Bandar Udara Internasional I Gusti Ngurah Rai

bandar udara di Indonesia

Bandar Udara Internasional I Gusti Ngurah Rai (Inggris: I Gusti Ngurah Rai International Airport) (IATA: DPSICAO: WADD), adalah bandar udara internasional yang terletak di sebelah selatan Bali, Indonesia, tepatnya di Kecamatan Kuta, Badung, Bali, sekitar 13 km dari Denpasar. Bandar Udara Internasional Ngurah Rai merupakan bandara tersibuk kedua di Indonesia, setelah Bandara Internasional Soekarno-Hatta dan pintu gerbang penerbangan internasional utama dari Indonesia bagian tengah serta timur.[2]

Bandar Udara Internasional
I Gusti Ngurah Rai

I Gusti Ngurah Rai
International Airport
Informasi
JenisPublik
PemilikPT Aviasi Pariwisata Indonesia (Persero)
PengelolaAngkasa Pura I
MelayaniSarbagita
LokasiBadung, Bali, Indonesia
Maskapai penghubung
Maskapai utama
Ketinggian dpl4 mdpl
Koordinat08°44′53″S 115°10′03″E / 8.74806°S 115.16750°E / -8.74806; 115.16750 115°10′03″E / 8.74806°S 115.16750°E / -8.74806; 115.16750
Situs webhttps://www.bali-airport.com/
Peta
DPS/WADD di Badung
DPS/WADD
DPS/WADD
DPS/WADD di Bali
DPS/WADD
DPS/WADD
Lokasi di Bali
DPS/WADD di Indonesia
DPS/WADD
DPS/WADD
Lokasi di Indonesia
DPS/WADD di Asia Tenggara
DPS/WADD
DPS/WADD
DPS/WADD (Asia Tenggara)
DPS/WADD di Asia
DPS/WADD
DPS/WADD
DPS/WADD (Asia)
Landasan pacu
ArahPanjangPermukaan
kakim
09/279,8433,000Aspal
Statistik (2022)
Penumpang12.523.546 (Kenaikan 231%)
Pergerakan pesawat87.558 (Kenaikan 141%)
Sumber: Laporan Tahunan PT Angkasa Pura I[1]

Sejarah

Pesawat DC-3 Dakota Belanda di lapangan terbang Kuta tahun 1949

Bandar Udara Ngurah Rai dibangun pada tahun 1930 oleh Departement Voor Verkeer en Waterstaats (semacam Departemen Pekerjaan Umum). Landas pacu berupa airstrip sepanjang 700 meter dari rumput di tengah ladang dan pekuburan di desa Tuban. Karena lokasinya berada di Desa Tuban, masyarakat sekitar menamakan airstrip ini sebagai Pelabuhan udara Tuban.[3] Tahun 1935 sudah dilengkapi dengan peralatan telegraf dan KNILM (Koninklijke Nederlands Indische Luchtvaar Maatschappij) atau Royal Netherlands Indies Airways mendarat secara rutin di South Bali (Bali Selatan), yang merupakan nama lain dari Pelabuhan Udara Tuban.

Tahun 1942 South Bali Airstrip dibom oleh Tentara Jepang, yang kemudian dikuasai untuk tempat mendaratkan pesawat tempur dan pesawat angkut mereka. Airstrip yang rusak akibat pengeboman diperbaiki oleh Tentara Jepang dengan menggunakan Pear Still Plate (sistem plat baja).
Lima tahun berikutnya (1942–1947), airstrip mengalami perubahan. Panjang landas pacu bertambah menjadi 1,2 km dari semula 700 meter. Tahun 1949 dibangun gedung terminal dan menara pengawas penerbangan sederhana yang terbuat dari kayu. Komunikasi penerbangan menggunakan transceiver kode morse.[3]

Untuk meningkatkan kepariwisataan Bali, Pemerintah Indonesia kembali membangun gedung terminal internasional dan perpanjangan landas pacu ke arah barat yang semula 1,2 km menjadi 2,7 km dengan overrun 2×100 meter. Proyek yang berlangsung tahun 19631969 diberi nama Proyek Bandara Tuban dan sekaligus sebagai persiapan internasionalisasi Pelabuhan Udara Tuban.

Proses reklamasi pantai sejauh 1,5 km dilakukan dengan mengambil material batu kapur yang berasal dari Ungasan dan batu kali serta pasir dari Sungai Antosari – Tabanan. Seiring selesainya temporary terminal dan runway pada Proyek Bandara Tuban, pemerintah meresmikan pelayanan penerbangan internasional di Pelabuhan Udara Tuban, tanggal 10 Agustus 1966.[3]

Bandara Ngurah Rai.

Nama bandara ini diambil dari nama I Gusti Ngurah Rai, seorang pahlawan Indonesia yang tewas saat melawan pasukan Belanda pada tanggal 20 November 1946.

Penyelesaian Pengembangan Pelabuhan Udara Tuban ditandai dengan peresmian oleh Presiden Soeharto pada tanggal 1 Agustus 1969, yang sekaligus menjadi momen perubahan nama dari Pelabuhan Udara Tuban menjadi Pelabuhan Udara Internasional Ngurah Rai (Bali International Airport Ngurah Rai).
Untuk mengantisipasi lonjakan penumpang dan kargo, maka pada tahun 19751978 Pemerintah Indonesia kembali membangun fasilitas-fasilitas penerbangan, antara lain dengan membangun terminal internasional baru. Gedung terminal lama selanjutnya dialihfungsikan menjadi terminal domestik, sedangkan terminal domestik yang lama digunakan sebagai gedung kargo, usaha jasa katering, dan gedung serba guna.[3]

Pengembangan Fasilitas Bandara dan Keselamatan Penerbangan (FBUKP) Tahap I

Proyek FBUKP tahap I (1990–1992) meliputi Perluasan Terminal yang dilengkapi dengan garbarata (aviobridge), perpanjangan landas pacu menjadi 3 km, relokasi taxiway, perluasan apron, renovasi dan perluasan gedung terminal, perluasan pelataran parkir kendaraan, pengembangan gedung kargo, gedung operasi serta pengembangan fasilitas navigasi udara dan fasilitas catu bahan bakar pesawat udara.[3]

Pengembangan Fasilitas Bandara dan Keselamatan Penerbangan (FBUKP) Tahap II

Proyek FBUKP tahap II (1998–2000), pengembangan bandara dikerjakan oleh Direktorat Jenderal Perhubungan Udara, antara lain dengan memanfaatkan hutan bakau seluas 12 ha untuk digunakan sebagai fasilitas keselamatan penerbangan.[3]

Pengembangan Fasilitas Bandara dan Keselamatan Penerbangan (FBUKP) Tahap III

Rencana Proyek FBUKP tahap III meliputi Pengembangan Gedung Terminal, Gedung Parkir, dan Apron. Luas terminal domestik saat ini hanya akan dikembangkan hingga total luasnya mencapai 12.000 m² yang nantinya akan digunakan sebagai terminal internasional. Adapun eksisting terminal internasional akan dialihfungsikan menjadi terminal domestik. Dengan kondisi tersebut, Bandara Ngurah Rai akan mampu menampung hingga 25 juta penumpang.[3]

Rencana bandar udara baru

Dengan pertumbuhan jumlah penumpang sekitar 12-15 % per tahun, Bandara Internasional Ngurah Rai akan mencapai 20 juta penumpang per tahun pada 2017, yang mana merupakan kapasitas penuhnya saat ini. Memperpanjang landas pacu yang ada saat ini mustahil dilakukan karena banyaknya permukiman padat penduduk di sekitar bandara, atau dampak lingkungan akibat reklamasi. Sebuah lokasi untuk bandara internasional baru yang lebih besar dengan 2 landas pacu telah diidentifikasi di bagian utara Pulau Bali, tepatnya di bagian timur Kabupaten Buleleng.

Terminal

Bandara ini memiliki satu terminal domestik dan satu terminal internasional.

Terminal Domestik

Saat ini, terminal domestik menempati area terminal internasional lama. Terminal domestik keberangkatan memiliki 8 gerbang, gerbang 1A, 1B, 1C, 2, 3, 4, 5, dan 6. Terminal domestik kedatangan memiliki 4 pengambilan bagasi.

Terminal Internasional

Area pengambilan bagasi terminal kedatangan internasional Bandara Ngurah Rai, Bali

Terminal internasional sudah selesai direnovasi. Untuk keberangkatan berada di lantai 3 dan kedatangan ada di lantai 1. Terminal internasional keberangkatan memiliki 14 gerbang. Gerbang 1A, 1B, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9A, dan 9B berada di lantai 3 dan gerbang 10, 11, dan 12 ada di lantai 1. Untuk gerbang keberangkatan internasional difasilitasi garbarata (aviobridge). Terminal internasional kedatangan memiliki 7 pengambilan bagasi. Terdapat pula fasilitas Visa on Arrival (VOA) dan imigrasi serta bea cukai (custom) di area kedatangan internasional.

Momen bersejarah

  • Pada tanggal 1 Juni 2023, Emirates dengan nomor Penerbangan 368 mendarat dan melakukan parkir di Gerbang 9. Momen ini menjadi awal dari layanan penerbangan terjadwal dengan A380 di Indonesia.

Maskapai penerbangan dan tujuan

Berikut adalah destinasi maskapai berjadwal reguler dan charter dari dan menuju Bandar Udara Internasional I Gusti Ngurah Rai.

MaskapaiTujuan
Aero Dili Dili
AirAsia Kuala Lumpur–Internasional
AirAsia X Kuala Lumpur–Internasional
Air New Zealand Auckland[4]
Batik Air Adelaide,[5] Bangkok–Don Mueang, Jakarta–Halim Perdanakusuma, Jakarta–Soekarno–Hatta, Labuan Bajo, Medan,[6] Melbourne,[7] Perth, Singapura,[8] Sydney[7]
Batik Air Malaysia Brisbane, Kuala Lumpur–Internasional, Melbourne, Perth, Sydney
Cathay Pacific Hong Kong
Cebu Pacific Manila
China Airlines Taipei–Taoyuan
China Eastern Airlines Shanghai–Pudong
China Southern Airlines Guangzhou
Citilink Balikpapan, Bandung-Kertajati, Dili, Jakarta–Halim Perdanakusuma, Jakarta–Soekarno–Hatta, Labuan Bajo, Lombok, Makassar, Perth, Port Moresby, Surabaya, Tambolaka
Emirates Dubai—Internasional
EVA Air Taipei–Taoyuan
Garuda IndonesiaHong Kong,[9] Jakarta–Soekarno–Hatta, Makassar,[10] Melbourne[11], Seoul–Incheon,[12] Singapura, Sorong, Surabaya, Sydney, Tokyo–Narita,[13] Yogyakarta–Internasional
Hong Kong Airlines Hong Kong
Indonesia AirAsia Balikpapan, Bangkok–Don Mueang, Banjarmasin,[14], Bandung-Kertajati, Jakarta–Soekarno–Hatta, Kuala Lumpur–Internasional, Kupang (dimulai 16 Desember 2023), Labuan Bajo, Perth, Singapura, Solo, Surabaya, Yogyakarta–Internasional
Juneyao Air Shanghai–Pudong[15]
Jetstar Airways Adelaide, Brisbane, Darwin, Melbourne, Perth, Sydney
Jetstar Asia Airways Singapura
KLM Amsterdam, Singapura
Korean Air Seoul–Incheon[16]
Lion Air Balikpapan, Kupang, Makassar, Manado, Semarang,[17] Solo, Surabaya, Yogyakarta–Internasional
Charter: Chengdu–Shuangliu, Guangzhou, Hong Kong, Shanghai–Pudong, Shenzhen, Tianjin, Ürümqi, Wenzhou, Wuhan, Xi'an
Malaysia Airlines Kuala Lumpur–Internasional
NAM Air Jakarta–Soekarno–Hatta, Kupang, Tambolaka
Pelita Air Jakarta–Soekarno–Hatta
Philippines AirAsia Manila
Philippine Airlines Manila
Qantas Melbourne, Sydney
Qatar Airways Doha
Scoot Singapura
Singapore Airlines Singapura
Sriwijaya Air Makassar
Super Air Jet Majalengka-Kertajati, Jakarta–Soekarno–Hatta, Samarinda (mulai 26 April 2024),[18] Surabaya
Thai AirAsia Bangkok–Don Mueang
Thai Airways International Bangkok–Suvarnabhumi
TransNusa Jakarta–Soekarno–Hatta
Turkish Airlines Istanbul
VietJet Air Hanoi, Kota Ho Chi Minh
Virgin Australia Adelaide,[19] Brisbane, Gold Coast, Melbourne, Sydney
Wings Air Bima, Ende, Kupang, Labuan Bajo, Lombok, Maumere, Tambolaka, Waingapu
Xiamen Airlines Xiamen

Statistik

Lihat kueri mentah dan sumber di Wikidata.

