Zinédine Zidane

manajer sepak bola asosiasi dan mantan pemain Prancis

Zinédine Yazid Zidane (IPA: [ˌzineˈdin jaziːd ziˈdan]; bahasa Arab: زين الدين زيدان, lahir 23 Juni 1972), lebih dikenal sebagai Zizou, adalah seorang mantan pemain dan mantan pelatih Real Madrid yang sukses meraih tiga gelar Liga Champions berturut-turut. Dia merupakan salah satu pelatih paling sukses di dunia. Zidane secara luas dianggap sebagai salah satu pemain terhebat sepanjang masa, dan seorang playmaker elit yang terkenal karena keanggunan, visi, operan, kontrol bola, serta tekniknya.

Zinédine Zidane
Zinedine Zidane pada tahun 2017
Informasi pribadi
Tanggal lahir23 Juni 1972 (umur 51)
Tempat lahirMarseille, Prancis
Tinggi1,85 m (6 ft 1 in)
Posisi bermainGelandang serang
Karier junior
1982–1983US Saint-Henri
1983–1986SO Septèmes-les-Vallons
1986–1989Cannes
Karier senior*
TahunTimTampil(Gol)
1989–1992Cannes61(6)
1992–1996Bordeaux139(28)
1996–2001Juventus151(24)
2001–2006Real Madrid155(37)
Total509
Tim nasional
1988–1989Prancis U-174(1)
1989–1990Prancis U-186(0)
1990–1994Prancis U-21
1994–2006Prancis108(31)
Kepelatihan
2013–2014Real Madrid (asisten pelatih)
2014–2016Real Madrid Castilla (pelatih)
2016–2018Real Madrid (pelatih)
2019–2021Real Madrid (pelatih)
* Penampilan dan gol di klub senior hanya dihitung dari liga domestik

Sebagai pemain sepak bola kelas dunia, Zidane telah mengenyam banyak prestasi, di antaranya dua gelar Serie A bersama Juventus, satu gelar Liga Champions dan satu gelar La Liga bersama Real Madrid. Zidane juga sukses mengantar Prancis menjadi juara dunia Piala Dunia FIFA 1998 dan juara Piala Eropa 2000. Bersama sahabatnya Ronaldo, Zidane menjadi pemain sepak bola yang mampu meraih gelar Pemain Terbaik Dunia FIFA sebanyak tiga kali. Ia juga pernah meraih Ballon d'Or pada tahun 1998.

Anaknya kini mengikuti jejak Zidane sebagai pemain sepak bola. Keempat anaknya bermain untuk Akademi Real Madrid. Enzo (24 Maret 1995), Theo (18 Mai 2002) dan Elyaz (26 Desember 2005) berposisi sebagai gelandang. Sedangkan Luca (13 Mai 1998) berposisi sebagai penjaga gawang.

Pada tanggal 4 Januari 2016, dalam konferensi pers yang dilakukan oleh Florentino Pérez, Zidane didaulat menjadi pelatih Real Madrid menggantikan Rafael Benítez.[1]

Perjalanan karier

Zidane dilahirkan di Marseille dan dibesarkan di La Castellane. Walaupun lahir di Marseille, Zizou belum pernah bermain untuk Olympique de Marseille. Orang tua Zidane beragama Islam, dan mereka berimigrasi dari Aljazair ke Prancis pada tahun 1954.[2]

Karier Zidane dimulai pada usia 14 tahun, anak dari imigran Aljazair ini terlihat oleh seorang pencari bakat bernama Jean Varraud dan kemudian ditawari tempat di Akademi AS Cannes. Aslinya ia hanya mendapatkan kesempatan bertahan di Cannes selama enam pekan saja, sebelum akhirnya bakat bagusnya membuat Zidane mampu mengamankan kontrak pertamanya selama empat musim. Zidane kemudian bermain di level professional pertama pada usia 17 tahun pada tahun 1991. Ia kemudian mencetak gol pertamanya pada tanggal 8 Februari 1991, yang kemudian membuatnya mendapatkan hadiah mobil dari presiden klub. Zidane kemudian berhasil mengantar Cannes masuk kompetisi Piala UEFA di akhir musim 1991—92.

