Agatha Christie

penulis asal Inggris

Dame Agatha Mary Clarissa Christie, DBE (15 September 1890 – 12 Januari 1976) adalah seorang penulis fiksi kriminal Inggris yang terkenal dengan enam puluh enam novel detektif dan empat belas koleksi cerita pendeknya. Karyanya yang paling terkenal bercerita tentang detektif fiksi Hercule Poirot dan Miss Marple. Dia juga penulis pementasan drama terlama di dunia yang berjudul The Mousetrap, yang ditampilan di Teater West End dari 1952 hingga 2020. Pertunjukan itu ditutup pada Maret 2020 karena Pandemi Covid-19. Ia juga menulis enam novel dengan nama samarannya Mary Westmacott. Pada 1971, dia diangkat menjadi Dame (DBE) atas kontribusinya pada dunia sastra. Guinness World Records menyantumkan Christie sebagai penulis fiksi terlaris sepanjang masa, novelnya telah terjual lebih dari dua miliar eksemplar.

Dame

Agatha Christie
Lady Mallowan

Christie in 1925
Agatha Christie
LahirAgatha Mary Clarissa Miller
(1890-09-15)15 September 1890
Torquay, Devon,  Inggris
Meninggal12 Januari 1976(1976-01-12) (umur 85)
Winterbrook House, Winterbrook, Oxfordshire,  Inggris
MakamChurch of St Mary, Cholsey, Oxfordshire, Inggris
Nama penaMary Westmacott
Pekerjaan
Genre
Aliran sastraMasa Keemasan Fiksi Detektif
Karya terkenalPembuat karakter Hercule Poirot dan Miss Marple, Pembunuhan di Orient Express, Pembunuhan atas Roger Ackroyd, Pembunuhan di Sungai Nil, Pembunuhan di Wisma Pendeta, Pembunuhan ABC, Sepuluh Anak Negro, The Mousetrap
Pasangan
  • Archibald Christie
    (m. 1914; c. 1928)
    (m. 1930)
Anak1
KerabatJames Watts (keponakan)
Tanda tangan
Website
agathachristie.com

Christie dilahirkan dalam keluarga kelas menengah atas yang kaya di Torquay, Devon, dan sebagian besar mendapatkan pendidikannya dengan bersekolah di rumah. Pada awal kariernya sebagai penulis ia mengalami enam penolakan berturut-turut. Sebelum akhirnya pada 1920, karyanya yang berjudul Misteri di Styles, yang menampilkan detektif Hercule Poirot, diterbitkan.

Menurut Index Translationum, ia tetap menjadi penulis individu dengan karyanya yang paling banyak diterjemahkan. Karyanya yang berjudul Lalu Semuanya Lenyap adalah salah satu buku dengan penjualan tertinggi sepanjang masa, dengan penjualan sekitar 100 juta.

Biografi

Masa kecil dan remaja: 1890–1907

Agatha Mary Clarissa Miller lahir pada 15 September 1890 dari keluarga kelas menengah atas yang kaya di Torquay, Devon. Dia adalah anak bungsu dari tiga bersaudara yang lahir dari pasangan Frederick Alvah Miller dan istrinya Clarissa Margaret ("Clara") Miller née Boehmer.[1][2][3][4]

Ibunya lahir di Dublin pada 1854 dari seorang perwira Angkatan Darat Inggris Frederick Boehmer dan istrinya Mary Ann Boehmer née West.[5][6][7] Boehmer meninggal di Jersey pada 1863, meninggalkan jandanya untuk membesarkan Clara dan saudara laki-lakinya dengan penghasilan yang sedikit.[8] Dua minggu setelah kematian Boehmer, saudara perempuan Mary yang bernama Margaret West menikahi seorang duda bernama Nathaniel Frary Miller, seorang warga negara Amerika Serikat. Untuk membantu Mary secara finansial, mereka setuju untuk mengasuh Clara yang saat itu berusia sembilan tahun. Mereka kemudian menetap di Timperley, Cheshire.[9] Margaret dan Nathaniel tidak memiliki anak bersama, tetapi Nathaniel memiliki seorang putra berusia tujuh belas tahun yang bernama Fred Miller, dari pernikahan sebelumnya. Fred lahir di Kota New York dan bepergian secara ekstensif setelah meninggalkan sekolah asramanya. Ia dan Clara menikah di London pada 1878. Anak pertama mereka, Margaret Frary ("Madge"), lahir di Torquay pada 1879.[10] Anaknya yang kedua, Louis Montant ("Monty"), lahir di Morristown, New Jersey, pada 1880, saat keluarganya sedang berkunjung ke Amerika Serikat.[11]

Ketika ayah Fred meninggal pada 1869, dia meninggalkan Clara £2.000 (kira-kira setara dengan £190.000 pada 2019). Kemudian pada 1881 mereka menggunakan uang tersebut untuk menyewa vila di Torquay bernama Ashfield. Di sinilah anak ketiga dan yang terakhir lahir yang diberi nama Agatha pada 1890. Christie menggambarkan masa kecilnya sebagai "sangat bahagia". Keluarga Miller tinggal di Devon tetapi sering kali mengunjungi sanak saudaranya, Margaret Miller di Ealing dan nenek dari pihak ibu Mary Boehmer di Bayswater. Karena saudara kandungnya jauh lebih tua, dan hanya ada sedikit anak seusianya di lingkungan mereka, Christie menghabiskan sebagian besar waktunya bermain sendirian dengan hewan peliharaan dan teman imajinasinya. Dia akhirnya berteman dengan gadis-gadis lain di Torquay, ia mencatat bahwa "salah satu yang menarik dari keberadaan saya" adalah penampilannya bersama mereka dalam produksi remaja The Yeomen of the Guard karya Gilbert dan Sullivan. Christie berperan sebagai pahlawan bernama Kolonel Fairfax dalam opera tersebut.[12]

Menurut Christie, Clara percaya dia seharusnya tidak belajar membaca sampai dia berumur delapan tahun, tetapi berkat rasa ingin tahunya, ia bisa membaca pada usia empat tahun. Walaupun kakak perempuannya telah dikirim ke sekolah asrama, tetapi ibu mereka bersikeras agar Christie menerima pendidikan di rumah. Sehingga, orang tua dan saudara perempuannya mengawasi studinya dalam membaca, menulis, dan aritmatika dasar, mata pelajaran yang sangat dia sukai. Mereka juga mengajarinya musik, dimana ia belajar memainkan piano dan mandolin.[13][14]

Christe pada saat mudanya

Christie sangat suka membaca sejak usia dini. Memorinya yang paling awal adalah membaca buku anak-anak oleh Mary Louisa Molesworth dan Edith Nesbit. Ketika sedikit lebih besar, dia beralih ke karya dari Edward Lear dan Lewis Carroll. Sebagai remaja, dia menikmati karya Anthony Hope, Walter Scott, Charles Dickens, dan Alexandre Dumas. Pada April 1901, saat ia berusia 10 tahun, dia menulis puisi pertamanya yang berjudul The Cowslip.[15]

Pada 1901, kesehatan ayahnya memburuk, karena apa yang dia yakini sebagai masalah jantung. Fred meninggal pada November 1901 karena pneumonia dan penyakit ginjal kronis. Christie kemudian mengatakan bahwa kematian ayahnya ketika dia berusia sebelas tahun menandai akhir masa kecilnya.[16]

