Moderna

perusahaan asal Amerika Serikat

Moderna, Inc (/məˈdɜːrnə/ mə-DUR-nə)[8] adalah sebuah perusahaan farmasi dan bioteknologi yang berkantor pusat di Cambridge, Massachusetts, Amerika Serikat. Perusahaan ini fokus menggunakan teknologi vaksin berdasarkan mRNA.[1][9][10] Platform vaksin Moderna memasukkan RNA Duta dengan nukleosida yang termodifikasi (modRNA) sintetis ke sel manusia menggunakan lapisan nanopartikel lipid. mRNA tersebut kemudian memprogram ulang sel untuk memicu respon imun.[11][12] Moderna mengembangkan vaksin terapeutik mRNA yang dilapisi dengan nanopartikel lipid, menggunakan mRNA dengan nukleosida pseudoridin. Kandidat vaksin dirancang memiliki efisiensi penggandaan dan translasi yang lebih baik melalui mutagenesis insersional.[13]

Moderna, Inc.
Sebelumnya
ModeRNA Therapeutics
(2010–2018)
Publik
Kode emiten
IndustriBioteknologi
DidirikanSeptember 2010; 13 tahun lalu (2010-09)
Pendiri
  • Derrick Rossi
  • Timothy A. Springer
  • Robert S. Langer
  • Kenneth R. Chien
  • Noubar Afeyan
Kantor
pusat
Technology Square no. 200
Cambridge, Massachusetts, Amerika Serikat
Tokoh
kunci
  • Stéphane Bancel, CEO
  • Stephen Hoge, Presiden
  • David Meline, CFO
  • Noubar Afeyan, Chairman
  • Robert S. Langer, Direktur
  • Paul Sagan, Direktur
ProdukVaksin
PendapatanKenaikan US$803 juta (2020)
US$−763 juta (2020)
US$−747 juta (2020)
Total asetKenaikan US$7,336 milyar (2020)
Total ekuitasKenaikan US$2,561 milyar (2020)
PemilikNoubar Afeyan (12,7%)
Stéphane Bancel (7,9%)
Robert S. Langer (2,9%)
Stephen Hoge (1,3%)
Karyawan
1.500+ (2021)
Situs webmodernatx.com
Catatan kaki / referensi
[1][2][3][4][5][6][7]

Saat ini, produk komersial dari Moderna hanya vaksin COVID-19 Moderna. Perusahaan ini memiliki 24 kandidat vaksin, termasuk kandidat vaksin untuk flu musiman, HIV, virus Nipah, dan vaksin COVID-19 kedua yang lebih mudah disimpan dan dikelola daripada vaksin yang ada saat ini. Pada tahun 2020, 65% pendapatan perusahaan ini berasal dari Biomedical Advanced Research and Development Authority dan 24% pendapatan perusahaan ini berasal dari instansi lain di lingkungan pemerintah federal Amerika Serikat.[1]

Sejarah

2010–2016

Pada tahun 2010, ModeRNA Therapeutics dibentuk untuk mengkomersialisasi riset dari ilmuwan sel punca, Derrick Rossi. Rossi terinspirasi dari karya ahli biokimia asal Hungaria, Katalin Karikó mengenai aktivasi imun yang dimediasi RNA. Bersama imunolog asal Amerika, Drew Weissman, Rossi pun menciptakan modifikasi nukleosida yang menekan imunogenisitas dari RNA. Teknologi tersebut kemudian dilisensi dan digunakan oleh Moderna dan BioNTech untuk mengembangkan vaksin COVID-19.[14]

Rossi telah mengembangkan sebuah metode modRNA melalui transfeksi ke sel manusia, kemudian mendediferensiasinya menjadi sel punca sumsum tulang yang lalu didiferensiasi lebih lanjut menjadi tipe sel target yang dituju.[15][16] Rossi mendekati sesama civitas Universitas Harvard, Timothy A. Springer, yang mengumpulkan investasi dari Kenneth R. Chien, Bob Langer, dan Studio Ventura Flagship Ventures, yang dijalankan oleh Noubar Afeyan.[16][17] Bersama-sama, mereka mendirikan sebuah perusahaan yang diberi nama sesuai hasil penggabungan dari kata "modified" dan "RNA", yang kebetulan menghasilkan kata "modern".[18]

Pada tahun 2011, Noubar Afeyan, pemegang saham terbesar Moderna, mempekerjakan Stéphane Bancel, yang sebelumnya menjadi pemimpin di BioMérieux dan Eli Lilly and Company, sebagai CEO.[11][16] Dalam waktu dua tahun sejak didirikan, perusahaan ini telah mencapai valuasi unikorn.[12]

Pada bulan Maret 2013, Moderna dan AstraZeneca menandatangani perjanjian opsi ekslusif selama lima tahun untuk menciptakan, mengembangkan, dan mengkomersialisasikan mRNA untuk pengobatan terapeutik di bidang kardiovaskular, metabolik, penyakit ginjal, dan kanker tertentu.[11][19][20] Perjanjian tersebut juga meliputi pembayaran uang muka sebesar $240 juta ke Moderna, dan menjadi "salah satu pembayaran uang muka terbesar dalam sejarah industri farmasi, yang tidak melibatkan obat yang sudah menjalani uji klinis",[19] Hingga May 2020, hanya satu kandidat yang telah melewati uji klinis fase I, yakni pengobatan untuk iskemia miokardium, yang diberi label AZD8601.[a][22]

Pada bulan September 2013, perusahaan ini diberitakan dapat meningkatkan fungsi jantung di tikus dan meningkatkan harapan hidupnya dengan "mengarahkan diferensiasi [sel punca] mereka ke tipe sel kardiovaskular". Hal tersebut pun menjadi kemajuan signifikan dalam pengobatan regeneratif.[23][24] Pada bulan Oktober 2013, perusahaan ini mendapat $25 juta dari DARPA untuk mengembangkan terapeutik mRNA.[25] Pada bulan November 2013, perusahaan ini mendapat pendanaan ekuitas sebesar $110 juta.[23]

Pada bulan Januari 2014, Alexion Pharmaceuticals membayar Moderna sebesar $100 juta untuk sepuluh opsi produk, guna mengembangkan pengobatan penyakit langka, termasuk untuk sindrom Crigler-Najjar, menggunakan platform mRNA terapeutik dari Moderna.[26] Walaupun CEO Bancel berharap platform tersebut dapat mulai diuji ke manusia pada tahun 2016, program dengan Alexion tersebut akhirnya dihentikan pada bulan Januari 2017 setelah uji pada hewan menunjukkan bahwa pengobatan Moderna tidak akan cukup aman untuk manusia.[11][12]

2017 - 2020

Pada bulan November 2017, teknologi mRNA diuji keamanannya oleh Maja Sedic dan koleganya pada tikus Sprague-Dawley dan monyet Cynomolgus di fasilitas milik Charles River Laboratories di Montreal dan Sherbrooke. Mereka menemukan, antara lain, bahwa "mRNA adalah sebuah molekul biologi yang labil sehingga memerlukan penggunaan sistem pengantaran protektif untuk memanfaatkan potensinya secara efektif," karena mRNA menyebar ke luar lokasi penyuntikan sehingga dapat ditemukan di hati, limpa, sumsum tulang, dan jantung.[27]

Pada Januari 2020, Moderna bermitra dengan Institut Nasional Alergi dan Penyakit Menular guna mengembangkan vaksin untuk coronavirus Wuhan.[28]

Catatan

Referensi

Pranala luar

  • Situs web resmi
  • Data bisnis Moderna, Inc.: