Linguistik LGBT

Linguistik LGBT merujuk kepada bahasa dan subbidang linguistik seputar orang yang mengidentifikasi diri sebagai gay, lesbian, biseksual, transgender, dan queer (LGBTQ). Istilah yang terkait atau bersinonim adalah linguistik lavender, dikemukakan oleh William Leap pada 1990-an, yang "mencakup bentangan luas mengenai bahasa praktis sehari-hari" pada komunitas LGBTQ,[1] dan linguistik queer, yang lebih khusus merujuk kepada linguistik yang lebih mengutamakan heteronormativitas.[2] Istilah sebelumnya berasal dari keterkaitan yang cukup lama antara warna lavender dengan komunitas LGBTQ.[1] "Bahasa", dalam maksud di sini, lebih merujuk ke aspek praktik lisan atau tulisan, termasuk pola bicara dan pengucapan, penggunaan kosakota tertentu, dan dalam beberapa hal, sebuah leksikon pengganti yang rumit seperti Polari.

Lihat pula

Referensi


🔥 Top keywords: Liga Champions UEFAPiala Asia U-23 AFC 2024YandexAmicus curiaeHalaman UtamaDuckDuckGoIstimewa:PencarianFacebookTanda titik duaJepangManchester City F.C.TwitterReal Madrid C.F.KleopatraLiga Champions UEFA 2023–2024Kualifikasi Piala Asia U-23 AFC 2024FC Bayern MünchenBerkas:Youtube logo.pngYouTubeMinal 'Aidin wal-FaizinSiksa Kubur (film)Gunung RuangFC BarcelonaFree FireAhmad Muhdlor AliIndonesiaXXNXXIranCerezo OsakaBadarawuhi Di Desa PenariBaratPersija JakartaDubaiMadridInstagramTikTokAnjungan tunai mandiriTim nasional sepak bola Indonesia