Peter Jennings

Peter Charles Archibald Ewart Jennings, CM (29 Juli 1938 – 7 Agustus 2005) adalah pembawa acara berita dan wartawan Amerika Serikat kelahiran Kanada. Ia bertugas sebagai pembawa berita World News Tonight di stasiun televisi ABC dari tahun 1983 hingga meninggal dunia pada tahun 2005 akibat komplikasi yang menyertai kanker paru-paru. Pendidikan formal terakhirnya adalah sekolah menengah atas dengan status tidak tamat dan sempat mengikuti perkuliahan singkat di Universitas Carleton. Walaupun demikian, Peter Jennings berhasil menjadi salah seorang wartawan terkemuka dalam sejarah pertelevisian Amerika Serikat.

Peter Jennings
Peter Jennings, foto tahun 2002
LahirPeter Charles Archibald Ewart Jennings
(1938-07-29)29 Juli 1938
Toronto, Ontario, Kanada
Meninggal7 Agustus 2005(2005-08-07) (umur 67)
New York City, New York, A.S.
Kebangsaan
  • Kanada
  • Amerika Serikat
AlmamaterUniversitas Carleton (tidak selesai)
PekerjaanWartawan televisi
Tahun aktif1947–2005
Karya terkenal
  • ABC Evening Report/Peter Jennings with the News (1965–1967)
  • Penyiar internasional ABC World News Tonight (1978–1983)
  • Penyiar berita utama (1983–2005)
  • Reporter ABC News (1964–2005)
GajiUS$7 juta[1]
Suami/istri
  • Valerie Godsoe (cerai)
  • Anoushka Malauf (cerai)
  • Kati Marton (n. 1979, c. 1993)
  • Kayce Freed (1997–2005)
Anak2
Orang tua

Jennings memulai kariernya sejak usia dini. Ia masih berumur 9 tahun ketika menjadi penyiar radio acara anak-anak di Kanada. Pada tahun 1965, ABC News merekrutnya menjadi pembaca berita petang namun hanya sebentar dijalaninya karena masih dianggap kurang berpengalaman. Ia dikirim sebagai koresponden luar negeri pada tahun 1968 untuk mengasah keterampilan jurnalistiknya di Timur Tengah.

Pada tahun 1978, ia kembali mendapat kepercayaan menjadi salah satu dari tiga pembawa acara berita World News Tonight hingga menjadi satu-satunya pembawa acara berita World News Tonight sejak tahun 1983. Jennings termasuk ke dalam salah satu dari "tiga besar" pembawa berita bersama-sama dengan Dan Rather (CBS) dan Tom Brokaw (NBC). Ketiganya mendominasi berita petang di AS sepanjang dekade 1980-an hingga 1990-an. Walaupun sangat mencintai Amerika Serikat, Jennings baru menjadi warga negara Amerika Serikat sejak tahun 2003. Kematian Jennings yang segera diikuti dengan pensiunnya Dan Rather dan Tom Brokaw menandai berakhirnya era "tiga besar" pembawa berita dalam sejarah pertelevisian Amerika Serikat.

Karier

Masa kecil

Jennings muda pada tahun 1968.

Jennings lahir di Toronto, Ontario sebagai anak dari Elizabeth Osborne dan Charles Jennings. Ia memiliki seorang adik perempuan bernama Sarah. Ayahnya adalah penyiar radio Canadian Broadcasting Corporation (CBC). Sewaktu berusia 9 tahun, Peter menjadi penyiar radio untuk acara berdurasi setengah jam untuk anak-anak, Peter's People yang disiarkan setiap Sabtu pagi di radio CBC tempat ayahnya bekerja. Siaran perdana dilakukannya ketika sang ayah sedang bertugas ke Timur Tengah. Sepulang dari Timur Tengah, ayahnya sangat marah mengetahui putranya dijadikan penyiar radio. Charles Jennings memang paling tidak suka dengan nepotisme.[2]

Ketika berusia 11 tahun, Jennings mulai bersekolah di Trinity College School di Port Hope, Ontario. Di sekolah, ia sangat menonjol di bidang olahraga. Pada awal tahun 1950-an, ayahnya pindah tugas ke markas besar CBC di Ottawa, dan ia ikut pindah sekolah ke Lisgar Collegiate Institute.[2] Di sekolah, prestasi akademiknya pas-pasan. Di kemudian hari Jennings mengaku "kebosanan" membuatnya tidak naik kelas 10 dan putus sekolah. "Saya senang perempuan," tambahnya. "Saya senang buku komik. Serta untuk alasan yang saya tidak mengerti, saya memang sangat malas."[3] Jennings sempat kuliah sebentar di Universitas Carleton, menurutnya, "sekitar 10 menit" sebelum berhenti kuliah.[4]

Walaupun masih berangan-angan menjadi penyiar seperti ayahnya, pekerjaan pertama Jennings adalah sebagai kasir bank di Royal Bank of Canada. Ia sangat berharap ditempatkan di kantor cabang Havana, namun ditempatkan di kota kecil di Ontario bernama Prescott sebelum ditransfer ke kantor cabang Brockville yang berdekatan.[2] Di waktu luang, ia mencoba berakting bersama Orpheus Musical Theatre Society, dan tampil di sejumlah panggung musikal amatir, termasuk memainkan Damn Yankees dan South Pacific.[5]

Karier di bidang penyiaran dimulainya ketika berusia 21 tahun di Brockville. Pada tahun 1959, stasiun radio lokal CFJR merekrutnya sebagai pegawai bagian pemberitaan. Sejumlah liputan yang dilaporkannya, termasuk liputan kecelakaan kereta api lokal dipakai oleh radio CBC.[6] Pada tahun 1961, Jennings bekerja di stasiun televisi CJOH-TV di Ottawa yang baru saja didirikan. Ketika CJOH-TV diluncurkan pada bulan Maret 1961, ia mulanya bertugas sebagai pewawancara dan salah seorang produser berita larut malam Vue. Produser acara melihat daya tarik Peter Jennings yang masih muda yang menurutnya mirip Dick Clark. Tak lama kemudian, ia dipasang sebagai pembawa acara musik Club Thirteen yang dibuat untuk menyaingi American Bandstand.[7]

Tahun berikutnya, jaringan televisi swasta pertama di Kanada, CTV memasang Jennings yang berusia 24 tahun sebagai salah seorang pembawa berita nasional edisi larut malam.[8] CTV adalah pesaing jaringan berita tempat ayahnya bekerja. Sewaktu menjadi reporter CTV, Jennings adalah wartawan Kanada yang pertama tiba di Dallas untuk meliput Pembunuhan John F. Kennedy.[2] Pada tahun 1964, CTV mengirimnya untuk meliput Konvensi Nasional Partai Demokrat di Atlantic City, New Jersey. Dalam kesempatan tersebut, ia bertemu dengan Elmer Lower yang menjabat direktur utama ABC News. Jennings ditawarkannya bekerja sebagai koresponden, tetapi kesempatan tersebut ditolaknya.[9] Di kemudian hari, Jennings mengenang peristiwa tersebut, "Pekerjaannya sangat merepotkan bagi laki-laki seperti saya yang dari kota kecil di Kanada. Hal yang menjadi pikiran saya, bagaimana kalau saya membuat salah. Bagaimana kalau saya gagal?"[3] Tiga bulan kemudian, ia berubah pikiran dan berangkat ke Amerika.[9]

Pembawa berita termuda di Amerika

Jennings langsung ditempatkan di biro pemberitaan ABC New York.[9] ABC memang tertinggal dibandingkan NBC dan CBS dalam soal program berita, dan berusaha menarik perhatian kalangan pemirsa muda. Pada 1 Februari 1965, ABC memasang Jennings, reporter muda dari Kanada sebagai pembawa berita malam berdurasi 15 menit Peter Jennings With the News. Ia menggantikan Ron Cochran yang juga asal Kanada.[2] Peter Jennings yang waktu itu berumur 26 tahun menjadi pembawa berita termuda yang pernah dipasang jaringan berita AS hingga kini.[10] "ABC waktu itu sedang kacau," ujar Jennings. "Mereka bersedia mencoba segala cara, dan salah satunya, mereka mencoba saya."[11]

Jennings yang tidak berpengalaman mengalami kesulitan menghadapi rivalnya dari jaringan televisi lain. Ia bukanlah saingan bagi pembawa berita veteran Walter Cronkite dari CBS atau Chet Huntley dan David Brinkley dari NBC. Pemirsa Amerika tidak senang dengan lafal bahasa Inggris Kanada Jennings. Ia melafalkan lieutenant sebagai leftenant, kacau melafalkan Appomattox, dan salah menyebut lagu "Marines' Hymn" di upacara pelantikan Presiden Lyndon B. Johnson sebagai "Anchors Aweigh". Ketidaktahuannya tentang politik dan budaya Amerika membuat dirinya diejek kritikus sebagai "pembawa acara yang glamor".[2] "Sedikit menggelikan juga kalau dipikir-pikir," kenang Jennings. "Saya masih berusia 26 tahun harus bersaing dengan Cronkite, Huntley and Brinkley. Saya jelas-jelas tidak memenuhi syarat."[12] Jennings merasa cukup setelah tiga tahun berjuang sebagai pembawa berita, dan menerima penugasan sebagai koresponden luar negeri ABC News.[8]

Koresponden luar negeri

Jennings benar-benar berniat membangun reputasi jurnalistik di luar negeri. Pada tahun 1968, ia mendirikan biro Timur Tengah ABC di Beirut, Lebanon. Biro yang dipimpinnya menjadi biro pemberitaan dari televisi Amerika yang pertama di dunia Arab.[13] Tahun berikutnya, ia mempertunjukkan pemahaman mendalam soal Timur Tengah dalam Palestine: New State of Mind. Film dokumenter setengah jam tersebut dibuat untuk program berita Now di ABC.[2] Sebagai kepala biro ABC di Beirut, ia dengan cepat memahami kerumitan konflik Arab-Israel, termasuk munculnya kelompok September Hitam pada awal tahun 1970-an. Ia menjadi wartawan televisi Amerika yang pertama kali mewawancarai ketua Organisasi Pembebasan Palestina Yasser Arafat.[9] Sewaktu ditempatkan di Beirut, Jennings berpacaran dengan aktivis Palestina, Hanan Ashrawi yang waktu itu mahasiswa pascasarjana jurusan sastra di Universitas Amerika di Beirut.[14]

Pada tahun 1972, Jennings menghasilkan laporan eksklusif yang pertama, pembunuhan atlet Israel di kompleks atlet Olimpiade München 1972 oleh kelompok September Hitam. Siaran langsung Jennings yang sangat paham soal Timur Tengah ternyata disenangi publik Amerika. Latar belakang sejarah dijelaskannya kepada publik Amerika yang sama sekali tidak paham soal kelompok September Hitam. Bersama awak kameranya, ia bersembunyi di dekat kompleks atlet tempat atlet Israel disandera. Wajah bertopeng para penyandera bisa dilihat pemirsa dengan jelas.[2] Walaupun demikian, Jennings di kemudian hari dikritik karena bertahan untuk menyebut anggota September Hitam sebagai "gerilyawan" atau "komando", dan bukan "teroris".[15]

Setelah Peristiwa München, Jennings terus bertugas menyampaikan liputan dari Timur Tengah. Pada tahun 1973, ia meliput Perang Yom Kippur, dan tahun berikutnya menjadi koresponden kepala sekaligus salah seorang produser film dokumenter Sadat: Action Biography. Biografi Presiden Mesir Anwar Sadat tersebut menghasilkan Penghargaan George Foster Peabody yang pertama dari dua Penghargaan Peabody yang pernah diterimanya.[2] Berkat film tersebut, Sadat menjadikannya sebagai wartawan yang paling disukai.[16] Pada musim panas 1974, Jennings menikah untuk kedua kalinya. Kali ini dengan fotografer Lebanon bernama Anouchka Malouf.[10] Istri pertamanya bernama Valerie Godsoe yang sudah menjadi pacarnya sejak keduanya masih kanak-kanak.[17]

Jennings kembali ke Amerika Serikat pada akhir tahun 1974. Ia ditugaskan sebagai koresponden Washington dan pembawa berita pagi ABC AM America yang menjadi awal dari Good Morning America.[2] ABC berharap acara baru yang dimodali AS$ 8 juta tersebut dapat bersaing dengan program berita Today di NBC. Tayangan pertama AM America dilakukan pada tanggal 6 Januari 1975. Jennings mendapat bagian membacakan berita sepanjang 5 menit dari Washington, D.C.. Acara AM America dihentikan setelah mengudara selama 10 bulan karena tidak pernah bisa bersaing dengan Today.[18] Masih pada bulan November tahun yang sama, Jennings kembali ditempatkan di luar negeri. Kali ini sebagai kepala koresponden luar negeri ABC.[2] Ia meneruskan tugas sebelumnya meliput peristiwa di Timur Tengah. Pada tahun 1978, ia menjadi wartawan pertama AS yang mewawancarai pemimpin Iran Ayatollah Khomeini yang sedang berada dalam pengasingan di Paris.[16]

Sementara itu di Amerika Serikat, ABC News bersama Roone Arledge direktur ABC yang baru diangkat sedang merencanakan program berita malam yang baru. Sejak pertama kali mengudara, rating siaran berita ABC terus menerus menempati urutan ketiga di bawah CBS dan NBC. Pada akhir tahun 1970-an, ABC News memasangkan Harry Reasoner dengan Barbara Walters sebagai pembawa acara berita, namun keduanya tidak saling cocok. Arledge memutuskan untuk mencoba format tiga pembawa berita sekaligus. Pada 10 Juli 1978, ABC News memulai tayangan berita World News Tonight dengan Frank Reynolds melaporkan dari Washington, Max Robinson dari Chicago, dan Jennings dari London.[19] Jabatan resminya adalah "Jangkar Biro Luar Negeri", walaupun Jennings masih terus menjabat kepala koresponden luar negeri.[2] Pada musim panas 1979, rating siaran berita model baru tersebut terus menanjak. Semuanya berkat pengalaman Arledge dalam menarik perhatian pemirsa seperti yang pernah dilakukannya untuk Wide World of Sports. Sejak mulai mengudara, World News Tonight setiap kalinya menyedot perhatian 1,9 juta rumah tangga di AS dan berhasil menjadi pesaing berita petang NBC.[19]

Jennings kembali menikah pada tahun 1979. Setelah bercerai dari istri kedua, ia menikah dengan sesama koresponden ABC Kati Marton. Dari pernikahan ketiga dengan Marton lahir anak perempuan bernama Elizabeth pada tahun 1979, dan anak laki-laki bernama Christopher pada tahun 1982.[17]

Sebagai salah seorang dari tiga pembawa berita ABC, Jennings bertugas meliput berita internasional, terutama masalah Timur Tengah. Laporannya dari London selalu hadir setiap malam sehingga ABC News terkesan lebih mementingkan berita luar negeri dibandingkan program berita televisi lain.[20] Sepanjang kariernya, Jennings pernah meliput Revolusi Iran dan krisis sandera Iran, pembunuhan Anwar Sadat, Perang Falkland, Perang Lebanon 1982, serta kunjungan Paus Yohanes Paulus II ke Polandia. Kekerasan hatinya untuk meliput sendiri berita-berita internasional sering membuat kesal sesama koresponden luar negeri ABC. Menurut mereka, "Kelompok Sirkus Terbang Jennings" selalu merebut laporan eksklusif dari koresponden lain.[2] Jennings sendiri juga tidak sepenuhnya puas dengan penempatannya di London. Pada awal tahun 1980-an, ketika kontraknya dengan ABC habis, ia mencoba kembali ke Kanada dan mempertimbangkan bekerja untuk CBC membawakan program berita baru The Journal. Namun ia tidak jadi bekerja untuk CBC setelah kesepakatan antara dirinya dan CBC tidak tercapai.[21]

Pembawa berita tunggal

Pada tahun 1983, Reynolds menderita sejenis kanker tulang yang disebut mieloma ganda, dan terpaksa berhenti membawakan berita mulai bulan April. Setelah ditinggalkan Reynolds, rating berita malam ABC anjlok. Sementara ABC masih mengharapkan Reynolds untuk sembuh, Jennings untuk sementara dipindahkan ke biro Washington sebagai pengganti. Bersama Jennings, rating pemirsa semakin meningkat meskipun masih berada di urutan ketiga. Reynolds meninggal dunia secara tiba-tiba pada tanggal 20 Juli 1983 akibat hepatitis akut.[22]

Pada 9 Agustus 1983, ABC mengumumkan bahwa Jennings telah menandatangani kontrak kerja selama 4 tahun. Mulai 5 September 1983, ia ditugaskan sebagai satu-satunya pembawa berita sekaligus redaktur senior World News Tonight dari markas besar World News Tonight yang baru di studio ABC, New York City.[22] Pengumuman format baru World News Tonight menandai munculnya generasi baru penyiar berita petang, dan sekaligus menandai dimulainya era "tiga besar" pembawa berita: Jennings dari ABC, Dan Rather dari CBS, dan Tom Brokaw dari NBC.[8] Dan Rather sudah lebih dulu diangkat sebagai pembawa berita pada tahun 1981 setelah Walter Cronkite pensiun. Sementara itu, NBC Nightly News memasang Tom Brokaw sebagai pembawa berita tunggal bersamaan dengan hari pertama Jennings mengudara di World News Tonight. Pada waktu itu, Jennings menyatakan keprihatinannya bahwa persaingan di antara ketiga pembawa berita hanya akan terjadi di permukaan saja. "Setelah ada saya, Brokaw, dan Rather, saya sadar akan ada unsur tiga wajah tampan," kata Jennings. "Begitulah produk samping yang tidak terhindarkan dari televisi..."[23]

Peter Jennings (sedang merokok) pada tahun 1984.

Jennings mulai mengudara membawakan World News Tonight pada tanggal 5 September 1983, dan sekaligus menandai awal kenaikan rating yang mantap bagi ABC News.[a] Tahun pertama sebagai pembawa berita dihabiskannya untuk belajar politik dalam negeri AS sekaligus bersiap menghadapi pemilihan presiden AS tahun 1984.[b] Pada bulan Juni 1984, Jennings yang nantinya mengaku pengetahuan politiknya masih terbatas, ditugaskan bersama David Brinkley sebagai pemandu liputan Konvensi Nasional Partai Demokrat. Jennings berkata, "Terakhir kali saya meliput kampanye pemilu adalah 16 tahun sebelumnya. Pada tahun 1984, saya ditugaskan bersama David Brinkley. Ia bahkan tidak yakin saya bisa mengenali satu per satu wajah pembuat berita, dan ia benar."[24] Jennings dan ABC dikritik karena secara tiba-tiba menghentikan liputan konvensi selama 30 menit untuk digantikan tayangan ulang film seri Hart to Hart.[25]

Walaupun awalnya masih canggung, rating program berita yang dibacakan Jennings terus merangkak naik. Pada tahun 1989, kerja kerasnya membawakan liputan musibah pesawat ulang-alik Challenger selama 11 jam nonstop mendapat banyak pujian.[24] Ketika gempa bumi Loma Prieta 1989 mengguncang kawasan teluk San Francisco, pakar pers memuji Jennings dan ABC News karena cepat tanggap menayangkan berita. Sebaliknya, Tom Brokaw dan NBC News dikritik karena lamban bereaksi.[26] Bulan berikutnya, Brokaw membalas kekalahannya dengan liputan eksklusif runtuhnya Tembok Berlin.[27] Walaupun demikian, rating pemirsa World News Tonight pada akhir tahun 1989 tetap berada di atas CBS dan NBC. Rating berita petang ABC berada di urutan nomor satu selama 13 minggu terakhir tahun 1989, dan sekaligus mengalahkan CBS untuk pertama kalinya dengan angka rating rata-rata tahun 1989.[28]

Kesuksesan Jennings berlanjut pada tahun 1990, dan World News Tonight terus memimpin dalam persaingan rating pemirsa. Pada bulan Januari, seri dokumenter Peter Jennings Reporting mulai mengudara sebagai tayangan waktu utama dari ABC News. Dalam satu episode yang panjangnya satu jam hanya dibahas sebuah topik. Episode perdana tentang kekerasan dengan senjata api di Amerika mendapat banyak pujian.[29] Laporan keduanya, "From the Killing Fields" yang ditayangkan bulan April, membahas kebijakan luar negeri AS terhadap Kamboja.[30]

Ketika Perang Teluk dimulai pada 16 Januari 1991, Jennings meliputnya secara maraton. Duapuluh jam dari 48 jam pertama pertempuran diliputnya secara nonstop. Rating pemirsa ABC News melesat hingga mencapai angka tertinggi yang belum pernah dicapai sebelumnya.[c] Setelah tayangan kartun Sabtu pagi tanggal 19 Januari 1991 disela briefing militer dari Arab Saudi, Jennings dan ABC menjadi prihatin dengan dampak liputan perang terhadap anak-anak. Oleh karena itu, Sabtu pagi minggu berikutnya, Jennings membawakan acara khusus berdurasi 90 menit, War in the Gulf: Answering Children's Questions. Ia dan sejumlah koresponden ABC ditemani personel militer AS menjawab pertanyaan melalui telepon dan menjelaskan makna perang kepada pemirsa muda.[31]

Pada 13 Oktober 1991, berita hangat tentang konfirmasi pengangkatan Hakim Agung Clarence Thomas memaksa ABC News menyela tayangan Sabtu pagi dengan liputan dengar pendapat di Senat. Sebelum dengar pendapat ditayangkan, Jennings memberi peringatan kepada anak-anak, "Kamu mungkin akan mendengar kata-kata yang sangat tidak pantas." Mengenai Thomas dan Anita Hill, ia menambahkan, "mereka berselisih secara pahit mengenai beberapa hal yang menurut pihak wanita dilakukan oleh pihak pria sewaktu mereka berdua bekerja bersama-sama... Kamu bisa minta penjelasan lebih lanjut kepada orang tuamu."[32] Jennings berlanjut dengan membuat dua acara istimewa untuk pemirsa muda. Diskusi terang-terangan mengenai AIDS sepanjang 90 menit, Growing Up in the Age of AIDS ditayangkan pada bulan Februari 1992,[33] dan sebuah forum forum mengenai rasisme, Prejudice: Answering Children's Questions ditayangkan pada bulan April 1992.[34]

Berita politik mendominasi televisi AS sepanjang tahun 1992. Pada bulan Maret, ia menjadi moderator babak terakhir debat antara kandidat presiden dari Partai Demokrat[35] Sebuah episode Peter Jennings Reporting pada bulan Juni 1992 dipakai untuk memperkenalkan Ross Perot (Peter Jennings Reporting: Who Is Ross Perot?), diikuti dengan forum tanya jawab sepanjang 90 menit antara Perot dan pemirsa di studio.[36] Pada 9 September 1992, ABC mengumumkan perubahan dalam format liputan politik agar bisa mengurangi petikan suara yang jelas dibuat-buat. Jennings berbicara di hadapan pemirsa World News Tonight, "Kami sadar bahwa banyak di antara pemirsa sekalian yang tidak tertarik dengan proses politik, dan sebagian di antara Anda paling tidak menuding kami sebagai penyebabnya."[37] Setelah Bill Clinton terpilih sebagai presiden pada bulan November 1992, Jennings memperkenalkan pemerintahan baru Clinton dalam dua tayangan khusus untuk anak-anak. Tayangan pertama, President Clinton: Answering Children's Questions mengudara bulan Februari 1993.[38] Tayangan kedua berupa siaran langsung, Kids in the Crossfire: Violence in America dari Washington, D.C. pada bulan November 1993. Dalam tayangan tersebut, Jennings menampilkan siswa sekolah menengah pertama dengan bintang tamu Jaksa Agung Janet Reno dan penyanyi rap MC Lyte.[39]

Peter Jennings (kiri) menjajal pesawat F15 bersama letnan kolonel AU Amerika Serikat, Charlie Heald.

Jennings mengalami serangkaian kejadian tidak menyenangkan pada awal tahun 1990-an. Jennings dan Kati Marton secara terbuka mengumumkan perceraian mereka di tabloid Newsday, 13 Agustus 1993. Sebelumnya pada tahun 1987, keduanya pernah berpisah selama empat bulan setelah perselingkuhan Marton dengan kolumnis Richard Cohen dari Washington Post terbongkar.[40] Pada bulan Januari 1994, Jennings bertengkar dengan Emily Rooney yang menjabat produser eksekutif World News Tonight. Pemecatan Rooney menjadi berita nasional dan Jennings harus bersiap-siap menghadapi kritik.[41]

Semakin kuatnya lembaga kontrol sosial terhadap pers, seperti Media Research Center (MRC) yang konservatif membuat Jennings terus-menerus diawasi karena liputannya sering dianggap "bias". Kalimat yang diucapkannya mengenai hasil pemilu paruh waktu tahun 1994 di ABC Radio, 14 November 1994 dikecam kalangan konservatif seperti MRC dan Cal Thomas.[42][43] Pada bulan Juli 1995, sebulan sebelum peringatan 50 tahun pengeboman atom Hiroshima dan Nagasaki, tayangan dokumenter Peter Jennings Reporting: Hiroshima: Why the Bomb Was Dropped mengundang cemooh dari kalangan konservatif dan kritikus televisi. Mereka menyatakan tayangan tersebut berisi sudut pandang kaum revisionis tentang keputusan menjatuhkan bom atom.[44] Beberapa pemirsa mengirimkan uang karcis bus ke alamat Jennings dan menyuruhnya pulang ke Kanada.[45]

Ia akhirnya dapat memuaskan kalangan konservatif. Lobinya selama tiga tahun membuahkan posisi tetap koresponden bidang agama di ABC News. Peggy Wehmeyer mulai bekerja untuk ABC sejak Januari 1994. Wehmeyer sekaligus menjadi reporter pertama khusus bidang agama di jaringan televisi AS.[46] Liputan ABC tentang topik-topik agama menjadi bertambah, termasuk dokumenter Peter Jennings Reporting: In the Name of God tentang perubahan yang terjadi di gereja Amerika yang ditayangkan Maret 1995.[47] Sewaktu diambil gambarnya oleh KOMO-TV dari Seattle, Jennings pada Februari 1995, menyatakan penyesalan atas ucapannya di radio ABC tentang pemilihan paruh waktu tahun 1994. Ia berkata, "Publik berpendapat saya telah menghina mandat suci mereka dan beberapa di antaranya berpendapat bahwa saya harus pulang ke Kanada. Saya berharap tidak akan melakukan kesalahan yang sama."[48]

