Ras Arya

ras

Ras Arya adalah kelompok ras yang muncul pada periode akhir abad ke-19 dan pertengahan abad ke-20 untuk menggolongkan orang-orang keturunan Indo-Eropa.[2]

Referensi epigraf paling awal yang membuktikan kata "Arya" muncul pada prasasti Behistun abad ke-6 SM.[1]

Konsep ini berasal dari anggapan bahwa penutur asli bahasa Indo-Eropa dan keturunannya sampai saat ini merupakan ras atau subras yang berbeda dari ras Kaukasia.[3]

Etimologi

Istilah Arya umumnya digunakan untuk menjelaskan akar bahasa Proto-Indo-Iran *arya yang merupakan etnonim yang diadopsi oleh bangsa Indo-Iran untuk menggambarkan bangsa Arya. Kata serumpun dalam bahasa Sanskerta adalah ārya (Devanāgarī: आर्य), yang awalnya merupakan penunjukan diri etnis, dalam bahasa Sanskerta Klasik berarti "mulia, terhormat, bangsawan".[4][5] Kata serumpun dalam bahasa Persia Kuno adalah ariya- (aksara paku Persia Kuno: 𐎠𐎼𐎡𐎹), bermakna nenek moyang dari nama modern Iran dan etnonim untuk bangsa Iran.[6]

Dalam World Atlas karya Rand McNally edisi 1944, ras Arya digambarkan sebagai salah satu dari sepuluh kelompok ras besar umat manusia.[7] Penulis fiksi ilmiah Poul Anderson, seorang tokoh libertarianisme anti-rasis berdarah Skandinavia, dalam banyak karyanya secara konsisten menggunakan istilah Arya sebagai sinonim untuk "Indo-Eropa".[8]

Ideologi Nazisme didasarkan pada konsep ras Arya kuno sebagai ras unggul, memegang posisi tertinggi dalam hierarki rasial dan menganggap bangsa Jerman adalah golongan ras Arya yang paling murni secara rasial.[9] Konsep Nazi mengenai ras Arya muncul dari para pendukung supremasi ras sesuai dengan yang dijelaskan oleh pakar teori rasial seperti Arthur de Gobineau dan Houston Stewart Chamberlain.[10]

Lihat juga

Referensi

Catatan

Bibliografi

Bacaan lanjutan

Pranala luar