Situasi keuangan keluarganya kemudian memburuk. Madge menikah setahun setelah kematian ayah mereka dan pindah ke Cheadle, Cheshire; Monty berada di luar negeri, bertugas di resimen Inggris. Christie sekarang tinggal sendirian di Ashfield bersama ibunya. Pada 1902, ia mulai bersekolah di Miss Guyer's Girls School di Torquay tetapi merasa sulit untuk menyesuaikan diri. Pada 1905, ibunya mengirimnya ke Paris, tempat ia dididik dalam serangkaian pensionnats (sekolah asrama), dengan fokus pada pelatihan vokal dan bermain piano. Memutuskan bahwa dia tidak memiliki bakat di bidang terebut, ia kemudian melepaskan cita-citanya untuk tampil secara profesional sebagai pianis konser atau penyanyi opera.[17][18][19]

Pernikahan dan kesuksesan sastra: 1907–1926

Setelah menyelesaikan pendidikannya, Christie kembali ke Inggris di mana ia kemudian mengetauhi ibunya sedang sakit-sakitan. Mereka memutuskan untuk menghabiskan waktu musim dingin mereka (akhir 1907– awal 1908) di Mesir yang memiliki iklim yang hangat. Mesir kemudian menjadi tujuan wisata reguler bagi orang Inggris yang kaya. Mereka tinggal selama tiga bulan di Gezirah Palace di Kairo. Christie menghadiri banyak acara tari dan acara sosial lainnya. Ia sangat menikmati menonton pertandingan polo amatir. Mereka mengunjungi beberapa monumen Mesir kuno seperti Piramida Agung Giza, di mana ia tidak menunjukkan minat yang besar pada arkeologi dan egiptologi yang berkembang di tahun-tahun terakhirnya. Saat ia kembali ke Inggris, dia melanjutkan kegiatan sosialnya, menulis dan tampil di teater amatir. Dia juga membantu memainkan drama berjudul The Blue Beard of Unhappiness dengan teman-temannya.[20]

Pada usia delapan belas tahun, Christie menulis cerita pendek pertamanya yang berjudul The House of Beauty, pada saat itu ia sedang memulihkan diri di tempat tidur dari penyakit. Ceria pendek tersebut memiliki sekitar 6.000 kata tentang "kegilaan dan mimpi", subjek yang menarik baginya. Penulis biografinya, Janet Morgan, berkomentar bahwa meskipun "gayanya yang tidak selaras", cerita dari cerita pendek tersebut "menarik". Cerita ini menjadi kemudian menjadi versi awal dari novelnya yang berjudul Selagi Hari Terang.[21] Cerita pendek lainnya, kebanyakan menggambarkan ketertarikannya pada spiritualisme dan paranormal. Karyanya tersebut antara lain The Call of Wings dan The Little Lonely God. Majalah menolak semua kiriman karya awalnya yang dibuat dengan nama samaran (termasuk Mac Miller, Nathaniel Miller, dan Sydney West). Beberapa dari karyanya kemudian direvisi dan diterbitkan dengan nama aslinya, sering kali dengan judul yang baru.[22][23]

Pada waktu yang bersamaan, Christie mulai mengerjakan novel pertamanya yang berjudul Snow Upon the Desert. Untuk karyanya tersebut ia menulis dengan nama samarannya Monosyllaba, novel tersebut bercerita di Kairo dengan memanfaatkan pengalamannya berada di sana. Dia kecewa ketika enam penerbit yang dia hubungi menolak novelnya itu. Clara menyarankan agar putrinya meminta nasihat dari novelis Eden Phillpotts yang juga teman dan tetangganya. Phillpotts menanggapi permintaanya, mendorongnya untuk menulis, dan mengiriminkan surat pengantar untuk Christie kepada agennya sendiri, Hughes Massie. Massie juga menolak Snow Upon the Desert tetapi menyarankan untuk menulis novel keduanya.[24][25]

Christie menyibukan diri dengan berpesta, berkuda, berburu, menari, dan juga bersepatu roda. Pada Oktober 1912, dia diperkenalkan dengan Archibald "Archie" Christie pada sebuah acara tari yang diadakan oleh Lord dan Lady Clifford di Ugbrooke yang berlokasi sekitar 12 mil (19 kilometer) dari Torquay. Archie adalah anak dari seorang pengacara di Dinas Sipil India, ia adalah seorang perwira militer yang bertugas di Korps Penerbang Kerajaan Inggris pada April 1913. Tiga bulan setelah pertemuan pertama mereka, Archie melamarnya dan Christie menerima lamarannya.[26][27]

Dengan pecahnya Perang Dunia I pada Agustus 1914, Archie dikirim ke Prancis untuk berperang. Archie kemudian mengambil cuti dan mereka menikah pada Malam Natal 1914 di Gereja Emmanuel, Clifton, Bristol yang berlokasi dekat dengan rumah ibu dan ayah tirinya.[28] Setelah naik pangkat, ia ditugaskan kembali ke Inggris pada September 1918 sebagai kolonel di Kementerian Udara. Christie membantu sebagai anggota Voluntary Aid Detachment yang merupakan bagian dari Palang Merah. Dari Oktober 1914 hingga Mei 1915, dan juga dari Juni 1916 hingga September 1918, ia bekerja selama 3.400 jam di Rumah Sakit Palang Merah Balai Kota Torquay, pertama sebagai perawat (tidak dibayar) kemudian sebagai dispenser dan dibayar sebesar £ 16 (kira-kira setara dengan £ 900 di 2019) setelah memenuhi perssyaratan sebagai asisten apoteker. Ia kemudian berhenti dari posisi tersebut pada September 1918 ketika Archie dipindahkan ke London, dan mereka menyewa sebuah apartemen di St John's Wood.[29]

Christie adalah seorang penggemar novel detektif, termasuk The Woman in White dan The Moonstone karya Wilkie Collins, dan juga Sherlock Holmes karya Arthur Conan Doyle. Dia menulis novel detektif pertamanya yang berjusul Misteri di Styles pada 1916. Novel itu menampilkan Hercule Poirot, mantan petugas polisi Belgia dengan "kumis yang luar biasa" dan kepala "persis seperti telur". Poirot diceritakan telah memilih untuk berlindung di Inggris setelah Jerman menginvasi Belgia. Inspirasi Christie untuk karakter tersebut datang dari pengungsi Belgia yang tinggal di Torquay, dan tentara Belgia yang dia bantu saat ia bertugas sebagai perawat sukarela selama Perang Dunia I. Naskah aslinya ditolak oleh Hodder & Stoughton dan juga Methuen. Setelah melakukan pengajuan selama beberapa bulan, John Lane dari The Bodley Head memutuskan untuk menerima naskahnya, asalkan Christie mengubah cerita bagaimana solusinya terungkap. Dia setuju dan kemudian menandatangani kontrak yang mengikatkan untuk lima buku berikutnya dengan The Bodley Head. Ia kemudian merasa bahwa ia dieksploitasi. Novel tersebut diterbitkan pada 1920.[30][31][32]

Christie melahirkan anak satu-satunya yang bernama Rosalind Margaret Clarissa, pada Agustus 1919 di Ashfield.[33] Archie meninggalkan Angkatan Udara pada akhir perang dan mulai bekerja di kota dalam sektor keuangan dengan gaji yang relatif rendah. Mereka masih mempekerjakan seorang pembantu. Novel keduanya yang berjudul Musuh Dalam Selimut (1922), menampilkan pasangan detektif baru Tommy dan Tuppence. Novel tersebut diterbitkan oleh The Bodley Head dan ia bershasil mendapatkan £ 50 (kira-kira setara dengan £ 2.800 pada 2019) untuk karyanya tersebut. Novel ketiganya yang berjudul Lapangan Golf Maut, kembali menampilkan Poirot. Setalah itu, ia tidak lagi mengalami kesulitan untuk menjual karyanya.[34]

