China Airlines

perusahaan asal Taiwan

China Airlines (Hanzi: 中華航空公司, Pinyin: Zhōnghuá Hángkōng) adalah maskapai penerbangan nasional Republik Tiongkok (Taiwan). Maskapai ini berkantor pusat di Bandara Internasional Taoyuan Taiwan.

China Airlines
中華航空股份有限公司
Zhōnghuá Hángkōng Gōngsī
IATAICAOKode panggil
CICALDYNASTY
Didirikan7 September 1959
Mulai beroperasi16 Desember 1959
PenghubungTaipei-Taoyuan
Kota fokus
Program penumpang setiaDynasty Flyer
Lounge bandaraDynasty Lounge
AliansiSkyTeam
Anak perusahaan
Armada87 (termasuk kargo)
Tujuan102 (termasuk kargo)
SloganJourney with a caring smile
Perusahaan indukChina Airlines Group
Kantor pusatCAL Park, Kota Taoyuan, Taiwan
Tokoh utamaHsieh Shih-chien (Ketua)
Situs webwww.china-airlines.com

Maskapai ini didirikan tahun 1959 oleh seorang bekas perwira Angkatan Udara Republik Tiongkok (ROCAF). Maskapai ini mengalami pertumbuhan pesat pada tahun 1970an, dengan perkenalan pesawat Boeing 747, yang menjadi tulang punggung penerbangan internasional maskapai ini.China Airlines mempunyai beberapa catatan kecelakaan udara yang menyebabkan kepercayaan publik terhadap maskapai ini menurun, terutama pada era 1990-an dan awal 2000-an. Ketika itu, maskapai ini banyak merekrut pilot-pilot bekas Angkatan Udara Taiwan. Untuk memperbaiki tingkat keselamatannya, maskaai ini mulai merekrut pilot sipil yang terlatih dan memiliki rekan jejak yang bagus. Maskapai ini juga memperbaiki prosedur perawatannya.

China Airlines juga telah tergabung dalam aliansi penerbangan SkyTeam pada tahun 2011. Pesaing utama maskapai ini adalah EVA Air. Maskapai ini juga memiliki anak perusahaan Mandarin Airlines dan Tiger Air Taiwan.

Data kode

  • Kode IATA: CI
  • Kode ICAO: CAL
  • Tanda panggil: Dynasty

Sejarah

China Airlines Boeing 727-100 pada tahun 1974

Dengan armada dua armada PBY Amfibi, China Airlines didirikan pada 16 Desember 1959,[1] dengan sahamnya sepenuhnya dipegang oleh pemerintah Taiwan. Didirikan oleh I Fuen,[2] pensiunan perwira angkatan udara, dan awalnya berkonsentrasi pada penerbangan charter. Selama tahun 1960-an, China Airlines mampu membangun rute terjadwal pertamanya. Pada Oktober 1962, penerbangan dari Taipei ke Hualien menjadi layanan domestik pertama maskapai tersebut.[3] Kemudian, dengan diperkenalkannya WAGB 20 dan Tupolev Tu-154, maskapai memperkenalkan penerbangan internasional ke Vietnam Selatan, Hong Kong, dan Jepang.

20 tahun berikutnya melihat pertumbuhan sporadis, tetapi jauh jangkauannya bagi perusahaan. Kemudian, maskapai ini meresmikan penerbangan keliling dunianya sendiri: (Taipei-Anchorage-New York-Amsterdam-Dubai-Taipei). 1993 melihat China Airlines terdaftar di Bursa Saham Taiwan. Kemudian CAL akan menempatkan salah satu pesanan terbesar untuk Boeing 747-400 baru. Pesawat 747-400 baru dan pesanan sebelumnya dengan Airbus untuk lebih dari selusin jet regional berbadan lebar A300B4 dan A300-600R memungkinkan pertumbuhan tujuan tambahan. Selama tahun 1990-an, China Airlines juga membeli McDonnell Douglas MD-11 dan harus bersaing dengan pesaing baru, EVA Air. Mereka juga menemukan maskapai lain untuk menangani perselisihan Tiongkok-Taiwan yang meminjam pesawat dari China Airlines sendiri.[4]

Sebagai maskapai penerbangan Republik Tiongkok (Taiwan), China Airlines telah terpengaruh oleh perselisihan status politik Taiwan, dan di bawah tekanan dari Partai Komunis Tiongkok, sehingga dilarang terbang ke sejumlah negara yang menjalin hubungan diplomatik dengan Republik Rakyat Tiongkok. Akibatnya, pada pertengahan 1990-an, anak perusahaan China Airlines, Mandarin Airlines, mengambil alih beberapa rute internasional Sydney dan Vancouver. Mulai dari 7 Oktober 1995, sebagian sebagai cara untuk menghindari kontroversi internasional, China Airlines meluncurkan logo "plum blossom",[5] menggantikan bendera nasional mereka di ekor pesawat, dan corak pesawat (livery) dari warna nasional merah-putih-biru pada badan pesawatnya.[6] Bunga plum (Prunus mume) adalah Bunga Nasional Taiwan.