Pada pertengahan tahun 1990-an, kritikus televisi memuji inisiatif Jennings yang tidak ingin meramaikan program berita ABC dengan kasus O.J. Simpson.[d] Jennings justru mencurahkan energi untuk meliput Perang di Bosnia dan Herzegovina. Ia memandu tayangan spesial pada waktu utama selama tiga jam tentang Bosnia, ditambah sebuah tayangan spesial untuk anak-anak pada hari Sabtu pagi. Dari tahun 1992 hingga 1996, ABC menayangkan lebih banyak liputan tentang Bosnia dibandingkan jaringan televisi lain di AS.[49] Jennings mendapat Goldsmith Career Award untuk Kecakapan dalam Jurnalisme dari Sekolah Pemerintahan John F. Kennedy di Universitas Harvard, antara lain berkat semangatnya meliput Bosnia.[50] Jennings juga berjasa memperkenalkan referendum Quebec 1995 ke publik AS. Pers Kanada menyambut dengan hangat liputannya yang mendalam tentang referendum Quebec. Jennings adalah satu-satunya pembawa berita AS yang berada di Kanada untuk menayangkan malam referendum.[51]

Walaupun mendapat pujian kritikus, rating World News Tonight mulai turun secara bertahap pada tahun 1996. Berkat dukungan pemirsa liputan Olimpiade Atlanta 1996 di NBC, program berita petang Nightly News mengalahkan rating World News Tonight selama dua minggu, mulai akhir Juli hingga awal September.[52] Keberhasilan NBC membuat cemas Jennings dan ABC. Keduanya langsung mengurangi berita luar negeri, dan memasukkan lebih banyak "berita ringan" untuk meniru kesuksesan Nightly News. Perubahan tersebut mengundang reaksi keras dari pemirsa setia World News Tonight, dan rating turun secara drastis. "Kami memang berbuat salah," kata Jennings. "Pemirsa membalasnya dengan tidak mau menonton."[45] Walaupun berbagai perubahan dilakukan untuk memperbaiki rating World News Tonight, NBC mengakhiri tahun 1997 dengan Nightly News sebagai program berita nomor satu.[53]

Penurunan rating pemirsa terjadi bersamaan dengan keguncangan yang terjadi di ABC News, termasuk batalnya rencana mendirikan televisi kabel khusus berita. Pada 6 Maret 1997, ABC mengumumkan David Westin menggantikan Roone Arledge sebagai direktur utama divisi pemberitaan, efektif mulai Juni 1998. Keduanya menolak keputusan tersebut dilatarbelakangi rating pemirsa World News Tonight yang mengecewakan.[54] Selain itu, perundingan yang gagal antara serikat buruh dan ABC menyebabkan aksi mogok 24 oleh anggota Asosiasi Teknisi dan Pegawai Penyiaran Nasional. Akibatnya, liputan pemilu bulan November 1998 menjadi terganggu. Sejumlah kandidat dari Partai Demokrat menolak diwawancarai ABC karena mendukung serikat buruh. Jennings terpaksa menjelaskan kepada pemirsa alasan ABC tidak mewawancarai kandidat dari Partai Demokrat.[55]

Milenium baru disambut Jennings dan ABC dengan menyiapkan kaleidoskop abad ke-20. Buku setebal 606 halaman tentang Amerika pada abad ke-20 ditulisnya dengan bantuan wartawan majalah Life bernama Todd Brewster. Buku berjudul The Century diterbitkan sebagai bacaan pendamping tayangan mini seri dokumenter berjudul sama di ABC. Sebulan setelah beredar, The Century menempati urutan nomor satu dalam Daftar Buku Terlaris New York Times bulan Desember 1998.[56] Episode pertama The Century mulai ditayangkan ABC pada 29 Maret 1999. Jennings membawakan sendiri mini seri sepanjang 12 jam yang proyeknya sudah dimulai sejak tahun 1990. Hingga ditayangkan, The Century sudah menghabiskan biaya sebesar AS$25 juta.[e] Jennings juga membawakan versi yang lebih panjang (15 jam) yang ditayangkan televisi kabel History Channel pada April 1999.

Jennings dalam acara Peabody Awards tahun 2000.

Pada 31 Desember 1999, Jennings mengudara selama 23 jam nonstop untuk menyambut pergantian milenium dalam acara ABC 2000 Today. Menurut perkiraan, sekitar 175 juta pemirsa setidaknya menyaksikan sebagian dari acara tersebut.[57] Pemirsa waktu utama yang menyaksikan Jennings di Amerika diperkirakan mencapai 18,6 juta pemirsa. Angka tersebut jauh melebihi pemirsa yang menyaksikan acara milenium di dua jaringan televisi lainnya.[58] Kritikus televisi memuji acara tersebut, dan menyebut Jennings "manusia super".[59] Walaupun total biaya produksi AS$11 juta (NBC dan CBS hanya menghabiskan AS$2), ABC mendapat untung AS$5 juta.[60] Walaupun demikian, kesuksesan acara milenium ABC tidak membawa pengaruh bagi rating pemirsa World News Tonight. Rating pemirsa di minggu pertama bulan Januari 2000 berada di atas NBC dan CBS sebelum kembali jatuh ke peringkat kedua.[61]

Serangan 11 September 2001

Ketika terjadi Serangan 11 September 2001, Jennings meliputnya selama 17 jam nonstop. Kritikus televisi menyebut usahanya sebagai "kerja fisik yang berat".[62] Seperti pembawa berita di jaringan lain, Jennings mendapat banyak pujian atas jasanya memandu pemirsa Amerika pada hari itu. Jennings tidak mampu menahan luapan perasaan setelah ditelepon anak-anaknya. "Kami tidak sering menyarankan orang untuk melakukan sesuatu dari kursi ini, tapi...bila Anda adalah orang tua, dan memiliki anak yang tinggal di daerah lain, teleponlah mereka. Saling berbagilah."[63]

