Stadion Juventus

stadion di Italia

Stadion Juventus, atau disebut Stadion Allianz karena alasan sponsor,[4][5] adalah sebuah nama stadion sepak bola di Torino, Piemonte yang menjadi stadion tuan rumah untuk pertandingan klub sepak bola Juventus.[6] Stadion ini memiliki kapasitas 41.000 penonton dan menjadi satu dari empat stadion di Italia yang memiliki akreditasi penilaian Kategori 4 UEFA.[a][7] Stadion ini dibangun di atas lahan bekas Stadion Delle Alpi. Beberapa perbedaan antara stadion sebelumnya dengan stadion yang baru ini, antara lain jarak tribun yang sangat dekat dengan lapangan, yaitu sekitar 7,5 meter dan jarak grandstand utama stadion yang berjarak sekitar 49 meter dari lapangan. Stadion ini mengambil contoh model dari stadion-stadion di Inggris. Stadion ini juga menjadi stadion keenam terbesar di Italia berdasarkan kapasitas, sekaligus sebagai stadion terbesar di region Piedmonte.[1]

Stadion Juventus
Stadion Allianz Turin
AlamatCorso Gaetano Scirea 50, 10151
LokasiTurin, Italia
PemilikJuventus Football Club S.p.A.
OperatorJuventus Football Club S.p.A.
Suite eksekutif84
Kapasitas41.507 kursi[1]
Rekor kehadiran41.495 vs. Inter Milan (7 Desember 2018, Serie A)[2]
Ukuran lapangan105 m × 68 m (344 ft × 223 ft)
PermukaanRumput
Papan skorLCD
Konstruksi
Mulai pembangunanJuni 2009
Dibuka8 September 2011
Biaya€155 juta[3]
ArsitekHernando Suárez
Gino Zavanella
Giorgetto Giugiaro
Insinyur strukturalFrancesco Ossola
Massimo Majowiecki
Pemakai
Juventus F.C. (2011–sekarang)
Tim nasional sepak bola Italia (beberapa pertandingan)

Juventus memainkan pertandingan kandang pertama mereka di stadion ini pada tanggal 8 September 2011 melawan klub asal Inggris, Notts County, yang berakhir dengan skor 1–1, yang disusul tiga hari kemudian dengan pertandingan resmi Liga Italia melawan Parma yang berakhir dengan skor 4–1. Selain dipakai oleh Juventus, tim nasional sepak bola Italia juga memainkan beberapa pertandingan kandangnya di stadion ini. Dalam kompetisi UEFA, stadion ini juga pernah dipakai untuk final Liga Eropa UEFA 2014, babak final Liga Negara UEFA 2021, dan final Liga Champions Wanita UEFA 2022.

Latar belakang

Stadion kandang Juventus sebelumnya yaitu Stadion Delle Alpi dipakai pada tahun 1990 untuk menjadi tuan rumah pertandingan Piala Dunia FIFA 1990.[8] Kepindahan klub ke Delle Alpi dari stadion sebelumnya yaitu Stadion Comunale dianggap kontroversial pada saat itu.[8] Kepindahan Juventus ke Delle Alpi juga dipenuhi kritik karena jarak pandang dari tribun penonton ke lapangan dianggap terlalu jauh dan menyulitkan bagi penonton yang datang sehingga menjadikan Juventus saat itu justru lebih banyak yang menontonnya dari siaran langsung televisi.[8] Kapasitas Delle Alpi adalah 67.000 kursi tetapi hanya setengahnya saja yang kerap terisi setiap Juventus bermain di sana.[8] Juventus kemudian membeli Delle Alpi dari Pemerintah Daerah Torino pada tahun 2003.[9]

Juventus kemudian pindah dari stadion yang tidak populer tersebut pada tahun 2006 dan mulai berencana untuk membangun tempat yang lebih menyenangkan bagi pemain dan penggemar.[8][9] Saat itu, mereka berbagi Stadion Olimpiade Torino yang baru direnovasi dengan klub sekota Torino F.C., yang juga kurang populer karena kapasitasnya yang kecil.[9]

