Krisdayanti

penyanyi dan pemeran perempuan asal Indonesia

Kris Dayanti[a] (sering ditulis Krisdayanti atau disingkat KD; lahir 24 Maret 1975) adalah seorang penyanyi, diva pop, pemeran, dan politikus Indonesia. Ia dibesarkan di kota kelahirannya sebelum pindah ke Jakarta pada tahun 1984. Ia merekam lagu tema film anak-anak Megaloman saat usianya masih sembilan tahun. Ketika berusia 12 tahun, Kris Dayanti merilis album pertamanya, Biasa Saja, tetapi gagal di pasaran. Ia kemudian merintis kariernya dengan mengikuti berbagai kompetisi bernyanyi. Berawal dari kemenangannya di festival Asia Bagus di Jepang pada tahun 1992, nama Kris Dayanti melambung di industri musik. Ia kemudian bergabung dengan Warner Music Indonesia dan merilis album profesional perdananya bertajuk Terserah (1995).

Kris Dayanti
Kris Dayanti pada tahun 2019 sebagai anggota DPR-RI fraksi PDI-P
Informasi pribadi
Lahir24 Maret 1975 (umur 49)
Batu, Jawa Timur, Indonesia
Partai politikPDI-P
Hanura (sebelumnya)
Suami/istri
(m. 1996; c. 2009)

(m. 2011)
Anak4, termasuk Aurel Hermansyah
KerabatYuni Shara (kakak)
Pekerjaan
Karier musik
GenrePop
Instrumen
Label
Artis terkait
Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia
Mulai menjabat
1 Oktober 2019
PresidenJoko Widodo
Ketua DPRPuan Maharani
Daerah pemilihanJawa Timur V
Mayoritas132.131 (2019)
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Bantuan penggunaan templat ini

Kris Dayanti terus meretas sukses kritikal dan komersial di Indonesia melalui serangkaian album yang rilis mulai dari pertengahan era 1990-an. Setelah kesuksesan singel "Menghitung Hari" di Malaysia pada tahun 1998, Kris Dayanti turut naik daun di Asia Tenggara. Puncak kariernya ditandai dengan keberhasilan konser tunggal perdananya, Konser KD, pada tahun 2001, yang mengantarkannya pada gelar Diva Pop Indonesia. Lagu-lagunya yang banyak menjadi hit dan seringnya mengadakan konser menjadikannya penyanyi termahal selama dasawarsa 2000-an, bahkan, majalah bisnis Swa menulis penghasilan Kris Dayanti dalam setahun lebih besar dari Presiden Indonesia.

Kris Dayanti menikah dengan musisi Anang Hermansyah pada tahun 1996. Album duet pertama Kris Dayanti bersama Anang, Cinta (1996), dibuat untuk membiayai pernikahan mereka. Album tersebut sukses besar di pasaran dan menjadikan mereka pasangan duet terlaris di Indonesia. Setelah menjalani rumah tangga selama 13 tahun dan berduet dalam delapan album, Kris Dayanti bercerai dengan Anang pada tahun 2009. Ia kemudian menikah dengan Raul Lemos, seorang pengusaha Timor Leste, pada tahun 2011. Selain berkarier dalam industri hiburan, Kris Dayanti juga terjun ke politik dan menjadi anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia fraksi PDI-Perjuangan periode 2019–2024.

Sebagai salah satu ikon penyanyi wanita dalam industri musik Indonesia, Kris Dayanti telah memenangkan sejumlah penghargaan. Ia dinobatkan sebagai salah satu dari "10 Artis Asia Terbesar" oleh Channel V pada tahun 2005. Pada pergelaran Anugerah Planet Muzik 2007 di Singapura, ia menjadi wanita Indonesia pertama yang menerima "Anugerah Khas" atas pencapaiaan kariernya dalam industri musik. Kris Dayanti juga merupakan salah satu dari "99 Wanita Paling Berpengaruh di Indonesia" versi majalah Globe Asia edisi Oktober 2007 dan "50 Penyanyi Indonesia Terbaik Sepanjang Masa" versi majalah Rolling Stone edisi Desember 2010.

Kehidupan dan karier

1975–1991: Masa kecil dan awal karier

Krisdayanti tampil sebagai model pada salah satu edisi majalah GADIS tahun 1991.

Kris Dayanti lahir pada tanggal 24 Maret 1975 di Batu, Jawa Timur dari pasangan Trenggono (ayah) yang keturunan Jawa Timur dan Rachma Widadiningsih (ibu) yang berdarah Belanda, Madura.[1] Menurut sang ayah, namanya berasal dari bahasa Jawa yaitu kris yang berarti pusaka dan daya yang berarti kekuatan, sehingga Krisdayanti adalah pusaka yang punya kekuatan.[2] Ia memiliki seorang kakak perempuan, Yuni Shara, yang juga seorang penyanyi, serta seorang adik perempuan berlainan bapak, Kartika Sari.[3] Kris Dayanti dibesarkan dalam keluarga yang kurang mampu dan kedua orang tuanya bercerai saat ia masih berusia dua tahun.[4] Karena tidak punya penghasilan tetap, mereka sekeluarga tinggal di rumah nenek Krisdayanti sampai ia duduk di bangku kelas tiga sekolah dasar.[5]

Darah seni Kris Dayanti didapatnya dari ayahnya yang merupakan seorang pelukis dan seniman keroncong.[4] Semua keluarga dari pihak ibunya juga mahir menyanyi, kecuali ibunya sendiri. Paman-paman Krisdayanti ada yang menjadi penyanyi gereja dan ada pula yang menyanyi di orkes di kampungnya.[5] Bersama sang kakak, Yuni, Krisdayanti sudah senang tampil bernyanyi dan menari sejak kecil. Karena kelincahannya saat bernyanyi, orang-orang di kampungnya menyebut Krisdayanti seperti boneka India.[6] Ia juga sering menjuarai berbagai lomba bernyanyi pada saat itu.[5]

Pada tahun 1984, Kris Dayanti dibawa ibunya hijrah ke Jakarta dengan modal Rp350.000 dari hasil patungan keluarga.[5] Mereka kemudian menyewa rumah petak—rumah berbentuk satu ruangan tanpa kamar—di sebuah gang sempit di Tebet. Untuk membiayai kehidupan mereka di Jakarta, ibunya bekerja di sebuah salon ditambah beberapa pekerjaan sampingan.[5] Krisdayanti kemudian dimasukan ke Sanggar Merah Putih pimpinan Toto Sugiarno. Dari sanggar tersebut Krisdayanti mendapat banyak kesempatan menyanyi.[5] Ia mengisi suara di film anak-anak Megaloman saat masih berusia sembilan tahun dan menerima honor pertamanya sebesar Rp15.000.[7] Ketika berusia 12 tahun, Krisdayanti membuat album solo berjudul Biasa Saja bersama perusahaan rekaman kecil bernama Gembala Record. Namun, album pertama dalam kariernya tersebut gagal di pasaran.[8]

