Tim nasional sepak bola Indonesia

tim nasional sepak bola pria yang mewakili Indonesia
Ini adalah versi stabil, diperiksa pada tanggal 2 Oktober 2024.Ada 3 perubahan tertunda menunggu peninjauan.

Tim nasional sepak bola Indonesia adalah tim nasional yang mewakili Indonesia di ajang sepak bola internasional senior pria. Mereka adalah tim Asia pertama yang berpartisipasi pada Piala Dunia FIFA tahun 1938 mewakili Hindia Belanda.[5][6] Indonesia mencatat kekalahan 6-0 dari Hungaria di pertandingan pertama, yang juga menjadi satu-satunya penampilan Indonesia di Piala Dunia. Dengan demikian, Indonesia memegang rekor Piala Dunia sebagai tim dengan jumlah pertandingan paling sedikit (1) dan salah satu tim dengan jumlah gol paling sedikit yang dicetak (0).[6]

Indonesia
Lencana kaos/Lambang Asosiasi
Julukan
  • Pasukan Merah Putih
  • Pasukan Garuda
AsosiasiPSSI
KonfederasiAFC (Asia)
Sub-konfederasiAFF (Asia Tenggara)
PelatihShin Tae-yong
KaptenAsnawi Mangkualam
Penampilan terbanyakAbdul Kadir (111)[1][2]
Pencetak gol terbanyakAbdul Kadir (70)[2]
Stadion kandangStadion Utama Gelora Bung Karno
Kode FIFAIDN
Peringkat FIFA
Terkini 133 Kenaikan 1 (18 Juli 2024)[3]
Tertinggi76 (September 1998)
Terendah191 (Juli 2016)
Warna pertama
Warna kedua
Pertandingan internasional pertama
Pra-kemerdekaan
 Hindia Belanda 7–1 Jepang 
(Manila, Filipina; 13 Mei 1934)[4]
Pasca kemerdekaan
 India 3–0 Indonesia 
(New Delhi, India; 5 Maret 1951)
Kemenangan terbesar
 Indonesia 13–1 Filipina 
(Jakarta, Indonesia; 23 Desember 2002)
Kekalahan terbesar
 Bahrain 10–0 Indonesia 
(Riffa, Bahrain; 29 Februari 2012)
Piala Dunia
Penampilan1 (Pertama kali pada 1938)
Hasil terbaikBabak 16 besar (1938; saat bernama Hindia Belanda)
Olimpiade Musim Panas
Penampilan1 (Pertama kali pada 1956)
Hasil terbaikPerempat final (1956)
Piala Asia
Penampilan5 (Pertama kali pada 1996)
Hasil terbaikBabak 16 besar (2023)
Kejuaraan AFF
Penampilan13 (Pertama kali pada 1996)
Hasil terbaikJuara kedua (2000, 2002, 2004, 2010, 2016 dan 2020)
Rekam medali
Pesta Olahraga Kejuaraan Timur Jauh
Medali perak – tempat keduaManila 1934Skuad
Pesta Olahraga Asia
Medali perunggu – tempat ketigaTokyo 1958Skuad
Pesta Olahraga Asia Tenggara
Medali perak – tempat keduaJakarta 1979Skuad
Medali perunggu – tempat ketigaManila 1981Skuad
Medali emas – tempat pertamaJakarta 1987Skuad
Medali perunggu – tempat ketigaKuala Lumpur 1989Skuad
Medali emas – tempat pertamaManila 1991Skuad
Medali perak – tempat keduaJakarta 1997Skuad
Medali perunggu – tempat ketigaBandar Seri Begawan 1999Skuad
Kejuaraan AFF
Medali perunggu – tempat ketigaVietnam 1998Skuad
Medali perak – tempat keduaThailand 2000Skuad
Medali perak – tempat keduaIndonesia & Singapura 2002Skuad
Medali perak – tempat keduaMalaysia & Vietnam 2004Skuad
Medali perunggu – tempat ketigaIndonesia & Thailand 2008Skuad
Medali perak – tempat keduaIndonesia & Vietnam 2010Skuad
Medali perak – tempat keduaMyanmar & Filipina 2016Skuad
Medali perak – tempat keduaSingapura 2020Skuad
Medali perunggu – tempat ketigaPerbara 2022Skuad

Satu-satunya penampilan tim di Olimpiade setelah merdeka adalah pada tahun 1956.[7] Indonesia telah lima kali lolos ke Piala Asia AFC, dan penampilan terbaiknya adalah lolos ke babak gugur untuk pertama kalinya pada edisi 2023. Indonesia meraih medali perunggu pada Asian Games 1958 di Tokyo.[7] Tim ini juga telah mencapai pertandingan final dalam Kejuaraan AFF sebanyak enam kali, namun belum pernah menjadi juara. Mereka berbagi persaingan regional dengan negara-negara ASEAN, terutama pada persaingan sepak bola Indonesia melawan Malaysia, karena adanya ketegangan politik dan budaya antarkeduanya.

Sejarah

Tim Asia pertama di Piala Dunia FIFA (1934–1950-an)

Pertandingan yang melibatkan tim-tim dari Hindia Belanda diselenggarakan oleh Nederlandsch Indische Voetbal Bond (NIVB), atau penggantinya Nederlandsch Indische Voetbal Unie (NIVU), yang merupakan federasi sepak bola Hindia Belanda pada masa penjajahan. Pertandingan yang diselenggarakan sebelum kemerdekaan Indonesia pada tahun 1945 tidak diakui oleh PSSI sebagai pertandingan resmi tim nasional Indonesia.[7]

Pertandingan tercatat pertama yang melibatkan tim dari Hindia Belanda adalah ketika melawan tim nasional Singapura pada tanggal 28 Maret 1921. Pertandingan tersebut dimainkan di Batavia dan Hindia Belanda menang dengan skor akhir 1-0. Kemudian diikuti dengan pertandingan melawan tim Australia XI pada Agustus 1928 (kemenangan 2-1) dan tim dari Shanghai dua tahun kemudian (hasil imbang 4-4).[7]

Pada tahun 1934, sebuah tim dari Jawa mewakili Hindia Belanda di Pertandingan Kejuaraan Timur Jauh yang dimainkan di Manila, Filipina. Setelah mengalahkan Jepang 7-1 pada pertandingan pertamanya,[8] dua pertandingan berikutnya berakhir dengan kekalahan (2-0 dari Tiongkok dan 3-2 dari tuan rumah) yang mengakibatkan tim nasional Jawa hanya menempati posisi kedua di turnamen tersebut. Meskipun tidak diakui oleh PSSI, pertandingan-pertandingan ini diakui oleh peringkat Elo Sepak Bola Dunia sebagai pertandingan pertama yang melibatkan tim nasional Indonesia.[9]

Hindia Belanda adalah tim Asia pertama yang berpartisipasi di Piala Dunia FIFA 1938 di Prancis, ketika tim ini lolos ke turnamen tahun 1938 setelah Jepang mengundurkan diri dari babak kualifikasi. Kekalahan 6-0 dari Hongaria, di babak penyisihan grup di Reims, tetap menjadi satu-satunya penampilan tim ini di Piala Dunia.