Zidane kemudian ditransfer ke Girondins de Bordeaux pada musim 1992-93, dan kemudian mengantar klub tersebut menjuarai Piala Intertoto musim 1995 dan runner-up Piala UEFA musim 1995-96. Rekannya di Bordeaux adalah Bixente Lizarazu dan Christophe Dugarry, yang kemudian kelak akan menjadi trio kuat di timnas Prancis pada Piala Dunia FIFA 1998. Pada musim 1995, pelatih Blackburn Rovers Ray Harford sempat menawarkan kontrak pada Zidane dan Dugarry, namun Zidane menolak tawaran dari klub Inggris tersebut.[3]

Pada tahun 2001 Zizou ditransfer dari klub Italia, Juventus ke Real Madrid dengan kontrak selama 4 tahun. Biaya transfer sebesar €66 juta, membuat ia menjadi pemain sepak bola dengan transfer termahal di dunia. Ia mencetak gol kemenangan 2-1 melawan klub Jerman, Bayer Leverkusen pada 2001-2002 Final Champions League di Glasgow di Hampden Park. Tahun berikutnya di Piala Dunia FIFA 2002 ia hanya tampil sekali membela Prancis karena didera cedera. Dalam turnamen tersebut, Prancis tidak berhasil mencetak satu golpun dan terpuruk di dasar grup pada babak pertama sehingga gagal lolos ke babak berikutnya.

Tahun 2004 setelah Piala Eropa 2004 berakhir, Zidane pensiun dari sepak bola internasional, namun saat Prancis mengalami kesulitan untuk meloloskan diri ke Piala Dunia FIFA 2006, Zidane mengumumkan pada Agustus 2005 bahwa ia akan kembali bermain di tim nasional. Prancis akhirnya lolos, tetapi Zidane yang baru melalui musim yang dipenuhi cedera di Madrid, memutuskan bahwa ia akan mundur setelah Piala Dunia tersebut berakhir.

Pada tanggal 25 April 2006, Zizou secara resmi mengumumkan keputusannya untuk mundur dari klub dan tim nasional sepak bola Prancis setelah Piala Dunia FIFA 2006.[4]

Zidane pada tahun 2004.

Pada tanggal 7 Mei 2006 Zizou memainkan pertandingan terakhir sebagai tuan rumah untuk Real Madrid di Stadion Santiago Bernabéu. Pemain Real Madrid memakai baju kaus khusus yang bertanda "ZIDANE 2001 - 2006" tertulis di bawah logo klub. Seperti yang dapat diduga, pendukung Real Madrid memberikan dia sambutan yang hangat dan mendukung Zizou sepanjang pertandingan. Pertandingan ini melawan Villareal dan, sayangnya untuk Zizou, hasil terbaik yang diperoleh Real Madrid adalah seri 3–3. Zizou mencetak gol kedua untuk Real Madrid tanpa perayaan besar-besaran. Zizou menukar baju kausnya dengan Juan Roman Riquelme, pemain Villareal dan gelandang Argentina. Pada akhir pertandingan, pendukung Real Madrid mengucapkan selamat jalan untuk Zizou dengan memberi ia tepuk tangan panjang, yang membuatnya menitikkan air mata.

