Koronavirus

kelompok virus dalam keluarga Coronaviridae

Koronavirus[5] atau dalam Bahasa Inggris disebut coronavirus (istilah populer: virus corona atau virus korona) adalah sekumpulan virus dari subfamili coronae dalam famili Coronaviridae dan ordo Nidovirales.[6][7] Kelompok virus ini yang dapat menyebabkan penyakit pada burung, ikan dan mamalia (termasuk manusia).[8] Pada manusia, koronavirus menyebabkan infeksi saluran pernapasan yang umumnya ringan, seperti pilek, meskipun beberapa bentuk penyakit seperti SARS, MERS, dan COVID-19 sifatnya lebih mematikan. Manifestasi klinis yang muncul cukup beragam pada spesies lain: pada ayam, koronavirus menyebabkan penyakit saluran pernapasan atas, sedangkan pada sapi dan babi menyebabkan diare. Belum ada vaksin atau obat antivirus untuk mencegah atau mengobati infeksi koronavirus pada manusia.

Koronavirus
Orthocoronavirinae

Taksonomi
SuperdomainBiota
DomainVirus
DuniaRiboviria
KerajaanOrthornavirae
FilumPisuviricota
KelasPisoniviricetes
OrdoNidovirales
FamiliCoronaviridae
SubfamiliOrthocoronavirinae
Tata nama
Sinonim takson
Genus

Koronavirus merupakan virus beramplop dengan genom RNA utas tunggal plus dan nukleokapsid berbentuk heliks simetris. Jumlah genom koronavirus berkisar antara 27–34 kilo pasangan basa, terbesar di antara virus RNA yang diketahui.[9] Nama koronavirus berasal dari bahasa Latin corona yang artinya mahkota, yang mengacu pada tampilan partikel virus (virion): mereka memiliki pinggiran yang mengingatkan pada mahkota atau korona matahari.

Penemuan

Koronavirus ditemukan pada 1960-an.[10] Virus yang paling awal ditemukan adalah virus bronkitis infeksius pada ayam dan dua virus dari rongga hidung manusia dengan flu biasa yang kemudian diberi nama human coronavirus 229E dan human coronavirus OC43.[11] Sejak saat itu, anggota koronavirus yang lain mulai diidentifikasi, termasuk SARS-CoV pada 2003, HCoV NL63 pada 2004, HKU1 pada 2005, MERS-CoV (sebelumnya dikenal sebagai 2012-nCoV) pada 2012, dan SARS-CoV-2 (sebelumnya dikenal sebagai 2019-nCoV) pada 2019; sebagian besar dari virus-virus ini terkait dengan infeksi saluran pernapasan yang serius.

Nama dan morfologi

Nama koronavirus berasal dari bahasa Latin corona dan bahasa Yunani κορώνη (korṓnē, "lingkaran, untaian"), yang berarti mahkota atau lingkaran cahaya. Namanya mengacu pada penampilan karakteristik virion (bentuk infektif virus) dalam mikroskop elektron, yang memproyeksikan pinggiran permukaan virus yang besar dan bulat yang menghasilkan gambar yang mengingatkan pada mahkota atau korona matahari. Morfologi ini diciptakan oleh peplomer tonjolan protein permukaan virus (S), yang menentukan tropisme inang.

Protein yang menyusun struktur koronavirus yaitu protein tonjolan (spike) (S), amplop (E), membran (M), dan nukleokapsid (N). Khusus pada virus SARS, letak pengikatan reseptor pada protein S memediasi perlekatan virus ke reseptor sel inangnya yaitu, enzim pengubah angiotensin (ACE2).[12] Beberapa koronavirus (khususnya anggota Betacoronavirus garis keturunan A) juga memiliki tonjolan protein pendek yang disebut hemaglutinin esterase (HE).[6]

Penularan

Penularan koronavirus dari manusia ke manusia diperkirakan terjadi melalui kontak langsung dalam jarak dekat via tetesan kecil atau percikan (droplet) dari saluran pernapasan yang dihasilkan penderita saat bersin dan batuk.[13]

Taksonomi

Nama ilmiah untuk koronavirus adalah Orthocoronavirinae atau Coronavirinae. Subfamili ini terdiri atas 4 genus, 25 subgenus, dan 45 spesies.[2][14][15]