Karena hubungan Lintas Selat yang membaik, penerbangan lintas selat pertama antara Taiwan dan Tiongkok diperkenalkan pada tahun 2003, dengan China Airlines penerbangan 585 Boeing 747-400 menjadi penerbangan Taiwan pertama yang mendarat secara legal di Tiongkok. (Pesawat lepas landas dari Bandara Taoyuan, berhenti di Bandara Hong Kong, dan mendarat di Bandara Pudong Shanghai.) Pada tahun 2005, penerbangan lintas selat nonstop pertama dimulai, dengan China Airlines penerbangan 581 (dari Bandara Taoyuan ke Bandara Ibu Kota Beijing) menjadi penerbangan pertama dari program ini yang berangkat dari Taiwan. Pada tahun 2008, penerbangan charter akhir pekan reguler pertama antara Taiwan dan Tiongkok mulai beroperasi, dengan penerbangan charter harian diperkenalkan di akhir tahun. Pada tahun 2009, penerbangan lintas selat yang dijadwalkan secara teratur akhirnya diperkenalkan.

Kantor pusat China Airlines di Taoyuan

China Airlines menandatangani perjanjian untuk memulai proses bergabung dengan aliansi maskapai SkyTeam pada 14 September 2010[7] dan secara resmi menjadi anggota penuh pada 28 September 2011.[8] Ini ditandai dengan pembaruan logo maskapai dan jenis huruf "China Airlines" yang tertera. Maskapai ini adalah maskapai Taiwan pertama yang bergabung dengan aliansi maskapai.

Pada Juli 2020, Yuan Legislatif Taiwan mengeluarkan resolusi kepada Kementerian Perhubungan dan Komunikasi untuk mengganti nama maskapai dan mendesain ulang livery-nya karena seringkali membingungkan karena mirip dengan Air China.[9]

Layanan

  • Program frequent-flyer: Dynasty Flyer
  • Members Lounge: Dynasty Lounge

Destinasi

Destinasi

Destinasi China Airlines (Juni 2018)

China Airlines saat ini mengoperasikan lebih dari 1.400 penerbangan setiap minggu (termasuk penerbangan kargo) ke 118 bandara di 115 kota di 4 benua (tidak termasuk codeshare; tanda kurung menunjukkan tujuan masa depan). Jepang adalah pasar yang paling penting dari maskapai, dengan lebih dari 180 penerbangan setiap minggu dari berbagai titik di Taiwan ke 14 tujuan Jepang.[10]

Ekspansi China Airlines selama ini dibatasi oleh status politik Taiwan. Penerbangan ke Tiongkok Daratan tidak diizinkan sampai tahun 2003, pada Tahun Baru Imlek penerbangan charter 585 dari Taipei-Taoyuan ke Shanghai–Pudong melalui Hong Kong menjadikan China Airlines sebagai maskapai Taiwan pertama yang mendarat secara legal di daratan Tiongkok, dan maskapai pertama yang terbang secara legal antara dua wilayah ini setelah pecah selama perang saudara. Maskapai ini sesekali mengoperasikan penerbangan charter lintas selat selama beberapa tahun hingga 2008, ketika penerbangan charter reguler dimulai. Pada tahun 2009, perjanjian layanan udara baru memungkinkan China Airlines untuk memulai penerbangan terjadwal secara teratur ke Daratan.[11] Sejak itu, Tiongkok dengan cepat menjadi pasar terbesar kedua bagi China Airlines, dengan lebih dari 130 penerbangan ke 33 tujuan di seluruh Daratan.[12]

Perjanjian codeshare

China Airlines memiliki perjanjian codeshare dengan maskapai berikut:[13][14]

Armada

Sampai pada Januari 2022, komposisi armada China Airlines adalah seperti di bawah:[20][21]

Armada China Airlines
ArmadaBeroperasiPesananPenumpangCatatan
B PE EK ETotal
Airbus A321neo223[22]12168180Pesanan sebanyak 11 unit dari perusahaan dan 14 unit disewa dengan 5 opsi

Menggantikan Boeing 737-800.[23][24]

Airbus A330-3002336277313
30277307
Airbus A350-90014[25]323136207306
Boeing 737-800178150158Akan pensiun dan digantikan oleh Airbus A321neo.[26]
153161
Boeing 777-300ER10406230226358
Armada Kargo China Airlines
Boeing 747-400F18Kargo
Boeing 777F37KargoPengiriman mulai Desember 2020.[27]

Pesanan asli untuk 3 pesawat dengan 3 opsi, kemudian diubah menjadi pesanan pasti.[28][29] 4 pesawat tambahan dipesan pada Januari 2022.[30]

Total8730

Insiden dan Kecelakaan

  • 25 Mei 2002 - China Airlines Penerbangan 611, sebuah Boeing 747-200. Pesawat ini hancur di udara (mid-air crash) setelah beberapa saat lepas landas dari Taipei, Taiwan. Ini disebabkan retakan di lambung pesawat, karena kecelakaan kecil saat mendarat di Bandara Internasional Kai Tak, Hong Kong pada 1980. Retakan kecil yang diperbaiki seadanya ini oleh China Airlines menyebabkan badan pesawat terkoyak saat letak pesawat makin tinggi. Semua 225 orang tewas. CAL 611 jatuh di Selat Taiwan, Kepulauan Penghu, Taiwan.
  • 20 Agustus 2007 - China Airlines Penerbangan 120, sebuah Boeing 737-800 terbakar setelah mendarat di Bandar Udara Naha, Okinawa, Jepang. Disebabkan oleh baut yang longgar di bagian sayap yang terlepas dan menghantam tanki BBM, mengakibatkan kebocoran yang disusul kebakaran.
  • 22 November 2010, China Airlines Penerbangan 5391, sebuah Boeing 747-400 Freighter, tergelincir di Bandar Udara John F.Kennedy, New York, Amerika Serikat.

Galeri

Referensi

Pranala luar