Jumlah penumpang Bandara Ngurah Rai sebelum pandemi Covid-19 mencapai puncaknya pada tahun 2019 dengan total sebanyak 24,1 juta penumpang. Pada tahun tersebut, rasio jumlah penumpang internasional lebih banyak yaitu sebesar 57,45 % dibandingkan jumlah penumpang domestik 42,55%. Bandara Ngurah Rai merupakan satu-satunya bandara di Indonesia dengan dengan jumlah penumpang internasional yang lebih mendominasi. Berikut merupakan statistik jumlah penumpang Bandara Ngurah Rai:

Jumlah Penumpang Bandara Ngurah Rai (juta)
Jumlah Penumpang Bandara Ngurah Rai
TahunJumlah Penumpang
20088.470.566
20099.621.714
201011.120.171
201112.771.874
201214.188.694
201315.630.839
201417.271.415
201517.108.387
201619.986.415
201721.052.592
201823.779.178
201924.168.133
20206.236.713
20213.778.807
202212.523.546
202321.451.411

Sumber: Laporan Kerbelanjutan Tahunan PT Angkasa Pura I[20][21][22].

Transportasi umum

Bus

Bandara Ngurah Rai dilayani oleh dua sistem Bus Rapid Transit, yaitu Trans Sarbagita dan Trans Metro Dewata. Koridor yang melayani bandara adalah sebagai berikut:

Jenis angkutan umumKoridorRute
Trans Metro Dewata K2B GOR Ngurah Rai–Bandara Ngurah Rai
Trans Sarbagita TS1 GOR Ngurah Rai–Garuda Wisnu Kencana
 TS2 GOR Ngurah Rai–Nusa Dua

Komandan

Pejabat Komandan Lanud Ngurah Rai sebagai berikut:


  1. Mayor Nav Djaelani (1980-1983)
  2. Mayor Nav Boedi Santoso (1983-1986)
  3. Letkol Psk Soeprapto (1986-1989)
  4. Mayor Pnb Abiadi Hasan (1989-1991)
  5. Letkol Pnb Iwan Sidi (1991-1994)
  6. Letkol Pnb Daryatmo (1994-1996)⭐⭐⭐
  7. Letkol Nav Sudjadijono, S.E. (1996-1997)⭐⭐
  8. Letkol Pnb H.J. Yusuf (1997-1998)
  9. Letkol Pnb Putut Sukartono (1998-2000)
  10. Letkol Pnb Anastasius Sumadi (2000-2002)
  11. Letkol Pnb Yoyok Yekti Setyono (2002-2004)
  12. Letkol Pnb M. Wisnu Herlambang (2004-2006)
  13. Letkol Pnb Agustinus Gustaf Brugman (2006-2008)⭐⭐⭐
  14. Letkol Pnb Umar Fathurrohman, S.Ip., M.Si., M.Tr.(Han). (2008-2009)⭐
  15. Letkol Pnb Aldrin Petrus Mongan, S.T., M.Hum., M.Han. (2009-2010)
  16. Letkol Pnb Jumarto, S.T., M.M. (2010-2012)
  17. Letkol Pnb Atang Sudradjat (2012-2013)

Perubahan Status Menjadi Type B


  1. Kolonel Pnb Sugiharto Prapto Waruju, S.Sos. (2013-2015)⭐
  2. Kolonel Pnb Danet Hendriyanto, S.Sos. (2015-2016)⭐
  3. Kolonel Pnb Wayan Superman (2016-2018)⭐
  4. Kolonel Pnb Wibowo Cahyono Soekadi, S.Sos. (2018-2019)
  5. Kolonel Pnb Radar Soeharsono (2019-2021)
  6. Kolonel Pnb Reza Ranesa R. Satranegara., S.Sos., M.A.P. (2021-2022)
  7. Kolonel Pnb Putu Sucahyadi, S.A.P., M.Sc., M.M.S. (2022-2023)
  8. Kolonel Pnb Agni Prayogo, S.E. (2023-Sekarang)

Lihat pula

Referensi

Pranala luar