GenusSubgenusSpesiesInang
AlphacoronavirusColacovirusBat coronavirus CDPHE15kelelawar
DecacovirusBat coronavirus HKU10kelelawar
Rhinolophus ferrumequinum alphacoronavirus HuB-2013kelelawar
DuvinacovirusHuman coronavirus 229Emanusia, kelelawar, unta
LuchacovirusLucheng Rn rat coronavirusrodensia
MinacovirusMink coronavirus 1mink, ferret
MinunacovirusMiniopterus bat coronavirus 1kelelawar
Miniopterus bat coronavirus HKU8kelelawar
MyotacovirusMyotis ricketti alphacoronavirus Sax-2011kelelawar
NyctacovirusNyctalus velutinus alphacoronavirus SC-2013kelelawar
Pipistrellus kuhlii coronavirus 3398kelelawar
PedacovirusPorcine epidemic diarrhea virusbabi
Scotophilus bat coronavirus 512kelelawar
RhinacovirusRhinolophus bat coronavirus HKU2kelelawar
SetracovirusHuman coronavirus NL63manusia
NL63-related bat coronavirus strain BtKYNL63-9bkelelawar
SoracovirusSorex araneus coronavirus T14celurut
SunacovirusSuncus murinus coronavirus X74celurut
TegacovirusAlphacoronavirus 1anjing, kucing, babi
BetacoronavirusEmbecovirusBetacoronavirus 1manusia, sapi, kuda, babi
China Rattus coronavirus HKU24rodensia
Human coronavirus HKU1manusia
Murine coronavirusrodensia
Myodes coronavirus 2JL14vole
HibecovirusBat Hp-betacoronavirus Zhejiang2013kelelawar
MerbecovirusHedgehog coronavirus 1landak susu
Middle East respiratory syndrome-related coronavirusmanusia, unta
Pipistrellus bat coronavirus HKU5kelelawar
Tylonycteris bat coronavirus HKU4kelelawar
NobecovirusEidolon bat coronavirus C704kelelawar
Rousettus bat coronavirus GCCDC1kelelawar
Rousettus bat coronavirus HKU9kelelawar
SarbecovirusSevere acute respiratory syndrome-related coronavirusmanusia, kelelawar, tenggiling, Viverridae, Canidae, Felidae
GammacoronavirusBrangacovirusGoose coronavirus CB17itik
CegacovirusBeluga whale coronavirus SW1paus
IgacovirusAvian coronavirusburung
Avian coronavirus 9203burung
Duck coronavirus 2714itik
DeltacoronavirusAndecovirusWigeon coronavirus HKU20burung
BuldecovirusBulbul coronavirus HKU11burung
Common moorhen coronavirus HKU21burung
Coronavirus HKU15babi
Munia coronavirus HKU13burung
White-eye coronavirus HKU16burung
HerdecovirusNight heron coronavirus HKU19burung

Koronavirus manusia

Koronavirus diyakini menyebabkan 15–30% dari semua pilek pada orang dewasa dan anak-anak.[16] Koronavirus menyebabkan pilek dengan gejala utama seperti demam dan sakit tenggorokan akibat pembengkakan adenoid, terutama pada musim dingin dan awal musim semi.[17] Koronavirus dapat menyebabkan pneumonia, baik pneumonia virus langsung atau pneumonia bakterial sekunder, dan dapat menyebabkan bronkitis, baik bronkitis virus langsung atau bronkitis bakterial sekunder.[18] Koronavirus manusia yang ditemukan pada tahun 2003, SARS-CoV, yang menyebabkan sindrom pernafasan akut berat (SARS), memiliki patogenesis yang unik karena menyebabkan infeksi saluran pernapasan bagian atas dan bawah.[18] Belum ada vaksin atau obat antivirus untuk mencegah atau mengobati infeksi koronavirus manusia.[19]

Tujuh galur koronavirus manusia yang saat ini diketahui:

  1. Human coronavirus 229E (HCoV-229E)
  2. Human coronavirus OC43 (HCoV-OC43)
  3. Koronavirus sindrom pernapasan akut berat (SARS-CoV)
  4. Human coronavirus NL63 (HCoV-NL63, New Haven coronavirus)
  5. Human coronavirus HKU1
  6. Koronavirus terkait sindrom pernafasan Timur Tengah (MERS-CoV), yang sebelumnya dikenal sebagai novel coronavirus 2012 dan HCoV-EMC
  7. Koronavirus sindrom pernapasan akut berat 2 (SARS-CoV-2), sebelumnya dikenal sebagai 2019-nCoV atau "novel coronavirus 2019"

Koronavirus HCoV-229E, -NL63, -OC43, dan -HKU1 terus beredar dalam populasi manusia dan menyebabkan infeksi pernapasan pada orang dewasa dan anak-anak di seluruh dunia.[20]

Wabah penyakit

Beberapa wabah koronavirus dengan mortalitas yang relatif tinggi adalah sebagai berikut:

WabahJenis virusKematian
Wabah SARS 2003SARS-CoV774[21]
Wabah MERS 2012MERS-CoVLebih dari 400[22]
Wabah MERS 2015 di Korea SelatanMERS-CoV36[23]
Wabah MERS 2018MERS-CoV41[24]
Pandemi koronavirus 2019–2020SARS-CoV-2Paling tidak 5.003.021[25]

Referensi

Pranala luar