Pandemi Covid-19 di Jawa Tengah

Dari 9.511 kasus pandemi COVID-19 di Indonesia, total 707 (7,4%) kasus di antaranya berasal dari Jawa Tengah.[2] Per 29 April 2020 kasus positif yang sudah sembuh berjumlah 111 kasus. Selain itu, 67 kasus positif lainnya meninggal dunia.[3]

Pandemi COVID-19 di Jawa Tengah
PenyakitCOVID-19
Galur virusSARS-CoV-2
LokasiJawa Tengah, Indonesia
Kasus pertamaSurakarta
Tanggal kemunculan9 Maret 2020
Tanggal25 Juni 2023
Kasus terkonfirmasi662.335[1]
Kasus dirawat
1.209[1]
Kasus sembuh626.836[1]
Kematian
662.335[1]
Situs web resmi
corona.jatengprov.go.id

Garis waktu

  • 15 Maret
    • Tambahan 2 kasus.
  • 16 Maret
    • Tambahan 1 kasus.[4]
  • 18 Maret
    • Tambahan 2 kasus.[5]
  • 19 Maret
    • Tambahan 4 kasus.
  • 21 Maret
    • Tambahan 2 kasus.
  • 22 Maret
    • Tambahan 1 kasus.
  • 24 Maret
    • Tambahan 4 kasus.[6]
  • 25 Maret
    • Tambahan 19 kasus.[7]
  • 26 Maret
    • Tambahan 2 kasus.[8]
  • 27 Maret
    • Tambahan 3 kasus.[9]
  • 28 Maret
    • Tambahan 12 kasus.[10]
  • 29 Maret
    • Tambahan 18 kasus.[11]
  • 30 Maret
    • Tambahan 17 kasus.[12]
  • 31 Maret
    • Tambahan 13 kasus.[13]
  • 1 April
    • Tambahan 11 kasus.[14]
  • 3 April
    • Tambahan 10 kasus.[15]
  • 4 April
    • Tambahan 7 kasus.[16]
  • 6 April
    • Tambahan 12 kasus.[17]
  • 7 April
    • Tambahan 1 kasus.[18]
  • 8 April
    • Tambahan 7 kasus.[19]
  • 9 April
    • Tambahan 4 kasus.[20]
  • 12 April
    • Tambahan 56 kasus.[21]
  • 13 April
    • Tambahan 3 kasus.[22]
  • 14 April
    • Tambahan 75 kasus.[23]
  • 15 April
    • Tambahan 13 kasus.[24]
  • 16 April
    • Tambahan 8 kasus.[25]
  • 17 April
    • Tambahan 5 kasus.[26]
  • 18 April
    • Tambahan 25 kasus.[27]
  • 19 April
    • Tambahan 20 kasus.[28]
  • 20 April
    • Tambahan 3 kasus.[29]
  • 21 April
    • Tambahan 98 kasus.[30]
  • 22 April
    • Tambahan 30 kasus.[31]
  • 23 April
    • Tambahan 59 kasus.[32]
  • 24 April
    • Tambahan 37 kasus.[33]
  • 25 April
    • Tambahan 46 kasus.[34]
  • 26 April
    • Tambahan 28 kasus.[35]
  • 27 April
    • Tambahan 17 kasus.[36]
  • 28 April
    • Tambahan 16 kasus.[37]

Klaster

46 tenaga kesehatan di Rumah Sakit Kariadi terpapar virus korona dari seorang pasien bedah.[38]

Tanggapan

Pada 13 Maret, Kota Surakarta memutuskan untuk menutup semua sekolah dasar (SD) dan sekolah menengah pertama (SMP) selama 2 pekan ke depan, setelah tiga kasus positif ditemukan di kota tersebut.[39] Wali kota Surakarta F.X. Hadi Rudyatmo juga menetapkan status kejadian luar biasa (KLB).[40] Pada hari yang sama, Kabupaten Sragen memutuskan untuk menutup semua sekolah dari taman kanak-kanak hingga sekolah menengah pertama di seluruh kabupaten selama setidaknya satu pekan, sementara penutupan sekolah menengah atas di kabupaten tersebut akan diputuskan oleh pemerintah provinsi.[41]

Pada 14 Maret, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo memutuskan untuk menutup semua taman kanak-kanak (TK) hingga SMP di provinsi tersebut, sementara sekolah menengah atas (SMA) akan tetap terbuka selama periode ujian.[42] Pada 15 Maret, Kota Salatiga mengikuti keputusan yang sama serta menganggarkan Rp3 miliar untuk bantuan medis.[43]Sementara itu di Tegal Jawa Tengah, Wali Kota Dedy Yon Supriyono mengumumkan pihaknya akan melakukan lockdown pada 30 Maret hingga 30 Juli 2020. Anggaran Rp2 Miliar disiapkan guna menyiapkan kebijakan tersebut.[44]

Referensi