Kemerdekaan (1950-an–1984)

Setelah Perang Dunia II, yang diikuti dengan Revolusi Indonesia, puncak sejarah sepak bola Indonesia terjadi pada Olimpiade Musim Panas 1956 di Melbourne. Indonesia bermain imbang Uni Soviet, kemudian kalah 0–4 dalam pertandingan ulangan[7] Penampilan ini menjadi satu-satunya penampilan Indonesia di ajang Olimpiade.

Pada Piala Dunia 1958 Indonesia untuk pertama kalinya membukukan penampilan pada babak kualifikasi sebagai tim nasional merdeka. Indonesia mengalahkan Tiongkok pada babak pertama, kemudian menolak bertanding melawan, Israel, pada babak berikutnya dengan alasan politik.[7]

Di Pesta Olahraga Asia 1958, Indonesia meraih medali perunggu cabang sepak bola mengalahkan India dengan skor 4–1 pada laga perebutan tempat ketiga. Indonesia juga bermain imbang 2–2 dengan Jerman Timur dalam laga uji coba.[7]

Tim nasional Indonesia berhasil menjuarai Turnamen Merdeka sebanyak tiga kali (1961, 1962 dan 1969). Indonesia juga menjadi juara Piala Raja 1968.[7]

Indonesia kembali berlaga pada babak kualifikasi Piala Dunia 1974. Namun, tim nasional Indonesia tereliminasi di babak pertama dengan hanya meraih satu kemenangan dari enam pertandingan melawan Selandia Baru. Pada babak kualifikasi Piala Dunia 1978, Indonesia hanya mampu memenangkan satu dari empat pertandingan melawan tuan rumah Singapura. Empat tahun kemudian pada kualifikasi Piala Dunia 1982, Indonesia mencatatkan dua kemenangan atas Tionghoa Taipei dan Australia.[7]

Kebangkitan sepak bola Indonesia (1985–1995)

Pada babak kualifikasi Piala Dunia FIFA 1986, Indonesia lolos dari babak pertama dengan meraih empat kemenangan, satu hasil imbang, dan satu kekalahan, sebelum akhirnya berada di puncak grup. Korea Selatan menjadi pemenang atas Indonesia di putaran kedua.[7]

Indonesia kemudian mencapai semifinal Asian Games 1986 setelah mengalahkan Uni Emirat Arab di perempat final. Namun, timnas Indonesia pada akhirnya gagal meraih medali setelah kalah dari tuan rumah Korea Selatan di semifinal, dan dikalahkan Kuwait dalam perebutan medali perunggu.[10]

Tonggak sejarah pada masa ini adalah keberhasilan Indonesia meraih medali emas di Pesta Olahraga Asia Tenggara (Sea Games) pada tahun 1987 setelah mengalahkan Malaysia 1-0 di final dan dan pada tahun 1991 saat mengalahkan Thailand dalam adu penalti untuk meraih gelar juara.[7]

Pada kualifikasi Piala Dunia 1990, timnas Indonesia tidak lolos dari babak pertama dengan catatan hanya meraih satu kemenangan atas Hong Kong, tiga hasil imbang, dan dua kekalahan.[7] Pada kualifikasi Piala Dunia 1994, Indonesia juga hanya meraih satu kemenangan atas Vietnam.[7]

Penampilan beruntun di Piala Asia AFC (1995–2016)

Piala Asia AFC 1996

Penampilan pertama Indonesia di Piala Asia AFC adalah saat melawan Uni Emirat Arab di Piala Asia AFC 1996. Selama turnamen, Indonesia hanya mencetak satu poin dari hasil imbang 2-2 melawan Kuwait di babak pertama.[11]

Piala Asia AFC 2000

Penampilan kedua tim di Piala Asia terjadi di Lebanon di Piala Asia AFC 2000; lagi, tim Indonesia hanya memperoleh satu poin dari tiga pertandingan, dan lagi-lagi, dari pertandingan melawan Kuwait yang berakhir tanpa skor dari kedua belah pihak. Indonesia membuat rekor yang lebih tinggi di Piala Asia AFC 2004, mereka berhasil mengalahkan Qatar dengan skor 2-1 untuk mencatat kemenangan pertama Indonesia dalam sejarah turnamen. Kemenangan itu tidak cukup untuk membantu mereka lolos ke babak kedua, setelah itu mereka kalah 0-5 dari tuan rumah Tiongkok dan 1–3 dari Bahrain.

Piala Asia AFC 2004

Indonesia kemudian lolos ke turnamen ketiga mereka yang sukses di Piala Asia AFC 2004 dan berada satu grup dengan Tiongkok, Qatar dan Bahrain, di mana mereka memenangkan satu-satunya pertandingan melawan Qatar dengan skor 2-1, namun harus tersingkir dengan hanya meraih tiga poin.

Piala Asia AFC 2007

Pada Piala Asia AFC 2007, Indonesia menjadi tuan rumah bersama dengan Malaysia, Thailand dan Vietnam, yang merupakan pertama kalinya dalam sejarah Piala Asia AFC kompetisi ini diselenggarakan oleh empat negara sekaligus. Pada pertandingan pembuka turnamen, Indonesia menghadapi Bahrain dengan gol-gol yang dicetak oleh Budi Sudarsono dan Bambang Pamungkas untuk mengamankan kemenangan 2-1. Namun, dalam dua pertandingan berikutnya, Indonesia mengalami kekalahan 2-1 dari Arab Saudi dan kalah tipis 0-1 dari Korea Selatan sehingga Indonesia gagal lolos ke babak sistem gugur.

Kejuaraan AFF

Indonesia mencapai final Kejuaraan AFF sebanyak enam kali (2000, 2002, 2004, 2010, 2016, dan 2020), meski tidak pernah berhasil mengangkat trofi. Klaim tim atas gelar regional datang di SEA Games tahun 1987 dan 1991.[12][13]

Setelah era Peter Withe, ketidakmampuan untuk memenuhi target ASEAN disebut-sebut sebagai alasan "putar pintu" Indonesia dalam hal manajerial tim. Selama dua tahun, manajer Indonesia berubah dari Ivan Kolev menjadi ke pelatih lokal Benny Dollo yang kemudian dipecat pada tahun 2010. Posisi pelatih kepala kemudian dipegang oleh Alfred Riedl yang gagal mengangkat piala apapun, dan kemudian pada Juli 2011 digantikan oleh Wim Rijsbergen.[14][sumber tepercaya?]

