Kabupaten Merauke

kabupaten di Indonesia sekaligus ibu kota Provinsi Papua Selatan, Indonesia
(Dialihkan dari Sirkuit Tanah Miring)

140°24′35″E / 8.508646°S 140.409749°E / -8.508646; 140.409749

Kabupaten Merauke adalah salah satu kabupaten sekaligus menjadi ibu kota provinsi Papua Selatan, Indonesia. Ibu kota kabupaten ini terletak di Distrik Merauke. Kabupaten ini merupakan salah satu kabupaten terluas sekaligus paling timur di Indonesia. Di kabupaten ini terdapat suku Marind-anim yang mendiami kabupaten ini. Jumlah penduduk Kabupaten Merauke berjumlah 232.357 jiwa pada 2022, dan sebanyak 243.722 jiwa pada 2023.[2][3] Kabupaten Merauke berbatasan langsung dengan negara Papua Nugini. Topografi Merauke didominasi oleh dataran rendah dengan rawa-rawa dan sungai besar seperti Sungai Maro dan Sungai Bian.

Kabupaten Merauke
Dari atas ke bawah: Taman 0 Kilometer, Kantor bupati Merauke, dan Bandara Mopah Merauke
Lambang resmi Kabupaten Merauke
Julukan: 
Kota Rusa
Motto: 
Izakod Bekai Izakod Kai (Satu Hati Satu Tujuan)
Peta
Peta
Kabupaten Merauke di Maluku dan Papua
Kabupaten Merauke
Kabupaten Merauke
Peta
Kabupaten Merauke di Indonesia
Kabupaten Merauke
Kabupaten Merauke
Kabupaten Merauke (Indonesia)
Koordinat: 7°40′00″S 139°40′00″E / 7.66667°S 139.66667°E / -7.66667; 139.66667
Negara Indonesia
ProvinsiPapua Selatan
Tanggal berdiri10 September 1969
Dasar hukumUU Nomor 12 Tahun 1969[1]
Hari jadi12 Februari 1902
Ibu kotaMerauke
Jumlah satuan pemerintahan
Daftar
  • Distrik: 20
  • Kelurahan: 11
  • Kampung: 179
Pemerintahan
 • BupatiRomanus Mbaraka
 • Wakil BupatiH. Riduwan
Luas
 • Total45.025,91 km2 (17,384,60 sq mi)
Populasi
 (31 Desember 2023)[2][3]
 • Total243.722
 • Kepadatan5,4/km2 (14/sq mi)
Demografi
 • Agama
  • 43,36% Islam
  • 0,13% Hindu
  • 0,10% Buddha[3]
 • BahasaIndonesia (Resmi)
 • IPMKenaikan 74,00 (2023)
 tinggi [4]
Zona waktuUTC+09:00 (WIT)
Kode BPS
9401
Kode area telepon0971
Pelat kendaraanPA xxxx G*
Kode Kemendagri93.01
DAURp 1.272.040.970.000,- (2020)
Fauna resmiKanguru & Rusa
Situs webwww.merauke.go.id

Kabupaten Merauke adalah induk dari Kabupaten Boven Digoel, Asmat, dan Mappi yang dimekarkan tahun 2002. Artinya, Kabupaten Merauke sebelum tahun 2002 mencakup seluruh wilayah yang sekarang menjadi Provinsi Papua Selatan.[5]

Sejarah

D.H. Fikkert (kiri depan), dengan bawahan Merauke

Merauke didirikan pada tanggal 12 Februari 1902. Orang yang pertama yang menetap di sana adalah para pegawai pemerintah Belanda. Mereka mencoba untuk hidup berdampingan dengan masyarakat Merauke. Mereka berjuang melawan berbagai tantangan di Merauke, termasuk adanya pemburu kepala. Setelah beberapa tahun kemudian, tempat tersebut mengalami pertumbuhan yang sangat cepat sehingga menjadi sebuah "kota". Para wanita Eropa gemar memakai hiasan bulu dari burung Cenderawasih di topi mereka.[6]

