Injil orang Ebionit

Buku

Injil orang Ebionit merupakan nama konvensional yang diberikan oleh para ahli[n 1] kepada sebuah naskah apokrifa Perjanjian Baru yang hanya terlestarikan dalam tujuh kutipan singkat dalam Panarion, tulisan mengenai ajaran-ajaran sesat karya Epifanius dari Salamis.[n 2] Ada ahli modern yang menganggap Epifanius keliru menafsirkan naskah itu sebagai "Injil orang Ibrani", yang diyakininya sebagai versi yang disingkat dan diubah dari Injil Matius.[1] Kutipan-kutipan itu termaktub dalam suatu polemik yang menjabarkan ketidaksesuaian ajaran dan praktik sekte Kristen Yahudi yang dikenal sebagai kaum Ebionit, jika dibandingkan dengan ajaran yang didasarkan dari Kredo Nikea.[n 3]

An illuminated manuscript
Tulisan karya Epifanius dari Salamis, Panarion, merupakan sumber utama mengenai Injil orang Ebionit.

Fragmen-fragmen yang terlestarikan berasal dari Harmoni Injil-injil Sinoptik, yang disusun dalam bahasa Yunani dengan berbagai penambahan dan penghubungan yang merefleksikan teologi penulis. Isi-isi yang berbeda meliputi ketiadaan kelahiran perawan dan silsilah Yesus; suatu Kristologi Adopsionisme,[n 4] yang menyatakan bahwa Yesus dipilih menjadi Putra Allah pada waktu pembaptisan-Nya; penghapusan persembahan korban Yahudi oleh Yesus; dan advokasi vegetarianisme.[n 5] Karya tersebut diyakini disusun beberapa kali pada pertengahan abad ke-2[2] di dalam atau sekitar wilayah timur Sungai Yordan.[n 6] Meskipun Injil tersebut dilaporkan dipakai oleh "orang-orang Ebionit" pada masa gereja perdana,[n 7] identitas kelompok atau kelompok-kelompok yang memakainya masih menjadi dugaan.[n 8]

Injil orang Ebionit adalah salah satu Injil Yahudi-Kristen, bersama dengan Injil orang Ibrani dan Injil orang Nazaret; semuanya masih terlestarikan hanya dalam bentuk fragmen yang memuat kutipan-kutipan dari Bapa-Bapa Gereja awal. Karena keadaan yang terfragmentasi, hubungan antara Injil-injil Yahudi-Kristen dan Injil Ibrani hipotetis masih belum jelas dan menjadi bahan penyelidikan para cendekiawan.[n 9] Injil Ebionit diakui berbeda dari injil-injil lainnya,[n 10] dan diidentifikasikan sangat berkaitan dengan "Injil Dua Belas Rasul" yang hilang.[n 11] Tidak didapati ketergantungan dengan Injil Yohanes, dan Injil orang Ebonit sendiri mirip dengan harmoni Injil yang didasarkan pada Injil-Injil Sinoptik yang digunakan oleh Yustinus Martir, meskipun hubungan di antara mereka, kalaupun ada, masih belum jelas.[3] Terdapat kemiripan antara injil tersebut dengan dokumen sumber yang terkandung dalam sastra Klemens, Recognitions (1.27–71), yang secara konvensional disebut oleh para cendekiawan sebagai "Kenaikan Yakobus", berdasarkan kesesuaian perintah penghapusan praktik persembahan korban Yahudi.[n 12]

