Pigmi

Pigmi adalah istilah yang digunakan untuk berbagai kelompok etnis di seluruh dunia yang rata-rata tingginya sangat pendek; antropolog mendefinisikan pigmi sebagai kelompok manapun yang rata-rata tinggi orang dewasanya tidak melebihi 150 cm (59 inchi)[1] Anggota kelompok yang sedikit lebih tinggi disebut "pigmoid."[2] Pigmi yang paling dikenal adalah Aka, Efé dan Mbuti di Afrika Tengah. Ada pula pigmi di Australia, Thailand, Malaysia, Kepulauan Andaman[3] Indonesia, Filipina, Papua Nugini, dan Brasil.[4]

Penari Baka di Provinsi Timur Kamerun.
Seorang pengelana Eropa bersama sebuah keluarga Pigmi.

Istilah "pigmi" kadang-kadang dianggap peyoratif. Namun, tidak ada istilah penggantinya.[5] Banyak pigmi yang lebih senang disebut dengan nama kelompok etnis mereka sendiri.[6]

Etimologi

Istilah pigmi yang digunakan untuk menyebut orang-orang bertubuh pendek, berasal dari bahasa Yunani πυγμαίος (pygmaios) via bahasa Latin pygmaei (tunggal: Pygmaeus), berakar dari kata πυγμή (pygme, artinya "kepalan tangan"), atau satuan ukuran yang setara dengan jarak antara siku sampai ujung kepalan tangan. Dalam mitologi Yunani, kata tersebut digunakan untuk menyebut suku manusia dwarfisme, pertama kali dituturkan oleh Homeros, penyair Yunani Kuno, dan konon mereka hidup di India dan di sebelah selatan negeri yang kini disebut Ethiopia.[7]

Penjelasan

Berbagai teori telah diajukan untuk menjelaskan rata-rata tinggi pigmi yang pendek. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa hal tersebut merupakan adaptasi terhadap tingkat sinar ultraviolet yang rendah di hutan hujan.[8][9] Hal ini menunjukkan bahwa hanya sedikit vitanmin D yang dapat dibuat di kulit manusia, sehingga membatasi serapan kalsium dari makanan yang penting dalam pertumbuhan dan pemeliharaan tulang.[10]

Penjelasan lain meliputi kurangnya makanan di lingkungan hutan hujan, kadar kalsium yang rendah di tanah, keperluan untuk berpindah di hutan yang padat, adaptasi terhadap panas dan kelembaban, dan kematangan reproduktif yang cepat akibat risiko kematian awal.[11] Bukti lain mengarah kepada rendahnya ekspresi gen yang menyandi reseptor hormon pertumbuhan dan hormon pertumbuhan.[12]

Catatan kaki

Pranala luar

🔥 Top keywords: Liga Champions UEFAPiala Asia U-23 AFC 2024YandexAmicus curiaeHalaman UtamaDuckDuckGoIstimewa:PencarianFacebookTanda titik duaJepangManchester City F.C.TwitterReal Madrid C.F.KleopatraLiga Champions UEFA 2023–2024Kualifikasi Piala Asia U-23 AFC 2024FC Bayern MünchenBerkas:Youtube logo.pngYouTubeMinal 'Aidin wal-FaizinSiksa Kubur (film)Gunung RuangFC BarcelonaFree FireAhmad Muhdlor AliIndonesiaXXNXXIranCerezo OsakaBadarawuhi Di Desa PenariBaratPersija JakartaDubaiMadridInstagramTikTokAnjungan tunai mandiriTim nasional sepak bola Indonesia