Kedaruratan Kesehatan Masyarakat yang Meresahkan Dunia

Kedaruratan Kesehatan Masyarakat yang Meresahkan Dunia atau disingkat KKMMD (Inggris: public health emergency of international concern, PHEIC) adalah pengumuman resmi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tentang "kejadian luar biasa yang berisiko mengancam kesehatan masyarakat negara lain melalui penularan penyakit lintas batas negara dan membutuhkan tanggapan internasional yang terkoordinasi". Pengumuman ini dirancang ketika sebuah kejadian bersifat "serius, mendadak, tidak wajar, atau tidak terduga", "dapat memengaruhi kesehatan masyarakat di luar batas negara terdampak", dan "perlu ditanggapi segera oleh berbagai negara".[1] Menurut Peraturan Kesehatan Internasional (IHR) 2005, setiap negara wajib menanggapi PHEIC sesegera mungkin.[2]

Logo Organisasi Kesehatan Dunia, badan yang berwenang mengumumkan PHEIC

Pengumuman ini diterbitkan oleh Komite Darurat (Emergency Committee) yang beranggotakan ilmuwan dari seluruh dunia sesuai IHR 2005.[3] Peraturan ini dikembangkan usai wabah SARS 2002/2003.[4] Sejak 2009, ada enam pengumuman PHEIC:[5] pandemi flu 2009, pengumuman polio 2014, wabah virus Ebola di Afrika Barat, wabah virus Zika 2015–2016,[6] wabah Ebola Kivu,[7] dan wabah koronavirus baru 2019–2020.[8] Rekomendasinya bersifat sementara dan wajib ditinjau ulang tiga bulan sekali.[1]

Penyakit SARS, cacar air, poliomielitis tipe liar, dan segala subtipe baru influenza manusia otomatis dianggap PHEIC dan tidak memerlukan keputusan IHR.[9]

PHEIC tidak terikat kepada penyakit menular dan bisa diterapkan untuk kejadian luar biasa yang dipicu bahan kimia atau radioaktif.[10] PHEIC adalah "seruan aksi" dan tindakan paling akhir.[11]

Rata-rata wabah dan peristiwa darurat tidak mendapat perhatian masyarakat atau memenuhi syarat PHEIC.[11] Dalam kasus wabah kolera Haiti 2010-an, serangan senjata kimia Suriah, dan bencana nuklir Fukushima, Komite Darurat WHO tidak mengadakan rapat.[10][12] Dari semua wabah yang dilaporkan ke WHO agar dipertimbangkan menjadi PHEIC, wabah Ebola Kivu 2018–20 ditolak untuk ketiga kalinya pada 14 Juni 2019, ketika jumlah korban jiwa di RD Kongo mencapai 1.405 per 11 Juni 2019 dan dua kasus di Uganda sudah dipastikan.[13] Pada Juli 2019, setelah muncul satu kasus baru di Goma, ibu kota Kivu Utara, Komite Darurat mengadakan rapat keempat.[14] WHO secara resmi menetapkan wabah Ebola Kivu sebagai PHEIC pada 17 Juli 2019.[7][15]

Referensi

Bacaan lanjutan

Pranala luar