Penangguhan (2012 dan 2015–2016)

Pada Maret 2012, PSSI mendapat teguran atas kondisi sepak bola Indonesia yang terpecah belah, di mana terdapat dua liga terpisah: Liga Super pemberontak (ISL), yang tidak diakui oleh PSSI atau FIFA, dan Liga Prima (IPL). Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) mendorong PSSI bekerja sama dengan pejabat Komite Penyelamat Sepak Bola Indonesia (KPSI) untuk memperbaiki situasi, tetapi ketua KONI Tono Suratman menyatakan pada Maret 2012 bahwa KONI akan mengambil alih PSSI yang terkepung jika masalah tidak diperbaiki.[15] FIFA tidak menyatakan apakah Indonesia akan menghadapi skorsing, namun pada 20 Maret 2012, FIFA membuat pengumuman. Menjelang 20 Maret 2012, PSSI berjuang untuk menyelesaikan situasi dan melihat ke kongres tahunan untuk solusi akhir.[16] PSSI diberi waktu hingga 15 Juni 2012 untuk menyelesaikan masalah yang dipertaruhkan, terutama penguasaan liga yang memisahkan diri; jika gagal, kasus tersebut akan dirujuk ke Komite Darurat FIFA untuk proses penangguhan.[17] FIFA akhirnya menetapkan tenggat waktu baru 1 Desember 2012 dan dalam dua minggu sebelum tenggat waktu, tiga dari empat perwakilan PSSI mengundurkan diri dari panitia bersama, dengan alasan frustrasi dalam berurusan dengan perwakilan KPSI. Namun, FIFA menyatakan baru akan mengeluarkan hukuman kepada sepak bola Indonesia setelah timnas Indonesia selesai keterlibatannya di Kejuaraan AFF 2012.[18]

Pada tahun 2013, presiden PSSI Djohar Arifin Husin menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) dengan La Nyalla Matalitti (KPSI-PSSI) yang diprakarsai oleh FIFA dan AFC melalui Satgas Konfederasi Sepak Bola Asia. Sejak saat itu, kendali Liga Super Indonesia diambil oleh Panitia Bersama untuk tetap dikelola oleh PT Liga Indonesia hingga dibentuknya kompetisi profesional baru oleh komite.[19] Artinya, para pemain Indonesia dari ISL bisa bermain dan bergabung dengan timnas. PSSI memanggil pemain dari kedua liga sepak bola, ISL dan IPL untuk membentengi timnas menuju kualifikasi Piala Asia 2015. Pada 7 Januari 2013, PSSI mengumumkan daftar 51 pemain dari kedua belah pihak liga sepak bola terlepas dari apakah pemain dari Liga Super Indonesia (ISL) yang memisahkan diri akan tampil, klub-klub ISL diduga enggan melepas para pemainnya karena meragukan kepemimpinan Djohar.[20]

Pada 18 Maret 2013, PSSI mengadakan kongres di Kuala Lumpur, Malaysia. Kedua belah pihak, PSSI dan KPSI (kelompok yang memisahkan diri) menyelesaikan perbedaan mereka dalam empat poin perdebatan; seperti; Reunifikasi dua liga; Revisi Statuta PSSI; Mengembalikan empat anggota Komite Eksekutif PSSI yang dipecat: La Nyalla Mattalitti, Roberto Rouw, Erwin Dwi Budiawan dan Toni Apriliani; dan kesepakatan semua pihak dalam Nota Kesepahaman (MoU) mulai 7 Juni 2012 tentang daftar delegasi Kongres PSSI berdasarkan daftar Kongres Solo Juli 2011. PSSI baru memanggil 58 pemain dari kedua belah pihak liga (ISL dan IPL) untuk timnas. Rahmad Darmawan kembali menjabat sebagai pelatih sementara tim senior dan temannya, Jacksen F. Tiago juga bertanggung jawab sebagai asisten pelatih. Baik Rahmat maupun Jaksen memangkas 58 pemain yang awalnya dipanggil untuk pelatnas menjadi 28. Daftar tersebut kemudian akan dipangkas lagi menjadi hanya 23 pemain untuk pertandingan melawan Arab Saudi. Victor Igbonefo, Greg Nwokolo dan Sergio van Dijk tiga pemain naturalisasi masuk daftar final.[21] Pada 23 Maret 2013, Indonesia dikalahkan 1–2 oleh Arab Saudi di kandang sendiri. Boaz Solossa memberikan Indonesia gol pertama dalam perjalanan mereka di kualifikasi Piala Asia AFC; tim tuan rumah memulai dengan gol di menit keenam tetapi pihak Saudi membalas dengan menyamakan kedudukan dari Yahya Al-Shehri di menit ke-14 sebelum Yousef Al-Salem mengubah skor yang ternyata menjadi pemenang pada menit ke-56.[22]

PSSI ditangguhkan oleh FIFA pada 30 Mei 2015, penangguhan tersebut dilakukan karena intervensi pemerintah dalam liga domestik. Penangguhan tersebut mengambil efek segera, yang artinya Indonesia tidak berhak mengikuti kualifikasi Piala Dunia 2018 sekaligus kualifikasi Piala Asia 2019, yang akan dimulai kurang dari 2 minggu kemudian. FIFA masih mengizinkan Indonesia untuk ikut serta di SEA Games 2015 hingga turnamen berakhir, karena sudah telanjur dimulai. FIFA mengambil tindakan terhadap Indonesia menyusul perselisihan antara pemerintah dan asosiasi sepak bola yang mengakibatkan pembatalan kompetisi domestik.[23] Pada saat itu, tindakan tergesa-gesa dilakukan untuk Indonesia agar dapat ikut serta di Kejuaraan AFF 2016 yang akan datang, dimana Indonesia akhirnya berhasil mencapai final dan sekali lagi gagal merengkuh juara saat bertemu Thailand di partai penentuan.[24]

Pemulihan (2017–2019)

Beberapa minggu setelah finis di posisi kedua pada ajang Piala Suzuki AFF 2016, PSSI mengadakan kongres pada 8 Januari 2017 dalam upaya untuk menandatangani Luis Milla untuk menangani senior mereka dan tim U-22. Sebelum Kejuaraan AFF 2018, Milla pergi tanpa penjelasan apa pun, menyebabkan kemarahan di kalangan supporter Indonesia.[25] Indonesia tersingkir dari babak penyisihan grup di Kejuaraan AFF 2018 menyebabkan pemecatan Bima Sakti.[26] Untuk mempersiapkan kualifikasi Piala Dunia 2022, Indonesia menandatangani Simon McMenemy dengan harapan bahwa masa jabatannya yang sukses dengan Filipina dapat menghidupkan kembali kinerja Indonesia, terutama ketika Indonesia dikelompokkan dengan tiga rival dari Asia Tenggara: Malaysia, Thailand dan Vietnam bersama UEA.[27] Indonesia kalah dalam empat pertandingan termasuk kekalahan kandang 2-3 dari Malaysia, diikuti oleh kekalahan kandang dari Vietnam untuk pertama kalinya di setiap turnamen kompetitif. Pada 6 November 2019, PSSI memutuskan untuk memecat McMenemy atas kinerja tim nasional yang memburuk.[28] Indonesia bertandang ke Malaysia dan kalah 0–2 dari saingannya dan secara resmi tersingkir dari kualifikasi Piala Dunia 2022.[29]

Era Shin Tae-yong (2020–sekarang)

Shin Tae-yong memandu Indonesia ke final Kejuaraan AFF 2020 dan Piala Asia AFC 2023.

Menyusul kegagalan di kualifikasi Piala Dunia, PSSI menunjuk juru taktik asal Korea Selatan, Shin Tae-yong sebagai pelatih baru Indonesia dengan harapan untuk menghidupkan kembali asa tim pada Kualifikasi Piala Asia AFC 2023 yang akan datang, berkaca pada keberhasilan Park Hang-seo di Vietnam sebagai pertimbangan dalam penunjukan.[30]

Di bawah kepelatihan Shin Tae-yong, mayoritas pemain tim senior dirombak dan memiliki banyak pemain muda yang mayoritas berasal dari timnas U-23. Pada Kejuaraan AFF 2020, Indonesia berhasil mencapai final dan meraih posisi runner-up dengan rata-rata usia pemain 23 tahun.

Pada babak kualifikasi Piala Asia AFC 2023, tim nasional sepak bola Indonesia mengalahkan tuan rumah Kuwait, yang juga merupakan mantan juara Asia, dengan skor 2-1. Ini merupakan kemenangan pertama Indonesia atas Kuwait setelah 42 tahun tidak pernah menang. Kemenangan tersebut mengejutkan banyak pihak. Selain itu, kemenangan ini menjadi kemenangan resmi pertama oleh tim Asia Tenggara atas tuan rumah Asia Barat sejak Thailand mengalahkan Yaman 3–0 di Sana'a pada 2004 dalam kualifikasi Piala Dunia FIFA 2006. Secara historis, ini juga menjadi kali pertama tim sepak bola Asia Tenggara memenangkan pertandingan sebagai tim tamu melawan tim Teluk Persia.

Pada pertandingan final babak kualifikasi melawan Nepal, Indonesia menang telak 7-0 di Stadion Internasional Jabir Al-Ahmad. Hasil ini memastikan Indonesia lolos ke putaran final Piala Asia AFC 2023 setelah absen selama 16 tahun.

Pada 19 Juni 2023, Indonesia menjamu juara Piala Dunia FIFA 2022 Argentina dalam rangka persiapan menjalani kualifikasi Piala Dunia FIFA 2026. Meski sempat bermain apik menahan sang juara dunia, Indonesia kebobolan lewat gol jarak jauh Leandro Paredes menjelang jeda babak pertama. Di babak kedua, gol sundulan Cristian Romero berhasil menambah keunggulan menjadi 2–0 untuk kemenangan Argentina.

Kualifikasi Piala Asia AFC 2023

Pada Kualifikasi Piala Asia AFC 2023, Indonesia mengalahkan tuan rumah dan mantan juara Asia, Kuwait, yang belum pernah mereka kalahkan selama 42 tahun terakhir, dengan skor 2–1 yang mengejutkan banyak orang. Kemenangan resmi pertama tim Asia Tenggara melawan tuan rumah Asia Barat sejak 2004 (ketika Thailand mengalahkan Yaman 3-0 di Sana'a selama Kualifikasi Piala Dunia FIFA 2006), dan merupakan pertama kalinya dalam sejarah tim Asia Tenggara menang melawan tim Teluk Persia sebagai tim tamu. Pada pertandingan terakhir, Indonesia secara besar-besaran mengalahkan Nepal 7-0 di Stadion Internasional Jaber Al-Ahmad. Didorong oleh kemenangan tersebut, Indonesia lolos ke Piala Asia AFC 2023 setelah absen selama 16 tahun.

Kualifikasi Piala Dunia FIFA 2026

Pada tanggal 19 Juni 2023, Indonesia berkesempatan menghadapi pemegang gelar juara Piala Dunia FIFA 2022, Argentina sebagai persiapan untuk Kualifikasi Piala Dunia FIFA 2026. Indonesia tampil cukup bagus, namun tendangan panjang dari Leandro Paredes memastikan kemenangan 1-0 tepat sebelum jeda turun minum. Di babak kedua, Cristian Romero mencetak gol sundulan untuk menggandakan kedudukan menjadi 2-0 untuk Argentina.

Indonesia memulai perjalanan Kualifikasi Piala Dunia FIFA 2026 dari babak pertama, saat mereka secara meyakinkan mengalahkan Brunei dengan agregat 12-0.

Di babak kedua, Indonesia ditempatkan satu grup dengan Irak dan dua tim Asia Tenggara, Vietnam, dan Filipina. Indonesia memiliki hasil awal yang buruk di babak kedua, mereka kalah telak 5-1 saat melawan Irak di Basra, dan hanya bermain imbang saat melawan Filipina di Manila pada pertandingan berikutnya.

Pertandingan ke 3 dan 4 Indonesia berhasil mengalahkan Vietnam di Stadion Utama Gelora Bung Karno 1-0 dan di My Dinh Stadium 0-3 dengan aggregat 4-0, Indonesia belum pernah dikalahkan oleh Vietnam sejak pelatih Vietnam yang baru di tunjuk.

Piala Asia AFC 2023

Indonesia memulai tahun 2024 dengan memainkan dua pertandingan persahabatan melawan Libya di Kompleks Olahraga Mardan di Turki sebelum terbang ke Qatar untuk pertandingan persahabatan terakhir melawan Iran sebagai persiapan akhir sebelum bergulirnya turnamen Piala Asia AFC 2023.

Pada pertandingan pertama, Indonesia kembali berhadapan dengan Irak setelah dua bulan sebelumnya bertanding di kualifikasi Piala Dunia, pertandingan tersebut bertakhir dengan kekalahan 1–3. Pada pertandingan kedua, Indonesia berhadapan dengan rival Asia Tenggara Vietnam dimana kapten, Asnawi Mangkualam mengkonversi gol dari titik penalti untuk mencetak satu-satunya gol dalam pertandingan tersebut, itu adalah pertama kali Indonesia mengalahkan Vietnam setelah 7 tahun, Indonesia memperoleh 3 poin. Pada laga grup terakhir, Indonesia kalah 3-1 dari tim peringkat teratas AFC, Jepang.

Meski mengalami dua kekalahan di babak penyisihan grup, Indonesia lolos ke babak 16 besar dengan finis sebagai salah satu dari empat peringkat ketiga grup terbaik yang dipastikan setelah pertandingan lain di Grup F antara Kirgizstan dan Oman berakhir seri.[31][32] Untuk pertama kalinya, Indonesia lolos ke babak gugur Piala Asia AFC sejak penampilan pertama mereka di Piala Asia 1996.[32] Indonesia menghadapi Australia di babak 16 besar, namun meskipun tampil positif, laga berakhir dengan kekalahan 4-0 karena buruknya pertahanan.