Piala Dunia FIFA 2006

Pada dua pertandingan awal Piala Dunia FIFA 2006, ia tampil buruk dan bahkan harus absen pada pertandingan ketiga akibat akumulasi kartu kuning. Zidane kemudian menunjukkan kembali permainan terbaiknya di babak-babak berikutnya, dimulai dari pertandingan melawan Spanyol digugurkan 3–1, lalu Brasil ditaklukkan 1–0, dan kemudian Portugal dikalahkan 1–0. Dengan bentuk permainannya saat itu, banyak yang berharap bahwa Zidane akan menggantung sepatu dengan indah dengan mengalahkan Italia pada pertandingan final, namun kariernya berakhir pahit saat ia dikartu merah wasit Horacio Elizondo pada pertandingan final akibat menanduk bek Italia, Marco Materazzi di bagian dada.

Walaupun karier sepak bolanya berakhir pahit Zidane terpilih sebagai pemain terbaik Piala Dunia 2006 versi FIFA dan para wartawan yang meliput ajang tersebut dengan mendapat 2012 poin, kapten Italia Fabio Cannavaro di posisi dua dengan 1977 poin, dan pemain Italia lainnya, Andrea Pirlo di posisi tiga dengan 715 poin. Alasan ia dipilih menjadi pemain terbaik karena berhasil menampilkan penampilan yang menawan serta menunjukkan kepemimpinan yang baik dalam membawa Prancis yang terseok-seok di babak penyisihan grup sampai ke babak final. Pelatih Prancis Domenech dan sang "Kaisar" Beckenbauer membela keputusan FIFA untuk tetap memberikan gelar tersebut meskipun Zizou dianggap melakukan tindakan bodoh tersebut terhadap Materazzi. Materazzi mungkin dianggap mengatakan kata-kata yang sangat menyinggung pemain terbaik dunia 3 kali tersebut sehingga membuat ia menjadi emosi dan akhirnya melakukan tindakan tersebut.

Menurut laporan BBC, pemilihan Pemain Terbaik dilakukan pada masa istirahat setelah babak pertama. Koresponden BBC, Gordon Farquhar, berpendapat bahwa "jika kita menanyakan kepada para wartawan yang telah melakukan pemilihan tersebut setelah pertandingan berakhir - apakah mereka akan mengubah suaranya - mungkin mereka akan melakukannya".[5]

Lagu berjudul Headbutt yang terinspirasi dari serudukan kepala Zinedine Zidane ke dada Marco Materazzi di final Piala Dunia FIFA 2006 menjadi lagu yang paling terkenal di Prancis. Dalam dua setengah pekan awal, ada 80.000 pengunduh lagu tersebut di situs.

Gaya bermain

Setelah penampilan yang sangat fantastis di Piala Dunia FIFA 1998 dan Piala Eropa 2000, tidak sedikit publik sepak bola yang menganggapnya sebagai pemain terbaik di dunia. Kelebihan dan keahliannya melakukan dribbling dan penguasaan bola sering membuat pemain lawan merasa frustasi karena sulitnya merebut bola darinya. Pelatih-pelatih pun beranggapan bahwa memaksakan man-to-man marking terhadap Zidane adalah pekerjaan sia-sia. Bahkan produsen olahraga asal Jerman Adidas membuat "formasi baru" yakni 4-Zidane-2.

Manajer sepak bola

Setelah mengarungi dunia sepak bola sebagai pemain akhirnya Zidane memutuskan untuk menjadi pelatih dan manajer sepak bola. Dia tidak dimungkiri lagi adalah seorang pemain sepak bola yang hebat pada zamannya. Zidane banyak meraih banyak penghargaan sebagai pemain sepak bola. Karier sebagai seorang manajer sepak bola akan baru menempuh pembuktian ketika dia terpilih sebagai manajer Real Madrid pasca pemecatan Rafa Benitez pada bulan Januari 2016.

Pertandingan pertamanya sebagai manajer baru klub berlangsung lima hari kemudian, ketika Real Madrid mengalahkan Deportivo La Coruña 5-0 dalam pertandingan La Liga. Dalam El Clásico pertamanya sebagai pelatih, yang diadakan pada 2 April di Camp Nou, Zidane memimpin klubnya meraih kemenangan 2-1 atas Barcelona untuk mengakhiri rekor 39 pertandingan tak terkalahkan Barca.

