Kim Jong-un

kepala negara Korea Utara

Kim Jong Un[b] (bahasa Inggris: /ˌkɪm ɒŋˈʊn, -ˈn/;[2] Hangul김정은, Korean: [kim.dʑɔŋ.ɯːn];[c] lahir 8 Januari 1982, 1983 atau 1984 )[d] adalah Pemimpin Tertinggi Republik Demokratik Rakyat Korea, atau yang lebih dikenal dengan Korea Utara. Dia adalah putra Kim Jong-il (1941–2011) dan cucu dari Kim Il-sung (1912–1994).

Kamerad Terhormat
Kim Jong-un
김정은
Kim pada tahun 2019
Sekretaris Jenderal Partai Buruh Korea[a]
Mulai menjabat
11 April 2012
Sebelum
Pendahulu
Kim Jong-il
Pengganti
Petahana
Sebelum
Presiden Komisi Urusan Negara Korea Utara
Mulai menjabat
29 Juni 2016
Wakil Presiden PertamaChoe Ryong-hae
Wakil Presiden
Perdana Menteri
Sebelum
Pendahulu
Dirinya sendiri (sebagai Ketua Pertama Komisi Pertahanan Nasional)
Pengganti
Petahana
Sebelum
Panglima Tertinggi Tentara Rakyat Korea
Mulai menjabat
30 Desember 2011
Sebelum
Pendahulu
Kim Jong-il
Pengganti
Petahana
Sebelum
Ketua Pertama Komisi Pertahanan Nasional
Masa jabatan
13 April 2012 – 29 Juni 2016
Wakil Ketua
  • Kim Yong-chun
  • Ri Yong-mu
  • Jang Song-taek
  • O Kuk-ryol
  • Choe Ryong-hae
  • Hwang Pyong-so
Perdana Menteri
Sebelum
Pendahulu
Kim Jong-il (sebagai Ketua)
Pengganti
Dirinya Sendiri (sebagai Presiden Komisi Urusan Negara)
Anggota Majelis Tertinggi Rakyat
Masa jabatan
2009–2019
Daerah pemilihanPaektusan 111
Informasi pribadi
Lahir8 Januari 1982 (umur 42) (per sumber Korea Utara)
Pyongyang, Korea Utara
Partai politikPartai Buruh Korea
Suami/istri
(m. 2009)
Anak3
Orang tua
KerabatDinasti Kim
Alma mater
Tanda tangan
Karier militer
Pihak Korea Utara
Dinas/cabangTentara Rakyat Korea
Masa dinas2010–Sekarang
PangkatMarsekal
Nama Korea
Josŏn-gŭl
Hanja
Alih AksaraGim Jeong(-)eun
McCune–ReischauerKim Chŏngŭn
Keanggotaan lembaga pusat
  • 2012–sekarang: Anggota, Presidium Biro Politik Komite Pusat Partai Buruh Korea ke-6, ke-7, ke-8
  • 2012–sekarang: Anggota, Biro Politik Komite Pusat Partai Buruh Korea ke-6, ke-7, ke-8
  • 2010–sekarang: Anggota Komite Sentral Partai Buruh Korea ke-6, ke-7, ke-8

Jabatan lain dipegang
  • 2012–sekarang: Ketua Komisi Militer Pusat Partai Buruh Korea
  • 2010–2012: Wakil Ketua Komisi Militer Pusat Partai Buruh Korea
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Bantuan penggunaan templat ini

Sebelum menjadi pemimpin Korea Utara, ia pernah menjabat sebagai Sekretaris Pertama Partai Buruh Korea, Ketua Pertama Komisi Militer Pusat Partai Buruh Korea, Panglima Tertinggi Tentara Rakyat Korea, dan Politbiro Partai Buruh Korea. Ia secara resmi dinyatakan sebagai pemimpin tertinggi Korea Utara setelah pemakaman kenegaraan ayahnya pada tanggal 28 Desember 2011.[3] Kim Jong-un adalah putra ketiga sekaligus putra bungsu Kim Jong-il dengan salah seorang istrinya, Ko Young-hee.[4] Sejak akhir 2010, ia dianggap sebagai pewaris kepemimpinan Korea Utara, dan setelah kematian ayahnya, ia dinyatakan sebagai "Penerus Agung" oleh stasiun televisi Korea Utara.[5] Setelah kematian Kim Jong-il, Ketua Majelis Rakyat Tertinggi Korea Utara, Kim Yong-nam, menyatakan bahwa "Kim Jong-un adalah pemimpin tertinggi partai, militer, dan negara kita, yang mewarisi ideologi, kepemimpinan, karakter, kebajikan, ketabahan, dan keberanian Kim Jong-il".[6] Pada tanggal 30 Desember 2011, Politbiro Partai Buruh Korea secara resmi menunjuk Kim Jong-un sebagai Panglima Tertinggi Tentara Rakyat Korea.[7] Pada 11 April 2012, Konferensi Partai ke-4 memilihnya sebagai Sekretaris Pertama Partai Buruh Korea.