Dari Merauke orang Indonesia, Eropa dan Tiongkok, mulai memasuki hutan di bagian Selatan Nugini untuk memburu burung sebanyak mungkin. Ketika pemerintah Belanda melarang perburuan, mereka semua kembali ke Merauke untuk menghabiskan uang yang mereka dapatkan. Awalnya Merauke dikenal sebagai kota untuk para pendatang (orang asing), namun sekarang, banyak penduduk asli Papua yang sudah menetap khususnya di distrik Merauke, ibu kota kabupaten.[6]

Secara politis administratif, distrik Merauke sebelumnya merupakan pos pemerintah Belanda yang digunakan sebagai tempat transit bagi para republikan untuk menuju Boven Digoel. Setelah wilayah Irian Jaya berintegrasi dengan pemerintah Belanda tahun 1963, distrik Merauke ditetapkan sebagai ibu kota dari kabupaten Dati II Merauke. Setelah periode Penentuan Pendapat Rakyat (1963-1969), Beberapa kelompok permukiman mulai bertumbuh karena berbagai sarana kebutuhan umum lebih mudah ditemukan.[6]

Asal nama

Asal mula nama "Merauke" sebenarnya berasal dari sebuah salah paham yang dilakukan oleh para pendatang pertama. Ketika para pendatang menanyakan kepada penduduk asli apa nama sebuah perkampungan, mereka menjawab " Maro-ke" yang sebenarnya berarti "itu sungai Maro". Orang Marind berpikir bahwa sungai maro (yang lebarnya 500m) lebih penting dari nama area tempat sebuah hutan yaitu Gandin. Penduduk asli papua sendiri menyebut area tempat kampung tersebut terletak dengan mana "Ermasoek".[6]

Geografis

Kabupaten Merauke merupakan salah satu kabupaten yang berada pada wilayah Provinsi Papua, di mana secara geografis terletak antara 137⁰–141⁰ BT dan 5⁰–9⁰ LS dengan luas mencapai hingga 46.791,63 km² atau 14,67% dari keseluruhan wilayah Provinsi Papua. Hal ini menjadikan Kabupaten Merauke sebagai kabupaten terluas tidak hanya di Provinsi Papua, namun juga di antara kabupaten lainnya di Indonesia.[7]

Batas wilayah

Batas-batas wilayahnya adalah sebagai berikut:

UtaraKabupaten Boven Digoel, Kabupaten Mappi dan Distrik Fly Utara, Provinsi Barat, Papua Nugini
TimurDistrik Fly Tengah dan Distrik Fly Selatan, Provinsi Barat, Papua Nugini
SelatanLaut Arafuru
BaratLaut Arafuru

Hidrologi

Sungai-sungai besar di Kabupaten Merauke yakni Bian, Digul, Maro, Yuliana, Lorents, dan Kumbe merupakan potensi sumber air tawar untuk pengairan dan dapat digunakan sebagai prasarana angkutan antardistrik, kecamatan, dan desa–desa. Sumber air tawar dari rawa–rawa, air permukaan dan air tanah cukup tersedia untuk dimanfaatkan sebagai sumber air minum. Namun, beberapa tempat lain terdapat air tanah yang mengandung belerang panas. Kawasan pesisir pantai Kabupaten Merauke dibentuk oleh hutan sedimen dan tergolong dalam endapan alivium. Berdasarkan data tingkat kesuburan tanah Kabupaten Merauke tergolong rendah sampai sedang.[7][8]

Topografi dan Geologi

Tugu Lingkaran Brawijaya (Libra) 969 Merauke

Topografi di Kabupaten Merauke umumnya datar dan berawa disepanjang pantai dengan kemiringan 0-3% dan ke arah utara yakni mulai dari Distrik Tanah Miring, Jagebob, Elikobel, Muting dan Ulilin keadaan topografinya bergelombang dengan kemiringan 0 – 8%. Kondisi Geografis Kabupaten Merauke yang relatif masih alami, merupakan tantangan serta peluang pengembangan bagi Kabupaten Merauke yang masih menyimpan banyak potensi ekonomi untuk menunjang pembangunan.