Pada tanggal 4 Mei, Zidane memimpin Real Madrid ke tempat di Final Liga Champions UEFA 2016 dengan mengalahkan Manchester City 1-0 secara agregat. Di La Liga, Real Madrid menjadi runner up, hanya terpaut satu poin dari Barcelona. Di final Liga Champions pada tanggal 28 Mei, Real Madrid mengalahkan sesama klub Madrid Atlético Madrid dalam adu penalti untuk merebut Piala Eropa ke-11 (La Undécima) dalam sejarah klub. Zidane menjadi orang ketujuh yang memenangkan Piala Eropa (sekarang Liga Champions UEFA) baik sebagai pemain dan pelatih dan orang kedua (setelah Miguel Muñoz) yang memenangkan trofi bersama Real Madrid sebagai pemain dan pelatih, dan yang pertama Pelatih Prancis, kecuali Prancis-Argentina Helenio Herrera.

Dalam musim penuh pertamanya sebagai pelatih, Real Madrid mencatat rekor klub 16 kemenangan La Liga berturut-turut dengan mengalahkan Espanyol 2-0 pada tanggal 18 September 2016, menyalip rekor mereka sebelumnya 15 pertandingan pada 1960-61 dan menyamai rekor berturut-turut Kemenangan La Liga atas Barcelona ditetapkan pada 2010–11. Pada 18 Desember, Real Madrid mengalahkan klub Jepang Kashima Antlers 4–2 di final Piala Dunia Antarklub FIFA 2016, dengan Cristiano Ronaldo mencetak hat-trick.

Pada 12 Januari 2017, hasil imbang Madrid melawan Sevilla FC di leg kedua babak 16 besar Copa del Rey membuatnya memenangkan pertandingan ke-40 berturut-turut tanpa kekalahan – menciptakan rekor Spanyol baru, mengalahkan rekor 39 pertandingan tak terkalahkan Luis Enrique bersama Barcelona. Zidane kemudian membawa Madrid meraih gelar La Liga, yang ke-33 dalam sejarah, dengan mengalahkan Málaga 2-0.

Pada 3 Juni 2017, Zidane memimpin Real Madrid meraih kemenangan 4-1 melawan klub Italia Juventus di Final Liga Champions UEFA 2017 di Cardiff untuk merebut Piala Eropa ke-12 klub (La Duodécima). Kemenangan ini berarti bahwa Madrid adalah tim pertama yang memenangkan Liga Champions back-to-back, serta mencatat gelar ganda pertama Zidane sebagai pelatih, dan klub pertama sejak 1956-1957. Dengan kemenangan Liga Champions, Zidane menjadi manajer kedua yang memenangkan Piala Eropa dalam dua musim pertamanya dalam manajemen, bersama dengan sesama pelatih Real Madrid José Villalonga.

Dia kemudian memenangkan Piala Super UEFA 2017 2-1 melawan Manchester United pada 8 Agustus. Ini berarti Zidane adalah manajer pertama yang memenangkan dua Piala Super UEFA berturut-turut sejak Milan asuhan Arrigo Sacchi pada 1990. Lima hari kemudian, Real Madrid mengalahkan Barcelona di Camp Nou 1-3 di leg pertama Piala Super Spanyol 2017. Tiga hari kemudian, Real memenangkan leg kedua dengan agregat 2-0, 5-1, sekaligus mengakhiri rekor skor beruntun Barcelona di El Clásico. Gelar ini mengikat Zidane dengan Vicente del Bosque sebagai pelatih Real Madrid tersukses ketiga dengan 7 gelar, terpaut satu gelar dari Luis Molowny, namun masih terpaut 7 gelar dari Miguel Muñoz. Ini juga berarti, bahwa pada saat itu, Zidane telah memenangkan banyak gelar dalam posisi kepelatihannya di Real Madrid seperti halnya kekalahan selama masa jabatannya. Kesuksesan Zidane membuatnya dinobatkan sebagai Pelatih Pria Terbaik FIFA pada tahun 2017. Pada bulan Desember 2017, Zidane memenangkan trofi kedelapan sebagai pelatih ketika Real mengalahkan Grêmio di Piala Dunia Antarklub FIFA 2017 di Uni Emirat Arab. Pada tanggal 26 Mei, Zidane memenangkan Liga Champions untuk ketiga kalinya berturut-turut, mengalahkan Liverpool 3-1 di final. Dia menjadi salah satu dari tiga manajer, bersama Bob Paisley dan Carlo Ancelotti, untuk memenangkan Piala Eropa tiga kali, sementara juga menjadi pelatih pertama yang memenangkan trofi dalam tiga musim berturut-turut.