Jalan Kris Dayanti dalam dunia tarik suara mulai terbuka di tahun 1990, saat ia masuk ke SMA Negeri 3 Jakarta dan bertemu dengan musisi James F. Sundah yang merupakan alumni sekolah tersebut.[9] Krisdayanti diajak oleh James untuk merekam dua lagu ciptaannya dalam album kompilasi The Slow Collections (1990), serta berduet dalam lagu "Kisah Cinta Kita" pada album tema film Catatan Si Emon (1991). James pula yang memintanya untuk mengikuti festival atau kompetisi bernyanyi. Pada tahun 1991, Kris Dayanti berhasil menjuarai salah satu episode Cipta Pesona Bintang, ajang pencarian bakat di RCTI.[10] Ia berkesempatan merekam singel berjudul "Datang dan Pergi" untuk album kompilasi Cipta Pesona Bintang. Pada tahun yang sama, Kris Dayanti juga mengikuti pemilihan model remaja terkenal GADIS Sampul. Meskipun sempat didera rasa minder, ia berhasil tampil sebagai salah satu finalis dalam kontes tersebut.[11]

1992–1995: Asia Bagus, Si Cemplon, dan Terserah

Pada tahun 1992, Kris Dayanti mengikuti festival Asia Bagus, sebuah ajang pencarian bakat tingkat Asia bentukan Fuji Television.[12] Tampilnya Krisdayanti pada ajang tersebut adalah berkat arahan dari Younky Soewarno dan Chris Pattikawa.[5] Pada kompetisi tahap awal yang diselenggarakan di Singapura, Kris Dayanti berhasil merebut gelar Weekly Champion (juara mingguan), lalu Monthly Champion (juara bulanan). Ia kemudian berhasil menembus grand final di Tokyo, Jepang dan mempersembahkan lagu berjudul "Learning from Love" yang diciptakan oleh Younky Soewarno dan Tengku Malinda. Berkat penampilannya tersebut, Krisdayanti berhasil dinobatkan sebagai Grand Champion (juara umum) Asia Bagus musim pertama.[1] Kejayaan Krisdayanti di kancah festival berlanjut dengan diraihnya penghargaan FIDOF Awards sebagai The Young Talented Artist pada festival Bucharest, Rumania pada tahun 1993.[13]

Keberhasilan Kris Dayanti di Asia Bagus melambungkan namanya di industri hiburan.[10] Berbekal kemenangan tersebut, ia dikontrak oleh label Pony Canyon untuk rekaman singel yang dirilis di Singapura dan Jepang.[13] Tiga lagu yang ia rekam, yakni "Lost in the Storm", "Show Me the Way to Your Heart", dan "Cherish", dimuat dalam album kompilasi The Best of Asia Bagus. Di Indonesia, Krisdayanti didaulat menjadi ikon produk kecantikan Mustika Puteri yang diluncurkan pada tahun 1992.[14] Ia mulai merambah dunia seni peran melalui penampilannya dalam serial terpopuler TVRI saat itu, Jendela Rumah Kita, pada salah satu episode berjudul "Gadis Manis dalam Gerimis". Krisdayanti mendapat peran utama untuk pertama kalinya dalam sineton unggulan SCTV selama tahun 1994 berjudul Si Cemplon, yang sempat menjadi nama julukannya pada saat itu.[15] Ia juga bermain sebagai aktris pendukung dalam sederet judul sinetron seperti None (TPI), Tantangan (Indosiar), dan Saat Memberi Saat Menerima (RCTI).[10] Di saat namanya semakin terkenal di dunia seni peran, karier rekaman Krisdayanti di tanah air justru malah terseok. Menurut Krisdayanti, kesulitannya mendapat tawaran pembuatan album di Indonesia disebabkan adanya pemahaman bahwa penyanyi-penyanyi festival biasanya tidak laku kalau rekaman.[10]

Pada tahun 1995, Kris Dayanti akhirnya menandatangani kontrak rekaman dengan Hemagita Records, yang kemudian berubah menjadi Warner Music Indonesia.[16] Di bawah label tersebut, Krisdayanti meluncurkan album profesional perdananya berjudul Terserah. Album tersebut diproduseri oleh Handy Wijaya, dan melibatkan beragam pencipta lagu seperti Indra Lesmana, Yudis Dwikorana, dan Mares Soplanit. Ini menjadi album pertama Krisdayanti yang berhasil secara komersial. Singel hit yang muncul dari album ini yakni "Terserah" dan "Penantian". Melalui album ini, nama Krisdayanti mulai diperhitungkan di industri rekaman tanah air.[17]

1996–1999: Pernikahan, Cinta, Sayang, dan Doaku Harapanku

Cinta (1996) adalah album duet pertama Yanti bersama Anang. Album ini menjadikan mereka pasangan duet terlaris di Indonesia.

Pada tanggal 22 Agustus 1996, Krisdayanti yang saat itu berusia 21 tahun menikah dengan Anang Hermansyah, seorang penyanyi rock asal Jember.[15] Untuk membiayai pernikahan tersebut, mereka berdua mencoba membuat demo album duet. Produser Handy Wijaya ternyata tertarik dengan demo tersebut dan bersedia memodali pernikahan mereka.[18] Album duet perdana Krisdayanti dan Anang dirilis dengan judul Cinta. Sebanyak 1.000 keping pertama album tersebut diberikan sebagai kado untuk undangan yang datang ke pernikahan mereka.[18] Album tersebut meledak di pasaran dan dilaporkan terjual hingga satu juta kopi.[19] Banyak hit yang lahir dari album ini seperti "Cinta", "Berartinya Dirimu", "Di Hati", dan "Dua Hati". Krisdayanti dan Anang juga berhasil meraih penghargaan "Album Pop Terbaik" dan "Lagu Pop Terbaik" pada Anugerah Musik Indonesia 1997.[20]