Latar belakang

Epifanius diyakini mendapatkan sebuah naskah injil yang disebutnya berasal dari kaum Ebionit ketika ia menjabat sebagai uskup di Salamis, Siprus.[4] Hanya dia di antara para bapa gereja yang mengidentifikasi Siprus sebagai salah satu "akar" ajaran Ebionit.[4] Naskah injil ini hanya terlestarikan dalam bentuk tujuh kutipan singkat oleh Epifanius dalam Bab 30 di dalam buku heresiologi yang ia tulis, Panarion, atau "Peti Obat-obatan" ("Medicine Chest"), (~ tahun 377)[n 13] sebagai suatu polemik melawan ajaran Ebionisme.[5] Kutipan-kutipannya sering kali saling bertentangan dan kemungkinan hanya berlandaskan pada dugaannya saja.[n 14][n 15] Berbagai sumber informasinya, yang terkadang saling berlawanan, disatukan untuk menunjukkan ketidakkonsistenan di dalam kepercayaan dan praktik keagamaan Ebionit yang terkait dengan Konsili Nikea,[n 16] mungkin secara tak langsung untuk dijadikan polemik melawan penganut Arian pada masa itu.[n 3]

Istilah Injil orang Ebionit merupakan nama modern; tidak ada dokumen gereja awal yang menyebut injil ini dengan nama tersebut.[6] Epifanius mengenali injil ini hanya sebagai "Injil yang digunakan oleh mereka, disebut 'menurut Matius'" dan "mereka menyebutkan '[injil] Ibrani'".[n 17][7] Sejak tahun 1689 pendeta Prancis, Richard Simon menyebut teks ini "Injil orang Ebionit".[8] Nama ini kemudian dipakai oleh para ahli sebagai cara mudah untuk memisahkan naskah injil yang mungkin pernah dipakai oleh orang Ebionit dari anggapan Epifanius yang sebenarnya salah bahwa injil tersebut merupakan Injil Matius versi Ibrani.[2][n 18] Tempat asalnya masih belum jelas; diduga karya tersebut ditulis di sebelah timur Yordania yang dianggap sebagai tempat berdiamnya orang-orang Ebionit menurut catatan Bapa-bapa Gereja.[n 6] Karya tersebut kemungkinan ditulis pada pertengahan abad ke-2, karena beberapa harmoni injil lainnya diketahui berasal dari masa tersebut.[2]

Komposisi

Menurut sejumlah ahli, Epifanius mencantumkan isi teks injil pada tahap akhir dalam penyusunan Panarion 30, terutama pada pasal 13 dan 14[n 19][n 20] Sesuai dengan deskripsi Epifanus, "Injil tersebut ditemukan di antara [kumpulan] ... tidak lengkap, tetapi difalsifikasikan dan didistorsi ..." (13.1–2). Selain itu, karya tersebut mengurangi beberapa atau keseluruhan dua pasal pertama Injil Matius, yang berisi penjelasan kisah kelahiran Yesus dari seorang perawan dan silsilah Daud melalui Salomo, "Mereka menghilangkan silsilah Matius ..." (14.2–3).[7]

Terdapat kesepakatan umum mengenai tujuh kutipan Epifanius yang disadur dalam edisi kritis "Jewish Christian gospels" (Injil-injil Kristen Yahudi) karya Philipp Vielhauer dan Georg Strecker, yang diterjemahkan oleh George Ogg, dalam buku Schneemelcher, New Testament Apocrypha.[n 21][n 22] Terjemahan Bernhard Pick (1908),[9] dengan kutipan dari empat fragmen yang dirangkai berdasarkan hasil susunan Vielhauer & Strecker dari permulaan injil tersebut adalah sebagai berikut:

  • Kutipan 1-3:

Terjadilah pada masa Herodes, raja Yudea, di bawah Imam Besar Kayafas, datanglah Yohanes dan membaptiskan dengan baptisan pertobatan di sungai Yordan; ia dikatakan berasal dari suku Harun dan seorang putra imam Zakharia dan Elisabet, dan datanglah semua orang kepadanya. (13.6) Dan terjadilah ketika Yohanes membaptis, datanglah orang-orang Farisi kepadanya dan dibaptiskan dan juga seluruh Yerusalem. Ia memakai jubah bulu unta dan ikat pinggang kulit, dan makanannya madu hutan, yang rasanya seperti manna, dan berbentuk seperti kue minyak. (13.4) Setelah orang-orang dibaptiskan, datanglah juga Yesus, dan dibaptiskan oleh Yohanes. Dan ketika Ia keluar dari dalam air, terbukalah langit, dan Ia melihat Roh Kudus turun dalam bentuk burung merpati, dan masuk ke dalam-Nya. Dan sebuah suara terdengar dari langit: 'Engkaulah Anak-Ku yang Kukasihi, dan dalam Engkau Aku berkenan'. Dan lagipula: 'Hari ini Aku memperanakkan Engkau'. Dan tiba-tiba sebuah terang besar menerangi tempat itu. Dan Yohanes memandangi-Nya, katanya: 'Siapakah Engkau, Tuhan'? Maka sebuah suara terdengar dari langit: 'Inilah Anakku yang Kukasihi, kepada-Nya aku berkenan'. Dengan itu Yohanes tersungkur berlutut dan berkata: 'Aku mohon kepada-Mu, Tuhan, baptiskanlah aku'. Tetapi Ia tidak mau, kata-Nya 'Biarlah hal itu terjadi, karena demikianlah sepatutnya seluruh kehendak Allah digenapi.' (13.7)

Tiga kutipan Epifanius dalam Panarion 30.13.6, 4, dan 7, membentuk pembukaan narasi Injil, termasuk misi Yohanes Pembaptis, penampilan dan makanannya, serta pembaptisan Yesus oleh Yohanes.[n 23] Permulaan Injil (13.6) mempunyai paralel dengan Injil Lukas tetapi dalam bentuk lebih singkat. Teks itu menunjukkan pengenalan akan narasi masa kanak-kanak Yesus dalam Lukas 1:5 meskipun tidak ada narasi kelahiran itu sendiri. Mengutip teks mengenai makanan Yohanes (13.4), Epifanius mengeluh bahwa orang Ebionit telah memalsukan teks dengan memasukkan kata "roti" (egkris ἐγκρίς) menggantikan "belalang" (akris ἀκρίς, dalam Matius 3:4).[10][11] Kemiripan kata dalam bahasa Yunani ini telah mendorong para ahli untuk menyimpulkan bahwa bahasa Yunani merupakan bahasa asli komposisi ini.[n 24] Dalam naratif baptisan Yesus oleh Yohanes (13.7), suara Allah berbicara tiga kali dan masing-masing bersesuaian dekat dengan catatan dalam Injil Markus 1:11, Injil Lukas 3:22 (jenis teks Western), dan Injil Matius 3:17. Adanya lebih dari satu pernyataan Allah ("teofani") mendorong konsensus para ahli modern bahwa teks yang dikutip oleh Epifanius ini merupakan harmoni (gabungan) kitab-kitab[n 25] Injil Sinoptik.[n 26] Kemunculan cahaya terang kemungkinan adalah gema dari kisah pertobatan St. Paulus atau harmonisasi tambahan dari Injil orang Ibrani pada naskah ini.[n 27]

  • Kutipan 4:

"Ada orang bernama Yesus, dan Ia berusia kira-kira 30 tahun; Ia telah memilih kita. Dan Ia datang ke Kapernaum dan masuk ke rumah Simon, yang bergelar Petrus, dan Ia membuka mulut-Nya dan berkata, 'Ketika Aku berjalan di tepi Danau Tiberias, Aku memilih Yohanes dan Yakobus, putra-putra Zebedeus, dan Simon dan Andreas dan Tadeus dan Simon orang Zelot, dan Yudas Iskariot; engkau juga, Matius, ketika engkau duduk di tempat penerimaan cukai, telah Kupanggil dan engkau mengikuti Aku. Menurut maksud-Ku kalian akan menjadi dua belas rasul sebagai kesaksian bagi Israel'." (13.2b–3)

Matius, sang penginjil.

