM Nutritional Products dan DSM Food Specialties. DSM Nutritional Products memproduksi nutrien esensial seperti vitamin sintetis, karotenoid, lipid nutrisional, dan bahan lain untuk industri pakan, makanan, farmasi, dan perawatan diri. Sementara DSM Food Specialties memproduksi enzim makanan, kultur, ekstrak khamir, penyedap rasa, hidrokoloid, dan bahan khusus lain untuk segmen olahan susu, pemanggangan, minuman, dan penyedap rasa.

Bahan

Klaster Bahan terdiri dari DSM Engineering Plastics, DSM Dyneema, dan DSM Resins & Functional Materials. Plastik khusus buatan DSM Engineering Plastics digunakan sebagai komponen untuk industri kelistrikan, elektronik, otomotif, pengemasan makanan fleksibel, dan barang konsumer. DSM Dyneema merupakan penemu, produsen, dan pemasar Dyneema. DSM Resins & Functional Materials memproduksi solusi resin untuk cat, tinta, stereolitografi, serta pelapisan industrial dan serat optik.

Pusat Inovasi

Selain mendukung inovasi pada aktivitas bisnis dan ventura DSM, Pusat Inovasi juga bertanggung jawab untuk ‘Area Bisnis Berkembang’, seperti DSM Biomedical (biomaterial dan peralatan medis regeneratif), DSM Bio-based Products & Services (teknologi konversi biomassa), dan DSM Advanced Solar (pelapis anti-reflektif dan film fotovoltaik untuk modul surya).

Target keuangan

Pada bulan November 2015, DSM mengumumkan bahwa hingga tahun 2018 mereka menargetkan pertumbuhan satu digit pada EBITDA dan pertumbuhan dua digit pada laba atas modal. DSM juga akan fokus pada pertumbuhan penjualan organik, mengurangi biaya, memperketat alokasi modal, dan tidak berencana melakukan akuisisi besar dalam waktu dekat.^[2]

Target lingkungan

Dalam strategi perusahaan, DSM juga mendefinisikan target keberlanjutan jangka panjang, termasuk meningkatkan efisiensi operasinya. Pada bulan November 2015, DSM menetapkan target pengurangan dampak lingkungan sebagai berikut:

Sejak tahun 2010,^[3] Insentif jangka pendek^[1] dan jangka panjang^[1] untuk Dewan Direksi DSM^[4] serta bonus eksekutifnya^[5] juga tergantung pada performa keuangan dan lingkungan dari DSM. Sejak tahun 2004,^[6] DSM menjadi pemimpin pada kelompok industri Bahan (7 tahun) ataupun salah satu yang teratas pada Indeks Keberlanjutan Dow Jones.

DSM mencatatkan sahamnya di Euronext Amsterdam dan merupakan komponen dari Indeks AEX.

DSM dibentuk oleh Pemerintah Belanda pada tahun 1902 untuk mengelola tambang batu bara di bagian selatan Limburg dan walaupun DSM telah beralih ke kimia komoditas dan petrokimia pada tahun 1973 saat tambang terakhir ditutup, DSM tetap mempertahankan nama ‘Nederlandse Staatsmijnen’ (Dutch State Mines)^[7] hingga hari ini.

Selama Perang Dunia II, peneliti bekerja pada penisilin. Kode Bacinol pun digunakan untuk menjaga kerahasiaan riset ini dari Jerman.^[8] Riset ini diselesaikan di Nederlandsche Gist- en Spiritusfabriek, yang kemudian menjadi DSM Sinochem Pharmaceuticals, di Delft.

Pada tahun 1989, pemerintah melepas 70% saham DSM ke Bursa Saham Amsterdam (kini Euronext Amsterdam) dan sisanya dilepas pada tahun 1996, sehingga DSM resmi diprivatisasi. Pada abad ke-21, DSM mengadakan transformasi portofolio dan internasionalisasi dengan mengadakan akuisisi, divestasi, maupun kemitraan.^[9][10] Pada tahun 2001, 48% pegawai DSM bekerja di Belanda, dan pada tahun 2017, turun menjadi hanya 18%.^[1]

Akuisisi

• 1998: Gist-brocades (bahan makanan, farmasi, teknologi proses produksi berbasis khamir dan enzim).^[11]
• 2000: Catalytica Pharmaceuticals (intermediat farmasi).^[10]
• 2003: Divisi vitamin Roche.^[10]
• 2005: NeoResins (resin pelapis berbasis air).^[10]
• 2011: Martek (produk nutrisional yang diturunkan dari mikroalga dan teknologi fermentasi).^[10]
• 2011: Vitatene (karotenoid alami yang diturunkan dari fermentasi jamur Blakeslea trispora).^[12]
• 2012: Bisnis enzim makanan dan dan oilseed Verenium.^[13]
• 2012: Kensey Nash (obat regeneratif biomedis).^[14]
• 2012: Ocean Nutrition Canada (produk nutrisional yang diturunkan dari minyak ikan).^[15]
• 2012: Bisnis enzim dan kultur Cargill.^[16]
• 2012: Fortitech (premiks nutrien khusus).^[17]
• 2013: Unitech (premiks mikronutrien dan campuran makronutrien).^[18]
• 2013: Andre Pectin (hidrokoloid makanan).^[19]
• 2013: Tortuga (suplemen nutrisional untuk ternak).^[20]
• 2015: Åland (vitamin C).^[21]
• 2015: Cubic Tech (laminasi dan kain berperforma tinggi, ringan, dan fleksibel).^[22]

Divestasi

• 2002: Petrokimia (hidrokarbon, polietilen, polipropilen, poliolefin).^[23]
• 2010: Amonia, pupuk, dan melamin.^[24]
• 2010: Elastomer termoplastik.^[25]
• 2010: Karet EP(D)M.^[26]
• 2010: Oksidasi toluena.^[27]
• 2017: Patheon, sebuah joint venture dengan JLL Partners, ke Thermo Fisher Scientific Inc.^[28]

Kemitraan

DSM menyatakan bahwa kemitraan ini dibuat karena mereka ingin menjual bisnis tersebut.^[29]

• 2009: DSM dan NCPC mendirikan joint venture nutrisi dan anti-infektif di Tiongkok^[30]
• 2011: DSM Sinochem Pharmaceuticals, joint venture (DSM 50%) dengan Sinochem Group. DSM Sinochem Pharmaceuticals memproduksi molekul anti-infektif generik.
• 2015: ChemicaInvest, joint venture (DSM 35%) dengan CVC Capital Partners. ChemicaInvest terdiri dari tiga unit bisnis, yakni Aliancys (resin komposit), AnQore (akrilonitril) dan Fibrant (kaprolaktam).

DSM telah menerapkan IFRS 11 pada joint venture dan mitranya sejak tahun 2013.