Sepanjang tahun 1996 dan 1997, karier Yanti di layar kaca juga semakin bersinar. Ia bermain dalam sinetron Abad 21 di RCTI, serta Istana Impian dan Istri Pilihan di Indosiar. Perannya dalam sinetron Abad 21 dan Istri Pilihan mengantarkannya pada nominasi "Pemeran Wanita Terbaik" pada Festival Sinetron Indonesia pada tahun 1996 dan 1997.[1] Krisdayanti juga merilis album tema Abad 21 yang memuat lagu-lagu dari album Terserah dan satu lagu baru berjudul "Kau dan Aku" yang sukses menjadi hit. Krisdayanti merupakan salah satu dari "6 wanita paling berkilau di televisi tahun 1996" menurut tabloid Bintang Indonesia.[1]

Kesuksesan duet Yanti bersama Anang berlanjut di album berikutnya berjudul Kasih yang diluncurkan pada tahun 1997. Dengan mengusung singel "Demi Cinta" dan "Biar Cinta", album ini kembali laku di pasaran dan diganjar penghargaan double platinum.[13] Pada tahun yang sama, Krisdayanti kembali mengikuti kompetisi Asia Bagus di Odaiba, Jepang, kali ini untuk diadu dengan para Grand Champion lainnya. Ia pun kembali tampil sebagai pemenang dan dianugerahi trofi The Best of Asia Bagus (yang terbaik dari Asia Bagus).[13]

Yanti melahirkan anak pertamanya, seorang perempuan, yang diberi nama Titania Aurelie Nurhermansyah pada 10 Juli 1998. Untuk merayakan kelahiran putrinya, Krisdayanti merilis album duet bersama Anang yang diberi tajuk Buah Hati. Album ini mengangkat singel pertama berjudul "Timang-Timang" yang video klipnya digarap di rumah mereka bersama sang bayi.[21] Semasa kehamilannya, Krisdayanti juga merilis album solo bertajuk Sayang.[17] Untuk pertama kalinya, Krisdayanti memproduseri sendiri albumnya dan turut menulis dua buah lagu. Ia juga dibantu oleh beberapa musisi seperti Melly Goeslaw, Oppie Andaresta, Ari Bias, termasuk suaminya sendiri, Anang. Album ini menuai sukses dengan beberapa singel hit seperti "Ku Tak Sanggup", "Menghitung Hari", dan "Masih Ada Waktu" yang merupakan lagu tema untuk sinetron berjudul sama. Meskipun dirilis di puncak krisis moneter, album ini berhasil meraih penghargaan double platinum atas penjualannya di Indonesia.[13]

Sayang juga berhasil melambungkan nama Krisdayanti di Asia Tenggara. Berkat popularitas "Menghitung Hari", Warner Music Malaysia kemudian juga meluncurkan edisi khusus album tersebut yang diberi judul Menghitung Hari.[22] Dalam versi rilisan ulang tersebut terdapat dua lagu baru ciptaan musisi lokal Malaysia, yaitu "Jangan Biarkan" serta "Hati Ini Telah Dilukai" yang dibawakan berduet dengan Ajai, penyanyi terkenal Malaysia. Krisdayanti juga diundang ke negara tersebut untuk melakukan promosi dan menggelar konser di Putra World Trade Center, Kuala Lumpur.[23] Pada Anugerah Industri Muzik 1999—ajang penghargaan musik tertinggi Malaysia—Krisdayanti berhasil memperoleh penghargaan "Album Indonesia Terbaik". Ia juga dianugerahi penghargaan "Most Wanted Female Artist" dan "Most Wanted Indonesian Video" oleh MTV Asia Tenggara.[13]

Selama bulan Ramadan tahun 1998, Krisdayanti membintangi sinetron berjudul Doaku Harapanku bersama aktor Dicky Wahyudi.[24] Ia juga merilis singel "Doaku Harapanku" yang dijadikan sebagai lagu tema sinetron tersebut. Sinetron ini mendulang sukses besar dengan perkiraan penonton lebih dari 80 juta orang.[24] Tayangan ini juga menjadi pelopor sinetron-sinetron Ramadan di Indonesia pada tahun-tahun berikutnya. Doaku Harapanku juga terpilih menjadi salah satu dari "20 Sinetron Paling Fenomenal" versi tabloid Bintang Indonesia.[25] Sekuel sinetron tersebut selanjutnya ditayangkan pada bulan Ramadan 1999.[24] Program Kabar Kabari kemudian menobatkan Krisdayanti sebagai "Artis Terpopuler 1999".[1]

2000–2002: Mencintaimu, Makin Aku Cinta, dan Konser KD

Konser KD (2001) menjadi pertunjukan musik terbesar yang pernah digelar penyanyi wanita lokal pada saat itu.

Pada awal tahun 2000, Krisdayanti merilis album solo bertajuk Mencintaimu. Seperti album solo sebelumnya, Krisdayanti terjun langsung sebagai produser rekaman.[26] Singel pertama dari album ini, "Mencintaimu", berhasil menjadi hit besar dan menduduki peringkat pertama pada berbagai tangga lagu di Indonesia. Kesuksesan tersebut berlanjut pada singel-singel berikutnya seperti "Yang Kumau", "Rembulan", dan "Jangan Pergi". Album ini berhasil membawa kemenangan Krisdayanti pada banyak ajang penghargaan. Pada ajang Anugerah Musik Indonesia 2000, Krisdayanti memperoleh dua penghargaan yaitu "Penyanyi Wanita Terbaik" bidang pop progresif dan "Lagu Terbaik" bidang umum untuk "Mencintaimu".[27] Krisdayanti juga memborong kategori-kategori utama pada pergelaran perdana Anugerah Planet Muzik di Singapura yaitu "Artis Wanita Terbaik", "Album Terbaik", dan "Lagu Terbaik".[28] Penghargaan MTV Indonesia 2001 turut memberikan piala "Most Favourite Female" kepada Krisdayanti.[20] Dari sisi komersial, Mencintaimu berhasil mencatat penjualan lebih dari 500.000 keping.[29]

Pada tanggal 27 Juni 2000, Krisdayanti melahirkan anak keduanya, seorang laki-laki, yang diberi nama Azriel Akbar Hermansyah.[30] Selepas melahirkan putranya, Krisdayanti kembali menggarap album duet bersama Anang yang dirilis di penghujung tahun 2000 dengan judul Makin Aku Cinta. Pada album ini, Krisdayanti menjadi produser bersama Anang, serta dibantu oleh beberapa musisi di antaranya Pongki Barata, Denny Chasmala, Andra Ramadhan, dan Andi Rianto.[31] Didukung oleh singel hit "Makin Aku Cinta", "Jangan Tak Setia", dan "Ujung Umur", album duet ini kembali berhasil di pasaran dan memperoleh penghargaan platinum.[32] Krisdayanti dan Anang menggondol tiga piala Anugerah Musik Indonesia 2001 untuk kategori "Penyayi Duo/Group Terbaik", "Album Terbaik" dan "Lagu Terbaik".[33] "Makin Aku Cinta" juga dinobatkan sebagai "Lagu Terbaik" pada ajang Anugerah Planet Muzik 2002 di Singapura.[34]

