Kepulauan Caroline

kepulauan di Federasi Mikronesia

147°05′E / 6.050°N 147.083°E / 6.050; 147.083

Kepulauan Caroline (Islas Carolinas dalam bahasa Spanyol, Karolinen dalam bahasa Jerman) adalah sebuah kepulauan yang terletak di barat Samudera Pasifik, sampai utara Nugini. Secara politik, kepulauan tersebut terbagi antara Negara-Negara Federasi Mikronesia di bagian timur kepulauan tersebut, dan Palau di bagian paling barat. Dalam sejarah, wilayah tersebut juga disebut Nuevas Filipinas atau Filipina Baru[1] ketika kepulauan tersebut menjadi bagian dari Hindia Spanyol dan diperintah dari Manila di Filipina.

Peta Kepulauan Caroline
Letak Kepulauan Caroline
Navigator Mau Piailug (1932–2010) dari pulau Satawal, Mikronesia
Matahari tenggelam di Colonia di Yap

Deskripsi

Kepulauan tersebut terdiri dari sekitar 500 pulau karang kecil, di timur Filipina, di Samudera Pasifik.

Suku bangsa dan budaya

Para wanita sedang memancing menggunakan jaris di Chuuk (1899–1900)
"Suami dan Istri dari 'Pimlingai,' atau Kelas Budak," (1903), foto oleh Furness. Ilustrasi dari "Pulau Uang Batu: Uap of the Carolines" (1910)

Para penduduk asli berbicara menggunakan berbagai bahasa-bahasa Mikronesia yakni Pohnpeia, Chuuk, Caroline, Yap, dan Kosraea, serta Melayu-Polinesia Palau. Penduduk signifikan lainnya meliputi orang Filipina dan orang Jepang.

Penduduk asli pulau-pulau ini hidup terutama dari produk hortikultura, ikan, berbagai jenis pisang, dan taro (baik jenis "rawa" atau "ungu"). Di beberapa pulau, rumah penduduk masih dibangun menggunakan material lokal seperti ilalang kelapa. Sebagai hasil dari pekerjaan misionaris selama berabad-abad, Kristen adalah agama yang paling umum dianut di wilayah Mikronesia. Namun demikian, banyak penduduk asli yang menganut kepercayaan tradisional pada makhluk tertinggi yang disebut "Yalafar" dan roh jahat yang disebut "Can". Akan tetapi, sebagian besar, mereka tidak terlibat dalam ritus keagamaan tradisional.

Penduduk Yap terkenal memiliki mata uang yang tidak biasa. Selain uang kerang biasa, ada semacam mata uang batu, yang terdiri dari cakram atau roda besar kalsit atau batu kapur dan diameternya dari 6 inci sampai 12 kaki, dan beratnya mencapai hampir 5 ton. Ini semua digali di Kepulauan Pelew, 200 mil ke selatan, dan pasti dibawa oleh kapal pribumi atau rakit; kemudian mereka dipindahkan dengan kapal Eropa. Batu-batu itu, yang lebih merupakan token daripada uang, tidak beredar, tetapi ditumpuk di sekitar rumah harta kepala, dan tampaknya dianggap sebagai milik umum. Beberapa mungkin belum terlihat selama beberapa tahun, tetapi transfer kekayaan difasilitasi oleh pemahaman umum bahwa sebuah batu memiliki pemilik baru.[2]

Navigator Mikronesia Mau Piailug (1932-2010) berasal dari Satawal pulau Carolinian. Dia mempelajari teknik navigasi tradisional dari sekolah Weriyeng, yang telah dilestarikan setelah teknik tradisional lainnya dilupakan (sebagian karena letaknya yang jauh dari Kepulauan Carolinian). Pada tahun 1970-an, Mau berbagi ilmunya dengan anggota Masyarakat Pelayaran Polinesia. Hal ini menyebabkan kebangkitan praktik teknik navigasi Polinesia tradisional, dan memberi para antropolog pemahaman yang lebih baik tentang sejarah Polinesia dan bangsa Mikronesia.[3]

Pada tahun 1985, sebuah penelitian diterbitkan yang meneliti asal-usul kompas sidereal yang digunakan di Kepulauan Caroline.[4]

Referensi

Daftar pustaka

Pranala luar