Pangkatnya dipromosikan menjadi Marsekal Tentara Rakyat Korea pada tanggal 18 Juli 2012, yang mengukuhkan posisinya sebagai panglima tertinggi angkatan bersenjata.[8] Kim telah meraih dua gelar, yakni di bidang fisika dari Universitas Kim Il-sung, dan satu lagi sebagai perwira angkatan bersenjata dari Universitas Militer Kim Il-sung.[9][10] Berusia 41 tahun, ia adalah kepala negara termuda di dunia pada saat ia mulai menjabat menjadi kepala negara Korea Utara.

Kehidupan awal dan pendidikan

Tidak ada biografi komprehensif Kim Jong-un yang dirilis hingga saat ini. Oleh sebab itu, informasi mengenai kehidupan awalnya hanya diketahui dari kesaksian para pengkhianat Korea Utara dan orang-orang yang mengaku pernah melihatnya berada di luar negeri, misalnya Swiss. Namun, beberapa informasi ini saling bertentangan dan kontradiktif, karena kakaknya, Kim Jong-chul, juga pernah bersekolah di Swiss pada periode yang sama. Meskipun demikian, terdapat beberapa kepastian mengenai kehidupan awal Kim Jong-un. Pemerintah Korea Utara menyatakan bahwa Kim lahir pada tanggal 8 Januari 1982, namun intelijen Korea Selatan meyakini bahwa ia lahir satu tahun kemudian. Dennis Rodman memastikan bahwa Kim Jong-un lahir pada tanggal 8 Januari 1983 setelah bertemu dengannya pada awal September 2013.[11]

Menurut laporan yang dimuat dalam surat kabar Jepang, Kim pernah bersekolah di Bern, Swiss. Laporan pertama mengklaim bahwa ia bersekolah di Sekolah Internasional Bahasa Inggris swasta di Gümligen, di dekat Bern, dengan menggunakan nama "Chol-pak" atau "Pak-chol", dari tahun 1993 sampai 1998.[12][13][14] Saat bersekolah di Swiss, ia digambarkan sebagai seorang siswa yang pemalu, baik, mudah bergaul dengan teman-temannya, dan menggemari bola basket.[15] Ia juga selalu didampingi oleh seorang siswa yang lebih tua, yang diduga adalah pengawalnya.[16]

Laporan berikutnya menyatakan bahwa Kim Jong-un melanjutkan pendidikannya ke sekolah Liebefeld Steinhölzli di Köniz dari tahun 1998 sampai 2000. Di sana, ia terdaftar dengan nama "Pak-un" atau "Un-pak" dan merupakan anak dari seorang pegawai Kedutaan Korea Utara di Swiss. Pihak Köniz mengakui bahwa memang ada seorang siswa asal Korea Utara anak pegawai kedutaan yang bersekolah di sana pada tahun 1998 sampai 2000, namun tidak bersedia memberikan rincian identitasnya. "Pak-un" awalnya mengikuti kelas khusus untuk anak-anak penutur bahasa asing, namun kemudian bergabung dengan kelas reguler sejak kelas 6, 7, 8, dan tamat setelah menyelesaikan kelas 9 pada musim gugur tahun 2000. Ia digambarkan sebagai seorang siswa yang ambisius, mudah bergaul, dan suka bermain basket.[17] Meskipun demikian, rangking dan tingkat kehadirannya dilaporkan sangat buruk.[18][19] Duta besar Korea Utara untuk Swiss, Ri Tcheul, sangat dekat dengan Pak-un dan bertindak sebagai mentornya.[20] Salah seorang teman sekelas Pak-un mengungkapkan kepada wartawan bahwa Pak-un pernah berkata kepadanya bahwa dirinya adalah putra pemimpin Korea Utara.[21][22] Menurut beberapa laporan, Pak-un digambarkan oleh teman-temannya sebagai anak pemalu yang canggung bila berhadapan dengan gadis-gadis dan bersikap acuh tak acuh terhadap isu-isu politik, namun memiliki kelebihan dalam bidang olahraga, terutama basket. Ia dikabarkan mengidolakan pemain NBA Michael Jordan. Salah seorang temannya mengaku bahwa ia diperlihatkan oleh Pak-un foto-fotonya sedang bersama pemain basket Kobe Bryant dan Toni Kukoč yang diambil di lokasi-lokasi yang tidak diketahui.[23]

Pada bulan April 2012, terungkap bahwa Kim Jong-un telah menetap di Swiss sejak tahun 1991 atau 1992, lebih awal dari yang diperkirakan sebelumnya.[24] Laboratorium Antropologi Anatomi Universitas Lyon, Prancis, telah memeriksa foto Pak-un saat bersekolah di Liebefeld Steinhölzli pada tahun 1999 dan membandingkannya dengan foto Kim Jong-un yang diambil pada tahun 2012. Pemeriksaan ini menunjukkan bahwa kedua foto tersebut memiliki kecocokan 95%. Raoul Perrot, seorang antropolog forensik yang juga menjabat sebagai kepala laboratorium, menyatakan bahwa objek kedua foto tersebut kemungkinan besar adalah orang yang sama.[25][26]