Pada tanggal 31 Mei, lima hari setelah final Liga Champions, Zidane mengumumkan pengunduran dirinya sebagai pelatih Real Madrid, dengan alasan "perlunya perubahan" klub sebagai alasannya untuk pergi.

Kembali ke Real Madrid

Menyusul beberapa hasil buruk untuk Real Madrid dalam beberapa bulan setelah kepergian Zidane – yang berpuncak pada eliminasi dari babak semifinal Copa del Rey di kandang sendiri dari Barcelona, kekalahan liga dari lawan yang sama di tempat yang sama yang membuka selisih 12 poin antara klub, dan kekalahan kandang 4-1 yang tak terduga dari Ajax di Liga Champions yang mengakhiri kesuksesan jangka panjang dalam kompetisi itu, semua dalam waktu seminggu – mantan rekan setimnya Santiago Solari (yang sendiri hanya memiliki telah menjabat selama lima bulan, setelah masa jabatan Julen Lopetegui yang sama singkatnya) dipecat dan Zidane kembali sebagai pelatih kepala Real Madrid pada 11 Maret 2019, dengan kontrak hingga musim panas 2022.

Pada 16 Juli 2020, Zidane memenangkan La Liga untuk kedua kalinya dalam karier kepelatihannya. Pola pikir kolektifnya dipuji oleh media internasional dan Spanyol, ketika Real Madrid memecahkan beberapa rekor, termasuk jumlah pencetak gol dan mempertahankan rekor pertahanan liga terbaik mereka dalam 30 tahun, serta 21 pemainnya berhasil masuk daftar pencetak gol selama musim 2019–2020. Pada 27 Mei 2021, Zidane meninggalkan Real Madrid untuk kedua kalinya.

[6]

