Gereja Katolik dan HIV/AIDS

Gereja Katolik adalah penyedia utama perawatan medis bagi pasien HIV/AIDS. Sebagian besar pekerjaannya dilakukan di negara-negara berkembang, meskipun mereka juga hadir di negara-negara utara. Penentangan Gereja Katolik terhadap kondom, meskipun efektif dalam mencegah penyebaran HIV, telah mengundang kritik dari pejabat kesehatan masyarakat dan aktivis anti-AIDS.

Pandangan Katolik tentang kondom

Penentangan Gereja Katolik terhadap kontrasepsi mencakup larangan penggunaan kondom.[1] Mereka percaya bahwa kesucian harus menjadi cara utama untuk mencegah penularan AIDS.[2][3] Sikap Gereja telah dikritik sebagai tidak realistis, tidak efektif, tidak bertanggung jawab dan tidak bermoral oleh beberapa pejabat kesehatan masyarakat dan aktivis AIDS, yang menyatakan bahwa kondom mencegah penularan HIV.

Penggunaan kondom khusus untuk mencegah penyebaran AIDS telah melibatkan para teolog Katolik dalam perdebatan kedua belah pihak.[4][5][6] Paus Benediktus XVI menekankan bahwa ketika seorang pelacur laki-laki menggunakan kondom "dengan tujuan mengurangi risiko infeksi, hal ini dapat menjadi langkah pertama dalam sebuah gerakan menuju cara yang berbeda, cara yang lebih manusiawi, seksualitas yang hidup. Ia mengatakan bahwa kepedulian terhadap orang lain yang ditunjukkan oleh tindakan ini patut dipuji, namun tidak berarti prostitusi atau kondom itu sendiri baik.

Lihat juga

Referensi

[1]

[2]

[3]

[4]

[5]

[6]

[7]

[8]

[9]

[10]

[11]

[12]

[13]

[14]

[15]

[16]

[17]

[18]

[19]

[20]

[21]

[22]

[23]

[24]

[25]

[26]

[27]

[28]

[29]

[30]

[31]

[32]

[33]