Sungai Nil

salah satu sungai di dunia

Sungai Nil[b] adalah sungai besar yang mengalir ke utara di timur laut Afrika. Sungai ini mengalir ke Laut Mediterania. Sungai Nil merupakan sungai terpanjang di Afrika, dan sempat dianggap sebagai sungai terpanjang di dunia,[kontradiktif][3][4] hingga penelitian terbaru menunjukkan bahwa Sungai Amazon sedikit lebih panjang.[5][6] Sungai Nil adalah salah satu sungai terkecil diantara sungai-sungai dunia berdasarkan debit air yang mengalir setiap tahun.[7] Sekitar 6.650 km (4.130 mi)[a], cekungan drainasenya mencakup sebelas negara: Tanzania, Uganda, Rwanda, Burundi, Republik Demokratik Kongo, Kenya, Ethiopia, Eritrea, Sudan Selatan, Republik Sudan, dan Mesir.[9] Secara khusus, Sungai Nil adalah sumber air utama di Mesir, Sudan, dan Sudan Selatan.[10] Selain itu, Sungai Nil adalah sungai ekonomi penting yang mendukung pertanian dan perikanan.

Nil
Sungai Nil di Uganda
inside river Nile map
Lokasi
NegaraMesir, Sudan, Sudan Selatan, Ethiopia, Uganda, Kongo, Kenya, Tanzania, Rwanda, Burundi
Kota utamaJinja, Juba, Khartoum, Kairo
Ciri-ciri fisik
Hulu sungaiNil Putih
 - koordinat02°16′56″S 29°19′53″E / 2.28222°S 29.33139°E / -2.28222; 29.33139
 - elevasi2.400 m (7.900 ft)
Hulu ke-2Nil Biru
 - lokasiDanau Tana, Ethiopia
 - koordinat12°02′09″N 037°15′53″E / 12.03583°N 37.26472°E / 12.03583; 37.26472
Muara sungaiLaut Mediterania
 - lokasiDelta Nil, Mesir
 - koordinat30°10′N 31°09′E / 30.167°N 31.150°E / 30.167; 31.150 31°09′E / 30.167°N 31.150°E / 30.167; 31.150
 - elevasiPermukaan laut
Panjang6.650 km (4.130 mi)[a]
Lebar 
 - maksimum28 km (17 mi)
Kedalaman 
 - rata-rata8–11 m (26–36 ft)
Debit air 
 - lokasiAswan
 - minimum530 m3/s (19.000 cu ft/s)
 - rata-rata2.633 m3/s (93.000 cu ft/s)
 - maksimum7.620 m3/s (269.000 cu ft/s)
Debit air 
 - lokasiKairo
 - minimum500 m3/s (18.000 cu ft/s)
 - rata-rata2.000 m3/s (71.000 cu ft/s)
 - maksimum7.000 m3/s (250.000 cu ft/s)
Debit air 
 - lokasimuara
 - rata-rata1.584 m3/s (55.900 cu ft/s)
Daerah Aliran Sungai
Luas DAS3.400.000 km2 (1.300.000 sq mi)

Sungai Nil memiliki dua anak sungai utama: Sungai Nil Putih, yang bermula di Jinja, Danau Victoria,[11] dan Nil Biru. Nil Putih secara tradisional dianggap sebagai aliran hulu. Namun, Nil Biru adalah sumber sebagian besar air di hilir Nil, yang mengandung 80% air dan lanau. Sungai Nil Putih lebih panjang dan naik di wilayah Great Lakes. Sungai ini berasal dari Danau Victoria, Uganda, dan Sudan Selatan. Aliran Nil Biru bermula di Danau Tana di Ethiopia[12] dan mengalir ke Sudan dari tenggara. Kedua sungai tersebut bertemu di ibu kota Sudan, Khartoum.[13]

Bagian utara sungai Nil yang mengalir ke utara hampir seluruhnya melintasi gurun Sudan hingga alirannya mencapai Mesir. Kairo terletak di salah satu delta besarnya yang kemudian mengalir ke Laut Mediterania di Aleksandria. Peradaban Mesir dan kerajaan Sudan telah bergantung pada sungai Nil dan banjir tahunannya sejak zaman kuno. Sebagian besar penduduk dan kota-kota Mesir terletak di sepanjang bagian lembah Nil di utara bendungan Aswan. Hampir semua situs budaya dan sejarah Mesir Kuno berkembang dan ditemukan di sepanjang tepian sungai Nil.