Statistik karier

Penampilan KlubLigaPialaBenuaTotal
MusimKlubLigaTampilGolTampilGolTampilGolTampilGol
PrancisLigaCoupe de FranceEropaTotal
1988-89CannesDivision 12000-20
1989-900000-00
1990-9128130-311
1991-923153040385
1992-93Girondins BordeauxDivision 1351041-3911
1993-943463062438
1994-953764141458
1995-96336101594915
ItaliaLigaPiala ItaliaEropaTotal
1996-97JuventusSerie A29520102417
1997-98327511134811
1998-9925250100402
1999-003243160415
2000-013362040396
SpanyolLigaCopa del ReyEropaTotal
2001-02Real MadridLa Liga31792934912
2002-03339101434812
2003-04336711035010
2004-0529610100406
2005-062995040389
NegaraPrancis20034182291224748
Italia1512417241520931
Spanyol1553723347922549
Total5069558711726681128
Gol Internasional[7]
GolTanggalStadionLawanSkorHasilLaga
11994-08-17Stade Chaban-Delmas, Bordeaux, Prancis  Ceko1-22-2Persahabatan
21994-08-17Stade Chaban-Delmas, Bordeaux, Prancis  Ceko2-22-2Persahabatan
31995-09-06Stade Abbe Deschamps, Auxerre, Prancis  Azerbaijan7-010-0Kualifikasi Euro 1996
41995-10-11Ghencea, Bucharest, Romania  Rumania1-31-3Kualifikasi Euro 1996
51996-02-21Curbs, Nimes, Prancis  Yunani3-13-1Persahabatan
61997-06-11Parc des Princes, Paris, Prancis  Italia1-02-2Tournoi de Prancis
71998-01-28Stade de France, Saint-Denis, Prancis  Spanyol1-01-0Persahabatan
81998-02-25Velodrome, Marseille, Prancis  Norwegia2-13-3Persahabatan
91998-05-27Mohammed V, Casablanca, Morocco  Belgia0-10-1Turnamen King Hassan II 1998
101998-07-12Stade de France, Saint-Denis, Prancis  Brasil1-03-0Final, 1998 World Cup
111998-07-12Stade de France, Saint-Denis, Prancis  Brasil2-03-0Final, 1998 World Cup
121999-09-08Hrazdan Stadium, Yerevan, Armenia  Armenia1-22-3Kualifikasi Euro 2000
132000-02-23Stade de France, Saint-Denis, Prancis  Polandia1-01-0Persahabatan
142000-06-04Mohammed V, Casablanca, Morocco  Jepang1-12-2Turnamen King Hassan II 2000
152000-06-25Jan Breydel, Bruges, Belgium  Spanyol0-11-2Quarter-final, 2000 UEFA Euro
162000-06-28King Baudouin Stadium, Brussels, Belgium  Portugal1-21-2Semi-final, 2000 UEFA Euro
172001-02-27Stade de France, Saint-Denis, Prancis  Jerman1-01-0Persahabatan
182001-03-24Stade de France, Saint-Denis, Prancis  Jepang1-05-0Persahabatan
192002-03-27Stade de France, Saint-Denis, Prancis  Skotlandia1-05-0Persahabatan
202003-03-29Stade Félix-Bollaert, Lens, Prancis  Malta4-06-0Kualifikasi Euro 2004
212003-03-29Stade Félix-Bollaert, Lens, Prancis  Malta6-06-0Kualifikasi Euro 2004
222003-04-02Renzo Barbera, Palermo, Italia  Israel0-21-2Kualifikasi Euro 2004
232004-06-06Stade de France, Saint-Denis, Prancis  Ukraina1-01-0Persahabatan
242004-06-13Estádio da Luz, Lisbon, Portugal  Inggris1-12-1Group Stage, 2004 UEFA Euro
252004-06-13Estádio da Luz, Lisbon, Portugal  Inggris2-12-1Group Stage, 2004 UEFA Euro
262004-06-21Stadion Municipal, Coimbra, Portugal   Swiss0-11-3Group Stage, 2004 UEFA Euro
272005-08-17Mosson, Montpellier, Prancis  Pantai Gading2-03-0Persahabatan
282005-10-12Stade de France, Saint-Denis, Prancis  Siprus1-04-0Kualifikasi Piala Dunia FIFA 2006
292006-06-27Niedersachsenstadion, Hannover, Jerman  Spanyol1-31-316 besar, 2006 FIFA World Cup
302006-07-05Allianz Arena, München, Jerman  Portugal0-10-1Semi-final, 2006 FIFA World Cup
312006-07-09Stadion Olimpiade, Berlin, Jerman  Italia0-11-1Final, 2006 FIFA World Cup


Prestasi

Sebagai pemain

Bordeaux

Juventus

Real Madrid

Prancis

Sebagai asisten pelatih

Real Madrid

Sebagai pelatih

Real Madrid

Lain-lain

  • Pada tanggal 6—8 Juli 2007, Zidane datang ke Indonesia dalam rangka sebagai Duta grup Danone untuk program sepak bola anak-anak dunia.[8]

Referensi

Pranala luar