Sebagian besar wilayah Kabupaten Merauke merupakan areal dataran yang berada pada ketinggian antara 0 – 60 m di atas permukaan laut. Wilayah yang benar-benar datar tersebut berada sebagian besar pada daerah selatan dan tengah. Daerah tersebut merupakan sentra penduduk yang memulai usaha pemanfaatan lahan untuk kegiatan budidaya dan konsentrasi pemukiman penduduk. Jenis tanah yang terdapat di wilayah Kabupaten Merauke terdiri atas tanah organosol, alluvial dan hidromorf kelabu yang terdapat di daerah-daerah rawa dan payau. Jenis tanah ini terbentuk dari bahan induk buatan sedimen yang menyebar di wilayah distrik Okaba, Merauke, dan Kimaam.[7][8]

Iklim

Berdasarkan klasifikasi iklim Koppen, sebagian besar wilayah Merauke termasuk dalam kategori iklim tropis basah dan kering (Aw). Hal ini dapat diketahui dari perbedaan intensitas curah hujan yang sangat signifikan antara musim penghujan dan musim kemarau. Musim kemarau berlangsung pada periode Mei hingga Oktober dengan puncaknya pada bulan Agustus.

Sementara itu, musim penghujan berlangsung pada periode bulan-bulan basah DesemberApril dengan bulan terbasah adalah Februari yang curah hujannya lebih dari 240 mm per bulan. Rata-rata curah hujan wilayah Merauke berkisar antara 900–1600 milimeter per tahunnya dengan jumlah hari hujan berkisar 80–120 hari hujan per tahun. Rata-rata suhu tahunan untuk sebagian besar wilayah Merauke yaitu 26,3 °C. Tingkat kelembapan pun bervariasi dari 79–89%.[8]


Data iklim Merauke, Papua, Indonesia
BulanJanFebMarAprMeiJunJulAgtSepOktNovDesTahun
Rekor tertinggi °C (°F)35.3
(95.5)
36.8
(98.2)
34.3
(93.7)
34.3
(93.7)
33.7
(92.7)
32.3
(90.1)
32.4
(90.3)
33.6
(92.5)
35.7
(96.3)
37.8
(100)
37.9
(100.2)
35.6
(96.1)
37.9
(100.2)
Rata-rata tertinggi °C (°F)31.3
(88.3)
30.5
(86.9)
31.6
(88.9)
31.5
(88.7)
30.7
(87.3)
29.5
(85.1)
28.9
(84)
29.8
(85.6)
30.7
(87.3)
32.3
(90.1)
32.6
(90.7)
32.7
(90.9)
31.01
(87.82)
Rata-rata harian °C (°F)27.7
(81.9)
26.5
(79.7)
27.1
(80.8)
27.2
(81)
26.3
(79.3)
25.4
(77.7)
24.7
(76.5)
25.1
(77.2)
25.6
(78.1)
26.2
(79.2)
27.3
(81.1)
26.5
(79.7)
26.3
(79.35)
Rata-rata terendah °C (°F)23.1
(73.6)
23.3
(73.9)
23.2
(73.8)
23.9
(75)
22.4
(72.3)
21.5
(70.7)
21.2
(70.2)
20.2
(68.4)
20.5
(68.9)
21.8
(71.2)
22.4
(72.3)
23.1
(73.6)
22.22
(71.99)
Rekor terendah °C (°F)20.4
(68.7)
21.3
(70.3)
20.6
(69.1)
19.6
(67.3)
18.1
(64.6)
16.4
(61.5)
15.3
(59.5)
14.4
(57.9)
15.9
(60.6)
16.6
(61.9)
17.2
(63)
20.4
(68.7)
14.4
(57.9)
Presipitasi mm (inci)299
(11.77)
319
(12.56)
308
(12.13)
241
(9.49)
138
(5.43)
58
(2.28)
29
(1.14)
25
(0.98)
20
(0.79)
62
(2.44)
109
(4.29)
187
(7.36)
1.795
(70,66)
Rata-rata hari hujan 182019171153226915127
% kelembapan84858484838281818081828382.5
Rata-rata sinar matahari bulanan1601561741922292572632822982712461852.713
Sumber #1: Deutscher Wetterdienst[9] & BMKG[10]
Sumber #2: Weatherbase[11]