Pada 1922, Christie dan suaminya mengikuti tur promosi keliling dunia untuk Pameran Kerajaan Inggris, yang dipimpin oleh Mayor Ernest Belcher. Meninggalkan putri mereka bersama ibu dan saudara perempuan dari Christie. Selama sepuluh bulan mereka melakukan perjalanan ke Afrika Selatan, Australia, Selandia Baru, Hawaii, dan Kanada. Mereka belajar berselancar di Afrika Selatan dan juga di Waikiki.[35][36]

Ketika mereka kembali ke Inggris, Archie kembali bekerja dan Christie terus menulis karya-karya lainya. Setelah tinggal di serangkaian apartemen di London, mereka membeli sebuah rumah di Sunningdale, Berkshire.[37]

Ibu Christie, Clarissa Miller, meninggal pada April 1926. Kematiannya membuat Christie mengalami depresi berat. Pada Agustus 1926, laporan muncul di media bahwa Christie telah pergi ke sebuah desa dekat Biarritz untuk memulihkan diri dari "kerusakan" yang disebabkan "kerja berlebihan".[38]

Menghilang: 1926

Pada Agustus 1926, Archie meminta cerai dari Christie. Archie telah jatuh cinta dengan Nancy Neele, seorang teman dari Mayor Belcher. Pada 3 Desember 1926, Archie dan Christie bertengkar setelah Archie memberitahu rencananya untuk menghabiskan akhir pekan dengan teman-temannya tanpa dirinya. Pada malam itu, Christie menghilang dari rumah mereka. Keesokan paginya, mobilnya ditemukan di Newlands Corner, diparkir di atas tambang kapur dengan pakaian dan SIM yang sudah habis masa berlakunya.[39]

Kejadian tersebut dengan cepat menjadi berita, karena pers berusaha memuaskan "rasa lapar akan sensasi, bencana, dan skandal" untuk pembacanya. Menteri dalam negeri William Joynson-Hicks menekan polisi untuk memecahkan kasus tersebut. Selain itu, sebuah surat kabar menawarkan hadiah £100 (kira-kira setara dengan £6.000 pada 2019) untuk yang berhasil memecahkan kasus tersebut. Lebih dari 1.000 petugas polisi, 15.000 sukarelawan, dan beberapa pesawat terbang memeriksa pedesaan untuk mencarinya. Sir Arthur Conan Doyle juga berusaha membantu untuk menemukannya.[40] Hilangnya Christie ditampilkan di halaman depan The New York Times.[41] Meskipun dengan pencarian yang ekstensif, dia tidak ditemukan selama sepuluh hari kedepan.[42][43] Pada 14 Desember 1926, dia diketahui berada di Swan Hydropathic Hotel di Harrogate yang berlokasi di Yorkshire, mengunakan nama Nyonya Tressa Neele (nama keluarga kekasih suaminya). Keesokan harinya, Christie pergi ke kediaman saudara perempuannya di Abney Hall, Cheadle, di mana dia diasingkan "di aula yang dijaga, gerbang dikunci, telepon terputus, dan menolak telepon yang masuk".[41][44]

Otobiografi Christie tidak membahas tentang kejadian tersebut. Dua dokter kemudian mendiagnosisnya dengan "kehilangan ingatan yang tidak perlu dipertanyakan lagi", tetapi masih ada pendapat yang berbeda mengenai alasan mengapa ia menghilang. Termasuk penulis biografinya Morgan, percaya dia menghilang dikarenakan fugue.[45] Penulis Jared Cade menyimpulkan bahwa Christie merencanakan kejadian tersebut untuk mempermalukan suaminya tetapi tidak mengantisipasi melodrama publik yang dihasilkan. Penulis biografi Christie, Laura Thompson, memberikan pandangan alternatif bahwa Christie menghilang karena gangguan jiwa, sadar akan tindakannya tetapi tidak dalam kendali atas dirinya sendiri. Reaksi publik pada saat itu sebagian besar negatif, beranggapan aksinya adalah upaya untuk menjebak suaminya atas pembunuhan.[46]

Pernikahan kedua dan kehidupan selanjutnya: 1927–1976

Pada Januari 1927, Christie tampak sangat pucat saat sedang berlayar dengan putri dan sekretarisnya ke Las Palmas, Kepulauan Canaria, untuk menyelesaikan proses pemulihannya yang ia jalani selama tiga bulan. Christie kemudian mengajukan petisi cerai pada April 1928, keputusan tersebut kemudian menjadi mutlak pada Oktober 1928. Archie menikah dengan Nancy Neele seminggu kemudian. Christie mempertahankan hak asuh putri mereka, Rosalind, dan juga mempertahankan nama belakang Christie untuk hasil karyanya. Dalam otobiografinya, Christie menyatakan, "Setelah sakit, datanglah kesedihan, keputusasaan, dan patah hati. Tidak perlu terus menuerus memikirkannya."

Pada 1928 Christie meninggalkan Inggris dengan Orient Express ke Istanbul dan kemudian ke Bagdad. Saat berada Irak, dia berteman dengan arkeolog Leonard Woolley dan istrinya, yang mengundangnya untuk kembali ke penggalian mereka pada Februari 1930. Pada perjalanan itu, ia bertemu dengan seorang arkeolog yang tiga belas tahun lebih muda darinya dengan nama Max Mallowan. Dalam sebuah wawancara pada 1977, Mallowan menceritakan pertemuan pertamanya dengan Christie, ketika dia membawanya dan sekelompok turis dalam tur situs ekspedisinya di Irak. Christie dan Mallowan menikah di Edinburgh pada September 1930. Pernikahan mereka bertahan sampai kematian Christie pada 1976. Dia menemani Mallowan dalam ekspedisi arkeologinya, oleh karena itu beberapa novelnya bercerita di Timur Tengah.[47] Novel lainnya (seperti Hotel Majestic) bercerita di dan sekitar Torquay, tempat ia dibesarkan. Christie menggunakan pengalamannya dalam perjalanan kereta api internasional ketika menulis novel pada 1934 yang berjudul Pembunuhan di Orient Express. The Pera Palace Hotel di Istanbul, mengklaim novel tersebut ditulis di sana dan mempertahankan kamar Christie sebagai peringatan bagi sang penulis.[48] Christie dan Mallowan tinggal di Chelsea, pertama di Cresswell Place dan kemudian di Sheffield Terrace. Kedua properti itu sekarang ditandai dengan plakat biru. Pada 1934, mereka membeli Winterbrook House di Winterbrook, sebuah dusun dekat Wallingford.[49] Ini kemudian menjadi tempat tinggal utama mereka selama sisa hidup mereka dan tempat Christie menulis banyak dari hasil karyanya. Rumah ini juga memiliki plakat biru. Christie menjalani kehidupan yang tenang meskipun dikenal di Wallingford, dari 1951 hingga 1976 ia menjabat sebagai presiden untuk teater amatir lokal.[50]

Pasangan itu kemudian membeli Greenway Estate yang berlokasi Devon sebagai tempat tinggal musim panas pada 1938; properti terebut kemudian diberikan kepada National Trust for Places of Historic Interest or Natural Beauty pada 2000.[51] Christie banyak menghabiskan waktu di Abney Hall, Cheshire, yang dimiliki oleh saudara iparnya, James Watts. Ia juga menggunakan lokasi terebut sebagai latar belakang setidaknya untuk dua cerita, yaitu untuk cerita pendek Skandal Perjamuan Natal dan novelnya Setelah Pemakaman. Salah satu kompendium Christie mencatat bahwa "Abney menjadi inspirasi terbesar Agatha untuk kehidupan rumah pedesaan, dengan semua pelayan dan keagungannya yang dituliskan ke dalam plot karya-karyanya."[52]