Pertentangan

Piala Tiger 1998 menyaksikan pertandingan penyisihan grup antara Thailand dan Indonesia dengan kedua tim sudah lolos ke semifinal tetapi juga sadar bahwa pemenang harus menghadapi tuan rumah Vietnam. Pemain Indonesia Mursyid Effendi dengan sengaja menendang bola ke gawang Indonesia sendiri saat seorang penyerang Thailand berlari ke arah bola.[33] FIFA mendenda kedua tim $40.000 karena "melanggar semangat permainan" sementara Effendi dilarang dari sepak bola internasional seumur hidup. Indonesia kemudian kalah dari Singapura di semifinal.[34]

Citra tim

Kostum

Jersey sepak bola Indonesia dengan nomor punggung 17 pada tahun 1981

Selama era kolonial Belanda, tim ini berkompetisi dengan nama Hindia Belanda dalam pertandingan internasional. Mereka mengenakan jersey berwarna oranye, yang merupakan warna kebanggaan Belanda. Tidak ada dokumen resmi mengenai seragam tim, hanya beberapa foto hitam-putih dari pertandingan melawan Hongaria di Piala Dunia FIFA 1938. Namun, beberapa sumber tidak resmi menyebutkan bahwa seragam mereka terdiri atas jersey oranye, celana pendek putih, dan kaus kaki biru muda.[35]Sejak Indonesia merdeka, seragam tim nasional Indonesia menggunakan warna merah dan putih sesuai warna bendera negara. Kombinasi warna hijau dan putih juga sempat digunakan sebagai seragam tandang, yaitu pada penampilan tim nasional di Olimpiade Musim Panas 1956 di Melbourne, Australia, hingga pertengahan dekade 1980-an.[36]

Seragam kandang pada tahun 2010-2012 pernah menimbulkan masalah saat bertanding melawan lawan yang mengenakan seragam berwarna putih, karena kaus kaki tim nasional Indonesia berwarna putih alih-alih merah seperti biasanya. Masalah ini diselesaikan dengan menggunakan kombinasi merah-hijau-hijau (untuk pertandingan tandang) dengan mengambil celana pendek dan kaus kaki hijau dari seragam tandang, atau tetap menggunakan seragam kandang merah (untuk pertandingan kandang). Setelah kekalahan kandang pada babak kualifikasi Piala Dunia FIFA 2014 melawan Bahrain pada 6 September 2011, celana pendek merah (dengan garis warna hijau) tidak pernah digunakan lagi. Sebagai pengganti, beberapa kali digunakan kombinasi merah-putih-merah sebagai seragam kandang alternatif, seperti pada pertandingan kandang berikutnya di babak kualifikasi melawan Qatar dan Iran pada tahun yang sama.

Pada 12 November 2012, seminggu menjelang dimulainya Piala Suzuki AFF 2012, Federasi Sepak Bola Indonesia merilis desain seragam kandang dan tandang baru hasil rancangan Nike. Seragam kandang kembali menggunakan perpaduan warna merah-putih-merah seperti tahun 2008, sementara seragam tandang mengusung kombinasi putih-hijau-putih. Menurut Nino Priyambodo selaku manajer pemasaran Nike Indonesia, pilihan warna hijau dimaksudkan untuk mengenang sejarah timnas Indonesia pada dekade 1950-an yang pernah tampil dengan seragam hijau. Ia berharap hal tersebut dapat menginspirasi tim untuk tampil lebih baik ke depannya.[37] Federasi Sepak Bola Indonesia juga menyiapkan celana pendek alternatif berwarna merah sebagai opsi lain untuk seragam kandang. Sementara itu, untuk seragam tandang disediakan celana pendek alternatif berupa celana pendek putih dengan nomor merah yang diambil dari desain celana pendek seragam kandang.

Pada 31 Oktober 2014, Nike merilis desain seragam kandang dan tandang baru untuk tim nasional Indonesia menjelang Kejuaraan AFF 2014. Jersey kandang didominasi warna merah dengan logo Nike berwarna putih dan garis-garis, serta aksen warna hijau pada bahu dan ujung lengan yang dibatasi garis putih. Seragam kandang mengusung perpaduan warna merah-putih-merah. Sementara itu, kostum tandang berwarna putih dengan kerah berwarna hijau, ujung lengan, dan logo Nike dalam format putih-hijau-putih.[38] Akibat sanksi FIFA pada 2015, jersey ini terpaksa digunakan lagi pada Kejuaraan AFF 2016 hingga 2018 dengan mengganti font punggung selain font tahun 2014 yang di pakai Nike sebelumnya.

Pada 31 Mei 2018, Nike kembali merilis seragam baru kandang dan tandang untuk timnas Indonesia. Jersey kandang tetap merah namun logo Nike-nya berwarna emas terinspirasi Lambang Garuda Pancasila, dalam format warna merah-putih-merah. Sementara seragam tandang putih kini memiliki logo Nike hijau, dengan padu padan warna putih-hijau-putih.[39]

Sejak 2020, timnas Indonesia beralih menggunakan seragam anyar buatan merek lokal Mills. Seragam kandang tetap merah-putih-merah namun bertambah ilustrasi siluet di bagian depan. Sementara kostum tandang putih-hijau-putih dilengkapi garis horizontal warna hijau di bagian depan disertai garis putih lebih kecil. Selain itu terdapat pula kostum ketiga hitam dengan strip emas dan siluet serupa.[40]

Untuk kejuaraan olahraga internasional seperti Pesta Olahraga Asia dan Pesta Olahraga Asia Tenggara, timnas tetap memakai perlengkapan merek Li-Ning alih-alih Nike atau Mills karena seluruh kontingen Indonesia berada di bawah naungan Komite Olimpiade Nasional Indonesia.[41]

Mulai 2024 (setelah gelaran Piala Asia AFC 2023 di Qatar), timnas Indonesia akan menggunakan seragam baru dari merek lokal Erigo.

MerekPeriodeRef.
Adidas1970–1995
1998–2000
2004–2006
Asics1996
Diadora1996–1997
Uhlsport1997
Mikasa1997
Nike2000–2003
2007–2019
Ghazali2004
Mills2020–2024[42]
Erspo2024–

Stadion

Stadion Utama Gelora Bung Karno merupakan stadion kandang utama bagi tim nasional sepak bola Indonesia.

Tim nasional sepak bola Indonesia telah banyak memanfaatkan Stadion Gelora Bung Karno di Gelanggang Olahraga Bung Karno, Gelora, Tanah Abang, Jakarta Pusat - Indonesia, sebagai kandang utama. Stadion dengan kapasitas tempat duduk lebih dari 77.193 penonton ini lebih sering dipakai untuk pertandingan sepak bola, meski mampu menampung jumlah yang lebih banyak lagi pada pertandingan tertentu. Stadion kebanggaan warga ibu kota ini sempat menjadi lokasi penyelenggaraan Final Piala Asia AFC 2007 dan saat ini menempati peringkat ke-42 sebagai stadion sepak bola terbesar di dunia.

Selain itu, Stadion Internasional Jakarta, yang telah berdiri di Tanjung Priok, Jakarta Utara sejak 2023 turut disepakati menjadi kandang alternatif bagi timnas Indonesia. Berdasarkan kesepakatan antara PSSI dan PT JAKPRO selaku pengembang,[43] stadion bertaraf internasional dengan kapasitas 82.000 penonton ini kelak akan menjadi stadion terbesar di Indonesia.[44][45]

Liputan media

Kualifikasi tim Indonesia untuk Piala Dunia FIFA 2022 dan Piala Asia AFC 2023 disiarkan oleh jaringan televisi publik free-to-air TVRI (hanya babak kedua); jaringan televisi gratis Emtek SCTV (hanya babak kedua) dan Indosiar (babak play-off dan ketiga), mulai 2021;[46][47] dan Mola TV jaringan multiplatform premium Polytron (hanya babak kedua), hingga 2022.[48]

MNC Media juga menyiarkan pertandingan tim nasional tetapi dari tahun 2020 hingga 2024, MNC hanya meliput pertandingan tim nasional di Kejuaraan AFF dan Piala Asia AFC 2023 (telah lolos ke turnamen final) karena MNC-Lagardère (Kejuaraan AFF) dan kontrak kemitraan hak siar Football Marketing Asia (Piala Asia AFC).[49][50] Namun, TVRI, SCTV, Indosiar, dan Mola TV hanya membeli haknya dari PSSI.