Epifanius memulai pernyataannya atas naskah injil ini (13.2b–3) dengan kutipan yang diucapkan oleh rasul Matius secara langsung kepada para pembaca. Dicatat bahwa Yesus mengenang bagaimana kedua belas rasul itu dipilih dan berkata kepada Matius sebagai orang kedua ("engkau juga, Matius"). Meskipun disebutkan dua belas rasul, tetapi hanya delapan orang yang disebut namanya.[n 28] Mereka dikatakan dipilih langsung oleh Yesus, "sebagai suatu kesaksian bagi Israel". Frasa "yang memilih kita" dapat ditafsirkan sebagai bukti bahwa naskah ini merupakan Injil Dua Belas Rasul ("Gospel of the Twelve") yang pernah disebut oleh Origenes. Namun, identifikasi naskah injil yang dikutip oleh Epifanius ini dengan injil tanpa nama lainnya itu masih diperdebatkan.[n 29] Nomor posisi kutipan ini secara tentatif diberikan berdasarkan nas paralel dalam Injil-injil Sinoptik.[n 30]

Kutipan kelima dan keenam (menurut urutan Vielhauer & Strecker) berkaitan dengan kontroversi Kristologi. Polemik yang ditulis oleh Epifanius beserta kutipannya dari teks Injil tersebut (cetak miring) ditayangkan dalam paralel:

  • Kutipan 5:

"Lebih lagi mereka menyangkal bahwa Ia adalah seorang manusia, terbukti dari alasan perkataan yang diucapkan Sang Juruselamat ketika dilaporkan kepada-Nya: 'Lihatlah, ibu-Mu dan saudara-saudara laki-laki-Mu berdiri di luar' , yaitu: 'Siapakah ibu-Ku dan siapakah saudara-saudara laki-laki-Ku'? Dan Ia mengedangkan tangannya ke arah murid-murid-Nya dan berkata: 'Inilah saudara-saudara-Ku laki-laki dan ibu-Ku dan saudara-saudara-Ku perempuan, yang melakukan kehendak Bapa-Ku'." (14.5)

  • Kutipan 6:

"Mereka berkata bahwa Ia tidak diperanakkan dari Allah Bapa, tetapi diciptakan sebagai salah seorang penghulu malaikat ... bahwa Ia memerintah atas para malaikat dan semua ciptaan Yang Mahakuasa, dan bahwa Ia datang dan menyatakan, menurut Injil mereka, yang dikatakan menurut orang-orang Ibrani, dilaporkan: 'Aku datang untuk meniadakan persembahan korban, jika kalian tidak berhenti mempersembahkan korban, murka tidak akan berhenti daripadamu'." (16.4–5)

Kutipan kelima (14.5) tampaknya merupakan harmoni dari Matius 12:47–48 dan paralel sinoptiknya. Namun, kotbah terakhir Yesus menunjukkan pernyataan yang mendekati 2 Klemens 9:11 ketimbang Injil-injil Sinoptik.[n 31] Penyatuan kutipan tersebut dengan teks Injil dalam Bab 13 masih dipertanyakan.[n 32] Perintah untuk meniadakan persembahan korban pada kutipan keenam (16.5) tak mempunyai paralel dengan Injil-Injil Kanonikal, dan ini memberi dugaan hubungan dengan Matius 5:17 ("Aku tak datang untuk meniadakan Hukum Taurat")[12] yang tercantum dalam sastra Klemens.[n 33]

  • Kutipan 7:

Merujuk kepada nas paralel Lukas 22:15, Epifanus mengeluh bahwa orang Ebionit lagi-lagi memalsukan teks injil:

"Mereka menghancurkan urutan sejati dan mengubah nas ... mereka membuat para murid berkata, 'Di mana Engkau inginkan kami menyiapkan bagi-Mu untuk makan Paskah'? yang dijawab-Nya: 'Aku tidak ingin makan daging domba Paskah ini bersama kalian'." (22.4)

Dengan demikian Yesus menyatakan tidak akan makan selama Paskah. Konteks ini menyiratkan kutipan dari sumber Klemens;[n 34] tetapi kaitan antara fragmen injil ini dan sastra Klemens belum dapat dipastikan.[13]

Kristologi

Yesus menjadi satu dengan Alllah oleh Adopsi saat Pembaptisan-Nya menurut Injil orang Ebionit, memenuhi nubuat Mazmur 2:7 "Anak-Ku engkau! Engkau telah Kuperanakkan pada hari ini."