Pemerintahan

Bupati

Kantor bupati Merauke

Bupati yang menjabat di kabupaten Merauke ialah Romanus Mbaraka. Ia didampingi wakil bupati, Riduwan. Mereka menang pada pemilihan umum bupati Merauke 2020, dan kemudian dilantik pada 3 Maret 2021, untuk periode jabatan 2021-2024.[12]

NoBupatiMulai menjabatAkhir menjabatPrd.Wakil Bupati
(9)
Romanus Mbaraka
3 Maret 2021
Petahana
14
H. Riduwan


Dewan Perwakilan

DPRD Merauke beranggotakan 30 orang yang dipilih melalui pemilihan umum setiap lima tahun sekali. Anggota DPRD Merauke yang saat ini menjabat adalah hasil Pemilu 2019 yang dilantik pada 21 Oktober 2019 oleh Ketua Pengadilan Negeri Merauke, Orpa Marthina, di Gedung DPRD Merauke.[13] Komposisi anggota DPRD Merauke periode 2019-2024 terdiri dari 9 partai politik dimana Partai Nasional Demokrat dan Partai Kebangkitan Bangsa adalah pemilik kursi terbanyak setelah masing-masing berhasil meraih 5 kursi.[14]

Distrik/Kecamatan

Kabupaten Merauke terdiri atas 22 distrik, 11 kelurahan, dan 179 kampung dengan luas wilayah 46.791,63 km² dan jumlah penduduk 223.389 jiwa (2017). Kode Wilayah Kabupaten Merauke adalah 93.01.[15][16][17][18]


Kode WilayahNama DistrikIbu kotaJumlahStatusDaftar
KelurahanKampung
93.01.01MeraukeMandala115Kampung
Kelurahan
93.01.02MutingMuting-12Kampung
93.01.03OkabaOkaba-9Kampung
93.01.04KimaamKimaam-13Kampung
93.01.05SemanggaMuram Sari-10Kampung
93.01.06Tanah MiringHidup Baru-14Kampung
  • Amunkay
  • Bersehati
  • Hidup Baru
  • Isano Mbias
  • Kamangi
  • Ngguti Bob
  • Sarmayam Indah
  • Soa
  • Sumber Harapan
  • Tambat
  • Waninggap Miraf
  • Waninggap Sai
  • Yaba Maru
  • Yasa Mulya
93.01.07JagebobKartini-14Kampung
  • Angger Permegi
  • Blandin Kakayo
  • Gurinda Jaya
  • Jagebob Raya
  • Jemunain Jaya
  • Kamno Sari
  • Kartini
  • Makarti Jaya
  • Melin Megikar
  • Mimi Baru
  • Nalkin
  • Obaat Trow
  • Poo
  • Wenda Asri
93.01.08SotaSota-5Kampung
93.01.09UlilinKumaaf-11Kampung
93.01.10ElikobalBupul-12Kampung
  • Bouwer
  • Bumun
  • Bunggay
  • Bupul
  • Bupul Indah
  • Enggal Jaya
  • Gerisar
  • Kweel
  • Metaat Makmur
  • Sipias
  • Tanas
  • Tof-Tof
93.01.11KurikHarapan Makmur-13Kampung
93.01.12NaukenjeraiOnggaya-5Kampung
93.01.13AnimhaWayau-5Kampung
93.01.14MalindKaiburse-7Kampung
93.01.15TubangYowied-6Kampung
  • Dodalim
  • Dokib
  • Wamal
  • Welbuti
  • Woboyo
  • Yowied
93.01.16NggutiPo Epe-6Kampung
93.01.17KaptelKaptel-5Kampung
93.01.18TabonjiTabonji-7Kampung
  • Iromoro
  • Konjombando
  • Suam
  • Tabonji
  • Wanggambi
  • Yamuka
  • Yeraha
93.01.19WaanWaan-6Kampung
93.01.20IlwayabWanam-4Kampung
93.01.21PaduaPadua-5Kampung
93.01.22KontuarWantarma-5Kampung
Total11179

Demografi

Suku bangsa

Potret suku Marind tahun 1920-an.