Jadwal dan hasil

Pertandingan dalam 12 bulan terakhir, dan jadwal pertandingan mendatang

      Menang      Seri      Kalah

2023

v  Brunei
v  Indonesia
v  Indonesia

2024

v  Libya
v  Indonesia
v  Indonesia
v  Irak
v  Indonesia
v  Indonesia
v  Indonesia
v  Vietnam
v  Indonesia
v  Tanzania
v  Filipina
v  Indonesia
v  Australia
v  Indonesia
v  Indonesia
v  Laos
v  Indonesia
v  Filipina

2025

  • 1 Pertandingan internasional non-FIFA 'A'

Staf kepelatihan

Per 31 Desember 2023.
JabatanNama
Direktur teknikLowong
Pelatih kepala Shin Tae-yong
Asisten pelatih Cho Byung-kuk
Choi In-cheol
Yeom Ki-hun
Nova Arianto
Pelatih penjaga gawang Kim Bong-soo
Yoo Jae-hoon
Pelatih kebugaran Shin Sang-gyu
Sofie Imam Faizal
Analis Kim Jong-jin
Dokter Choi Ju-young
Alfan Asyhar
Fisioterapis Denny Shulton
Titus Argatama
Juru bahasa Jeong Seok-seo
Manajer Sumardji

Pelatih

Riwayat kepelatihan

Pelatih sementara dicantumkan dengan huruf miring.

Pemain

Skuad saat ini

27 pemain berikut dipanggil untuk pertandingan Kualifikasi Piala Dunia FIFA 2026 melawan  Bahrain dan  Tiongkok pada 10 & 15 Oktober 2024.[51]

Penampilan dan gol akurat per 10 September 2024, setelah pertandingan melawan  Australia.

0#0Pos.Nama PemainTanggal lahir (umur)TampilGolKlub
1GKNadeo Argawinata9 Maret 1997 (umur 27)240 Borneo Samarinda
1GKErnando Ari27 Februari 2002 (umur 22)150 Persebaya Surabaya
1GKMaarten Paes14 Mei 1998 (umur 26)20 FC Dallas

2DFPratama Arhan21 Desember 2001 (umur 22)473 Suwon FC
2DFAsnawi Mangkualam (wakil kapten)4 Oktober 1999 (umur 24)452 Port
2DFRizky Ridho21 November 2001 (umur 22)414 Persija Jakarta
2DFJordi Amat21 Maret 1992 (umur 32)191 Johor Darul Ta'zim
2DFSandy Walsh14 Maret 1995 (umur 29)152 Mechelen
2DFShayne Pattynama11 Agustus 1998 (umur 26)91 Eupen
2DFJay Idzes (wakil kapten)2 Juni 2000 (umur 24)51 Venezia
2DFCalvin Verdonk26 April 1997 (umur 27)30 NEC Nijmegen
2DFWahyu Prasetyo21 Maret 1998 (umur 26)30 Malut United
2DFMuhammad Ferarri21 Juni 2003 (umur 21)30 Persija Jakarta
2DFMees Hilgers13 Mei 2001 (umur 23)00 Twente

3MFWitan Sulaeman8 Oktober 2001 (umur 22)469 Persija Jakarta
3MFRicky Kambuaya5 Mei 1996 (umur 28)405 Dewa United
3MFEgy Maulana Vikri7 Juli 2000 (umur 24)319 Dewa United
3MFMarselino Ferdinan9 September 2004 (umur 20)283 Oxford United
3MFIvar Jenner10 Januari 2004 (umur 20)140 Jong Utrecht
3MFNathan Tjoe-A-On22 Desember 2001 (umur 22)70 Swansea City
3MFThom Haye9 Februari 1995 (umur 29)61 Almere City
3MFEliano Reijnders23 Oktober 2000 (umur 23)00 PEC Zwolle

4FWRafael Struick27 Maret 2003 (umur 21)170 Brisbane Roar
4FWDimas Drajad30 Maret 1997 (umur 27)156 Persib Bandung
4FWHokky Caraka21 Agustus 2004 (umur 20)72 PSS Sleman
4FWRagnar Oratmangoen21 Januari 1998 (umur 26)61 Dender
4FWMalik Risaldi23 Oktober 1996 (umur 27)10 Persebaya Surabaya

Pemain yang pernah dipanggil

Para pemain berikut juga telah dipanggil ke dalam skuat dalam 12 bulan terakhir.

Pos.Nama pemainTanggal lahir (usia)TampilGolKlubPanggilan terakhir
GKAdi Satryo7 Juli 2001 (umur 23)40 PSIS Semarangvs.  Australia, 10 September 2024PRE
GKSyahrul Fadil26 November 1995 (umur 28)80 PSIS Semarangvs.  Vietnam, 26 Maret 2024
GKMuhammad Riyandi3 Januari 2000 (umur 24)50 Persis Solovs.  Vietnam, 26 Maret 2024

DFJustin Hubner14 September 2003 (umur 21)130 Wolverhampton Wanderersvs.  Australia, 10 September 2024
DFYance Sayuri22 September 1997 (umur 27)10 Malut Unitedvs.  Tanzania, 2 Juni 2024INJ
DFEdo Febriansah25 Juli 1997 (umur 27)160 Persib Bandungvs.  Vietnam, 26 Maret 2024
DFElkan Baggott23 Oktober 2002 (umur 21)242 Blackpoolvs.  Vietnam, 21 Maret 2024INJ
DFAndy Setyo16 September 1997 (umur 27)30 Bhayangkara Presisivs.  Irak, 16 November 2023INJ
DFFachruddin Aryanto19 Februari 1989 (umur 35)574 PSS Slemanvs.  Brunei, 17 Oktober 2023
DFDzaky Asraf6 Februari 2003 (umur 21)00 PSM Makassarvs.  Brunei, 17 Oktober 2023

MFYakob Sayuri22 September 1997 (umur 27)263 Malut Unitedvs.  Filipina, 11 Juni 2024
MFRachmat Irianto3 September 1999 (umur 25)313 Persib Bandungvs.  Vietnam, 26 Maret 2024
MFArkhan Fikri28 Desember 2004 (umur 19)40 Aremavs.  Vietnam, 26 Maret 2024
MFMarc Klok20 April 1993 (umur 31)214 Persib Bandungvs.  Vietnam, 26 Maret 2024INJ
MFAdam Alis19 Desember 1993 (umur 30)111 Persib BandungPiala Asia AFC 2023
MFSaddil Ramdani2 Januari 1999 (umur 25)282 SabahPiala Asia AFC 2023PRE

FWRamadhan Sananta27 November 2002 (umur 21)125 Persis Solovs.  Australia, 10 September 2024PRE
FWDendy Sulistyawan12 Oktober 1996 (umur 27)175 Bhayangkara PresisiPiala Asia AFC 2023