Ada juga laporan yang meyakini bahwa anak yang bersekolah di Gümligen International School bukanlah Kim Jong-un, melainkan kakaknya, Kim Jong-chol. Tidak diketahui apakah siswa bernama Pak-un yang bersekolah di Liebefeld Steinhölzli telah tinggal di Swiss sebelum tahun 1998.[27] Semua anak-anak Kim Jong-il dikabarkan pernah tinggal di Swiss, begitu juga dengan istri dan dua putra termudanya, yang pernah menetap di Jenewa selama beberapa waktu. Keluarga Kim dilaporkan kerap menggelar pertemuan keluarga di Danau Jenewa dan Interlaken.[20]

Sebagian besar pakar sepakat bahwa Kim Jong-un pernah berkuliah di Universitas Kim Il-sung, kampus pelatihan perwira terkemuka di Pyongyang, dari tahun 2002 hingga 2007.[28]

Selama bertahun-tahun, hanya terdapat satu foto Kim Jong-un yang diketahui diambil di luar Korea Utara. Foto tersebut diduga diambil pada pertengahan 1990-an saat ia berusia 11 tahun.[29] Sesekali beredar foto lain yang diduga dirinya, namun sering diperdebatkan.[30][31][32][33] Foto-foto Kim Jong-un baru dirilis kepada khalayak pada bulan Juni 2010, tak lama sebelum ia diserahi jabatan resmi dan diperkenalkan kepada rakyat Korea Utara. Sebagian besar foto tersebut diambil saat ia masih bersekolah di Swiss.[34][35] Foto resmi pertama Kim Jong-un sebagai orang dewasa dirilis pada 30 September 2010, setelah konferensi partai yang mengukuhkannya sebagai anggota partai selesai digelar; dalam foto tersebut, ia duduk di barisan depan, berjarak dua tempat dari ayahnya. Perilisan foto ini diikuti oleh perilisan rekaman berita saat ia mengikuti konferensi.[36]

Suksesi

Spekulasi pra-Konferensi Partai 2010

Saudara tiri tertua Kim Jong-un, Kim Jong-nam, lebih difavoritkan untuk menjadi penerus ayahnya. Namun, hal ini berubah pada tahun 2001 setelah Kim Jong-nam tertangkap sedang bepergian ke Jepang dengan menggunakan paspor palsu untuk mengunjungi Disneyland Tokyo.[37]

Mantan koki pribadi Kim Jong-il, Kenji Fujimoto, mengaku berhubungan baik dengan Kim Jong-un.[38] Ia mengungkapkan bahwa Kim Jong-un lebih difavoritkan untuk menjadi penerus ayahnya. Fujimoto juga mengklaim bahwa Jong-un lebih disukai oleh ayahnya ketimbang kakaknya, Kim Jong-chul, karena sifat Jong-chul yang terlalu feminin, sedangkan sifat Jong-un "persis seperti ayahnya".[39] Selain itu, Fujimoto mengungkapkan "Jika kekuasaan akan diserahkan, maka Jong-un adalah orang terbaik yang pantas menerimanya. Ia memiliki karunia fisik, seorang peminum hebat dan tidak pernah mengakui kekalahan." Masih menurut Fujimoto, Jong-un "gemar mengisap rokok Yves Saint Laurent, menyukai wiski Johnnie Walker, dan mengendarai Sedan Mercedes-Benz 600."[40] Ketika berusia 18 tahun, Fujimoto mengungkapkan bahwa Jong-un suatu ketika pernah mempertanyakan gaya hidup mewah keluarganya dengan berkata: "Kita di sini bermain basket, naik kuda, naik Jet Ski, bersenang-senang bersama-sama. Tapi bagaimana dengan kehidupan rakyat rata-rata?"[39] Pada tanggal 15 Januari 2009, kantor berita Korea Selatan, Yonhap, melaporkan bahwa Kim Jong-il telah menunjuk Kim Jong-un sebagai penggantinya.[37][41]

Pada tanggal 8 Maret 2009, BBC mengabarkan bahwa Kim Jong-un telah menjadi salah satu kandidat dalam pemilihan parlemen Majelis Rakyat Tertinggi Korea Utara.[42] Laporan berikutnya mengabarkan namanya tidak muncul dalam daftar anggota parlemen,[43] namun ia malah diberi jabatan tingkat menengah pada Komisi Militer Sentral, yang merupakan salah satu cabang militer Korea Utara.[44] Kim Jong-un juga dikabarkan mengidap diabetes dan hipertensi.[45][46]

Warga Korea Utara membungkuk kepada patung Kim Il-sung dan Kim Jong-il

Pada tahun 2009, para diplomat asing mulai memahami bahwa Kim Jong-un akan menggantikan ayahnya sebagai ketua Partai Buruh Korea dan sekaligus sebagai pemimpin masa depan Korea Utara secara de facto.[47] Media menjulukinya dengan "Yŏngmyŏng-han Tongji" (영명한 동지), yang diterjemahkan secara bebas menjadi "Teman Brilian."[48] Ayahnya juga meminta agar para staf kedutaan asing menunjukkan kesetiaan kepada putranya.[46] Dilaporkan pula bahwa warga Korea Utara diperintahkan untuk menyanyikan "lagu pujian" bagi Kim Jong-un dalam gaya yang serupa dengan lagu pujian yang dinyanyikan untuk Kim Jong-il dan Kim Il-sung.[49] Pada bulan Juni, Kim Jong-un dilaporkan telah melakukan kunjungan ke RRT secara diam-diam untuk "menunjukkan dirinya" kepada para pemimpin RRT.[50] Tetapi Menteri Luar Negeri RRT membantah kunjungan tersebut.[51][52]