Pada tanggal 20 September 2001, Krisdayanti menggelar konser tunggal perdananya bertajuk Konser KD di Plenary Hall, Jakarta Convention Center. Konser ini melibatkan Erwin Gutawa sebagai penata musik serta Jay Subiyakto sebagai penata seni.[35] Pergelaran yang juga disiarkan secara langsung oleh SCTV ini berlangsung sukses dan seluruh tiket konser habis terjual. Konser ini menjadi pertunjukan musik terbesar yang pernah digelar penyanyi wanita lokal pada saat itu.[36] Kesuksesan konser tersebut berlanjut dengan dirilisnya album live bertajuk Konser KD yang berisi lagu-lagu hasil rekaman konser. Album ini turut menambahkan sebuah lagu baru studio berjudul "Pengabdian Cinta" yang dijadikan singel utama.[37] Keberhasilan konser tunggal ini disebut-sebut sebagai titik puncak karier Krisdayanti sebagai penyanyi. Sejak saat itu, gelar Diva Pop Indonesia selalu melekat pada namanya.[38] Status tersebut makin terkukuhkan dengan keikutsertaan Krisdayanti dalam konser bersama diva-diva Asia Tenggara bertajuk Diva SEA di Istora Gelora Bung Karno pada 8 November 2001. Pertunjukan tersebut menampilkan Krisdayanti sebagai wakil Indonesia bersama Vina Panduwinata dan Titi DJ; Siti Nurhaliza, Sheila Majid, dan Fauziah Latiff sebagai wakil Malaysia; serta Kuh Ledesma sebagai wakil Filipina.[39]

Selain sukses dalam dunia musik, pada periode ini Krisdayanti juga eksis sebagai aktris. Krisdayanti membintangi dua judul sinetron yang ditayangkan stasiun SCTV, yaitu Terpesona (2000) dan Mencintaimu (2001).[40] Pada bulan Ramadan 2002, Krisdayanti dipasangkan bersama Anjasmara dalam sinetron Doa dan Anugerah yang tayang di Indosiar.[41] Tayangan ini berhasil mengulang sukses Doaku Harapanku dan kembali dibuatkan sekuelnya pada Ramadan tahun berikutnya. Melalui sinetron-sinetron tersebut ia dua kali dinominasikan sebagai "Aktris Terfavorit" pada ajang Panasonic Awards, yaitu pada tahun 2000 dan 2003. Pada tahun 2002, Krisdayanti juga dikontrak oleh Trans TV untuk memandu programnya sendiri bertajuk KD Show.[42] Acara tersebut berhasil menjadi salah satu tayangan unggulan Trans TV selama dua tahun.[43]

2003–2005: Menuju Terang, Cahaya, dan Konser KD 1530

Pada tahun 2003, Krisdayanti melepas album duet bersama Anang yang diberi judul Menuju Terang.[44] "Bila Cinta Tak Berdosa" dan "Rapuh" diusung sebagai singel andalan dari album tersebut. Menuju Terang diterima cukup baik di pasaran, meskipun tidak menyamai sukses album-album duet mereka terdahulu. Beberapa pengamat musik menilai meskipun digarap lebih serius, album ini hanya merupakan pengulangan album-album sebelumnya.[44] Pada tahun yang sama, Krisdayanti meluncurkan sebuah buku berjudul Seribu Satu KD yang ditulis oleh Alberthiene Endah. Selain menceritakan pasang surut perjalanan kehidupan dan kariernya, buku tersebut turut menampilkan foto-foto khusus Krisdayanti hasil jepretan Darwis Triadi dan Jay Subiyakto. Krisdayanti mengatakan buku tersebut merupakan jembatan dengan para penggemarnya.[45]

Pada Anugerah Citra Kartini Indonesia 2003, Krisdayanti menerima penghargaan berupa pin emas dari Yayasan Citra Prestasi. Penghargaan tersebut diberikan karena prestasinya yang gemilang di bidang musik dengan tetap menyadari kodratnya sebagai seorang wanita.[46] Krisdayanti juga mendapat undangan untuk tampil pada perhelatan MTV Asia Awards 2003 di Singapura.[47] Krisdayanti turut berpartisipasi dalam acara World Peace Music Awards—pertunjukan amal yang melibatkan para musisi dari berbagai negara—di Garuda Wisnu Kencana, Bali. Krisdayanti membawakan tiga lagu secara solo diiringi orkestra pimpinan Erwin Gutawa, serta berduet dengan Gloria Gaynor, penyanyi disko asal Amerika Serikat, dalam sebuah lagu berjudul "Together We Stand".[48]

Krisdayanti tampil dalam konser tunggalnya di Singapura pada 24 Juni 2004

Pada tahun 2004, Krisdayanti kembali merilis album solo bertajuk Cahaya yang diproduseri oleh Erwin Gutawa. Krisdayanti menambahkan unsur musik country dalam album tersebut dan menyajikan lebih banyak lagu-lagu dengan irama cepat dibanding tembang sendu yang sebelumnya menjadi cirinya.[49][50] Sejumlah hit meluncur sukses dari album ini seperti "Pilihlah Aku", "Cobalah Untuk Setia", dan "Mahadaya Cinta". Album ini laku sebanyak 160.000 kopi dalam dua hari setelah dilepas di pasaran.[51] Cahaya kemudian diganjar penghargaan triple platinum atas catatan penjualan lebih dari 450.000 kopi.[52] Melalui album ini, ia meraih dua penghargaan pada Anugerah Musik Indonesia 2004 yaitu "Album Pop Terbaik" dan "Karya Produksi Terbaik".[53] Krisdayanti juga memenangkan kategori "Artis Wanita Terbaik" pada Anugerah Planet Muzik 2005 di Singapura.[20]

