Penambangan bawah laut

Penambangan bawah laut adalah proses pengambilan mineral yang relatif baru yang dilakukan di lantai samudra. Situs penambangan samudra biasanya berada di sekitar kawasan nodul polimetalik atau celah hidrotermal aktif dan punah pada kedalaman 1.400 - 3.700 meter di bawah permukaan laut.[1] Celah tersebut menciptakan deposit sulfida, yang berisikan logam mulia seperti perak, emas, tembaga, mangan, kobalt, dan seng.[2][3] Deposit tersebut ditambang menggunakan pompa hidraulis atau sistem ember yang mengangkut bijih ke permukaan untuk diproses. Mengenai operasi penambangan, penambangan bawah laut memunculkan pertanyaan mengenai kerusakan lingkungan terhadap daerah sekitar.

Penambangan di laut dalam

Sumber daya yang ditambang

Dasar laut memiliki beragam sumber daya yang layak diambil, termasuk perak, emas, tembaga, mangan, kobalt, dan seng. Bahan-bahan mentah ini ditemukan di berbagai bentuk dasar laut, biasanya memiliki konsentrasi yang lebih tinggi daripada tambang di darat.

Mineral dan kedalamannya[1]

Jenis deposit mineralKedalaman rata-rataSDA yang ditemukan
Nodul polimetalik4.000 - 6.000 mNikel, tembaga, kobalt, dan mangan
Kulit mangan800 - 2.400 mDidominasi kobalt, sebagian vanadium, molibdenum dan platinum
Deposit sulfida1.400 - 3.700 mTembaga, timah dan seng, sebagian emas dan perak

Intan juga ditambang dari dasar laut oleh De Beers dan lain-lain. Nautilus Minerals Inc dan Neptune Minerals berencana menambang perairan lepas pantai Papua Nugini dan Selandia Baru.[4]

Lihat pula

Catatan kaki

Pranala luar