Peristiwa pembaptisan dalam teks injil tersebut (13.7) adalah sebuah harmoni dari Injil-injil Sinoptik, selain peristiwa ketika Roh Kudus dikatakan turun ke Yesus dalam bentuk merpati dan memasuki-Nya. Pemilihan ilahi pada masa pembaptisannya dikenal sebagai Kristologi Adopsionisme,[n 4][n 35] dan ini ditunjang oleh kutipan dari Mazmur 2:7, seperti yang ditemukan dalam "teks Western" dari Lukas 3:22, "Engkau adalah Putra-Ku, hari ini Aku memperanakkan-Mu."[n 36][n 37] Roh Kudus yang memasuki Yesus dan terang besar pada air masing-masing dianggap berdasarkan pada nubuat Yesaya 61:1 dan 9:1.[n 38] Sikap Adopsionisme tersebut dikarakterisasikan oleh keyakinan bahwa Yesus adalah seorang manusia, yang, dalam hal kepatutan sempurna-Nya, diberi keilahian Kristus abadi melalui pembaptisan-Nya dalam rangka memenuhi tugas nubuat yang membuat-Nya terpilih.[n 39][n 40]

Ketiadaan rujukan apapun pada pemeranakan Daud dalam teks injil tersebut mensugestikan bahwa Yesus dipilih menjadi nabi akhir zaman, Sosok Terpilih, yang dikirim untuk meniadakan persembahan korban Yahudi.[n 5][n 41] Kristologi Nabi dari teks injil yang dikutip oleh Epifanus tersebut lebih ke arah sastra Klemens ketimbang Kristologi orang Ebionit yang dikenal oleh Irenaeus.[n 42][n 43] Menurut beberapa cendekiawan, Yesus dipahami dalam injil tersebut sebagai sosok yang datang untuk meniadakan persembahan korban bukannya menggantikannya;[14] sehingga ini tak tampak sama dengan pernyataan serupa dalam Ekaristi seperti yang diterapkan oleh Kristen Nikea.[n 44] Namun, para cendekiawan memberikan konsensus atas signifikansi persembahan korban sebagai misi Yesus seperti yang digambarkan dalam injil orang Ebionit.[n 45]

Vegetarianisme

Pengubahan kata "belalang" (akris) dalam teks Injil yang lazim menjadi "roti" (egkris) dalam Injil orang Ebionit sebagai makanan Yohanes Pembaptis (13.4) ditafsirkan sebagai bukti vegetarianisme Yahudi.[n 46][n 47] Namun, pengkaitan gaya makan Yohanes Pembaptis dengan vegetarianisme masih dipertanyakan. Epifanus tak memberikan indikasi adanya perhatian kepada vegetarianisme dalam bagian teks Injil tersebut,[7] dan bisa jadi hanya merupakan sebuah alusi untuk manna yang disebutkan dalam Keluaran 16:31 dan Bilangan 11:7,[n 48] atau, menurut cendekiawan Glenn Alan Koch, dalam 1 Raja-raja 19:6 ketika Elia menyantap "roti berminyak" (roti bakar).[n 49]

Bukti tambahan ditemukan dalam kutipan yang berdasarkan pada Lukas 22:15 (22.4), ketika firman tersebut telah dimodifikasi dengan pencantuman kata "daging" untuk menyediakan alasan bagi vegetarianisme.[n 50] Konteks tak langsung dari kutipan tersebut mensugestikan bahwa karya tersebut sangat berkaitan dengan sumber Klemens, "Perjalanan Petrus" (the Journey of Peter). Membaca dari sumber yang sama, Epifanus menyatakan bahwa orang-orang Ebionit berpantang dari "daging dengan jiwa di dalamnya" (15.3), dan ia mengatribusikannya dengan ajaran interpolasi Ebionit "Mereka merusak isi dan meninggalkan beberapa bahan asli". Karena perkataan tersebut sangat berkaitan dengan sastra Klemens dari abad ke-3 dan ke-4, praktik vegetarianisme pada masa sebelumnya oleh orang-orang Ebionit abad ke-2 yang dikenal oleh Irenaeus menjadi dipertanyakan.[n 51] Vegetarianisme ketat orang-orang Ebionit yang dikenal oleh Epifanus mungkin merupakan reaksi penolakan persembahan korban Yahudi dan pencegahan terhadap konsumsi daging tak halal di lingkungan pagan.[n 52][15]