Para petinggi Korea Utara dilaporkan telah mendukung rencana peralihan kekuasaan setelah Kim Jong-il menangguhkan kampanye propaganda untuk mempromosikan putra bungsunya.[53] Menurut laporan sebuah situs web Korea Selatan, ulang tahun Kim Jong-un kemudian diperingati sebagai hari libur nasional di Korea Utara, yang dirayakan setiap tanggal 8 Januari.[54] Ia diduga telah ditetapkan untuk menggantikan ayahnya sebagai pemimpin Korea Utara pada tanggal 28 September 2010.[55][56][57]

Mantan presiden AS Jimmy Carter mengunjungi RRT pada awal September 2010, dan membahas masalah suksesi kepemimpinan Korea Utara dengan Perdana Menteri RRT Wen Jiabao. Menurut Carter, Kim Jong-il pernah berkata kepada Wen bahwa penunjukan Kim Jong-un sebagai pemimpin tertinggi Korea Utara hanyalah "desas-desus palsu dari Barat".[58]

Wakil Ketua Komisi Militer Sentral

Kim Jong-un dipromosikan menjadi daejang, pangkat yang setara dengan jenderal, pada tanggal 27 September 2010, sehari menjelang konferensi Partai Buruh Korea digelar di Pyongyang.[59] Untuk pertama kalinya, media Korea Utara menyebut nama beserta gelar militernya dalam pemberitaan, meskipun ia tidak memiliki pengalaman militer sebelumnya.[60][61][62] Selain promosi pangkat ini, tidak ada informasi lebih lanjut mengenai Kim yang dilansir oleh media Korea Utara, termasuk potret resminya.[63] Pada 28 September 2010, ia ditunjuk sebagai wakil ketua Komisi Militer Sentral dan Komite Sentral Partai Buruh, yang semakin mengukuhkan statusnya sebagai penerus Kim Jong-il.[64]

Pada tanggal 10 Oktober 2010, bersama ayahnya, Kim Jong-un menghadiri perayaan ulang tahun ke-65 Partai Buruh Korea. Hal ini semakin menegaskan posisinya sebagai pemimpin Partai Buruh berikutnya. Untuk pertama kalinya, pers internasional diberi akses untuk meliput acara, yang secara tidak langsung mengindikasikan betapa pentingnya kehadiran Kim Jong-un dalam acara tersebut.[65] Pada bulan Januari 2011, rezim berkuasa mulai "membersihkan" sekitar 200 anak didik paman mertua Jong-un, Jang Sung-taek, serta wakil ketua Komisi Pertahanan Nasional Korea Utara, O Kuk-ryol, baik melalui penahanan ataupun melalui eksekusi. Tindakan ini dilakukan untuk mencegah seseorang menyaingi Jong-un.[66] Pada bulan-bulan berikutnya, Kim Jong-un semakin ditonjolkan saat ia menemani ayahnya melakukan "tur bimbingan" dan menerima sejumlah hadiah dari para pemimpin asing, suatu kehormatan yang hanya diberikan kepada calon pemimpin tertinggi Korea Utara. Ia juga turut mendampingi Kim Jong-il sebagai panitia pemakaman Jo Myong-rok.[butuh rujukan]

Penguasa Korea Utara

Pada tanggal 17 Desember 2011, Kim Jong-il meninggal dunia. Meskipun sudah dirumorkan, masih belum jelas apakah Jong-un akan menjadi pemimpin Korea Utara setelah kematian ayahandanya, juga peran apa yang bakal diterimanya dalam pemerintahan yang baru.[67] Sejumlah pakar menduga bahwa setelah kematian Kim Jong-il, Jang Sung-taek akan bertindak sebagai regent karena Jong-un masih belum memiliki cukup kecakapan untuk menjadi pemimpin negara.[68] Pada 25 Desember 2011, televisi Korea Utara menayangkan gambar Jang Sung-taek berseragam jenderal, yang menandakan kenaikan kekuasaannya setelah kematian Kim Jong-il. Seorang pejabat di Seoul yang akrab dengan masalah politik Korea Utara mengungkapkan bahwa liputan itu adalah liputan pertama yang memperlihatkan Jang tampil di televisi dengan mengenakan seragam militer. Penampilannya menunjukkan bahwa Jang berhasil meraih peran kunci dalam militer Korea Utara yang bersumpah setia kepada Jong-un.[69]

