Henri de Saint-Simon

Claude Henri de Rouvroy, comte de Saint-Simon, sering disebut sebagai Henri de Saint-Simon (17 Oktober 1760 - 19 Mei 1825), adalah seorang sosialis asal Prancis yang terkenal akan teori filosofisnya dan dasar-dasar pemikirannya yang mempengaruhi tokoh-tokoh filsafat abad ke-19, termasuk filosofi ilmu pengetahuan dan sosiologi.^[10] Idenya memainkan peran penting dalam mempengaruhi pemikiran positivisme, Marxisme dan ide-ide dari Thorstein Veblen.^[10]

Henri de Saint-Simon
Lahir	Claude Henri de Rouvroy, comte de Saint-Simon (1760-10-17)17 Oktober 1760 Paris, Prancis
Meninggal	19 Mei 1825(1825-05-19) (umur 64) Paris, Prancis
Era	Filsafat abad ke-19
Kawasan	Filsafat Barat
Aliran	Saint-Simonianisme Sosialisme Sosialisme utopis
Minat utama	Filsafat politik
Gagasan penting	Perbedaan kelas industri/kelas pemalas
Dipengaruhi Francis Bacon,[1] René Descartes,[1] John Locke,[1] Isaac Newton,[1] David Hume, Edward Gibbon, Voltaire, Jean-Jacques Rousseau, Adam Smith,[2] Augustin Thierry, Anne Robert Jacques Turgot,[3] Emmanuel Sieyès,[3] Joseph de Maistre,[4] Charles Dunoyer, Jean le Rond d'Alembert, Marquis de Condorcet,[3] Jean-Baptiste Say, Nicolas-Edme Rétif[5]
Memengaruhi Auguste Comte, Prosper Enfantin, John Stuart Mill,[6] Pierre-Joseph Proudhon,[7] Karl Marx, Friedrich Engels, Pierre Leroux, Michel Chevalier, Péreire brothers, Lorenz von Stein,[8] Thorstein Veblen[9]

Meskipun ia lahir sebagai bangsawan, beroposisi dengan feodal dan sistem militer, ia menganjurkan suatu bentuk sosialisme teknokratis, dimana perekonomian dikelola dan dipimpin oleh para industrialis dan para ahli yang diangkat berdasarkan prestasi.^[11] Simon percaya bahwa pengaturan tersebut akan menyebabkan masyarakat nasional akan bekerjasama dan hal ini dapat memajukan teknologi sehingga kemiskinan tidak menimpa masyarakat kelas bawah.^[11] Dia merasa bahwa para ilmuwan atau orang-orang dari badan ilmu pengetahuan, bukan gereja, harus menjadi pemimpin dalam masyarakat dan Simon memegang keyakinan bahwa orang-orang yang produktif dalam masyarakat berhak untuk berkuasa.^[12]