Christe pada 1958

Selama Perang Dunia II, Christie bekerja di apotek di University College Hospital (UCH), London, di mana dia memperbarui pengetahuannya tentang racun. Novelnya selanjutnya yang berjudul Misteri Penginapan Tua merupakan hasil dari saran oleh Harold Davis seorang kepala apoteker di UCH. Pada 1977, sebuah kasus keracunan talium berhasil dipecahkan oleh petugas medis Inggris yang telah membaca buku Christie dan mengenali gejala yang telah digambarkan dibuku tersebut.[53][54]

Badan intelijen Inggris, MI5, menyelidiki Christie setelah karakter bernama Major Bletchley muncul dalam karyanya pada 1941 yang berjudul N atau M?, yang bercerita tentang perburuan terhadap kolom kelima yang mematikan di masa perang Inggris. MI5 prihatin bahwa Christie memiliki mata-mata di pusat pemecah kode rahasia Inggris, Bletchley Park. Ketakutan agensi itu mereda ketika Christie memberi tahu temannya yang bernama Dilly Knox, "Saya terjebak di sana dalam perjalanan dengan kereta api dari Oxford ke London dan membalas dendam dengan memberikan nama tersebut kepada salah satu karakter saya yang paling tidak menyenangkan."[55]

Christie terpilih sebagai fellow untuk Royal Society of Literature pada 1950. Sebagai tanda penghormatan untuk karya sastranya, Christie ditunjuk sebagai Komandan Ordo Kerajaan Inggris (CBE) pada Penghargaan Tahun Baru 1956. Dia adalah salah satu presiden Klub Deteksi dari 1958 sampai kematiannya pada 1976. Pada 1961, dia dianugerahi gelar Doktor Sastra kehormatan dari Universitas Exeter. Pada Tahun Baru 1971, dia dipromosikan menjadi Dame Commander (DBE).

Dari 1971 hingga 1974, kesehatan Christie mulai menurun, tetapi dia terus menulis. Novel terakhirnya adalah Gerbang Nasib pada 1973. Menggunakan analisis isi, peneliti asal Kanada mengatakan pada 2009 bahwa Christie mungkin mulai menderita penyakit Alzheimer atau demensia lainnya.[56]

Personalitas

Pada 1946, Christie berkata tentang dirinya sendiri: "Yang paling saya tidak suka adalah orang banyak, suara keras, gramofon dan bioskop. Saya tidak suka rasa alkohol dan tidak suka merokok. Saya menyukai matahari, laut, bunga, jalan-jalan, makanan aneh, olahraga, konser, teater, piano, dan juga menyulam."[57]

Karya fiksi Christie mengandung beberapa karakter stereotipe yang tidak pantas, tetapi dalam kehidupan nyata banyak dari padanganan biasnya yang positif. Setelah empat tahun London dilanda perang, Christie berharap untuk kembali ke Suriah suatu hari nanti, yang dia gambarkan sebagai "negara subur yang lembut dan orang-orangnya yang sederhana, yang tahu bagaimana tertawa dan bagaimana menikmati hidup; mereka yang bisa menganggur dan tetap bahagia, dan yang memiliki martabat, sopan santun, dan selera humor yang tinggi, dan kepada siapa kematian tidak mengerikan."[58]

Christie adalah seorang yang religius, ia adalah anggota Gereja Inggris dan menghadiri gereja secara teratur. Ia menyimpan The Imitation of Christ di samping tempat tidurnya. Setelah perceraiannya, dia berhenti mengambil sakramen persekutuan.

Agatha Christie Trust For Children didirikan pada 1969.[59] Kemudian, tak lama setelah kematian Christie, dana amal untuk peringatan kematiannya dibentuk untuk "membantu dua hal yang ia sukai: orang tua dan anak-anak".

Kematian dan warisan

Kematian dan penguburan

Makam Christe

Christie meninggal dengan damai pada 12 Januari 1976 saat ia berusia 85 tahun, di rumahnya di Winterbrook House.[60] Ketika kematiannya diumumkan, dua Teater West End, meredupkan lampu luar mereka untuk menghormatinya. Dia dimakamkan di dekat halaman gereja St Mary's, Cholsey, dalam sebuah lahan yang dia pilih dengan suaminya sepuluh tahun sebelumnya. Upacara pemakaman sederhana dihadiri oleh sekitar 20 reporter surat kabar dan TV, beberapa telah melakukan perjalanan jauh dari Amerika Selatan. Tiga puluh karangan bunga menghiasi makam Christie, termasuk satu dari para pemeran drama The Mousetrap dan satu yang bertuliskan "atas nama banyak pembaca yang berterima kasih" yang diberikan dari Penerbit Buku Ulverscroft.

Mallowan, yang menikah lagi pada 1977, meninggal pada 1978 dan dimakamkan di samping Christie.[61]

Harta dan kepemilikan karyanya

Christie tidak senang menjadi "buruh pekerja" dan juga karena alasan kebutuhan pajak maka ia mendirikan perusahaan yang bernama Agatha Christie Limited pada 1955. Dimana perusahaan ini memegang hak atas hasil karyanya. Pada sekitar 1959, ia memindahkan hak atas rumahnya dengan luas 278 hektar kepada putrinya, Rosalind Hicks.[62] Pada 1968, ketika Christie hampir berusia 80 tahun, dia menjual 51% saham dari Agatha Christie Limited (dan karya yang dimilikinya) kepada Booker Books, yang kemudian pada 1977 meningkatkan kepemilikannya menjadi 64%. Agatha Christie Limited masih memiliki hak cipta untuk lebih dari delapan puluh novel dan cerita pendek, sembilan belas drama, dan hampir empat puluh film TV di seluruh dunia.[63]

Pada akhir 1950-an, Christie dikatakan telah menghasilkan sekitar £ 100.000 (kira-kira setara dengan £ 2.400.000 pada 2019) per tahun. Christie menjual sekitar 300 juta buku selama hidupnya. Pada saat kematiannya pada 1976, "dia adalah novelis terlaris dalam sejarah."[64] Salah satu perkiraan pendapatan totalnya dari lebih dari setengah abad menulis adalah $ 20 juta (sekitar $ 89,9 juta pada tahun 2019).[65] Sebagai hasil dari perencanaannya, wasiatnya hanya menyisakan £ 106.683 (kira-kira setara dengan £ 773.000 pada 2019) bersih, yang sebagian besar diberikan kepada suami dan putrinya. Saham sejumlah 35% yang tersisa dari Agatha Christie Limited diwarisi oleh Hicks. Hicks kemudian menjaga karya, citra, dan warisan ibunya sampai kematiannya 28 tahun kemudian. Dengan kepemilikan perusahaan tersebut, keluarga Cristie dapat menunjuk 50% dari dewan dan ketua, dan mempertahankan hak veto atas versi terbaru, dan juga publikasi ulang.[66]

Pada 2004, obituari Hicks di The Telegraph mencatat bahwa dia telah "bertekad untuk tetap setia pada visi ibunya dan untuk melindungi integritas ciptaannya" dan tidak menyetujui aktivitas "merchandising". Setelah kematiannya pada 28 Oktober 2004, Greenway Estate diberikan kepada putranya Mathew Prichard. Setelah kematian ayah tirinya pada 2005, Prichard menyumbangkan Greenway dan isinya ke National Trust.[67]

Keluarga dan perwalian keluarga Christie, termasuk cicitnya, James Prichard, terus memiliki saham sebesar 36% di Agatha Christie Limited, [80] dan tetap terlibat dengan perusahaan tersebut. Pada 2020, James Prichard menjadi ketua perusahaan.[68] Mathew Prichard juga memegang hak cipta atas beberapa karya sastra neneknya termasuk The Mousetrap. Karya Christie terus dikembangkan dalam berbagai adaptasi.[69]

Pada 1998, Booker menjual sahamnya di Agatha Christie Limited (pada saat itu menghasilkan £ 2.100.000, kira-kira setara dengan £ 3.700.000 dalam pendapatan tahunan 2019) seharga £ 10.000.000 (kurang lebih setara dengan £ 17.700.000 pada 2019) kepada Chorion, yang portofolio penulisnya termasuk Enid Blyton dan Dennis Wheatley. Pada Februari 2012, Chorion mulai menjual aset sastranya, yang termasuk penjualan 64% saham Chorion di Agatha Christie Limited kepada Acorn Media UK. Pada 2014, RLJ Entertainment Inc. (RJLE) mengakuisisi Acorn Media UK, menamainya Acorn Media Enterprises.