Pemujaan kepribadian terhadap Kim Jong-un ditingkatkan setelah kematian ayahnya. Ia dielu-elukan sebagai "penerus besar bagi revolusioner Juche, pemimpin partai, angkatan bersenjata, dan pemimpin rakyat yang luar biasa,"[70] serta "kamerad terhormat yang identik dengan Panglima Tertinggi Kim Jong-il."[71] Ia ditunjuk sebagai ketua panitia pemakaman Kim Jong-il. Korean Central News Agency menggambarkan Jong-un sebagai "orang hebat yang terlahir di surga", ungkapan propaganda yang sebelumnya hanya diberikan kepada ayah dan kakeknya.[72] Sedangkan Partai Buruh mengungkapkan dalam sebuah editorial: "Kami bersumpah dengan air mata darah untuk menjadikan Kim Jong-un sebagai panglima tertinggi kami, pemimpin kami."[73]

Permakaman Martir Revolusioner di Pyongyang, 2012

Kim Jong-un secara terbuka dikukuhkan sebagai Panglima Tertinggi Tentara Rakyat Korea pada tanggal 24 Desember 2011[74] dan dilantik secara resmi pada 30 Desember. Biro Politik Komite Sentral Partai Buruh Korea "dengan penuh hormat memproklamirkan dirinya" sebagai wakil ketua Komisi Militer Sentral Partai Buruh sekaligus panglima tertinggi Tentara Rakyat Korea."[7] Pada tanggal 26 Desember 2011, surat kabar Korea Utara terkemuka, Rodong Sinmun, mengumumkan bahwa Kim Jong-un telah ditunjuk sebagai ketua Komisi Militer Sentral[75] dan pemimpin tertinggi negara setelah kematian ayahnya.[76] Pada tanggal 9 Januari 2012, angkatan bersenjata Korea Utara berkumpul di depan Kumsusan Memorial Palace untuk menghormati dan menunjukkan kesetiaan mereka kepada Kim Jong-un.[77]

Pada tanggal 27 Maret 2012, Kim Jong-un terpilih sebagai sekretaris pertama dalam Konferensi Keempat Partai Buruh Korea. Jabatan sekretaris pertama ini baru diciptakan pada tanggal 11 April untuk menggantikan jabatan sekretaris jenderal yang sebelumnya dijabat "secara abadi" oleh Kim Jong-il. Dalam konferensi tersebut, Kim Jong-un juga menggantikan ayahnya sebagai anggota Presidium Politbiro dan Ketua Komisi Militer Sentral.[78] Dalam pidatonya yang disampaikan sebelum konferensi, Kim Jong-un menyatakan bahwa "mencekoki seluruh masyarakat dengan Kimilsungisme-Kimjongilisme adalah program tertinggi partai kita". Pada 13 April 2012, Sidang Majelis Rakyat Tertinggi ke-12 mengangkat Kim Jong-un sebagai Ketua I Komisi Pertahanan Nasional.

Pada tanggal 15 April 2012, dalam parade militer peringatan seratus tahun kelahiran Kim Il-sung, Kim Jong-un menyampaikan pidato publik pertamanya.[79] Pidato tersebut kemudian melahirkan ungkapan "Bergerak Menuju Kemenangan Akhir", himne propaganda yang didedikasikan untuk dirinya dan disiarkan berkali-kali oleh media Korea Utara.[80]

Pada bulan Juli 2012, Kim Jong-un dipromosikan menjadi wonsu, pangkat militer tertinggi di Korea Utara. Keputusan tersebut ditetapkan secara bersama-sama oleh Komite Sentral dan Komisi Militer Sentral Partai Buruh Korea, Komisi Pertahanan Nasional, dan Presidium Majelis Rakyat Tertinggi, yang kemudian diumumkan oleh Korean Central News Agency. Dengan adanya promosi ini, Kim Jong-un menjadi satu dari dua pemegang pangkat wonsu yang saat ini masih hidup di Korea Utara; wonsu lainnya adalah Lee Ul Sol, yang dianugerahi pangkat ini pada tahun 1995. Pangkat yang lebih tinggi dari wonsu adalah Dae Wonsu (kira-kira diterjemahkan sebagai Grand Marshal atau Generalissimo). Pangkat ini diberikan secara anumerta kepada kakeknya, Kim Il-sung, dan ayahnya, Kim Jong-il, pada bulan Februari 2012.[8][81] Pemberian pangkat ini semakin mengukuhkan peran Kim Jong-un sebagai pemimpin tertinggi militer Korea Utara, dan diberikan hanya berselang beberapa hari setelah Hyon Yong-chol menggantikan posisi Ri Yong-ho sebagai Kepala Staff Umum.

Saat peringatan ke-59 gencatan senjata Perang Korea pada tanggal 26 Juli 2012, keamanan di sekitar Kim dilaporkan meningkat secara drastis karena Kim "sangat gugup mengenai kemungkinan keadaan darurat yang berkembang di dalam Korea Utara" yang disebabkan oleh "semakin meningkatnya oposisi yang menentang upayanya dalam mengendalikan militer."[82] Pada bulan Agustus 2012, Kim Jong-un mengumumkan reformasi ekonomi yang serupa dengan reformasi di Republik Rakyat Tiongkok.[83] Tak lama berselang, Kim mulai dijuluki oleh media pemerintah Korea Utara sebagai "Pemimpin Agung" (chego ryongdoja).