Geografi

Sungai Nil terbentuk sebagai hasil dari pergerakan kerak benua. Kerak tersebut adalah Lembah Rift yang bermula dari timur Afrika dan berhujung di utara di daerah patahan Palestina dan Levant. Pergerakan kerak ini juga menghasilkan Laut Merah.[14] Lembah-lembah awal aliran proto-Nil yang bermuara di Laut Tethys berusia jutaan tahun. Namun, alirannya baru meluas ke luar Mesir setelah dataran tinggi Etiopia menjauhi Laut Merah sekitar 800.000 tahun yang lalu. Selanjutnya, tanah tempat aliran sungai Nil modern baru terbentuk sekitar 12.500 tahun yang lalu.[15][16]

Etimologi

Nama sungai Nil berasal dari bahasa Yunani dan Latin Νείλος Nilus. Asal kata Nilus tersebut masih diperdebatkan.[17] Terdapat pula kemungkinan etimologi lain seperti dari kata bahasa Semit Nahal yang berarti "sungai".[18]

Sumber

Peta Sungai Nil

Mata air Nil bersumber di wilayah danau di Rwanda dan Burundi modern. Sumber-sumber ini mengalir ke D. Victoria, dan dari sini sebuah sungai mengalir ke D. Albert (D. Mobutu Sese Seko); lebih ke utara aliran ini dikenal sebagai Sungai Nil Putih. Di Khartoum, S. Nil Putih bersatu dengan Sungai Nil Biru yang seperti air terjun mengalir ke bawah dari pegunungan di Etiopia bagian utara. Di sebelah utara Khartoum, sungai itu membentuk induk Sungai Nil, dan menerima air dari satu-satunya sungai besar lain, S. Atbara, yang bersatu dengan S. Nil kira-kira 300 km di sebelah timur laut Khartoum. Sungai Nil kemudian mengalir berkelok-kelok melalui dataran tinggi Sudan bagian utara yang tandus, melewati enam hamparan batu granit keras yang membentuk enam riam antara Khartoum dan Aswan yang merupakan perbatasan antara wilayah Nubia dan Mesir kuno. Akhirnya, setelah kehilangan banyak airnya karena penguapan oleh sinar matahari yang panas terik dan karena kebutuhan untuk irigasi Mesir, kira-kira 2.700 km di sebelah utara Khartoum, Sungai Nil bermuara di Laut Tengah.

Delta Nil

Lembah Nil agak sempit hampir di sepanjang aliran Sungai Nil. Di Nubia sungai itu sebagian besar mengalir melalui ngarai yang kedua sisinya berbatasan dengan gurun. Di sebelah utara Aswan, di daerah yang dahulu adalah Mesir Hulu, Lembah Nil melebar, tetapi tebing terjal di kedua sisinya tidak pernah berjarak lebih dari kira-kira 20 km. Namun, persis di wilayah sebelah utara Kairo modern, sungai itu terbagi menjadi dua cabang utama, yang sekarang disebut S. Rosetta dan S. Damietta, menurut nama kota-kota pelabuhan yang terletak di muara kedua cabang sungai ini di pesisir L. Tengah. Percabangan S. Nil ini membentuk Delta Nil yang berawa-rawa. Pada zaman dahulu, S. Nil mempunyai cabang-cabang lain; para sejarawan dan ahli geografi Yunani klasik menyebutkan adanya lima sampai tujuh cabang. Belakangan, cabang-cabang sungai ini dan beberapa saluran airnya tertutup endapan lumpur sehingga mengecil atau lenyap.