Liputannya juga mengundang kontroversi. Setelah penyiar radio konservatif Rush Limbaugh menuduh Jennings mencemarkan nama baik Presiden George W. Bush dalam tayangan 11 September 2001, ABC dibanjiri surat elektronik dan ditelepon oleh lebih dari 10 ribu orang yang marah. Jennings ternyata tidak pernah mengucapkan kata-kata seperti dituduhkan. Limbaugh kemudian meminta maaf dan menarik kembali kata-kata yang diucapkannya.[64] Pada 13 September 2001, Jennings kembali dikritik kalangan konservatif setelah memandu forum yang dihadiri pakar Timur Tengah. Di antara tokoh yang diundang adalah Hanan Ashrawi mantan pacarnya.[65]

Peristiwa 11 September memberi angin baru bagi proyek In Search of America yang dimulai Jennings dan Brewster untuk melanjutkan kesuksesan The Century. Mereka berdua mulai menulis buku In Search of America sejak awal tahun 2001. Setelah terjadinya serangan 11 September, mereka mengunjungi kembali sejumlah orang yang pernah diwawancarai sebelumnya untuk mengetahui sejauh mana peristiwa tersebut memengaruhi hidup mereka.[66] Jennings dan World News Tonight memulai tur keliling ke 50 negara bagian yang dimulai bulan April 2002. Tur tersebut merupakan bagian dari proyek setahun penuh bernama 50 States/One Nation/One Year. Pada bulan September 2002, ia membawakan tayangan sejumlah 6 episode yang diberi judul sama dengan bukunya. Kesuksesan tayangan In Search of America dan gencarnya promosi dari penerbit ternyata tidak berhasil menarik minat publik untuk membeli bukunya.[67]

Proyek In Search of America dan peristiwa 11 September ikut mendorong keinginan dirinya untuk berkewarganegaraan ganda Kanada dan Amerika Serikat. "Saya pikir serangan 11 September dan perjalanan keliling Amerika yang saya lakukan sesudahnya membuat saya merasa lebih dekat," tutur Jennings. "Dan sewaktu kami sedang mengerjakan proyek [In Search of] America, saya menghabiskan banyak waktu di jalan, yang berarti jauh dari meja redaktur saya, dan saya merasa makin dekat dengan mimpi-mimpi serta ide-ide masa depan para Bapak Pendiri Amerika Serikat.[68] Jennings dengan mudah lulus tes kewarganegaraan. Ia disumpah sebagai warga negara AS pada tanggal 30 Mei 2003 dalam upacara kewarganegaraan reguler di Lower Manhattan.[68]

Jatuh sakit

Pada akhir 2004, Brokaw pensiun dari posisinya sebagai jangkar di NBC dan diteruskan oleh Brian Williams. Sementara itu, Rather sudah bersiap-siap untuk tidak lagi menjabat jangkar CBS mulai Maret 2005. Jennings dan ABC melihat kesempatan emas untuk merebut perhatian pemirsa, namun Jennings terkena infeksi saluran napas atas pada akhir Desember 2004. Sementara rivalnya dari jaringan televisi lain berada di lokasi kejadian, Jennings hanya melaporkan bencana tsunami Samudra Hindia dari belakang meja di New York. Hal itu di luar kebiasaaannya yang selalu berada di lokasi setiap kali ada berita besar. Bagi Jennings, keadaan itu sangat menyiksa.[69]

Jennings tampil dalam rekaman video memberi tahu pemirsa World News Tonight pada 5 April 2005 bahwa dirinya menderita kanker paru-paru.

Pada akhir Maret 2005, pemirsa berita petang mulai memperhatikan suara Jennings yang terdengar lebih rendah dari biasanya. Pada 1 April 2005, Jennings membawakan World News Tonight untuk terakhir kalinya. Kondisi kesehatan juga tidak memungkinkan dirinya meliput wafat hingga dimakamkannya Paus Yohanes Paulus II. Pada 5 April 2005, lewat rekaman kaset video, Jennings memberitahu pemirsa World News Tonight bahwa dirinya menderita kanker paru-paru, dan akan menjalani kemoterapi mulai minggu berikutnya. Jennings berkata, "Seperti sebagian di antara Anda tahu sekarang, beberapa hari yang lalu saya mengetahui bahwa saya menderita kanker paru-paru." Ia menambahkan, "Ya, saya merokok hingga kira-kira 20 tahun yang lalu, dan saya begitu lemah dan merokok setelah terjadi peristiwa 11 September. Tapi apa pun alasannya, berita ini pasti membuat Anda kecewa."[70] Walaupun ia menyatakan niatnya untuk terus menjadi pembawa acara berita kalau memungkinkan, pesan tersebut menjadi penampilan terakhirnya di televisi.[71]

Sepanjang musim panas 2005, Charles Gibson (salah seorang pembawa acara Good Morning America) dan Elizabeth Vargas (salah seorang pembawa acara 20/20) ditugaskan sebagai jangkar sementara World News Tonight. Pada 29 April 2005, Jennings memasang surat ucapan terima kasih di situs web ABCNews.com disertai informasi mutakhir mengenai keadaannya berikut ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah mendoakan dirinya.[72] Pada bulan Juni, Jennings mengunjungi markas besar ABC News dan berbicara di hadapan kru dan staf. Ia berterima kasih kepada Gibson yang telah mengakhiri setiap tayangan World News Tonight dengan kalimat "untuk Peter Jennings dan semua dari kami di ABC News.[8] Jennings kembali memasang surat pendek berisi ucapan terima kasih pada ulang tahunnya yang ke-67, 29 Juli 2005.[73]