Pada November 2012, foto-foto satelit memperlihatkan pesan propaganda sepanjang setengah kilometer yang diukir di bukit di Provinsi Ryanggang. Pesan tersebut berbunyi: "Hidup Jenderal Kim Jong-un, Matahari yang Bersinar!" Pesan ini ditulis di bukit di sebelah danau buatan yang dibangun pada tahun 2007 untuk menunjang stasiun pembangkit listrik tenaga air dan ditulis dalam aksara Korea berukuran 15 hingga 20 meter, berjarak sembilan kilometer dari sebelah selatan Hyesan, di dekat perbatasan dengan RRT.[84] Tak lama kemudian, koki pribadi Kim Jong-il, Kenji Fujimoto, menyatakan: "Toko di Pyongyang penuh dengan aneka produk dan warga di jalan-jalan tampak ceria. Korea Utara telah banyak berubah sejak Kim Jong-un berkuasa. Semua ini karena pemimpin Kim Jong-un."[85]

Model roket Unha-9 yang dipajang di pameran bunga di Pyongyang, 30 Agustus 2013

Secara resmi, Kim Jong-un adalah bagian dari triumvirat kepala eksekutif yang memerintah Korea Utara, bersama dengan Perdana Menteri Pak Pong-ju dan Ketua Parlemen Kim Yong-nam. Kekuasaan tiap-tiap orang setara dengan sepertiga kekuasaan presiden di sebagian besar negara yang menganut sistem presidensial. Kim Jong-un berperan sebagai pemimpin angkatan bersenjata, Pak Pong-ju sebagai pemimpin pemerintahan, sedangkan Kim Yong-nam menangani masalah hubungan luar negeri. Meskipun demikian, secara umum dipahami bahwa sama seperti ayahnya, Kim Jong-un memiliki kontrol mutlak atas pemerintahan dan negara.

Pada 30 November 2012, Kim Jong-un bertemu dengan Li Jianguo. Menurut kantor berita KCNA, dalam pertemuan tersebut Li "memberi wejangan kepada Kim mengenai Kongres Nasional ke-18 Partai Komunis Tiongkok.[86] Sebuah surat yang ditulis oleh Xi Jinping dikabarkan juga diberikan kepada Kim selama pertemuan tersebut.[86]

Pada tahun 2013, Kim menghidupkan kembali gaya berpidato kakeknya saat ia menyampaikan pidato Tahun Baru pertamanya. Gaya berpidato kakeknya ini sempat hilang pada masa pemerintahan ayahnya, yang tidak pernah sekalipun berpidato di televisi selama 17 tahun berkuasa.[87] Alih-alih berpidato, Kim Jong-il menulis editorial Tahun Baru yang diterbitkan oleh Rodong Sinmun (surat kabar harian Partai Buruh Korea), Joson Imnigun (surat kabar milik Tentara Rakyat Korea), dan Chongnyon Jonwi (surat kabar milik Liga Muda Sosialis Kim Il-sung).[88] Dalam rapat luar biasa dengan para petinggi militer Korea Utara pada tanggal 26 Januari 2013, Kim mengeluarkan perintah untuk mempersiapkan uji coba nuklir baru dan memperkenalkan darurat militer di Korea Utara, yang mulai diberlakukan pada 29 Januari 2013.[89][90]

Ancaman nuklir

Pada 7 Maret 2013, Korea Utara mengancam akan melancarkan 'serangan nuklir preemptive' kepada Amerika Serikat,[91] serta berencana untuk "menyapu habis" Pulau Baengnyeong milik Korea Selatan.[92] Korea Utara juga mengungkapkan rencananya untuk melancarkan serangan nuklir terhadap kota-kota AS seperti Los Angeles dan Washington, D.C.[93]

Untuk mempersiapkan serangan terhadap Korea Selatan, Komite Sentral Partai Buruh Korea menggelar rapat pleno pada tanggal 31 Maret 2013. Dalam rapat tersebut, Kim Jong-un mengumumkan bahwa Korea Utara akan mengadopsi "strategi pertahanan baru untuk melaksanakan pembangunan ekonomi dan senjata nuklir secara bersamaan."[94]

Pembersihan

Orang-orang yang dekat dengan Kim Jong-il seperti Ri Yong-ho, Kim Yong-chun, U Tong-chuk, dan Kim Jong-gak dianggap sebagai saingan Kim Jong-un. Orang-orang ini dicopot dari jabatannya atau menghilang secara misterius. Seorang pejabat Korea Selatan mengungkapkan bahwa Kim Jong-un berupaya untuk "menghapus semua jejak pemerintahan ayahnya" 11 bulan setelah naik kekuasaan, dan bertekad untuk mengganti para pejabat pemerintah "dengan orang-orang yang hanya setia kepadanya."[95] Pada akhir 2013, tiga orang menteri pertahanan dan empat staff umum angkatan bersenjata dicopot dari jabatannya. Selain itu, lima dari tujuh pria yang turut mengawal jenazah ayahnya saat pemakaman juga telah "dibersihkan",[96] termasuk pamannya, Jang Sung-taek.[97] Kim Jong-un mengumumkan bahwa "penemuan dan pembersihan kelompok Jang telah memurnikan partai dan jajaran revolusioner."[98] Setelah Jang dieksekusi pada 12 Desember 2013, media negara Korea Utara memperingatkan bahwa para tentara "tidak akan mengampuni siapapun yang tidak mematuhi perintah Panglima Tertinggi."[99]

