Story:Bambu Duri

Bambu duri
Bambu duri atau buluh duri (Bambusa blumeana) adalah sejenis bambu yang memiliki duri terutama pada buku cabang dan ranting-rantingnya. Bambu duri memiliki nama-nama lain, di antaranya haur cucuk, awi duri (Sd. ), pring gĕsing, p. greng (Jw. ), dan lain-lain. Di banyak tempat di Jawa juga dikenal dengan nama pring ori. Tumbuhan ini masih segenus dengan bambu cina, bambu duri besar, bambu kuning, bambu putih, dan bambu tutul.
Wibowo Djatmiko (Wie146)
Bambu yang merumpun dan padat, rimpangnya bercabang simpodial; pangkal rumpun rapat dilingkungi oleh cabang dan ranting-ranting berduri. Rebung berwarna jingga, tertutup oleh bulu-bulu miang cokelat. Buluhnya tegak, mencapai tinggi 25 m, agak berbiku-biku, berduri; mulai bercabang di atas tanah, berupa satu cabang dominan diikuti oleh cabang lain yang lebih kecil.
Wibowo Djatmiko (Wie146)
Buluh muda dengan lapisan lilin putih dan bulu miang cokelat yang tersebar, akhirnya menjadi gundul dan hijau mengilap. Panjang ruas 25-30 cm dan garis tengahnya 5–10 cm; tebal dinding buluh lk. 10-20 mm, terkadang hampir padat pejal pada dasarnya. Bukunya menonjol, buku-buku dekat pangkal dengan akar udara.
Wibowo Djatmiko (Wie146)
Pelepah buluh lekas rontok; bentuk segitiga lebar, hingga lk. 30 × 22 cm, yang bawah pendek dan sempit, lebih ke atas berangsur-angsur membesar, kusam, seperti kulit; sisi luarnya tertutup oleh miang berwarna cokelat yang mudah rontok. Daun pelepah buluh lanset sempit, hingga 15 × 1,5 cm, tegak pada ruas-ruas pangkal dan ujung, mendatar pada ruas-ruas tengah, tepinya terkeluk ke dalam, berambut miang yang tersebar di sisi dalam (adaksial), gundul sisi luarnya (abaksial).
Wibowo Djatmiko (Wie146)