Pada akhir Februari 2014, media menyatakan bahwa BBC telah memperoleh hak TV eksklusif untuk karya Christie di Inggris (sebelumnya dengan ITV) dan berencana untuk bekerja sama dengan Acorn untuk menyiarkan produksi terbarunya untuk ulang tahun ke-125 kelahiran Christie pada 2015. Sebagai bagian dari kesepakatan itu, BBC menyiarkan Partners in Crime,[70] dan And Then There Were None,[71] keduanya pada 2015.[72] Produksi selanjutnya termasuk The Witness for the Prosecution tetapi rencana untuk menyiarkan Ordeal by Innocence pada Natal 2017 ditunda karena kontroversi dari salah satu pemeran.[73][74] Karya tersebut kemudian ditayangkan pada April 2018.[75] Adaptasi tiga bagian dari Pembunuhan ABC yang dibintangi oleh John Malkovich dan Rupert Grint mulai syuting pada Juni 2018 dan pertama kali disiarkan pada Desember 2018.[76][77] Adaptasi dua bagian dari The Pale Horse disiarkan di BBC1 pada Februari 2020.[78] Ledakan Dendam akan menjadi adaptasi BBC berikutnya.[79]

Karya dan legasi

Karya fiksi

Hercule Poirot dan Miss Marple

Buku pertama Christie yang diterbitkan berjudul Misteri di Styles dirilis pada 1920 dan memperkenalkan detektif Hercule Poirot, yang muncul dalam tiga puluh tiga novelnya dan lebih dari lima puluh cerita pendek. Cerita Poirot dilanjutkan oleh Sophie Hannah dengan karyanya yang berjudul The Monogram Murders, Closed Casket, dan The Mystery of Three Quarters. Setelah bertahun-tahun, Christie kemudian bosan dengan Poirot, seperti yang dirasakan Conan Doyle dengan Sherlock Holmes. Pada akhir 1930-an, Christie menulis dalam buku hariannya bahwa dia menganggap Poirot "tidak tertahankan", dan pada tahun 1960-an dia merasa Poriot adalah "orang yang egosentris". Tidak seperti Conan Doyle, dia menolak untuk membunuh detektifnya saat dia masih populer.[80]

Miss Jane Marple diperkenalkan dalam serangkaian cerita pendek yang mulai diterbitkan pada Desember 1927 dan kemudian kumpulan cerpennya diterbutkan dengan judul The Thirteen Problems. Marple adalah perawan tua sopan yang memecahkan kejahatan menggunakan analogi kehidupan desa Inggris. Christie berkata, "Miss Marple sama sekali bukan gambaran dari nenek saya; Miss Marple jauh lebih cerewet daripada nenek saya dan juga seorang perawan tua," tetapi otobiografinya menetapkan hubungan yang kuat antara karakter Miss Marple dan nenek tiri Christie, Margaret Mille. Baik Marple dan Miller "selalu mengharapkan yang terburuk dari semua orang dan segalanya, dan yang, dengan akurasi yang menakutkan, biasanya terbukti benar." Marple muncul dalam dua belas novel dan dua puluh cerita pendek.[81]

Selama Perang Dunia II, Christie menulis dua novel yang berjudul Tirai dan Pembunuhan Terpendam, masing-masing menampilkan Hercule Poirot dan Miss Marple. Kedua buku itu disegel di dalam lemari besi bank, dan dia memberikan hak ciptanya putrinya dan suaminya sebagai asuransi. Christie menderita serangan jantung pada 1974 dan setelah itu dia tidak dapat menulis. Putrinya mengizinkan penerbitan Tirai pada 1975, dan Pembunuhan Terpendam diterbitkan secara anumerta pada 1976. Publikasi ini mengikuti keberhasilan film Pembunuhan di Orient Express pada 1974.[82]

Sesaat sebelum penerbitan Tirai, Poirot menjadi tokoh fiksi pertama yang memiliki obituari di The New York Times, yang dicetak pada halaman satu pada 6 Agustus 1975.[83][84]

Christie tidak pernah menulis novel atau cerita pendek yang menampilkan Poirot dan Miss Marple secara bersamaan. Dalam rekaman yang ditemukan dan dirilis pada 2008, Christie mengungkapkan alasannya: "Hercule Poirot, seorang yang sangat egois, tidak suka diajari atau seiberi saran dari seorang perawan tua. Hercule Poirot - detektif profesional - sama sekali tidak akan betah di dunia Miss Marple."[81]

Pada 2013, keluarga Christie mendukung peluncuran cerita baru Poirot dengan judul The Monogram Murders, yang ditulis oleh penulis Inggris Sophie Hannah.[85] Hannah kemudian menerbitkan dua lagi cerita misteri Poirot, Closed Casket pada 2016 dan The Mystery of Three Quarters pada 2018.[86]

Plot cerita

Christie telah disebut sebagai Duchess of Death, Mistress of Mystery, dan juga Queen of Crime. Di awal karirnya, seorang reporter mencatat bahwa "plot ceritanya sangat realistik, masuk akal, dan selalu baru." Menurut Hannah," Di awal setiap novel, dia menunjukkan kepada kita situasi yang tampaknya tidak mungkin dan kita kemudian bertanya-tanya 'Bagaimana ini bisa terjadi?' Kemudian, perlahan, dia mengungkapkan bagaimana yang tidak mungkin, adalah satu-satunya hal yang bisa terjadi.[87]

Dia mengembangkan teknik berceritanya selama apa yang disebut masa keemasa untuk cerita fiksi detektif. Penulis Dilys Winn menyebut Christie sebagai doyenne of Coziness.[88] Pada akhirnya, yang kemudian menjadi ciri khas karya Christie, karakter detektifnya biasa mengumpulkan tersangka yang masih hidup ke dalam satu ruangan, menjelaskan jalannya penalaran deduktif mereka, dan mengungkapkan pihak yang bersalah; ada pengecualian di mana diserahkan kepada pihak yang bersalah untuk menjelaskan semuanya (seperti Sepuluh Anak Negro dan Malam Tanpa Akhir).[89]