Pada November 2008, klub mengumumkan rencana untuk membangun stadion berkapasitas 41.000 penonton di bekas lokasi Stadion Delle Alpi.[9] Stadion baru tersebut dibangun dengan biaya €100 juta (£90 juta) dan diputuskan bahwa lintasan atletik yang menjadi ikon Delle Alpi akan dihapuskan dan akan membuat stadion yang mirip dengan stadion sepak bola di Inggris. Juventus menjadi klub Italia pertama yang membangun dan memiliki stadion sendiri.[10]

Upacara pembukaan stadion diadakan pada tanggal 8 September 2011, dengan pertandingan eksibisi sejarah melawan Notts County, sebuah tim sepak bola dari Nottingham, Inggris.[11] Pertandingan berakhir 1–1 dengan gol dari Luca Toni dan Lee Hughes pada babak kedua.[12] Sebagai tanda terima kasih, Notts County kemudian mengundang Juventus untuk bertanding kembali di Meadow Lane pada tahun 2012 untuk merayakan ulang tahun ke-150 klub tersebut.[13]

Pertandingan resmi perdana Juventus di stadion ini adalah pada laga pembuka musim Serie A 2011-12 tanggal 11 September 2011 melawan Parma.[14] Stephan Lichtsteiner mencetak gol resmi pertama Juventus di stadion ini pada menit ke-17.[15] Juventus memenangi pertandingan ini dengan skor 4–1.[16]

Jumlah penonton terbanyak yang datang ke Juventus Stadium tercatat mencapai angka 40.045 pada tanggal 20 Maret 2012 untuk pertandingan Piala Italia melawan AC Milan yang berakhir 2–2 dengan kemenangan agregat 3–2 untuk Juventus.[17] Sementara, jumlah penonton terbanyak yang menghadiri pertandingan Serie A adalah 41.495 yang tercatat pada 7 Desember 2018 saat Juventus melawan Inter Milan.[2] Juventus memenangkan pertandingan tersebut dengan skor 1–0.[2]

Panorama bagian dalam dari Stadion Juventus saat diresmikan

Keterkaitan dengan lingkungan sekitar

Stadion Delle Alpi yang dirubuhkan dan sisa betonannya digunakan untuk membangun Stadion Juventus.

Pada saat proses pembangunannya, proyek konstruksi Stadion Juventus dirancang sedemikian rupa agar memastikan dampak lingkungan yang rendah selama pembangunannya berjalan melalui penggunaan teknologi ramah lingkungan yang sangat mutakhir. Stadion ini dibangun untuk mengurangi konsumsi energi yang tidak bisa diperbaharui dan juga mengurangi limbah, serta mengoptimalkan sumber daya yang tersedia.[18] Stadion ini dapat menghasilkan listrik yang dibutuhkan melalui penggunaan energi matahari yang ditangkap melalui panel surya.[18] Selain itu fasilitas ini juga dapat menghasilkan air hangat yang memanaskan kamar, ruang ganti, dapur, dan lapangan sepak bola melalui jaringan pemanas yang terpasang di seluruh sisi stadion yang juga dapat memanaskan air panas untuk ruang ganti dan dapur restoran menggunakan sistem termal surya.[18] Sumber-sumber energi alternatif yang ditujukan untuk membantu stadion memenuhi kriteria yang ditentukan oleh Protokol Kyoto dengan menghasilkan beberapa hasil, di antaranya adalah upaya pengurangan efek gas rumah kaca, upaya meminimalisir polusi udara dan risiko kebakaran, upaya pengurangan limbah, penggunaan energi surya secara intensif melalui alat pelacak surya, serta pemanfaatan air sebaik mungkin melalui penggunaan air minimal 50% untuk irigasi lapangan dan penggunaan kembali air hujan.[19][20]

Semua sisa beton dari penghancuran Stadion Delle Alpi dipisahkan dan digunakan kembali untuk pembangunan stadion baru. Bahan lain yang tersisa telah dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu untuk didaur ulang, dijual, atau digunakan kembali selama pembangunan stadion ini. Beton bertulang yang digunakan untuk anak tangga telah dihancurkan dan digunakan kembali sebagai lapisan pendukung tanah, dengan hampir 40.000 m3 (52.000 cu yd) beton digunakan untuk pembangunan fondasi stadion baru. Sekitar 6.000 ton baja, aluminium, dan tembaga dari bangunan lama juga digunakan kembali, yang memberikan penghematan lebih dari satu juta euro. Penerapan kebijakan konstruksi berkelanjutan ini telah memastikan penghematan global sekitar €2,3 juta.[21][22]

