Daging rusa

Daging rusa (Inggris: venison) adalah daging binatang buruan, terutama dari hewan sejenis rusa.[1] Daging rusa merujuk pada bagian dari hewan ini yang dapat dikonsumsi, termasuk daging merahnya dan organ dalam hewan tersebut. Bagian hewan daging rusa dapat terbagi menurut potongan tertentu, layaknya daging sapi atau babi, contohnya seperti daging bakar (roast), sirloin, dan rusuk.

Escalope daging rusa mentah.

Etimologi

Dalam bahasa Inggris, venison berasal dari bahasa Latin venari (untuk berburu atau mengejar).[2] Istilah ini dikenal dalam bahasa Inggris melalui Bahasa Norman pada abad ke-11, setelah penaklukan Norman di Inggris, dan pembentukan Royal Forests.

Definisi

Venison awalnya menggambarkan daging binatang yang mati karena perburuan[3] dan dapat diterapkan tidak terbatas pada hewan apa pun dari keluarga Cervidae (rusa), Leporidae (terwelu), dan Suidae (babi hutan), dan spesies tertentu dari genus Capra (kambing liar dan kambing ibex). Dalam bahasa Inggris Afrika Selatan, kata daging rusa mengacu pada daging kijang.[4] Tidak ada Cervidae asli di Afrika sub-Sahara.

Daging rusa untuk konsumsi

Escalope daging rusa yang dimasak dengan saus.
Reinsdyrsteik (rusa panggang) yang menjadi salah satu hidangan Norwegia.

Daging rusa dapat dimakan sebagai bistik, tenderloin, daging bakar, sosis, dendeng, dan daging cincang. Daging ini memiliki rasa mirip daging sapi namun dengan rasa yang lebih kaya.[5] Daging rusa cenderung memiliki tekstur yang lebih halus dan lebih ramping daripada potongan daging sapi serupa.[6] Namun, seperti daging sapi, potongan daging yang lebih ramping juga bisa lebih keras saat dimasak.

Jeroan daging ini juga bisa dimakan. Secara tradisional, jeroan ini disebut sebagai umbles (awalnya disebut sebagai noumbles). Istilah ini diartikan sebagai "pai yang sederhana" yang secara harfiah berarti pai yang dibuat dari organ rusa.[7][8]

Daging rusa secara luas dianggap oleh ahli gizi modern sebagai daging yang sangat sehat untuk dikonsumsi manusia. Ini dikarenakan rusa merupakan hewan liar yang hidup dengan makanan rumput dan tanaman liar yang sehat; dagingnya alami dan bebas hormon. Daging rusa lebih tinggi kelembabannya, serupa protein; dan lebih rendah kalori, kolesterol, dan lemak daripada kebanyakan daging sapi, babi, atau domba yang diternakkan.[9]

Karena tidak diketahui apakah chronic wasting disease (CWD), penyakit ensefalopati spongiform yang menular ke sesama rusa (mirip dengan penyakit sapi gila), dapat berpindah dari rusa ke manusia melalui konsumsi daging rusa, ada beberapa kekhawatiran masyarakat terhadap kontaminasi daging rusa sebagai sumber pangan.[10] Pemburu disarankan untuk tidak menembak rusa yang tampak sakit atau bertingkah aneh dan juga disarankan untuk mengambil tindakan sendiri dalam memeriksa daging dari rusa yang telah mereka buru.

Dendeng rusa dapat dibeli di beberapa toko grosir atau dipesan secara daring, dan disajikan di beberapa maskapai penerbangan.

Daging rusa yang digunakan sebagai bahan untuk membuat hamburger biasanya sangat tipis sehingga membutuhkan penambahan lemak dalam bentuk bakon, minyak zaitun, atau keju, atau dicampur dengan daging sapi, untuk mencapai tingkatan rasa yang setara.[butuh rujukan]

Referensi

Pranala luar