Christie tidak membatasi dirinya pada cerita berlatar belakang di desa-desa Inggris. Pilihan latar belakang lainnya termasuk di sebuah pulau kecil (Sepuluh Anak Negro), pesawat terbang (Maut di Udara), kereta api (Pembunuhan di Orient Express), kapal uap (Pembunuhan di Sungai Nil), flat di London (Kartu-Kartu di Meja), dan juga sebuah resor di Hindia Barat (Misteri Karibia), ataupun juga di penggalian arkeologi (Pembunuhan di Mesopotamia). Walaupun lingkaran potensial tersangka biasanya tertutup dan intim, seperti anggota keluarga, teman, pelayan, rekan bisnis, ataupun sesama pelancong. Banyak dari karakternya memiliki stereotipe (femme fatale, polisi yang keras, pelayan yang setia, kolonel yang membosankan). Untuk memberikan alur cerita yang menarik, penyamaran dan rahasia banyak ada di karyanya. Motif yang paling sering digunakan adalah uang, "Ada sangat sedikit pembunuh di karyanya yang menikmati proses pembunuhan tanpa motif lainnya."[90]

Profesor Farmakologi Michael C. Gerald mencatat bahwa "di lebih dari setengah novelnya, satu atau lebih korbannya diracuni." Senjata, pisau, garrottes, tripwires, instrumen tumpul, dan bahkan kapak juga digunakan dalam ceritanya, tetapi "Christie tidak pernah menggunakan cara mekanis atau ilmiah rumit untuk menjelaskan ceritanya," menurut penulis John Curran. Banyak dari petunjuknya merupakan benda-benda yang dapat diketemukan dalam kehidupan sehari-hari, seperti kalender, cangkir kopi, bunga, botol bir, dan juga perapian.[91]

Menurut penulis P. D. James, Christie cenderung menjadikan karakter yang paling tidak disukai sebagai pihak yang bersalah. Pembaca yang waspada terkadang dapat mengidentifikasi pelakunya dengan mengidentifikasi tersangka yang paling tidak mungkin.[92] Christie mengejek komentar tersebut dalam kata pengantar novelnya yang berjudul Kartu-kartu di Meja: "Temukan orang yang paling tidak mungkin melakukan kejahatan dan dalam sembilan dari sepuluh kali tugas anda selesai. Karena saya tidak ingin pembaca setia saya membuang buku ini karena tidak puas, saya lebih suka memperingatkan mereka sebelumnya bahwa ini bukan jenis buku itu. Hanya ada empat karakter di buku ini dan salah satu dari mereka, dengan keadaan yang tepat bisa menjadi pembunuhnya.[93][94]

Di acara Desert Island Disc pada 2007, Brian Aldiss mengatakan Christie telah memberitahunya bahwa dia menulis bukunya hingga bab terakhir, kemudian memutuskan siapa tersangka yang paling tidak mungkin, setelah itu dia akan kembali dan membuat perubahan yang diperlukan untuk "membingkai" orang itu . Berdasarkan studi atas buku kerjanya, Curran menjelaskan bagaimana Christie pertama-tama membuat karakter untuk karyanya, memilih latar belakang, dan kemudian membuat daftar adegan di mana petunjuk akan diberikan. Setelah itu, urutan adegan akan direvisi saat dia mengembangkan plotnya. Christie harus mengetahui karakter si pembunuh sebelum urutan ceritanya dapat ia selesaikan, kemudia ia mulai mengetik atau mendiktekan draf pertama novelnya. Sebagian besar pekerjaan, terutama dialog, dilakukan di kepalanya sebelum dia menaruhnya di atas kertas.[95]

Pada 2013, 600 anggota dari Crime Writers 'Association memilih Pembunuhan atas Roger Ackroyd sebagai "cerita detektif terbaik... yang pernah ditulis".[96] Kritikus Sutherland Scott menyatakan, "Jika Agatha Christie tidak memberikan kontribusi lain pada literatur fiksi detektif, dia masih pantas mendapatkan ucapan terima kasih karena menulis novel ini."[97]

Pada September 2015, untuk memperingati ulang tahunnya yang ke-125, Sepuluh Anak Negro dinobatkan sebagai "Christie Favorit di Dunia" dalam pemungutan suara yang disponsori oleh keluarganya. Pada kritikus juga setuju dengan hasil tersebut dan mengatakan, "Christie kali ini berhasil menaklukan kecerdikannya sendiri... sehingga tidak mengagetkan bahwa karyanya ini mendapatkan ulasan yang baik."[98]

Stereotipe karakter dan rasisme

Christie banyak menggunakan stereotipe ketika mendeskripsikan karakternya, terutama sebelum 1945 (ketika sikap seperti itu lebih umum diekspresikan di depan umum), khususnya stereotipe yang berkaitan dengan Italia, Yahudi, dan non-Eropa. Sebagai contoh, dia mendeskripsikan "laki-laki keturunan Ibrani yang pucat dengan hidung bengkok, memakai perhiasan yang agak flamboyan" dalam cerita pendeknya yang berjudul The Soul of the Croupier dari koleksi Mr. Quin yang Misterius. Pada 1947, Liga Anti-Fitnah di Amerika Serikat mengirimkan surat pengaduan resmi kepada penerbit Christie di Amerika yaitu Dodd, Mead and Company, mengenai antisemitisme yang dirasakan dalam karyanya. Agen Christie kemudian menulis kepada perwakilannya di Amerika Serikat yang kemudian memberi otorisasi kepada penerbit di Amerika Serikat untuk menghilangkan kata 'Yahudi' ketika kata itu mengacu pada karakter yang tidak menyenangkan di karyanya.[99][100][101][102]

Dalam karyanya yang berjudul Rumah Gema, yang diterbitkan pada 1946, salah satu karakternya adalah "seorang wanita Yahudi Whitechapel dengan rambut dicat dan bersuara seperti burung.. seorang wanita kecil dengan hidung tebal, rambut berwana merah dan suara yang tidak menyenangkan". Christie menggambarkan beberapa karakter "asing" sebagai korban, atau calon korban, di tangan penjahat laki-laki Inggris, seperti Olga Seminoff (Pesta Hallowe'en) dan Katrina Reiger (dalam cerita pendek berjudul How Does Your Garden Grow?). Karakter Yahudi sering dianggap "asing" (seperti Oliver Manders dalam Tragedi Tiga Babak), tetapi mereka jarang menjadi pelakunya.[103][104] Bukunya yang berjudul Sepuluh Anak Negro di ganti menjadi Lalu Semuanya Lenyap.[105]

Detektif lainnya

Selain Poirot dan Marple, Christie juga menciptakan detektif amatir Thomas Beresford dan istrinya, Prudence "Tuppence" née Cowley, yang muncul dalam empat novel dan satu kumpulan cerita pendek yang diterbitkan antara 1922 dan 1974.[106] Tidak seperti detektif lainnya, Beresford berusia di awal dua puluhan ketika diperkenalkan di The Secret Adversary, dan ikut bertambah usia bersamaan dengan Christie. Dia memperlakukan cerita mereka dengan sentuhan yang lebih ringan, memberi mereka "dash and verve" yang tidak dikagumi secara universal oleh kritikus. Petualangan terakhir mereka berjudul Postern of Fate adalah novel terakhir Christie.[107][108][109]

Harley Quin adalah karakter "yang paling tidak ortodoks" dari detektif fiksi oleh Christie. Terinspirasi oleh kasih sayang Christie terhadap tokoh-tokoh dari Harlequinade, Quin dengan kemampuan semi-supernatural selalu bekerja dengan seorang pria tua konvensional bernama Satterthwaite. Pasangan ini muncul dalam empat belas cerita pendek, dua belas di antaranya dikumpulkan pada 1930 menjadi Mr. Quin yang Misterius. Mallowan menggambarkan kisah-kisah ini sebagai "produk imajinasi aneh oleh Cristie." Satterthwaite juga muncul dalam novel Tragedi Tiga Babak, dan sebuah cerita pendek berjudul Pembunuhan di Lorong yang keduanya menampilkan Poirot.[110][111]