Sepanjang tahun 2004, Krisdayanti berhasil menyelenggarakan banyak konser di berbagai tempat, termasuk di luar negeri. Pada tanggal 27 Juni 2004, ia mengadakan konser tunggal bertajuk Cahaya KD di Suntec International Exhibition Convention Center, Singapura. Konser yang disponsori Janner Siahaan dengan CLAY Production tersebut berlangsung sukses.[54] Krisdayanti kemudian menggelar tur konser di enam kota besar di Indonesia, yaitu Semarang, Surabaya, Yogyakarta, Solo, Denpasar, dan Bandung, dari tanggal 18 Juli hingga 3 Agustus 2004.[55] Ia juga mengadakan konser tunggal bertajuk KD Live in Tokyo di Aprico Hall, Tokyo, Jepang, pada tanggal 4 Desember 2004. Pada pertunjukan tersebut, Krisdayanti turut membawakan dua lagu berbahasa Jepang serta tembang dangdut dan keroncong.[56]

Krisdayanti menggelar konser tunggal keduanya bertajuk KD 1530 di Plenary Hall, Jakarta Convention Center pada tanggal 24 Maret 2005.[57] Konser tersebut dilaksanakan bertepatan dengan ulang tahun ke-30 Krisdayanti dan menandai 15 tahun kariernya sebagai penyanyi profesional. Seperti konser tunggalnya empat tahun silam, konser ini menggandeng Erwin Gutawa sebagai pengarah musik dan Jay Subiyakto sebagai penata artistik. Konser kali ini kembali menuai kesuksesan dan seluruh tiket yang disediakan habis terjual.[57]

Pada tahun 2005, Krisdayanti merilis singel berjudul "Can't Remember a Time" yang diciptakan oleh Diane Warren, komposer terkenal asal Amerika Serikat.[29] Lagu tersebut dimuat dalam album kompilasi bertajuk Diane Warren Presents Love Songs. Ia juga berduet bersama Melly Goeslaw dalam singel berjudul "Cinta" yang dijadikan lagu tema film arahan sutradara Rudi Soedjarwo, Tentang Dia.[29] Krisdayanti merilis ulang album Cahaya dalam edisi khusus dengan empat lagu tambahan, salah satunya yaitu daur ulang dari lagu dangdut "Penasaran" ciptaan Rhoma Irama. Pada akhir tahun 2005, Krisdayanti membintangi sinetron Ramadan bertajuk Mukjizat Allah yang ditayangkan di Indosiar.[58]

2006–2008: 3 Diva, film debut, dan Krisdayanti

Pada awal tahun 2006, Krisdayanti menggelar konser bertajuk 3 Diva bersama Titi DJ dan Ruth Sahanaya di Plenary Hall, Jakarta Convention Center. Konser yang digagas oleh KD Production bersama Erwin Gutawa dan Jay Subiyakto tersebut berhasil mereguk sukses.[59] Kebersamaan mereka berlanjut dalam tur konser di tiga kota besar lainnya, Surabaya, Bandung, dan Denpasar.[60] Setelah sukses di Indonesia, 3 Diva melesat di Malaysia. Konser mereka dilangsungkan di Stadium Putra Bukit Jalil, Kuala Lumpur pada tanggal 25 Maret 2007.[61] Setelah itu, 3 Diva bersama Erwin Gutawa dan Jay Subiyakto selalu tampil bersama dalam berbagai kesempatan. 3 Diva kemudian juga meluncurkan album kompilasi berjudul Semua Jadi Satu. Album tersebut berisi lagu-lagu yang dibawakan mereka saat konser dan menampilkan singel andalan "Semua Jadi Satu", sebuah lagu daur ulang dari Malyda dan 2D.[62] 3 Diva berhasil memenangkan kategori "Karya Produksi Kolaborasi Terbaik" pada Anugerah Musik Indonesia 2006.[63]

Krisdayanti memulai debut layar lebarnya pada tahun 2006 dengan membintangi film Jatuh Cinta Lagi. Dalam film garapan KD Production dan MPV Pictures tersebut, Krisdayanti berperan sebagai Lila dan dipasangkan dengan aktor Gary Iskak.[64] Untuk merayakan sepuluh tahun pernikahannya bersama Anang, Krisdayanti merilis album bertajuk Sepuluh Tahun Pertama. Album ini merupakan kompilasi lagu-lagu hit dari lima album duet mereka terdahulu dengan tambahan tiga buah lagu baru yaitu "Selalu Jatuh Cinta", "Tak Pernah Menyesal", dan "Cinta Bukan Kenangan".[19] Album ini didukung oleh musisi Addie MS, Bebi Romeo, dan Pongki Barata.[65]

Pada tahun 2007, Krisdayanti merilis album solo yang diberi judul namanya sendiri, Krisdayanti. Untuk album ini, ia merekrut Melly Goeslaw dan Anto Hoed sebagai produser.[66] "I'm Sorry Goodbye" dilepas sebagai singel utama dan berhasil menduduki posisi puncak tangga lagu di Indonesia. Meskipun demikian, album ini tidak berhasil menyamai kesuksesan album solo Krisdayanti terdahulu di Indonesia. Ia bahkan tidak memperoleh satupun penghargaan musik nasional. Krisdayanti justru memenangkan penghargaan "Artis Wanita Terbaik" pada Anugerah Planet Muzik 2008 yang digelar di Kuala Lumpur, Malaysia. Album ini juga laris di Malaysia dan mendapat penghargaan platinum untuk penjualan lebih dari 25.000 keping di negara tersebut.[67] Krisdayanti kembali bersatu dengan Ajai sebagai pasangan duet dalam lagu "Perlu Kamu" yang dijadikan lagu tema film Malaysia berjudul 1957: Hati Malaya.[20]

Pada penghujung tahun 2007, hubungan 3 Diva bersama Erwin Gutawa dan Jay Subiyakto mulai retak. Pada saat itu, 3 Diva dikontrak oleh di Hotel Gran Melia, Jakarta untuk tampil pada malam pergantian tahun. Namun, pihak penyelenggara konser tidak berhasil mencapai kesepakatan dengan Erwin dan Jay. Konser 3 Diva saat itu dibantu oleh iringan musik Dian HP.[68] Beberapa hari setelah konser berlangsung, Erwin dan Jay melancarkan protes karena 3 Diva tampil tanpa menyertakan mereka. Menurut Erwin, 3 Diva adalah proyek milik bersama karena didirikan oleh lima orang, yakni Krisdayanti, Titi DJ, Ruth Sahanaya, Erwin Gutawa, dan Jay Subiyakto. Setelah berhari-hari konfrontasi lewat media, akhirnya 3 Diva dan Erwin-Jay mencapai kesepakatan. Sejak saat itu, Krisdayanti, Titi DJ, dan Ruth Sahanaya dapat terus menggunakan nama 3 Diva, tetapi tanpa campur-tangan Erwin Gutawa dan Jay Subiyakto.[69] Setelah perpisahan tersebut, mereka merilis album mini berformat CD multimedia bertajuk 3 Diva. Album tersebut berisi tiga lagu, yaitu "A Lotta Love", "Adilkah Ini Untukku", dan "Mencinta".[70]

2009–2012: Kolaborator baru, pernikahan kedua, dan jeda karier

Siti Nurhaliza merilis album duet bersama Krisdayanti berjudul CTKD: Canda, Tangis, Ketawa, Duka.