Pelayanan dalam stadion

Klub Premium Juventus

Stadion ini memiliki kursi VIP sebanyak 3.600 dan 64 kotak eksekutif VVIP.[23] Layanan bagi para eksekutif ini termasuk pintu masuk yang khusus disediakan dalam stadion, kursi mewah dengan televisi LCD pribadi, restoran eksklusif, bar, ruang tunggu santai, dan gerai cemilan yang bisa diakses pada jeda antar babak dan setelah pertandingan. Selain itu layanan lain seperti parkir khusus dan akses tambahan untuk mengunjugi museum juga tersedia sejak tahun 2012.[24]

"Juventus Premium Club" adalah proyek perusahaan perhotelan dan pariwisata Juventus, yang ditujukan untuk perusahaan yang ingin menghibur klien dan mitra mereka untuk makan siang atau makan malam di Stadion Juventus sebelum pertandingan.[23][25] Selain itu, stadion menampung sebuah kompleks perbelanjaan seluas 34.000m2 yang buka setiap hari dan ruang parkir untuk 4.000 kendaraan.[1][23] Sebuah museum baru yang didedikasikan untuk sejarah Juventus terletak di dekatnya.[23]

Tur stadion

Sebuah tur berdurasi 70 menit yang diadakan di dalam stadion ditawarkan setiap hari. Para tamu diperbolehkan melihat-lihat sekitar untuk melihat ruang ganti, fasilitas, museum, dan lapangan.[26] Tur dimulai pada November 2011 dengan sesi tur pertama dipimpin oleh mantan pemain Juventus dan anggota dewan saat ini Pavel Nedvěd. Panduan audio juga tersedia untuk pengunjung asing dalam bahasa Inggris, Prancis, Jerman, dan Spanyol.[27]

Kawasan perbelanjaan

Pada bulan Oktober 2012, Area 12, sebuah pusat perbelanjaan yang berdekatan dengan stadion dibuka.[28] Area 12 memiliki lebih dari 60 toko, 2 bar, 3 restoran, dan hipermarket E.Leclerc-Conad yang menyediakan fitur layanan belanja secara lantatur, yang memungkinkan pelanggan untuk melakukan belanja daring mereka dan mengumpulkannya dalam kemasan barang.[29] Kompleks pertokoan baru Juventus, seluas 550 meter persegi, adalah pertokoan klub olahraga terbesar di Italia. Kompleks ini dirancang oleh Giugiaro dan arsitek Alberto Rolla.[30][31]

Pusat perbelanjaan memiliki ruang parkir 2.000 kendaraan dan sekitar 800-nya untuk parkir tertutup. Layanan parkir di sini diberikan oleh San Sisto (pemilik tunggal), sebuah perusahaan yang memiliki perjanjian dengan Nordiconad dari Modena, Koperasi Gruppo Conad dari Italia Utara, Cmb dari Carpi (MO) dan Unieco dari Reggio Emilia yang merupakan dua perusahaan terkenal Italia untuk pengelolaan bangunan pusat perbelanjaan.[32]

Museum Juventus

Museum Juventus, yang disebut "J Museum" diresmikan pada tanggal 16 Mei 2012 dan dibuka untuk umum pada tanggal 17 Mei.[33] Museum ini menggunakan teknologi untuk memberikan pendekatan yang berbeda dari konsep museum tradisional. Museum ini akan menawarkan pengalaman unik dan tak terlupakan di mana Juventus bukan hanya sebagai fenomena sepak bola, tetapi simbol di seluruh dunia dengan gelar yang kuat dan signifikan dalam kehidupan sehari-hari.[34]

Dalam perjalanan Juventus yang sudah lebih dari satu abad, para penggemar dapat melihat sejarah fantastis tim di sini, baik yang masa sekarang ataupun masa lalu tanpa batasan geografis atau temporal. Diharapkan para penggemar bisa bangga dengan mengetahui secara lebih dalam mengenai sejarah klub kesukaan mereka.[35]