Hubungan dengan teks lainnya

Epifanus secara salah merujuk kepada injil yang ia miliki sebagai Injil Matius dan injil "menurut orang-orang Ibrani", mungkin sejalan dengan tulisan Irenaeus, tetapi berseberangan dengan penulisan Eusebius.[n 53][n 54] Koleganya pada abad ke-4, Hieronimus, menyatakan bahwa sekte Nasrani dan Ebionit memakai Injil Ibrani, yang dianggap Injil Matius asli oleh beberapa orang dari mereka. Laporan Hieronimus sejalan dengan catatan sebelumnya dari Irenaeus dan Eusebius.[n 55]

Hubungan antara Injil orang Ebionit, Injil orang Ibrani dan Injil orang Nazaret masih tak jelas. Semua injil Yahudi-Kristen hanya masih ada dalam bentuk fragmen berisi kutipan, sehingga sulit dikatakan jika mereka adalah teks independen atau variasi dari satu sama lain. Cendekiawan Albertus Klijn memajukan konsensus modern, menyatakan bahwa harmoni injil yang terkomposisi dalam bahasa Yunani tampak pada teks berbeda yang hanya diketahui Epifanus.[n 10] Cendekiawan Marie-Émile Boismard mengklaim bahwa injil Ebionit sebagian bersifat bergantung pada injil ibrani hipotetikal sebagai sumber; namun, anggapan tersebut masih merupakan pandangan minoritas.[n 9][n 56] Hubungan putatifnya dengan teks injil yang diketahui Origen sebagai Injil Dua Belas Rasul masih menjadi subyek perdebatan cendekiawan.[n 11]Injil Ebionit adalah salah satu contoh dari sebuah jenis harmoni injil yang memakai Injil Matius sebagai teks dasar namun meliputi Injil Yohanes; karya tersebut diyakini berasal dari Diatessaron (s. 170) karya Tatian yang meliputi seluruh empat injil kanonik.[16] Injil tersebut memiliki paralel pada kutipan dalam homili pertengahan abad ke-2 yang disebut sebagai 2 Klemens, yang mensugestikan bahwa keduanya bergantung pada tradisi harmonisasi dari sumber abad ke-2 pada masa sebelumnya.[n 57][n 58] Perkataan injil terharmonisasi dipakai oleh Yustinus Martir untuk menyusun Apologi pertamanya dan Dialog dengan Trifo yang sama-sama berdasarkan pada Injil-Injil Sinoptik.[n 59] Menurut cendekiawan George Howard, harmonisasi ini banyak memakai metode komposisi pada awal zaman Patristik. Beberapa ragam heterodoks ditemukan dalam Injil orang Ebionit yang diadopsi dari sejumlah besar ragam yang beredar; contohnya adalah kemunculan terang besar yang terjadi saat pembaptisan Yesus juga ditemukan dalam Diatessaron.[17]

Pengakuan Klemens terdiri dari sebuah dokumen sumber (1.27–71), yang secara konvensional disebut oleh para cendekiawan sebagai Kenaikan Yakobus,[n 60] yang diyakini berasal dari kaum Yahudi-Kristen.[n 61] Karya tersebut memiliki kemiripan dengan Injil orang Ebionit dengan pengakuan terhadap pembaptisan orang-orang Farisi oleh Yohanes (Pan. 30.13.4; Rec. 1.54.6–7)[18] dan perintah untuk meniadakan persembahan korban Yahudi,[n 12] menambahkan bahwa pembaptisan air dalam ajaran Kristen dilakukan untuk penebusan dosa-dosa.[n 62][19] Berdasarkan pada kesamaan tersebut, cendekiawan Richard Bauckham dan F. Stanley Jones menyatakan ketergantungan langsung Kenaikan Yakobus dengan Injil orang Ebionit.[20]