Pada awal tahun 2009, Krisdayanti meluncurkan album duet terakhirnya bersama Anang dengan judul Dilanda Cinta.[20] Album ini hanya menampilkan satu lagu baru, "Dilanda Cinta", sementara sisanya merupakan lagu-lagu duet lama mereka. Pada tahun yang sama, Krisdayanti juga merilis album solo bertajuk Aku Wanita Biasa.[20] Album ini berisi lagu-lagu lama Krisdayanti, lima di antaranya direkam ulang dengan aransemen baru dari Andi Rianto, serta dua lagu baru, "Aku Wanita Biasa" dan "Jangan Biarkan Cinta Menangis". Bersamaan dengan peluncuran album tersebut, Krisdayanti mempublikasikan buku keduanya bersama Alberthiene Endah yang diberi judul My Life, My Secret. Dalam buku berformat memoar tersebut, Krisdayanti membuka rahasia hidupnya yang tidak terekspos media seperti kecanduan narkoba dan operasi plastik. Buku tersebut berhasil menjadi best-seller di Indonesia.[71] Krisdayanti juga menyumbangkan suaranya untuk album tema film Ketika Cinta Bertasbih pada lagu "Menanti Cinta".[72]

Krisdayanti menggelar konser tunggal di Esplanade Concert Hall, Singapura, pada 9 Mei 2009.[73] Konser yang bertempat di pusat kesenian terbesar Singapura tersebut terselenggara atas permintaan langsung oleh promotor di sana, Kevin Chin. Krisdayanti juga dilaporkan menerima bayaran sekelas penyanyi internasional yang tampil di Singapura. Konser tersebut berjalan sukses dengan iringan Magenta Combo Orchestra pimpinan Andi Rianto.[74] Di bawah payung KD Production, ia juga menggarap konser tunggal perdana Melly Goeslaw bertajuk Glow, Melly Goeslaw in Concert 2009 di Tennis Indoor Senayan.[75]

Sepulang ibadah umrah pada pertengahan Agustus 2009, Krisdayanti memutuskan untuk mengakhiri 13 tahun pernikahannya bersama Anang.[76] Perceraian mereka kemudian menjadi sorotan luas di media masa, terlebih dengan munculnya rumor perselingkuhan. Krisdayanti resmi menyandang status janda secara hukum pada 22 Oktober 2009 dan kedua anak dari pernikahan mereka diasuh oleh Anang.[77] Setelah bercerai dengan Anang, Krisdayanti dikabarkan menjalin hubungan dengan Raul Lemos, seorang pengusaha asal Timor Leste. Hubungan tersebut kembali menjadi kontroversi di media setelah diketahui ternyata Raul saat itu masih terikat status perkawinan.[78]

Pada akhir tahun 2009, Krisdayanti merilis album duet bersama penyanyi Malaysia Siti Nurhaliza yang diberi judul CTKD: Canda, Tangis, Ketawa, Duka.[79] Meskipun kurang mendapat sambutan di Indonesia, album ini berhasil meraih kesuksesan di Malaysia dengan singel hit berjudul "Amarah". Pada pergelaran Anugerah Industri Muzik 2010 di Kuala Lumpur, Krisdayanti menerima dua penghargaan yakni "Persembahan Vokal Berkumpulan Dalam Lagu" untuk duetnya bersama Siti Nurhaliza dalam lagu "Amarah" serta "Lagu Bahasa Melayu Terbaik Yang Dipersembahkan Oleh Artis Luar Negara" untuk lagu solonya "Aku Wanita Biasa".[80] Krisdayanti juga bekerja sama dengan Maia Estianty dalam singel berjudul "Kamu di Hatiku Selamanya". Lagu tersebut kemudian dimasukan ke dalam album mini bertajuk Cintaku Kan Selalu Menemanimu (2011) bersama tiga singel lainnya yaitu "Cintaku Kan Selalu Menemanimu", "Aku Pasti Kembali", serta kolaborasi bersama Yuni Shara dan Iis Dahlia, "Nurleila".[81]

Krisdayanti menikah dengan Raul Lemos pada tanggal 20 Maret 2011.[82] Pernikahan tersebut dikaruniai seorang putri bernama Ariannha Amora Lemos pada 5 September 2011.[83] Krisdayanti menyatakan siap untuk meninggalkan dunia hiburan dan menetap di Timor Leste sebagai seorang ibu rumah tangga. Namun, ia kemudian menarik pernyataan tersebut dan mengatakan bahwa ia ingin terus menyanyi sampai tua sepeti Titiek Puspa. Di sela kevakumannya, Krisdayanti merekam sebuah lagu ciptaan Bebi Romeo berjudul "Pernah Denganmu" untuk album kompilasi bertajuk Bebi Romeo Mega Hits pada tahun 2012.[84] Pada 12 Desember 2012, Krisdayanti melahirkan anak keempatnya, seorang putra bernama Kellen Alexander Lemos.[85][86]

2013–2018: Reuni 3 Diva, Konser Traya, dan lagu-lagu tema film

Krisdayanti tampil pada pembukaan sebuah resort di Batu, Jawa Timur, pada 5 Agustus 2018.