Karakter lainnya yang kurang terkenal adalah Parker Pyne, seorang pensiunan pegawai negeri yang membantu orang yang tidak bahagia dengan cara yang tidak konvensional. Dua belas cerita pendeknya yang berjudul Parker Pyne Menyelidiki diterbitkan pada 1934. Ceritanya yang paling diingat adalah The Case of the Discontented Soldier, yang menampilkan Ariadne Oliver, "potret diri Agatha Christie yang lucu dan menyindir". Selama beberapa dekade berikutnya, Oliver muncul kembali dalam tujuh novel, dimana ia sering membantu Poirot.[112][113][114]

Sandiwara panggung

Pada 1928, Michael Morton mengadaptasi Pembunuhan atas Roger Ackroyd untuk sandiwara panggung dengan judul Alibi.[115] Drama tersebut mendapatkan respons yang baik, tetapi Christie tidak menyukai perubahan yang dibuat pada karyanya. Ia kemudian mulai menulis untuk sandiwara panggung. Karya panggungnya yang pertama adalah Black Coffee, yang mendapat ulasan baik ketika dibuka di West End pada akhir 1930.[116] Dia kemudian melanjutkannya dengan adaptasi novel detektifnya yang berjudul And Then There Were None pada 1943, Appointment with Death pada 1945, dan The Hollow pada 1951.[117][118][119]

Pada 1950-an, "teater ... menarik banyak perhatian Christie." Dia kemudian mengadaptasi drama radio pendeknya menjadi The Mousetrap, yang ditayangkan perdana di West End pada 25 November 1952 dan diproduksi oleh Peter Saunders.[120][121][122] Ia tidak memiliki harapan yang terlalu tinggi untuk drama tersebut, meyakini bawah karyanya tidak akan dimainkan lebih dari delapan bulan. Drama ini telah membuat sejarah teater, mementaskan penampilan ke 27.500 pada September 2018.[123][124][125] Drama tersebut ditutup pada Maret 2020, ketika semua bioskop di Inggris ditutup karena pandemi koronavirus.[126][127]

Pada 1953, ia menciptakan Witness for the Prosecution. Drama tersebut diproduksi Broadway dan berhasil memenangkan penghargaan New York Drama Critics 'Circle untuk drama asing terbaik 1954 dan mendapatkan Penghargaan Edgar dari Mystery Writers of America.[128] Kemudian, drama panggung Spider's Web yang merupakan karya original yang ditulis untuk aktris Margaret Lockwood atas permintaannya, ditayangkan perdana pada 1954.[129][130] Dia juga penulis drama wanita pertama yang memiliki tiga drama yang ditayangkan secara bersamaan di West End. Tiga drama tersebut adalah The Mousetrap, Witness for the Prosecution dan Spider's Web.[131] Christie berkata, "Drama jauh lebih mudah untuk ditulis daripada buku, karena anda dapat melihatnya di mata pikiran anda dan tidak terhambat oleh semua deskripsi yang ada dalam sebuah buku yang kemudian menghentikan anda untuk mengerti apa yang terjadi." Dalam sebuah surat kepada putrinya, Christie mengatakan menjadi penulis naskah "sangat menyenangkan!".[132][133][134][135]

Sebagai Mary Westmacott

Christie menerbitkan enam novel dengan menggunakan nama Mary Westmacott, nama samaran yang memberinya kebebasan untuk menjelajahi "imajinasinya yang paling pribadi dan berharga". Buku-buku ini biasanya mendapat ulasan yang lebih baik daripada fiksi detektif dan thrillernya. Novelnya yang berjudul Giant's Bread diterbitkan pada 1930, dimana seorang reviewer untuk The New York Times menulis, "bukunya jauh di atas rata-rata fiksi saat ini."[136][137][138] Pada 1949, setelah empat novel Westmacott pertamanya, seorang jurnalis menggungkapkan bahwa ia dan Christie adalah penulis yang sama. Ia kemudian menulis dua novel lagi dengan menggunakan nama Westmacott dengan karyanya yang terakhir pada 1956.[139]

Karya non-fiksi

Christie menerbitkan beberapa karya non-fiksi. Salah satunya, Come, Tell Me How You Live bercerita tentang penggalian arkeologi yang diambil dari kehidupannya bersama Mallowan.[140] The Grand Tour: Around the World with the Queen of Mystery adalah kumpulan korespondensi selama Grand Tour tahun 1922-nya di kerajaan Inggris.[141] Agatha Christie: An Autobiography diterbitkan secara anumerta pada 1977 dan dinilai sebagai Karya Kritis / Biografi Terbaik pada Penghargaan Edgar 1978.[142][143]

Legasi

Christie sering disebut sebagai "Ratu Kejahatan" atau "Ratu Misteri", dan dianggap sebagai ahli dalam membangun plot, dan juga karakter.[144][145] Pada 1955, ia menjadi penerima pertama Mystery Writers of America's Grand Master Award. Dia dinobatkan sebagai "Penulis Terbaik Abad Ini" dan seri novel Hercule Poirot-nya dinobatkan sebagai "Seri Terbaik Abad Ini" di Konvensi Misteri Dunia Bouchercon tahun 2000. Pada 2013, dia terpilih sebagai "penulis kriminal terbaik" dalam survei dari 600 anggota Asosiasi Penulis Kejahatan novelis profesional. Penulis Raymond Chandler mengkritik artifisialitas bukunya.[146] Kritikus sastra Edmund Wilson menggambarkan prosa dan karakternya dangkal.[147][148]

Pada 2011 Christie dinobatkan sebagai penulis kriminal paling sukses secara finansial kedua sepanjang masa di Inggris Raya, setelah Ian Fleming, oleh saluran TV drama kriminal digital Alibi dengan pendapatan total sekitar £ 100 juta.[149] Pada 2012, Christie termasuk di antara orang-orang yang dipilih oleh seniman Peter Blake untuk tampil dalam versi baru karyanya yang paling terkenal, Sgt. Pepper's Lonely Hearts Club Band, "untuk merayakan tokoh budaya Inggris yang paling dia kagumi".[150][151]

Pada 2015, untuk memperingati hari kelahirannya 125 tahun tahun yang lalu, dua puluh lima penulis misteri kontemporer dan satu penerbit memberikan pandangan mereka tentang karya Christie. Banyak penulis telah membaca novel Christie, sebelum penulis misteri lainnya, dalam bahasa Inggris atau dalam bahasa asli mereka yang kemudian mempengaruhi hasil karya mereka sendiri. Hampir semua masih memandangnya sebagai "Ratu Kejahatan" dan juga dianggap sebagai pencipta alur cerita yang banyak digunakan oleh penulis misteri. Hampir semua memiliki satu atau lebih novel favorit karyanya dan menyatakan bahwa bukunya masih bagus untuk dibaca hampir 100 tahun setelah novel pertamanya diterbitkan. Hanya satu dari dua puluh lima penulis yang tidak berpandangan demikian.[152]

Pada 2016, seratus tahun setelah Christie menulis kisah detektif pertamanya, Royal Mail merilis enam prangko untuk menghormatinya, menampilkan Misteri di Styles, Pembunuhan atas Roger Ackroyd, Pembunuhan di Orient Express, Sepuluh Anak Negro, Mayat dalam Perpustakaan, dan Iklan Pembunuhan. The Guardian melaporkan bahwa, "Setiap desain menggabungkan mikroteks, tinta UV dan tinta termokromik. Dalam setiap perangko terdapat petunjuk tersembunyi yang dapat diungkap dengan menggunakan kaca pembesar, sinar UV yang dapat memberikan petunjuk ke solusi misteri."[153][154] Karakter dan juga wajahnya muncul di perangko di banyak negara seperti Dominika dan Somalia.[155] Pada 2020, Christie dihormati dengan koin £ 2 oleh Royal Mint untuk pertama kalinya untuk menandai seratus tahun novel pertamanya.[156]