Catatan
  • PRE = Skuad pendahuluan
  • SUS = Ditangguhkan
  • INJ = Mengundurkan diri dari daftar skuad karena cedera
  • UNF = Mengundurkan diri dari daftar skuad karena kondisi tidak fit
  • RET = Pensiun dari tim nasional
  • WD = Mengundurkan diri dari daftar karena alasan yang tidak terkait dengan cedera

Rekor individu

Penampilan terbanyak

Per 13 Februari 2024.[52]
#PemainTampilGolKarier
1Abdul Kadir111701967–1979
2Iswadi Idris97551968–1980
3Bambang Pamungkas86381999–2012
4Kainun Waskito80311967–1977
5Jacob Sihasale70231966–1974
6Firman Utina6652001–2014
7Ponaryo Astaman6122003–2013
Soetjipto Soentoro61371965–1970
9Hendro Kartiko6001996–2011
10Kurniawan Dwi Yulianto59331995–2005

Pencetak gol terbanyak

Per 13 Februari 2024.[53]
#PemainGolTampilRasioKarier
1Abdul Kadir701110.631965–1979
2Iswadi Idris55970.571968–1980
3Bambang Pamungkas38860.441999–2012
4Soetjipto Soentoro37610.611965–1970
5Kurniawan Dwi Yulianto33590.561995–2005
6Kainun Waskito31800.391967–1977
7Risdianto25560.451971–1981
8Jacob Sihasale23700.331966–1974
9Rochy Putiray17410.411990–2004
10Budi Sudarsono16460.352001–2010

Rekor lainnya

Pencetak gol termuda
Marselino Ferdinan: 17 tahun 9 bulan (vs. Nepal, 14 Juni 2022)[54]
Pencetak gol tertua
Endang Witarsa: 20 tahun 7 bulan (vs. Tiongkok, 2 Juni 1957)[55]
Gol terbanyak dicetak dalam satu pertandingan
Zaenal Arief: 4 goals (vs. Filipina, 23 Desember 2002)[56]
Bambang Pamungkas: 4 goals (vs. Filipina, 23 Desember 2002)[57]
Beto Gonçalves: 4 goals (vs. Vanuatu, 15 Juni 2019)[58]
Pencetak gol pertama
Ludwich Jahn (vs. Japan, 19 Mei 1934)

Rekor kepelatihan

Pertandingan terbanyak
Shin Tae-yong: 52[59]
Kemenangan terbanyak
Shin Tae-yong: 24[59]
Pelatih termuda saat tanda tangan
Jan Mastenbroek: 32 tahun[60]
Pelatih tertua saat tanda tangan
Alfred Riedl: 67 tahun[61]

Daftar kapten

PemainPeriode
Achmad Nawir1938
Mohammad Sidhi1950–1952
Aang Witarsa1954–1956
Maulwi Saelan1956
Soetjipto Soentoro1965–1970
Iswadi Idris1970–1971
Anwar Udjang1971–1974
Iswadi Idris1974–1980
Ronny Pattinasarany1980–1985
Herry Kiswanto1985–1987
Ricky Yacobi1987–1991
Ferril Raymond Hattu1991–1993
Robby Darwis1993–1996
Sudirman1996–1997
Robby Darwis1997–1998
Aji Santoso1998–2000
Bima Sakti2000–2002
Agung Setyabudi2002–2004
Ponaryo Astaman2004–2008
Charis Yulianto2008–2010
Bambang Pamungkas2010–2012
Elie Aiboy2012–2013
Firman Utina2013–2014
Boaz Solossa2014–2018
Hansamu Yama2018
Andritany Ardhiyasa2018–2019
Evan Dimas2021–2022
Fachruddin Aryanto2022–2023
Asnawi Mangkualam2023–sekarang

Rekor tim

Kemenangan terbesar
12–0 vs. Filipina, 22 September 1972[57]
13–1 vs. Filipina, 23 Desember 2002[57]
Kekalahan terbesar
0–10 vs. Bahrain, 29 Februari 2012[62]
Rekor tak terkalahkan terlama
10 pertandingan dari 8 Agustus 1960 hingga 15 Agustus 1961; 14 September 1997 hingga 29 Agustus 1998; 30 Oktober 1999 hingga 13 Oktober 2000
Kemenangan terbanyak berturut-turut
9 pertandingan dari 21 November 1968 hingga 9 November 1969

Rekor kompetisi

Piala Dunia FIFA

Piala Dunia FIFAKualifikasi
TahunBabakPosisiMn.MSKGMGKSkuadMn.MSKGMGK
sebagai  Hindia Belanda
1930Tidak masukTidak masuk
1934Tidak diundang
1938Babak 16 besarKe-15100106SkuadLolos otomatis
sebagai  Indonesia
1950Mengundurkan diriMengundurkan diri
1954Tidak masukTidak masuk
1958Mengundurkan diri saat kualifikasi311154
1962Mengundurkan diriMengundurkan diri
1966Tidak masukTidak masuk
1970
1974Tidak lolos kualifikasi6123613
1978411277
19828224514
19868413910
19906132510
19948107619
19986141116
20026402167
20066213812
20102002111
20148116830
2018Didiskualifikasi karena penangguhan FIFADidiskualifikasi
2022Tidak lolos kualifikasi8017527
2026Kualifikasi sedang berlangsung10532219
2030Akan ditentukanAkan ditentukan
2034
TotalBabak 16 besar1/2210010689242045113179
Sejarah pertandingan Indonesia pada Piala Dunia FIFA
TahunBabakNilaiHasil
1938Babak 16 besar  Hungaria 6–0 Hindia Belanda  Kalah

Piala Asia AFC

Piala Asia AFCKualifikasi
TahunBabakPosisiMn.MSKGMGKSkuadMn.MSKGMGK
1956Mengundurkan diriMengundurkan diri sebelum memainkan pertandingan satupun
1960
1964
1968Tidak lolos kualifikasi4112106
19725302126
1976411235
19803003310
1984530265
1988311114
1992311134
1996Babak grupKe-11301248Skuad211071
2000Babak grupKe-11301207Skuad4310185
2004Babak grupKe-11310239Skuad6312913
2007Babak grupKe-11310234SkuadLolos sebagai tuan rumah bersama
2011Tidak lolos kualifikasi603336
2015601528
2019Didiskualifikasi karena penangguhan FIFADidiskualifikasi
2023Babak 16 besarKe-164103310Skuad134181930
2027Lolos ke putaran final8512208
TotalBabak grup6/19163211133872261333116111
Rekor pertandingan
Pertandingan pertama  Indonesia 2–2 Kuwait 
(4 Desember 1996; Abu Dhabi, Uni Emirat Arab)
Kemenangan terbesar  Qatar 1–2 Indonesia 
(18 Juli 2004; Beijing, Tiongkok)

 Indonesia 2–1 Bahrain 
(10 Juli 2007; Jakarta, Indonesia)

Kekalahan terbesar  Indonesia 0–5 Tiongkok 
(21 Juli 2004; Beijing, Tiongkok)