Krisdayanti meluncurkan album hit terbaik berjudul Persembahan Ratu Cinta pada akhir tahun 2013. Album ini merangkum lagu-lagu populer selama bergabung dengan Warner Music Indonesia dari album Terserah (1995) hingga Krisdayanti (2007) dengan dua lagu baru ciptaan Melly Goeslaw, "Ratu Cinta" dan "Bertubi Tubi". Setelah vakum sejak tahun 2008, Krisdayanti, Ruth Sahanaya, dan Titi DJ kembali tampil sebagai 3 Diva dalam Konser KFC Adu Bintang 2: Diva vs. Divo di Jakarta Convention Center pada Januari 2014.[87] Mereka juga merekam lagu berjudul "Selamat Tinggal" dalam album kompilasi KFC Adu Bintang 2.[88] Reuni mereka berlanjut dengan menggelar konser 3 Diva di MasterCard Theatres, Marina Bay Sands, Singapura pada 16 Agustus 2014.[89] Ketika tampil di acara Secretaries Week 2014 di Putrajaya International Convention Centre, Malaysia, Krisdayanti menerima penghargaan "The Brand Personality Award 2014" dari Asia Pacific Brands Foundation.[90] Krisdayanti juga menggelar konser tunggal di Plenary Hall, Kuala Lumpur Convention Center, Malaysia, pada 22 November 2014.[91]

Krisdayanti tampil diiringi Erwin Gutawa dalam konser Satu Indonesia: Salute to Guruh Soekarno Putra di Plenary Hall, Jakarta Convention Center pada 26 November 2014. Ini merupakan kerja sama pertamanya dengan Erwin setelah tujuh tahun berpisah.[92] Krisdayanti menghelat konser tunggal ketiganya berjudul Traya di Plenary Hall, Jakarta Convention Center pada 3 Mei 2015. Sama seperti dua konser terdahulu, konser ini menyertakan Erwin Gutawa sebagai penata musik dan Jay Subiyakto sebagai penata artistik panggung.[93] Pada saat yang sama, PAC Martha Tilaar meluncurkan produk lipstik terbaru yang terinspirasi oleh Krisdayanti. Lipstik yang diberi nama PAC KD Life No 40 tersebut hanya diproduksi sebanyak 7.000 buah dan didedikasikan untuk Krisdayanti yang telah menginjak usia 40 tahun.[94]

Selain sukses melangsungkan konser, pada tahun yang sama Krisdayanti akhirnya kembali berhasil mencetak hit setelah sekian lama dengan singel berjudul "Surga yang Tak Dirindukan" yang merupakan lagu tema untuk film berjudul sama. Lagu ciptaan Melly Goeslaw tersebut membawa kemenangan Krisdayanti pada Indonesian Box Office Movie Awards 2016 untuk kategori Original Soundtrack Terbaik, serta nominasi Artis Solo Wanita Pop Terbaik pada Anugerah Musik Indonesia 2015.[95] Ia kembali dipercaya untuk menyanyikan lagu tema untuk film Surga yang Tak Dirindukan 2 pada lagu berjudul "Dalam Kenangan".[96] Pada Juli 2016, Krisdayanti merilis dua singel sekaligus secara digital yakni "Sleep to Dream" dan "In Love Again". Proses rekaman dilakukan di NRG Recording Studios, Los Angeles, dengan menggandeng musisi berkebangsaan Amerika Serikat, Nathan Leone dan Mateo Camargo.[97] Meskipun telah menelan dana yang besar, kedua singel tersebut gagal bergema dan proses pembuatan album tidak dilanjutkan.[98]

Pada tanggal 24–26 Februari 2017, Krisdayanti menggelar tiga konser tunggal secara berturut-turut di Istana Budaya, Kuala Lumpur, Malaysia, dengan judul Konser Romansa Krisdayanti.[99] Masih pada tahun yang sama, Krisdayanti kembali menyumbangkan suaranya untuk film laris, kali ini untuk Ayat Ayat Cinta 2 pada lagu yang berjudul sama.[100] Bersama dengan Rossa, Raisa, dan Isyana Sarasvati, ia terlibat dalam konser bertajuk Ayat Ayat Cinta in Concert with Live Orchestra – The Colours of Love di Plenary Hall, Jakarta Convention Center, pada 20 Desember 2017.[101] Pada tahun 2018, ia bekerja sama dengan Yovie Widianto pada lagu tema berjudul "Satu Sayap Tertinggal" untuk film Hanum & Rangga.[100]

2019–sekarang: Karier politik dan singel rekaman ulang

Setelah sebelumnya sempat hampir menjadi calon legislatif dari Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura) pada Pemilu 2014,[102] Krisdayanti akhirnya resmi maju sebagai calon anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR-RI) pada Pemilu 2019 dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P). Ia mewakili daerah kelahirannya yaitu Daerah Pemilihan (Dapil) Jawa Timur V yang meliputi Kabupaten Malang, Kota Malang, dan Kota Batu.[103] Berdasarkan hasil rekapitulasi pemilu legislatif yang dilakukan KPUD Jawa Timur pada 14 Mei 2019, Krisdayanti berhasil terpilih sebagai anggota DPR-RI periode 2019-2024 dengan mengumpulkan 132.131 suara sah.[104]

Setelah tiga tahun tidak mengeluarkan karya baru, Krisdayanti merilis singel daur ulang dari Shanty, yang berjudul Hanya Memuji juga ciptaan dari Melly Goeslaw ini. Kali ini ia berkolaborasi dengan Sandhy Sondoro dirilis pada tahun 2021.[105] Pada 24 Mei 2023, Kris Dayanti menggelar konser tunggal di The Star Theater, Singapura.[106]

Keartisan dan citra

Sebagai penyanyi yang lahir dari panggung festival, kemampuan bernyanyi Krisdayanti sejak awal sudah terlatih secara otodidak.[107] Saroni Asikin, seorang jurnalis surat kabar Suara Merdeka, menyatakan bahwa Yanti "tak semata menjadi penyanyi dengan kualitas vokal yang bagus, tetapi juga seorang penghibur yang andal."[51] Melly Goeslaw memuji penjiwaan Krisdayanti saat bernyanyi. Ia mengatakan: "Krisdayanti adalah salah satu penyanyi Indonesia yang punya penghayatan tinggi. Kalau teknik yang jago banyak banget. Tapi yang bisa menghayati lagu sampai orang merinding ya salah satunya KD."[108] Penyanyi Mulan Jameela menyatakan bahwa Krisdayanti adalah penyanyi dengan karakter yang sangat kuat.[109] Sementara menurut Siti Nurhaliza, selain memiliki suara yang bagus Krisdayanti juga mahir berimprovisasi.[110] Pengaruh bermusik Krisdayanti datang dari penyanyi-penyanyi idolanya, yakni Madonna, Mariah Carey, dan Whitney Houston dari kalangan penyanyi internasional, serta penyanyi Indonesia seperti Titiek Puspa dan Vina Panduwinata.[111][112]