Pada tanggal 2 Juli 2012, Kim membentuk sebuah grup musik wanita bernama Moranbong Band (bahasa Korea: 모란봉악단) sebagai media propaganda.[100][101][102][103] Pada 29 Agustus 2013, The Chosun Ilbo melaporkan bahwa atas perintah Kim Jong-un, para anggota Moranbong Band dipaksa untuk menyaksikan regu tembak mengeksekusi Hyon Song-wol, beserta para anggota Unhasu Orchestra dan Wangjaesan Light Music Band.[104] Media Korea Utara sendiri membantah laporan yang menyatakan bahwa Hyon Song-wol telah dieksekusi.

Kepribadian

Kenji Fujimoto, seorang koki Jepang yang bekerja sebagai koki pribadi Kim Jong-il mengungkapkan bahwa Kim Jong-un "mewarisi wajah, bentuk tubuh, dan kepribadian ayahnya."[105] Pada tahun 2009, The Washington Post melaporkan bahwa menurut pengakuan teman-teman sekolahnya, Kim Jong-un "menghabiskan waktu berjam-jam untuk menggambar pemain basket Chicago Bulls, Michael Jordan."[106] Ia dikabarkan terobsesi dengan basket dan permainan komputer.[107][108] Pada 26 Februari 2013, Kim Jong-un bertemu dengan mantan pemain NBA Dennis Rodman,[109] yang memunculkan spekulasi bahwa Rodman adalah orang Amerika pertama yang telah bertemu secara langsung dengan Kim Jong-un.[110] Rodman mengisahkan mengenai perjalanannya menuju pulau pribadi Kim Jong-un: "Pulaunya seperti Hawaii atau Ibiza, namun hanya dia satu-satunya yang tinggal di sana."[111] Kim Jong-un dilaporkan juga mengidolakan penyanyi Inggris Eric Clapton.[112]

Pada tahun 2012, Business Insider mengabarkan "peningkatan penggunaan barang mewah telah melanda Korea Utara sejak Kim Jong-un naik kekuasaan tahun lalu. Baru-baru ini, istri Kim, Ri Sol-Ju, tertangkap kamera sedang memegang tas tangan mahal bermerek Dior seharga hampir $1.594–gaji rata-rata selama setahun di Korea Utara."[113] Menurut sumber-sumber diplomatik, "Sama seperti ayahnya, Kim Jong-un gemar minum dan menggelar pesta sepanjang malam dan memesan perlengkapan [sauna impor] untuk membantunya mengatasi mabuk dan kelelahan."[114]

Saat Dennis Rodman melakukan kunjungan ke Korea Utara pada 26 Februari 2013, wartawan Vice Media Ryan Duffy mengamati bahwa "Kim Jong-un 'canggung secara sosial' dan tidak membuat kontak mata saat berjabat tangan."[115] Pada tahun 2013, beredar pula kabar bahwa Kim Jong-un telah melakukan operasi plastik untuk mengubah penampilan wajahnya.[116]

Pada bulan Oktober 2012, istri Kim Jong-un, Ri Sol-Ju, tak pernah lagi tampil di hadapan publik. Muncul spekulasi dan pertanyaan apakah hal itu akibat "pelanggaran disiplin" atau "kehamilan,"[117][118] namun Ri kemudian muncul lagi di hadapan publik bersama suaminya di sebuah perguruan tinggi militer.[117][118] Pada bulan Desember 2012, dilaporkan bahwa Ri kemungkinan sedang mengandung, meskipun tidak ada konfirmasi resmi dari pejabat Korea Utara.[119][120][121]

Pada bulan Maret 2013, sekembalinya dari Korea Utara, Dennis Rodman mengungkapkan kepada tabloid Sun bahwa Ri telah melahirkan seorang putri yang sehat.[122] Pada September 2013, Rodman memberitahu The Guardian bahwa bayi perempuan tersebut bernama Ju-ae.[122][123][124][125]

Upaya pembunuhan

Pada tanggal 14 Maret 2013, muncul laporan yang berasal dari sumber-sumber intelijen Korea Selatan bahwa Kim Jong-un telah dijadikan target pembunuhan.[126] Upaya ini dilakukan oleh "orang-orang yang tidak puas di Utara" dan dipicu oleh penurunan pangkat ketua Biro Umum Kim Yong-chol pada bulan November 2012. Menurut sumber intelijen yang tidak disebutkan namanya, upaya pembunuhan tersebut dilakukan di pusat kota Pyongyang dan berakhir dengan baku tembak. Penurunan pangkat itu sendiri disebabkan oleh adanya perebutan kekuasaan internal antar faksi pemerintah.[127] Ada juga desas-desus mengenai upaya pembunuhan saat Kim Jong-un mengunjungi RRT pada tahun 2012,[128] namun pejabat Amerika Serikat mengklaim rumor tersebut tidak memiliki validitas.[128]