Wartawan terkenal Italia dan dunia, Paolo Garimberti ditunjuk menjadi ketua museum ini.[36] Sebelumnya Garimberti sempat menjabat sebagai koresponden Mosca dan editor berita La Stampa di Roma. Ia juga sempat menjabat wakil direktur La Repubblica, direktur Il Venerdì, dan CNN Italia.[37] Sejak 2009, ia telah menjadi ketua RAI dan juga sempat terpilih menjadi Ketua Dewan Pengawas Euronews, sebuah jaringan berita internasional.[38]

J-Medical

Pada tanggal 23 Maret 2016, Juventus memperkenalkan pusat kesehatan barunya yang diberi nama J-Medical, sebagai hasil kerjasama antara klub dengan Santa Clara Group.[39] Pusat medis ini terletak di tribun timur stadion, di sebelah J-Museum. Bertempat di dalam fasilitas seluas 3500 m2, pusat ini memiliki klinik spesialis, ruang operasi untuk operasi rawat jalan dan pusat rehabilitasi.[40][41] Selain menyediakan layanan kesehatan yang terjangkau dan efisien bagi masyarakat setempat, pusat kesehatan ini juga berfungsi sebagai klinik internal klub untuk melakukan pemeriksaan kesehatan para pemain.[39]

Pada 13 Juni 2016, Miralem Pjanić menyelesaikan pemeriksaan medisnya sebelum pindah dari AS Roma. Ini merupakan kali pertama J-Medical menggelar pemeriksaan rutin bagi calon pemain Juventus.[42]

Hak penamaan stadion

Juventus menandatangani perjanjian dengan Sportfive Italia yang memberikan perusahaan tersebut "penamaan eksklusif dan hak promosi dan sponsor parsial untuk stadion baru." Dalam perjanjian tersebut, Sportfive diberi hak untuk nama stadion dan memasarkan kotak eksekutif VVIP dan kursi VIP.[43]

Sejak 1 Juli 2017, Stadion Juventus dikenal secara komersial sebagai Stadion Allianz Turin hingga 30 Juni 2030.[44]

Penggunaan stadion lainnya

Konferensi bisnis stadion 2012

Stadion Juventus juga dipercaya untuk menggelar Konferensi Bisnis Stadion 2012 yang digelar pada tanggal 14 sampai 16 Mei.[45] Konferensi Bisnis ini adalah sebuah acara yang ditujukan untuk prestasi luar biasa dari sebuah stadion dalam arena internasional, termasuk juga manajemen pemilik stadion untuk membangun prestasi, membuat inovasi, dan memilih stadion-stadion yang layak disebut sebagai "pemimpin" di dunia baik untuk arena olahraga atau manajemen tempat.[46]

Pertandingan kejuaraan UEFA

Pada bulan Maret 2012, UEFA menunjuk Stadion Juventus sebagai tempat penyelenggaraan pertandingan final Liga Eropa UEFA 2014. Keputusan ini diambil hanya enam bulan usai Juventus meresmikan stadionnya.[47] UEFA menilai Juventus, sebagai klub sepak bola pertama dari Italia yang memiliki stadion sendiri, dan juga prestasinya yang mendunia telah memberikan contoh untuk klub-klub lain untuk bisa berjalan mandiri dengan memiliki stadion secara mandiri.[48] Pertandingan final digelar pada tanggal 14 Mei 2014 dengan mempertemukan Sevilla dari Spanyol melawan Benfica dari Portugal. Pertandingan dimenangkan oleh Sevilla melalui adu penalti.[49]

Pada 3 Desember 2020, UEFA mengumumkan bahwa Italia akan menjadi penyelenggara pertandingan babak final Liga Negara UEFA 2021. Stadion Juventus menjadi salah satu dari dua tempat yang dipilih selain San Siro di kota Milan.[50] Sebanyak dua pertandingan digelar di stadion ini, yaitu pertandingan semifinal yang mempertemukan Belgia melawan Prancis dengan hasil kemenangan 2–3 untuk Prancis,[51] serta pertandingan perebutan peringkat ketiga antara Italia melawan Belgia yang dimenangkan oleh Italia dengan skor 2–1.[52]