Meskipun berada dalam jalur musik pop, Krisdayanti memiliki kemampuan membawakan berbagai jenis musik, bahkan lintas genre seperti dangdut, keroncong, melayu.[56] Krisdayanti juga mampu menyanyikan lagu bertempo cepat maupun lambat dengan baik. Sebagian besar lagu-lagu Krisdayanti diciptakan oleh beragam musisi. Pencipta lagu yang paling sering ia ajak bekerja sama di antaranya Melly Goeslaw, yang melahirkan hit terpopuler Krisdayanti "Menghitung Hari".[17] Anang juga menciptakan hampir semua lagu duetnya bersama Krisdayanti. Anang mengatakan: "setiap aku bikin lagu duet selalu ada latar belakang sejarahnya. Mungkin itu yang membuat duet kami kuat."[113] Meskipun begitu, Krisdayanti masih menulis sebagian kecil lagu-lagunya seperti "Ku Tak Sanggup" dan "Sayang" pada tahun 1998. Krisdayanti juga memproduseri sendiri beberapa albumnya seperti Sayang (1998) dan Mencintaimu (2000).[26]

Krisdayanti dikenal sebagai penghibur yang berpenampilan menarik dan mendapat julukan "Barbie Indonesia".[114] Ia menjelaskan: "Bagi saya, penampilan adalah masalah yang amat serius. Karena para penggemar sudah membayar mahal untuk menyaksikan setiap pertunjukan saya, sehingga mereka pantas mendapatkan yang terbaik dari saya. Saya memang membutuhkan dana cukup besar untuk menunjang penampilan, termasuk urusan make up." Penampilan Krisdayanti yang terus berubah sering menjadi tren di Indonesia. Ia merupakan artis yang mempopulerkan penggunaan wig, tato alis, dan penyambungan rambut.[115] Ia menjadi artis Indonesia pertama yang memiliki produk kosmetik sendiri, yakni PAC KD Line yang merupakan kerja sama dengan Martha Tilaar.[116] Untuk menyempurnakan penampilannya, Krisdayanti mengaku telah menjalani operasi plastik di beberapa bagian tubuhnya.[3]

Pencapaian dan pengaruh

Krisdayanti merupakan salah satu bintang pop paling berpengaruh di Indonesia.[117] Surat kabar Singapura New Straits Times menyebut Krisdayanti sebagai "legenda musik Indonesia".[118] Ia dinobatkan sebagai salah satu dari "10 Artis Asia Terbesar" oleh Channel V pada tahun 2005.[119] Ia menduduki posisi kelima dan menjadi satu-satunya penyanyi solo Indonesia dalam daftar tersebut. Pada tahun yang sama, Krisdayanti menjadi satu-satunya wanita yang dipilih oleh MTV Indonesia sebagai kandidat "MTV Icon", bersama Chrisye, Dewa 19, dan Slank.[120] Pada pergelaran Anugerah Planet Muzik 2007 di Singapura, ia juga menjadi wanita Indonesia pertama yang menerima "Anugerah Khas" atas pencapaiaan kariernya dalam industri musik.[121] Krisdayanti menempati daftar "99 Wanita Paling Berpengaruh di Indonesia" versi majalah Globe Asia edisi Oktober 2007.[122] Dalam daftar tersebut ia berada di posisi ke-31, yang merupakan peringkat tertinggi dari kalangan artis. Krisdayanti kemudian didaulat sebagai salah satu dari "50 Penyanyi Indonesia Terbaik Sepanjang Masa" oleh majalah Rolling Stone pada edisi Desember 2010.[123]

Krisdayanti telah merilis lebih dari 20 album sepanjang kariernya, baik secara solo maupun duet, yang telah memberikannya beberapa penghargaan platinum.[20] Ia juga menjadi salah satu artis Indonesia yang paling sering menggelar konser, baik di dalam maupun luar negeri. Berkat popularitasnya tersebut, Krisdayanti merupakan penyanyi solo Indonesia termahal selama dekade 2000-an, bahkan majalah bisnis Swa pernah menulis bahwa penghasilannya dalam setahun jauh lebih besar dari Presiden Indonesia.[124] Menurut pengamat musik Bens Leo yang pernah menangani promosi albumnya, Krisdayanti pada masa kejayaannya menerima honor hingga lebih dari Rp 100 juta sekali tampil.[52] Media bahkan melaporkan Krisdayanti menerima bayaran lebih dari Rp 2 miliar saat tampil di Singapura pada tahun 2009.[74] Melalui sukses "Menghitung Hari" dan konsernya di Kuala Lumpur pada tahun 1999, Krisdayanti menjadi pembuka jalan bagi para artis Indonesia untuk tampil di industri musik Malaysia.[125]

Yanti merupakan tokoh yang menyebabkan populernya penggunaan istilah "diva" di Indonesia.[38] Gelar tersebut diberikan publik dan media kepada Krisdayanti setelah kesuksesannya menggelar konser tunggal pada tahun 2001. Mengenai pemberian julukan tersebut, seniman Guruh Soekarno Putra menilai bahwa Krisdayanti memang pantas menyandangnya.[126] Krisdayanti sendiri berpendapat: "Diva itu pemberian masyarakat. Kalau saya dianggap tidak lagi berinovasi, masyarakat berhak memberi apresiasi sebaliknya."[38] Selain gelar diva, kesuksesan Konser KD pada tahun 2001 dianggap sebagai salah satu tonggak kebangkitan industri pertunjukan musisi lokal di Indonesia.[127]

Kolaborasi Yanti bersama Anang selama 13 tahun perjalanan rumah tangga mereka disebut-sebut sebagai duet suami-istri tersukses dalam sejarah musik Indonesia. Mereka disebut sebagai "ikon ideal keluarga selebriti" dan pernah didaulat sebagai "simbol keluarga harmonis nasional" oleh Departemen Kesehatan RI.[128][129] Krisdayanti berhasil mematahkan paradigma yang telah lama diyakini di industri hiburan Indonesia bahwa pernikahan di usia muda atau di puncak popularitas akan menghancurkan karier seorang artis. Meskipun menikah pada usia 21 tahun saat namanya sedang bersinar, Krisdayanti justru semakin berkibar di dunia hiburan setelah memiliki suami dan anak.[130] Meskipun melalui konflik rumah tangga yang tidak sedap, Yanti berhasil melampauinya dan menyatukan lagi keluarga barunya dan keluarga mantan suami, Anang. Kini ia memiliki satu orang cucu yang diberi nama Ameena Hanna Nur Atta.

Diskografi

Filmografi

Televisi
Film

Lihat pula

Catatan

Catatan kaki

Daftar pustaka

Pranala luar