Pelanggaran hak asasi manusia

Banyak laporan yang menunjukkan adanya pelanggaran hak asasi manusia di bawah pemerintahan Kim Jong-il dan putranya.[129][130] Pelanggaran ini termasuk pembunuhan para pembangkang,[131] melaksanakan hukuman mati di muka umum,[132] dan menjebloskan orang-orang ke kamp penjara politik.[133] Pelanggaran HAM pada masa Kim Jong-un terlihat dari sejumlah peristiwa seperti penenggelaman Cheonan[134] dan penembakan Yeonpyeong.[135]

Laporan tahun 2013 oleh Reporter Khusus PBB Marzuki Darusman mengenai kondisi hak asasi manusia di Korea Utara mendorong PBB untuk membentuk komisi khusus terkait dengan dugaan kejahatan terhadap kemanusiaan yang dilakukan oleh rezim Kim Jong-un.[136][137][138] Surat kabar Jepang, Asia Press, melaporkan pada Januari 2013 bahwa di provinsi Hwanghae Utara dan Selatan, lebih dari 10.000 orang tewas akibat kelaparan. Media internasional lainnya mulai memberitakan mengenai kanibalisme. Salah seorang sumber yang tinggal di Hwanghae Selatan mengungkapkan: "Di desa saya, seorang pria yang membunuh dua anaknya dan memakannya telah dieksekusi oleh regu tembak."[139]

Nama

Potret ayah dan kakek Kim Jong-un dalam Festival Arirang di Pyongyang.

Sebelum naik kekuasaan, Kim Jong-un dikenal dengan nama Kim Jong-woon atau Kim Jung-woon.[45] Namanya awalnya disebut sebagai 김정운 (Hanja: ; lit. awan yang cerah), kemungkinan besar akibat kesalahan transliterasi; bahasa Jepang tidak bisa membedakan antara 운 (/un/) dan 은 (/ɯn/).[butuh rujukan] Sumber pertama yang memberitahu namanya adalah mantan koki pribadi Kim Jong-il, Kenji Fujimoto, satu dari sedikit orang yang memiliki akses terhadap rumah tangga pemimpin Korea Utara. Sedangkan media RRT menamainya dengan 김정은 (Hanja: ; lit. rahmat yang benar).

Keluarga

Pada 25 Juli 2012, media negara Korea Utara melaporkan untuk pertama kalinya bahwa Kim Jong-un memiliki istri bernama Ri Sol-ju (리설주).[140][141] Ri, yang sepertinya masih berumur 20-an, telah mendampingi Kim Jong-un tampil di depan publik beberapa minggu sebelum ia dikukuhkan sebagai pemimpin Korea Utara.[141] BBC, mengutip ucapan seorang sumber yang berbicara kepada media Korea Selatan The Korea Times, melaporkan bahwa Kim Jong-il secara terburu-buru telah mengatur pernikahan putranya setelah ia terserang stroke pada tahun 2008. Sumber lainnya mengungkapkan bahwa pasangan ini menikah pada tahun 2009 dan Ri melahirkan seorang putri pada 2012.[142][143]

Kim Jong-un memiliki dua kakak tiri dan satu kakak kandung (lihat di bawah). Ia juga memiliki seorang adik perempuan bernama Kim Yo-jong yang terkadang turut mendampinginya.[144][145]

Silsilah Dinasti Kim[α][β][γ][δ]
Kim Bo-hyon
1859–1955
Kim Hyong-jik
1884–1926
Kang Pan-sok
1892–1932
Kim Jong-suk
1919[ε]–1949
Kim Il-sung
1912–1994
Kim Sung-ae
1928–?
Kim Yong-ju
1920–2021
Kim Young-sook
1947–
Song Hye-rim
1937–2002
Kim Jong-il
1941[ε]–2011
Ko Yong-hui
1953–2004
Kim Ok
1964–
Kim Kyong-hui
1946–
Jang Sung-taek
1946–2013
Kim Pyong-il
1954–
Kim Sul-song
1974–
Kim Jong-nam
1971–2017
Kim Jong-chul
1981–
Kim Jong-un
1983[ε]
Ri Sol-ju
c. 1986
Kim Yo-jong
1989–
Kim Han-sol
1995–
Kim Ju-ae
c. 2012[ε]

Lihat pula

Catatan

Referensi

Pranala luar

Jabatan partai politik
Posisi baruWakil Ketua Komisi Militer Sentral
2010–2012
Menjabat bersama dengan: Ri Yong-ho
Diteruskan oleh:
Choe Ryong-hae
Ri Yong-ho
Didahului oleh:
Kim Jong-il
Ketua Komisi Militer Sentral
Pjs.: 2011–2012

2011–sekarang
Petahana
Didahului oleh:
Kim Jong-il
sebagai Sekretaris Jenderal
Sekretaris Pertama Partai Buruh Korea
2012–sekarang
Jabatan politik
Didahului oleh:
Kim Jong-il
sebagai Ketua
Ketua I Komisi Pertahanan Nasional
2012–sekarang
Petahana
Jabatan militer
Didahului oleh:
Kim Jong-il
Panglima Tertinggi Tentara Rakyat Korea
2011–sekarang
Petahana