Pada 2 Maret 2020, UEFA mengumumkan bahwa Stadion Juventus akan menjadi tuan rumah final Liga Champions Wanita UEFA 2022.[53] Pertandingan final digelar pada tanggal 21 Mei 2022 dengan mempertemukan Barcelona dari Spanyol melawan Lyon dari Prancis. Pertandingan dimenangkan oleh Lyon dengan skor 1–3.[54]

Pengembangan selanjutnya

Proyek Continassa

Pada tanggal 1 Juni 2010 Juventus memperoleh hak sewa selama 99 tahun di area Continassa seluas 270.860 m2 (50 tahun untuk beberapa pihak kecil) dari dewan kota Turin seharga €1 juta dengan tujuan untuk membangun kembali selama sepuluh tahun dengan serangkaian proyek dan investasi setidaknya €60 juta. Perjanjian tersebut awalnya diumumkan pada 15 Maret 2011 dan ditandatangani pada akhir 2011.[55][56] Proyek tersebut termasuk untuk pembangunan markas klub di masa depan yang akan dibangun di Continassa, klub telah berjanji untuk membangun Sekolah Sepak Bola Juventus (sekolah tim sepak bola Juventus) dan juga akan membangun hotel.[57] Pada tanggal 22 Desember 2012, rencana induk seluruh wilayah Continassa telah disetujui oleh dewan kota Turin.[58]

Pada tanggal 14 Juni 2013, kontrak akhir ditandatangani sebesar €11,7 juta, dimana Juventus memperoleh hak sewa yang dapat diperbarui selama 99 tahun seluas 180.000 meter persegi, sementara dewan kota mempertahankan beberapa area di Continassa.[59] Pada 22 Juli 2014 Piano Esecutivo Convenzionato yang diusulkan oleh Juventus disetujui.[60] Proyek ini kemudian berganti nama menjadi J-Village.[61]

J-Village

Pada 16 Oktober 2015, Juventus secara resmi mengumumkan proyek baru J-Village. Proyek ini merevisi Proyek Continassa yang diumumkan sebelumnya dan melanjutkan pengembangan di area tersebut.[61] J-Village terdiri dari pengembangan enam lokasi: JTC (Pusat Pelatihan Juventus), fasilitas pelatihan tim utama yang juga akan menampung pusat media, kantor pusat Juventus yang baru, J-Hotel, Sekolah Internasional ISE (bagian dari J-College[62]), dan toko konsep.[63] Fasilitas tersebut juga dilengkapi pembangkit listrik dan infrastruktur pendukung layanan yang berdiri sendiri. Rencana operasional diharapkan selesai pada akhir Juni 2017.[61] Pada 17 Juli 2017, Juventus mengumumkan bahwa kantor pusat baru Juventus telah dibuka.[64] Pada 24 Agustus 2019, Juventus mengumumkan pembukaan J-Hotel, sebuah hotel bintang empat dengan 138 kamar. Juventus memiliki 40 persen kepemilikan hotel ini, dengan 60 persen lainnya dimiliki oleh grup Hotel Lindbergh.[65]

Juventus menyerahkan hak pengembangan area tersebut kepada pengelola dana ekuitas swasta yang bernama The J-Village Property Fund.[64] Transaksi tersebut termasuk kepemilikan atas area seluas sekitar 148.700 meter persegi dan izin perencanaan terkait untuk luas tanah sekitar 34.830 meter persegi luas dengan nilai total €24,1 juta. Oleh karena itu, Juventus menerima saham di J-Village Fund senilai €24,1 juta, sekaligus juga menjadi salah satu pemegang sahamnya.[66] The J-Village Property Fund dikelola oleh perusahaan manajemen aset Accademia SGR.[67] Investasi keseluruhan perusahaan ini di atas €100 juta, seluruhnya ditanggung oleh berbagai investor swasta yang ditangani oleh Accademia SGR dengan total €53,8 juta, dan pembiayaan yang diberikan oleh UBI Banca (50%) dan UniCredit (50%), untuk maksimal sebesar €64,5 juta.[66]

Catatan kaki

Referensi

Pranala luar

Didahului oleh:
Amsterdam ArenA
Amsterdam, Belanda
Stadion Penyelengaraan Pertandingan Final
Liga Eropa UEFA

2014
Diteruskan oleh:
Stadion Nasional
Warsawa, Polandia