Flora dan fauna

Binatang-binatang yang mendiami sungai Nil di antaranya adalah babon, buaya, dan kuda nil. Babon adalah binatang yang cerdas dan orang Mesir Kuno menghormatinya. Mereka menggambarkan Thoth - dewa kebijaksanaan, dewa tulisan, dan pemersatu para dewa – dengan kepala babon. Pemujaan babon terlihat pada lukisan gua di gurun Sahara dan di Botswana yang menggambarkan babon tanpa kepala. Usia lukisan di Sahara berusia sekitar dua milenia sebelum daerah itu menjadi gersang 4.500 tahun yang lalu.[19]

Kuda nil sekarang hanya terdapat di daerah tertentu. Dahulu, mereka tersebar di sepanjang aliran sungai. Meskipun herbivora, mereka bisa ganas terhadap hewan dan manusia jika di bawah tekanan. Firaun pertama, Menes, terbunuh oleh kuda nil.[20] Berat buaya nil bisa mencapai satu ton.[21] Mereka bersimbiosis mutualisme dengan burung siksak yang membersihkan sisa-sisa makanan di mulut buaya.[22]

Papirus dan rumput gajah tumbuh di sepanjang aliran sungai. Papirus adalah bahan kertas untuk tulisan Mesir kuno.[23]

Banjir Tahunan

Manfaat Banjir Tahunan. Sifat unik sungai besar ini adalah setiap tahun ia meluap dan mengakibatkan banjir di sepanjang bantarannya yang dipadati desa-desa pertanian. Luapan ini terjadi akibat hujan musiman yang lebat (serta mencairnya salju dari gunung-gunung) di Etiopia sehingga S. Nil Biru berubah menjadi aliran deras menuju persambungannya dengan S. Nil Putih, sambil membawa endapan lumpur yang subur dari dataran-dataran tinggi Etiopia. Sungai Atbara juga turut menyebabkan meluapnya S. Nil. Sebelum ada Bendungan Tinggi Aswan, keadaan ini menyebabkan permukaan sungai di Mesir mulai naik sejak bulan Juni, mencapai puncaknya pada bulan September, dan setelah itu surut sedikit demi sedikit. Pada waktu surut, airnya meninggalkan endapan tanah yang sangat subur berbentuk lapisan lumpur yang tipis.Sebagai negeri yang hampir tidak pernah mengalami hujan, pertanian orang Mesir bergantung sepenuhnya pada banjir tahunan di dataran-dataran rendah. Jika luapan air rendah, pengaruhnya sama dengan musim kemarau yang mengakibatkan bala kelaparan; sedangkan luapan yang terlalu tinggi mengakibatkan kerusakan pada sarana irigasi (maupun rumah). Perhatian orang Mesir akan jumlah luapan air yang tepat terbukti dari ditemukannya Nilometer (alat pengukur ketinggian permukaan sungai) di situs-situs kuno. Tanpa banjir ini padang gurun yang tidak jauh dari sana akan meluas sampai di kedua sisi sungai. Namun, pasang surutnya S. Nil, dengan sedikit pengecualian, sedemikian teraturnya sehingga sepanjang sejarahnya, Mesir termasyhur karena panenan yang limpah dan kekayaan agrarisnya.

Agar sebagian dari air banjir itu tersimpan untuk irigasi di kemudian hari selama musim tumbuh, orang Mesir membangun tanggul-tanggul tanah guna menampung air berlumpur dalam waduk-waduk besar.

Sungai Nil juga merupakan jalan raya utama untuk seluruh negeri. Perahu-perahu yang menuju ke utara berlayar mengikuti arus sungai, sedangkan yang menuju ke selatan (melawan arus) didorong oleh angin yang biasanya bertiup ke daratan dari L. Tengah di sebelah utara. Kapal-kapal dagang dari Fenisia dan Kreta dapat berlayar melawan arus sampai ke Tebes dan lebih jauh lagi.

Catatan dan referensi

Catatan
Referensi
Sumber

 Chisholm, Hugh, ed. (1911). "Nile". Encyclopædia Britannica. 19 (edisi ke-11). Cambridge University Press. hlm. 693. 

Daftar Pustaka

Twigger, Robert (2014). Red Nile : A Biography of the World's Greatest River (edisi ke-satu AS). New York: St. Martin's Press. ISBN 978-1-250-05233-9. OCLC 883962326. 

Lihat pula

Pranala luar