Penjualan buku

Dia adalah penulis kriminal pertama yang memiliki 100.000 eksemplar dari sepuluh judulnya yang diterbitkan oleh Penguin pada 1948.[157][158][159] Pada 2018, Guinness World Records mendaftarkan Christie sebagai penulis fiksi terlaris sepanjang masa.[160] Pada 2020, novelnya telah terjual lebih dari dua miliar kopi dalam empat puluh empat bahasa. Separuh penjualannya adalah edisi berbahasa Inggris.[161] Menurut Index Translationum, pada 2020, dia adalah penulis individu yang paling banyak diterjemahkan.[162] Christie adalah salah satu penulis yang paling banyak dipinjam di perpustakaan Inggris.[163][164][165][166] Pada 2002, 117.696 buku audio Christie terjual, dibandingkan dengan 97.755 untuk J.K.Rowling, 78.770 untuk Roald Dahl dan 75.841 untuk J.R.R.Tolkien.[167][168] Pada 2015, keluarga Christie mengklaim Sepuluh Anak Negro sebagai "novel kriminal terlaris sepanjang masa", dengan sekitar 100 juta penjualan yang juga menjadikannya salah satu buku dengan penjualan tertinggi sepanjang masa.[169][170]

Adaptasi

Karya Christie telah diadaptasi untuk menjadi film layar lebar dan juga untuk televisi. Film pertamanya adalah film Inggris pada 1928 berjudul The Passing of Mr. Quin. Penampilan pertama Poirot adalah pada 1931 dalam film berjudul Alibi, yang dibintangi oleh Austin Trevor. Margaret Rutherford memerankan Marple dalam serangkaian film yang dirilis pada 1960-an. Christie menyukai aktingnya, tetapi menganggap film pertamanya sebagai "sangat buruk" dan film lainnya tidak lebih baik.

Dia merasa berbeda tentang film Murder on the Orient Express pada 1974, yang disutradarai oleh Sidney Lumet, yang menampilkan bintang-bintang besar dan nilai-nilai produksi yang lebih baik. Ia menghadiri pemutaran perdananya di London, yang menjadi salah satu acara publik terakhirnya. Pada 2016, film tersebut dirilis dengan versi barunya yang disutradarai oleh Kenneth Branagh, yang juga membintangi, mengenakan "kumis yang paling boros penonton bioskop yang pernah dilihat."[171]

Adaptasi televisi Poirot oleh Christie (1989-2013) diperankan oleh David Suchet sebagai Poirot. Serial telivisi ini berjalan selama tujuh puluh episode untuk tiga belas seri. Film tersebut menerima sembilan nominasi penghargaan BAFTA dan memenangkan empat penghargaan BAFTA pada 1990-1992.[172] Serial televisi Miss Marple (19841992), dengan Joan Hickson sebagai "Miss Marple yang tak tertandingi", mengadaptasi semua dua belas novel Marple. Serial televisi Prancis Les Petits Meurtres d'Agatha Christie (2009–2012, 20132020), mengadaptasi tiga puluh enam cerita karya Christie.[173][174]

Buku-buku Christie juga telah diadaptasi untuk BBC Radio, serial permainan video, dan novel grafik.[175][176][177][178]

Penggambaran

Pada 2004, BBC merilis Agatha Christie: A Life in Pictures, di mana ia diperankan oleh Olivia Williams, Anna Massey, dan Bonnie Wright (pada berbagai tahap dalam hidupnya).[179] Pada 2013, ITV merilis The Mystery of Agatha Christie yang ddipandu oleh David Suchet.[180][181]

Beberapa penggambaran karakter fiksional Christie telah dieksplorasi dan bercerita tentang keberadaannya pada 1926. Pada film yang berjudul Agatha (1979), Vanessa Redgrave berperan sebagai Christie yang menyelinap pergi untuk merencanakan balas dendam terhadap suaminya. Ahli waris Christie tidak berhasil menggugat untuk mencegah distribusi film tersebut.[182][183][184]

Pada 17 Mei 2018, salah satu episode dari Doctor Who dengan judul "The Unicorn and the Wasp" bercerita tentang Christie (diperankan oleh Fenella Woolgar) di awal karier menulisnya dan menjelaskan tentang menghilangnya dia sebagai akibat dari gangguan sementara karena hubungan psikis singkat antara dia dan tawon alien yang disebut Vespiform.[185][186] Masih pada tahun yang sama, dalam film yang berjudul Agatha and the Truth of Murder ia menyelesaikan kasus pembunuhan putri baptis Florence Nightingale yang bernama Florence Nightingale Shore.[187][188] Sebuah kisah fiksi tentang hilangnya Christie juga merupakan tema sentral dari musikal Korea yang diberi judul Agatha.[189]

Pada 1980, dalam film Hungaria berjudul Kojak Budapesten yang merupakan skenario original melibatkan kemampuan kriminal Christie.[190] Dalam drama televisi dengan judul Murder by the Book (1986), Christie (diperankan Dame Peggy Ashcroft) membunuh salah satu karakter fiksinya yang berubah menjadi nyata, yaitu Poirot.[191][192] Karakter Christie juga tampil dalam Dorothy and Agatha oleh Gaylord Larsen dan The London Blitz Murders oleh Max Allan Collins.[193][194]

Agatha pada masa mudanya digambarkan dalam serial televisi sejarah Spanyol berjudul Gran Hotel (2011) di mana dia menemukan inspirasi untuk menulis novel barunya sambil membantu detektif lokal.[195][196] Dalam film televisi sejarah alternatif yang berjudul Agatha and the Curse of Ishtar (2018), Christie terlibat dalam kasus pembunuhan di sebuah penggalian arkeologi di Irak.[197][198] Pada 2019, Honeysuckle Weeks memerankan Christie dalam sebuah episode berjudul No Friends Like Old Friends, dalam sebuah drama Kanada Frankie Drake Mysteries.[199][200][201]

Pada 2017, novelnya kembali diangkat ke layar lebar dengan judul Murder on the Orient Express. Film tersebut dibintangi oleh Branagh sebagai Hercule Poirot, dengan Penélope Cruz, Willem Dafoe, Judi Dench, Johnny Depp, Josh Gad, Derek Jacobi, Leslie Odom Jr., Michelle Pfeiffer dan Daisy Ridley dalam peran pendukung.[202][203] Film ini adalah adaptasi keempat dari novel Christie tersebut.[204][205] Sekuel dari film ini yang berjudul Death on the Nile dijadwalkan tayang pada 2020, tetapi harus diundur dikarenakan pandemi covid-19.[206][207] Film ini menampilkan Branagh yang kembali berperan sebagai Hercule Poirot, beserta Gal Gadot, Letitia Wright, Armie Hammer, Annette Bening, Rose Leslie, Ali Fazal, Sophie Okonedo, Tom Bateman, Emma Mackey, Dawn French, Jennifer Saunders, dan Russell Brand.[208]

Bibliografi

Berikut adalah daftar karya Agatha Christie yang disertai judul versi bahasa Indonesianya jika ada:

Karya bersama:

  • 1931 The Floating Admiral ditulis dengan G. K. Chesterton, Dorothy L. Sayers dan anggota lain Detection Club.

Karya di bawah nama Mary Westmacott:

Pranala luar

Referensi