Meninggal dunia

Pada 7 Agustus 2005 pukul 23.30 EDT, Gibson menyela tayangan berita lokal di Amerika Serikat Timur dan stasiun televisi yang berafiliasi dengan ABC di Amerika Serikat Barat dengan berita wafatnya Jennings akibat kanker paru-paru.[8] Gibson membacakan pernyataan singkat dari pihak keluarga bahwa Jennings meninggal dunia di apartemennya di New York, ditunggui istri, dua orang anak, dan seorang adik perempuan.[74] Rekan sejawat pembaca berita ABC, Barbara Walters, Diane Sawyer, dan Ted Koppel secara bergantian menyatakan rasa dukacitanya. Dalam berita pagi keesokan harinya, Brokaw dan Rather dengan rasa tidak percaya mengenang mantan rivalnya. "Peter, di antara kita bertiga, kau lah pangeran kami," kata Brokaw dalam Today. "Ia bagaikan tak termakan waktu. Ia memiliki semangat yang tinggi dan bergaya," puji Brokaw.[75] Presiden AS George W. Bush dan Perdana Menteri Kanada Paul Martin memberikan pernyataan belasungkawa kepada pers.[76][77]

Pada 10 Agustus 2005, ABC mengudarakan tayangan khusus sepanjang dua jam, Peter Jennings: Reporter. Di dalamnya berisi cuplikan peristiwa yang pernah diliput Peter Jennings berikut wawancara dengan rekan sejawat dan teman-temannya.[78] Obituari Jennings disaksikan 9 juta pemirsa, dan sekaligus menjadi tayangan televisi yang paling banyak ditonton pada malam itu.[78] Minggu pertama setelah kematian Jennings, rating World News Tonight untuk pertama kali sejak Juni 2004 berhasil mengungguli dua program berita petang CBS dan NBC.[79]

Istri keempat Jennings, Kayce Freed dan pihak keluarga mengadakan upacara pemakaman di New York yang dihadiri kerabat terdekat. Jenazah Jennings dikremasi dan abunya dibagi dua. Separuh dari abunya disimpan di rumahnya di Long Island, dan separuh lagi di vila musim panas miliknya di Bukit Gatineau, dekat Ottawa.[80] Dalam upacara penyerahan Penghargaan Emmy Primetime 18 September 2005, Brokaw dan Rather membawakan penghormatan terakhir bagi Jennings.[81] Dua hari kemudian dilangsungkan upacara penghormatan terakhir yang dihadiri publik di Carnegie Hall. Upacara tersebut dihadiri rekan wartawan, pemimpin politik, dan teman-teman Jennings.[82] Setelah hampir delapan bulan Jennings meninggal dunia, ABC menugaskan Vargas dan Bob Woodruff untuk bersama-sama menjadi jangkar World News Tonight.[83]

Penghargaan

Nama jalan Peter Jennings Way di kota New York.

Sepanjang hidupnya, Jennings telah menerima berbagai penghargaan, termasuk 16 Penghargaan Emmy dan dua Penghargaan Peabody. Program berita World News Tonight dan Peter Jennings Reporting memenangi Penghargaan duPont-Columbia dan penghargaan dari Overseas Press Club.[13] Di puncak kepopulerannya, ia memenangi gelar "Jangkar Terbaik" tahun 1988, 1989, 1990, dan 1992 dari majalah Washington Journalism Review.[16] Penghargaan Paul White yang merupakan penghargaan tertinggi dari Asosiasi Pengarah Berita Radio dan Televisi (RTNDA) diterimanya untuk kontribusi seumur hidup bagi jurnalisme.[84] Pada tahun 2004, Universitas Negara Bagian Washington memberinya Penghargaan Edward R. Murrow untuk pencapaian seumur hidup dalam dunia penyiaran.[85]

Delapan hari sebelum tutup usia, Jennings diberi tahu bahwa dirinya menerima penghargaan Order of Canada yang merupakan penghargaan tertinggi bagi warga sipil Kanada.[80] Upacara diadakan bulan Oktober 2005, dan dihadiri oleh anak perempuannya yang bernama Elizabeth. Pada 21 Februari 2006, Wali Kota New York Michael Bloomberg mengenang Jennings dengan menamakan jalan West 66th Street di blok antara Columbus Avenue dan Central Park West sebagai Peter Jennings Way. Di blok tersebut terdapat kantor pusat ABC News.[86] Pada bulan Oktober 2006, The Walt Disney Company yang memiliki ABC sejak tahun 1996, memberikan penghargaan Legenda Disney kepada Jennings. Peter Jennings adalah pegawai ABC News yang pertama menerima penghargaan Legenda Disney.[87]

Publikasi

Artikel

Buku

  • Bersama Todd Brewster. The Century. London: Doubleday (1999). ISBN 0-385-48327-9.
  • Bersama Todd Brewster. The Century for Young People. New York: Random House (1999). ISBN 0-385-32708-0.
  • Bersama Todd Brewster. In Search of America. New York: Hyperion (2002). ISBN 0-7868-6708-6.

Catatan kaki

Referensi

Bacaan selanjutnya

Buku

Artikel

Pranala luar

Artikel ini tersedia dalam versi lisan
Dengarkan versi lisan dari artikel ini
(2 bagian, 52 menit)
Berkas-berkas suara berikut dibuat berdasarkan revisi dari artikel ini per tanggal 24 April 2008 (2008-04-24), sehingga isinya tidak mengacu pada revisi terkini.