Kabupaten Merauke dihuni oleh sebagian besar pendatang yang bukan Orang Asli Papua, kebanyakan orang Jawa Merauke. Suku bangsa asli yang berasal dari Merauke diantaranya ialah suku Marind atau disebut juga dengan Marind Anim, atau Sohoers.[6] Terdapat berbagai marga dari suku Marind Anim, yakni Kaize, Gebze, Balagaize, Mahuze, Ndiken, dan Basik-basik.

Sejak tahun 1902, orang luar yang datang hidup berdampingan dengan warga di Merauke adalah para pegawai pemerintahan Belanda. Kemudian, terjadi perkembangan daerah Merauke diikuti dengan bertambahnya penduduk yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia. Dalam data Sensus Penduduk Indonesia 2010, penghitungan berdasarkan jenis kelamin laki-laki, penduduk asli orang Papua sebanyak 37.731 jiwa (36,60%), sementara orang non asli Papua sebanyak 65.347 jiwa atau 63,40%.[19][20]

Agama

Keuskupan Merauke
Masjid Raya Al-Aqsha Merauke

Data Badan Pusat Statistik Kabupaten Merauke tahun 2021 mencatat bahwa mayoritas penduduk kabupaten Merauke memeluk agama Kekristenan yakni 52,84%. Pemeluk agama Katolik sebanyak 36,61% dan sebagian lagi Protestan sebanyak 16,23%. Sebagian besar lagi menganut agama Islam yakni sebanyak 46,56%, diikuti agama Buddha sebanyak 0,44% dan selebihnya menganut agama Hindu sebanyak 0,16%.[3]

Transportasi

Pelabuhan Merauke

Untuk menuju ke distrik Merauke, bisa ditempuh dengan menggunakan kapal laut (Kapal Pelni) dan juga melalui transportasi udara yang dilayani oleh Meskapai Garuda Indonesia, Sriwijaya Air dan Lion Air.

Di distrik Merauke terdapat sebuah tugu yang merupakan kembaran dari tugu yang terdapat di Sabang, yaitu Tugu Sabang-Merauke. Tugu ini dibangun sebagai simbol Kesatuan Negara Republik Indonesia dari Sabang (Aceh) sampai Merauke (Papua). Tugu Sabang-Merauke ini bisa kita jumpai di Distrik Sota, yaitu sebuah daerah yang terletak di sebelah timur distrik Merauke.

Pariwisata

Taman Nasional Wasur, berbatasan dengan Papua Nugini.
Gapura perbatasan Indonesia-Papua New Guinea di Sota, Merauke

Salah satu destinasi wisata yang ada di Merauke ialah Taman Nasional Wasur. Taman Nasional Wasur adalah sebuah taman nasional berupa lahan basah, dan merupakan lahan basah yang paling luas yang berada di Papua. Lahan Basah memiliki fungsi penting untuk menyediakan kebutuhan pangan bagi ekosistem di sekitarnya seperti kepiting, udang, dan ikan. Taman Nasional Wasur di Merauke lebih dikenal dengan sebutan "Serengiti Papua".

Selain Taman Wasur, ada pula tempat pariwisata lainnya di Merauke yakni Monumen Kapsul Waktu Merauke, Sungai Kaliwanggo, Lotus Garden, kemudian Perbatasan dengan Papua Nugini, Musamus (rumah semut), Masjid Al Aqsha, dan berbagai tempat lainnya.[21]

Lihat pula

Referensi

Pranala luar


🔥 Top keywords: Liga Champions UEFAPiala Asia U-23 AFC 2024YandexAmicus curiaeHalaman UtamaDuckDuckGoIstimewa:PencarianFacebookTanda titik duaJepangManchester City F.C.TwitterReal Madrid C.F.KleopatraLiga Champions UEFA 2023–2024Kualifikasi Piala Asia U-23 AFC 2024FC Bayern MünchenBerkas:Youtube logo.pngYouTubeMinal 'Aidin wal-FaizinSiksa Kubur (film)Gunung RuangFC BarcelonaFree FireAhmad Muhdlor AliIndonesiaXXNXXIranCerezo OsakaBadarawuhi Di Desa PenariBaratPersija JakartaDubaiMadridInstagramTikTokAnjungan tunai mandiriTim nasional sepak bola Indonesia