Kesimpulan mengenai orang-orang Ebionit

Injil yang dikaitkan dengan orang-orang Ebionit oleh Epifanius telah menjadi sumber informasi bernilai yang memperlihatkan ciri khas suatu cabang Kristen Yahudi yang telah lenyap kepada para cendekiawan modern.[n 63] Namun, para cendekiawan tak sepakat tentang apakah informasi yang terkandung dalam tujuh fragmen yang dikutip oleh Epifanus secara akurat merefleksikan tradisi sekte Ebionit abad kedua yang dikenal oleh Irenaeus, atau jika sistem keyakinan mereka berubah, mungkin secara garis besar, sepanjang 200 tahun berbanding dengan kelompok awal tersebut.[n 64][21] Orang-orang Ebionit[n 65][n 66] yang dikenal oleh Irenaeus (mula-mula disebutkan dalam Adversus Haereses 1.26.2, ditulis sekitar tahun 185), dan Bapa Gereja lainnya sebelum Epifanus, dideskripsikan sebagai sekte Yahudi yang mengakui Yesus sebagai Mesias namun tak sebagai Allah. Mereka menunjukkan keinginan mengikuti hukum dan upacara Yahudi dan mereka hanya memakai injil Yahudi-Kristen.[22] Orang-orang Ebionit menolak surat-surat Paulus dari Tarsus, yang mereka anggap murtad dari Hukum.[23]

Dalam polemik Epifanus melawan orang Ebionit yang ditemukan dalam Panarion 30, sebuah gambaran kompleks timbul dari keyakinan dan praktek Ebionit abad ke-2 yang tak dapat dengan mudah dipisahkan dari metodenya dari perpaduan sumber terpisah secara bersamaan.[n 14] Meskipun para cendekiawan seperti Hans-Joachim Schoeps secara harfiah menafsirkan catatan Epifanus sebagai deskripsi perkembangan sinkretisme berikutnya dari Ebionisme,[n 67][n 68] kajian paling terkini menemukan bahwa laporannya sulit untuk direkonsiliasi dengan karya-karya Bapa Gereja pada masa sebelumnya, yang berujung pada anggapan dari cendekiawan Petri Luomanen bahwa ada pula kelompok kedua dari Ebionit yang bersifat Helenistik-Samaria.[n 8][n 69][n 70] Penolakan persembahan korban Yahudi dan implikasi Kristologi nabi zaman akhir karena kurangnya kisah kelahiran menimbulkan dukungan untuk pengkaitan Injil orang Ebionit dengan sebuah kelompok atau kelompok-kelompok yang berbeda dari orang Ebionit yang dikenal oleh Irenaeus.[n 71]

Pembelajaran dalam ranah kajian Kristen Yahudi berdasarkan pada konstruksi buatan yang mirip dengan karya-karya yang dikembangkan oleh para heresiologis gereja perdana, dengan asumsi bahwa semua keyakinan dan praktek dari kelompok-kelompok tersebut berdasarkan pada teologi.[n 72] Ini berujung pada perpetuasi definisi ideologi yang gagal untuk mengambil catatan pluriformitas kelompok tersebut,[24] merefleksikan perbedaan dalam geografi[n 73][n 74], periode waktu dalam sejarah[n 75], dan etnisitas.[n 76] Terkait Epifanus, dan khususnya, orang Ebionit, kurang diberikan perhatian mengenai hakikat dari kontruksi-kontruksi teologinya yang sangat spekulatif[n 77] dan perpaduannya dari sumber-sumber yang berbeda[n 78], termasuk pemakaian harmoni injil yang tak dilakukan sekte Ebionit yang dikenal oleh Irenaeus[n 79]. Pada akhirnya, Epifanius memberikan gambaran enigmatik dari orang Ebionit dan tempat mereka dalam sejarah gereja perdana.[n 80]

Lihat pula

Catatan

Referensi

Pustaka

Pustaka tambahan

Pranala luar