Kejuaraan AFF

Informasi lainnya
Pertandingan pertama  Indonesia 5–1 Laos 
(Jurong, Singapura; 2 September 1996)
Kemenangan terbesar  Indonesia 13–1 Filipina 
(Jakarta, Indonesia; 23 Desember 2002)
Kekalahan terbesar  Filipina 4–0 Indonesia 
(Hanoi, Vietnam; 25 November 2014)
 Indonesia 0–4 Thailand 
(Kallang, Singapura; 29 Desember 2021)

Olimpiade

OlimpiadeKualifikasi
TahunBabakPosisiMn.MSKGMGKSkuadMn.MSKGMGK
1900 s.d. 1952Tidak masuk
1956Perempat finalKe-7201104SkuadLolos secara otomatis
1960Tidak lolos kualifikasi200226
1964Mengundurkan diri
1968Tidak lolos kualifikasi411245
1972420286
19764211115
19805104712
19848035314
1988410338
Sejak 1992Kompetisi U-23 (lihat tim nasional Indonesia U-23)
TotalPerempat final1/192011043175193856

Pesta Olahraga Asia

Informasi lainnya
Pertandingan pertama  India 3–0 Indonesia 
(New Delhi, India; 5 Maret 1951)
Pertandingan terakhir  Indonesia 0–5 Kuwait 
(Seoul, Korea Selatan; 4 Oktober 1986)
Kemenangan terbesar  Indonesia 6–0 Filipina 
(Jakarta, Indonesia; 27 Agustus 1962)
Kekalahan terbesar  Indonesia 0–5 Kuwait 
(Seoul, Korea Selatan; 4 Oktober 1986)

Pesta Olahraga Asia Tenggara

Informasi lainnya
Pertandingan pertama  Malaysia 1–2 Indonesia 
(19 November 1977; Kuala Lumpur, Malaysia)
Pertandingan terakhir  Indonesia 0–0 (4–3 pen.) Singapura 
(14 Agustus 1999; Bandar Seri Begawan, Brunei)
Kemenangan terbesar  Indonesia 10–0 Kamboja 
(6 Desember 1995; Thailand)
Kekalahan terbesar  Thailand 7–0 Indonesia 
(15 Desember 1985; Bangkok, Thailand)

Prestasi

Internasional

Kontinental

Regional

Turnamen Persahabatan

Rekor head-to-head

Hasil per 10 September 2024 setelah pertandingan melawan  Australia[63][64][65][66]

      Lebih banyak menang      Imbang      Lebih banyak kalah

Rekor head-to-head tim nasional sepak bola Indonesia
LawanPertamaTerakhirMn.MSKGMGKSG% WRKonfederasi
 Afganistan20212021200224-20%AFC
 Afrika Selatan20052005101022050%CAF
 Aljazair19861986100101-10%CAF
 Amerika Serikat19561983211097275%CONCACAF
 Andorra201420141100101100%UEFA
 Arab Saudi19832024150411837-2910.71%AFC
 Argentina20232023100102-20%CONMEBOL
 Australia196720242324171651-3615.91%AFC
 Bahrain198020127223719-1242.86%AFC
 Bangladesh197520227421124862.5%AFC
 Belanda193820134004219-170%UEFA
 Bhutan200320032200404100%AFC
 Bosnia dan Herzegovina19971997100102-20%UEFA
 Brunei197120231510235154673.33%AFC
 Bulgaria19571973301206-616.67%UEFA
 Burundi20232023211053275%CAF
 Ceko[a]19561974201126-425%UEFA
 Curaçao202220222200532100%CONCACAF
 Denmark19741974100109-90%UEFA
 Estonia19961999201103-325%UEFA
 Fiji19812017303033050%OFC
 Filipina19342024302352100208085%AFC
 Ghana19851993200206-60%CAF
 Guinea19661966100113-20%CAF
 Guyana201720171100211100%CONCACAF
 Hong Kong195720181910453627963.16%AFC
 Hungaria19381938100106-60%UEFA
 India1951200423103104340350%AFC
 Iran195620246015316-138.33%AFC
 Irak19682024142391129-1825%AFC
 Islandia201820182002110-90%UEFA
 Israel19711971100101-10%UEFA
 Jamaika200720071100211100%CONCACAF
 Jepang19342024198294039147.37%AFC
 Jerman Timur19561959201135-225%UEFA
 Kamboja1966202221172282156785.71%AFC
 Kamerun20122015201101-125%CAF
 Kanada19861986100104-40%CONCACAF
 Kenya19901990100123-10%CAF
 Kirgizstan20132017210141350%AFC
 Korea Selatan1953200760684638138-10016.67%AFC
 Korea Utara19632012120210627-2111.11%AFC
 Kroasia19561956100125-30%UEFA
 Kuba20142014100101-10%CONCACAF
 Kuwait198020227232812-450%AFC
 Laos19692021109104593695%AFC
 Liberia19842007210133050%CAF
 Libya197720244103411-725%CAF
 Liechtenstein19811981100123-10%UEFA
 Lituania19961999201126-425%UEFA
 Malaysia1957202197402136147144352.06%AFC
 Maladewa20012010330010010100%AFC
 Mali196319631100321100%CAF
 Malta19811991200204-40%UEFA
 Maroko19801980100102-20%CAF
 Mauritania201220121100202100%CAF
 Mauritius201820181100101100%CAF
 Mesir[b]196319913012311-816.67%CAF
 Moldova1996199610011200%UEFA
 Mongolia201720171100321100%AFC
 Myanmar19512021462091785632253.26%AFC
   Nepal201420222200909100%AFC
 Nigeria19831983100112-10%CAF
 Norwegia19741974100101-10%UEFA
 Oman19872021621376141.67%AFC
 Pakistan1960201454101531291.67%AFC
 Palestina20112023311153250%AFC
 Papua Nugini19751984210183550%OFC
 Paraguay19861986100123-10%CONMEBOL
 Puerto Riko20172017101000050%CONCACAF
 Qatar198220149135919-1022.22%AFC
 Republik Dominika20142014101011050%CONCACAF
 Rusia[c]19561988403115-437.5%UEFA
 Selandia Baru1972199710352169755%OFC
 Senegal19821982101022050%CAF
 Serbia[d]195319866006631-250%UEFA
 Singapura1958202161331117117714663.11%AFC
 Sri Lanka1964200465102962391.67%AFC
 Suriah197820145104315-1220%AFC
 Tanzania19972024211031250%CAF
 Thailand1957202297321847121167-4642.27%AFC
 Timor Leste20102022660021219100%AFC
 Tionghoa Taipei1954202114100431141771.43%AFC
 Tiongkok193420132334161952-3321.74%AFC
 Turkmenistan200420235311118370%AFC
 Uni Emirat Arab198120216204817-933.33%AFC
 Uruguay197420103102511-633.33%CONMEBOL
 Uzbekistan19971997201114-325%AFC
 Vanuatu201920191100606100%OFC
 Vietnam[e]195720245024121479621760%AFC
 Yaman[f]19872014734083583.33%AFC
 Yordania200420225005213-110%AFC
 Zimbabwe19971997101000050%CAF
93 Negara1934202485032316236313701393-2341%FIFA
Dihitung hingga pertandingan terakhir melawan Australia pada 10 September 2024

Lihat juga

Catatan

Referensi

Pranala luar