Siklon Nargis
94°48′32″E / 16.05028°N 94.80889°E
Badai Nargis (Penamaan JTWC: 01B, juga dikenal sebagai Very Severe Cyclonic Storm Nargis) adalah sebuah siklon tropis mematikan yang menerjang daratan di Myanmar pada tanggal 2 Mei 2008, Siklon tersebut melanda Myanmar pada hari Jumat, menyebabkan gelombang badai sejauh 40 kilometer ke delta Irrawaddy yang dipenuhi padat penduduk, menyebabkan kerusakan besar dan sedikitnya 138.373 korban jiwa. Di Kotapraja Labutta saja dilaporkan terdapat 80.000 orang tewas, dengan sekitar 10.000 kematian lainnya di Bogale.[2][2][3]
Badai siklon ekstrem (skala MD) | |
---|---|
Siklon tropis kategori 4 (SSHWS) | |
Terbentuk pada | 27 April 2008 |
Mereda pada | 3 Mei 2008 |
Kecepatan angin maksimal | 3 menit: 165 km/jam 1 menit: 215 km/jam |
Tekanan minimal | 962 hPa (mbar) |
Korban jiwa | ≥138,000 jiwa[1] |
Area terdampak | Myanmar |
Bagian dari Musim badai Samudera Hindia Utara 2008 |
Nargis adalah badai siklon bernama paling dahsyat di lempengan Samudera Hindia Utara, dan juga badai siklon bernama kedua paling besar sepanjang sejarah setelah Topan Nina. Nargis adalah badai ke-12 paling mematikan sepanjang sejarah dengan korban jiwa. Nargis adalah badai tropis pertama yang melanda Myanmar sejak Badai Mala menemui daratan pada tahun 2006.
Sejarah Meteorologi
Gelombang bernama pertama dalam musim badai Samudera Hindia Utara 2008 ini berkembang pada tanggal 27 April di pusat Teluk Benggala. Mula-mulanya Nargis perlahan-lahan menuju ke arah barat laut, dan setelah menemui keadaan yang menggalakkan, maka gelombang itu semakin kuat. Udara kering melemahkan badai itu pada 29 April, namun setelah mulai bergerak ke arah timur Nargis cepat bertambah kencang agar mencapai puncak sekurang-kurangnya 165 km/j (105 bsj) pada tanggal 2 Mei; Joint Typhoon Warning Center menilai angin puncak sebesar 215 km/j (135 bsj). Badai itu menuju ke daratan di Divisi Ayeyarwady di Myanmar saat semakin mencapai kecepatan puncak dan, setelah mendekati ibu kota Yangon, badai itu berangsur lemah hingga lenyap di dekat perbatasan Myanmar-Thailand.
Dampak
Menurut PBB sekitar 1,5 juta orang terdampak langsung akibat Siklon Nargis, dengan perkiraan 138,000 orang tewas, 38,000 hilang, 500,000 bangunan hancur, dan 1 juta orang mengungsi akibat badai siklon tersebut.[4]
Siklon Nargis adalah topan paling mematikan kedua yang pernah ada dan bencana alam paling mematikan kelima sejak tahun 1900, setelah banjir di Tiongkok tahun 1931.[5] Bencana alam lain yang lebih mematikan termasuk banjir Sungai Kuning tahun 1887, Gempa bumi Shaanxi 1556, dan Siklon Bhola 1970 di Bangladesh.
Andrew Kirkwood, direktur badan amal Inggris menyatakan: "Kami melihat 50.000 orang tewas dan jutaan orang kehilangan tempat tinggal.[6][7] Saya menganggap ini sebagai kejadian yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam sejarah Myanmar dan merupakan dampak yang sangat besar.[8] Menurutnya bencana ini serupa dengan peristiwa Gempa bumi dan tsunami Samudra Hindia 2004 yang menimpa kawasan Asia Tenggara. Pekerja bantuan asing memperkirakan 2 juta hingga 3 juta orang kehilangan tempat tinggal, seringkali mengungsi ke salah satu dari 260.000 kamp pengungsi di Myanmar.
Referensi
Pranala luar
- "When Nature Attacks". Newsweek. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2008-05-09. Diakses tanggal 2008-05-09.
- Damage information from BBC
- Map: Deadly path of Cyclone Nargis