Siemens Gamesa

Siemens Gamesa Renewable Energy S.A., sebelumnya bernama Gamesa Corporación Tecnológica S.A. (pengucapan bahasa Spanyol: [ɡaˈmesa koɾpoɾaˈθjon teɣnoˈloxika]) dan Grupo Auxiliar Metalúrgico S.A., adalah sebuah perusahaan rekayasa angin yang berkantor pusat di Zamudio, Biscay, Spanyol. Perusahaan ini memproduksi turbin angin dan menyediakan jasa terkait turbin angin. Perusahaan ini merupakan produsen turbin angin terbesar kedua di dunia.[2]

Siemens Gamesa Renewable Energy S.A.
Sociedad Anónima
Kode emitenBMADSGRE
ISINES0143416115
IndustriRekayasa
PendahuluGamesa Corporación Tecnológica S.A.
Siemens Wind Power A/S
Didirikan28 Januari 1976 (1976-01-28)
Kantor
pusat
Zamudio, Biscay
,
Tokoh
kunci
Andreas Nauen (CEO), hingga bulan Juni 2020[1]
Miguel Ángel López (Chairman)
ProdukTurbin angin
PendapatanKenaikan €4,611 milyar (2016)
Penurunan €477,377 juta (2016)
Penurunan €302,396 juta (2016)
Total asetKenaikan €5,895 milyar (2016)
PemilikSiemens Energy AG (67%)
Karyawan
Penurunan 24.500 (2019)
Anak
usaha
Gamesa Gearbox
Gamesa Electric
Adwen
Situs webwww.siemensgamesa.com

Perusahaan ini terkenal berkat turbin angin SG 14.0-222 buatannya, yang didasarkan pada Siemens Platform D7, serta merupakan turbin angin terbesar di dunia. Kompetitor utama dari turbin angin tersebut adalah General Electric Haliade-X dan MHI-Vestas V164.[3]

Sejarah

Gamesa Corporación Tecnológica

Gamesa mulai beroperasi pada tahun 1976 dengan nama Grupo Auxiliar Metalúrgico S.A. Perusahaan ini saat itu fokus mengembangkan teknologi baru dan menerapkannya, seperti robotika, mikroelektronik, aeronautika, dan pengembangan bahan komposit. Perusahaan ini didirikan oleh Juan Luis Arregui dan Joseba Mikel Grajales.[4]

Pada tahun 1994, perusahaan ini membentuk anak usaha bernama Gamesa Eólica untuk memproduksi turbin angin. Perusahaan ini pun mulai terlibat dalam pengembangan, konstruksi, dan operasi ladang angin pada tahun 1995, serta berhasil menyelesaikan pembangunan ladang angin pertamanya setahun kemudian. Gamesa lalu bermitra dengan Vestas hingga tahun 2002.[5]

Perusahaan ini resmi melantai di bursa saham pada tanggal 31 Oktober 2000 dan menjadi salah satu komponen dari IBEX 35 pada tanggal 24 April 2001. Pada tahun 2002, Gamesa mengakuisisi produsen gearbox Echesa, produsen generator Cantarey, dan produsen konverter Enertrón.

Sejak tahun 2006, perusahaan ini fokus pada teknologi yang terkait dengan energi berkelanjutan, terutama tenaga angin. Perusahaan inipun mendivestasi bisnisnya di bidang aeronautika untuk membentuk Aernnova, dan juga di bidang jasa untuk membentuk Global Energy Services.

Sebagai bagian dari upaya Britania Raya untuk meningkatkan produksi tenaga angin lepas pantainya, Gamesa pun berkomitmen berinvestasi sebesar £133,7 juta untuk membangun sebuah fasilitas produksi dan fasilitas lainnya di Britania Raya, serta akan memindahkan kantor pusat divisi tenaga angin lepas pantainya ke London.[6][7]

Pada bulan Januari 2014, Gamesa dan produsen nuklir asal Prancis, Areva mengumumkan kesepakatan awal untuk membentuk Adwen yang berbisnis di bidang tenaga angin lepas pantai.[8]Pada awal tahun 2015, Gamesa melanjutkan pengembangan bisnisnya di Britania Raya dengan mengakuisisi B9 Energy.[9]

Pada tahun 2017, Areva menjual saham Adwen ke Gamesa, setelah penggabungan antara Gamesa dan Siemens Wind Power resmi diumumkan.[10][11]

Siemens Wind Power

Perusahaan ini memulai sejarahnya pada tahun 1980, saat produsen sistem irigasi asal Denmark, Danregn berekspansi ke bisnis turbin angin. Turbin angin pertama buatan Danregn pun berupa mesin dengan diameter rotor sekitar 10 m (33 ft) dan daya generator sebesar 20 hingga 30 kW (27 hingga 40 hp).[12][13][14] Pada tahun 1981, bisnis turbin angin Danregn resmi dipisah menjadi sebuah perusahaan tersendiri dengan nama Danregn Vindkraft A/S oleh Peter Stubkjær Sørensen dan Egon Kristensen di Brande, Denmark, dengan modal sebesar 300.000 krona. Produk Danregn Vindkraft saat itu adalah turbin dengan diameter bilah sebesar 15 m (49 ft) yang dapat menghasilkan daya sebesar 55 kW (74 hp).[12][14][15][16]

Pada tahun 1983, Danregn Vindkraft mengubah namanya menjadi Bonus Energy, guna memudahkan kliennya di Amerika Utara untuk mengucapkan nama perusahaan.[13][17]

Pada tahun 1991, sebelas unit turbin Bonus berkapasitas 450 kW dipasang di Ladang Angin Lepas Pantai Vindeby, ladang angin lepas pantai pertama di dunia.[18][19]

Perusahaan ini awalnya memakai bilah turbin yang diproduksi oleh Økær Vind Energi asal Viborg.[20] Kemudian perusahaan ini memakai bilah turbin yang diproduksi oleh LM Wind Power. Pada akhir dekade 1990-an, Bonus mulai mengembangkan bilah turbinnya sendiri, dan kemudian mulai memproduksi bilah turbinnya sendiri di Aalborg pada awal dekade 2000-an.[21][note 1]

Pada tahun 2004, Bonus Energy A/S resmi dijual ke Siemens AG.[22] Kantor pusat penjualan dan manajemen proyek dari perusahaan inipun dipindah ke Hamburg, Jerman pada bulan Mei 2009.[23]

Pada tahun 2005, Siemens mengakuisisi mitra penjualan dan layanan Bonus Energy, yakni AN Windenergie GmbH asal Bremen.[24][25] Pada tahun 2006, Siemens juga mengakuisisi bekas pabrik bilah turbin angin milik LM Glasfiber di Engesvang, Denmark.[26] Pada tahun 2007, Siemens membangun sebuah pabrik bilah di Fort Madison, Iowa, Amerika Serikat.[24] Pada tahun 2008, sebuah pabrik di Ølgod mulai dioperasikan.[27] Pada bulan Desember 2010, Siemens resmi membuka pabrik produksi nasel di Hutchinson, Kansas.[28][29]

Referensi

Catatan