Kota Padangsidimpuan

kota di Provinsi Sumatra Utara, Indonesia
(Dialihkan dari Kota Padang Sidempuan)


Padangsidimpuan (disingkat PSP; Surat Batak: ᯇᯑ^ ᯚᯪᯑᯔᯩ᯲ᯇᯮᯀᯉ᯲), yang sebelumnya dieja Padang Sidempuan,[6] adalah sebuah kota di provinsi Sumatera Utara, Indonesia. Padangsidimpuan merupakan kota terbesar di wilayah Tapanuli, dan seluruh wilayahnya dikelilingi Kabupaten Tapanuli Selatan. Kota ini dikenal dengan julukan Kota Salak karena kota dikelilingi oleh perbukitan dan gunung, yang menjadi kawasan perkebunan buah Salak. Salah satu gunung utama adalah Gunung Lubukraya. Buah Salak tersebut kemudian dikirim dan dijual di Kota Padangsidimpuan.[7]

Kota Padangsidimpuan
Padang Sidempuan
Transkripsi bahasa daerah
 • Surat Batak Angkolaᯇᯑᯰ ᯚᯪᯑᯔᯩ᯲ᯇᯮᯀᯉ᯲
Dari atas ke bawah, kiri ke kanan: Tugu Perjuangan Padangsidimpuan, Taman Tugu Salak, Gunung Lubukraya, Masjid Raya Al-Abror, Becak Sidimpuan.
Lambang resmi Kota Padangsidimpuan
Julukan: 
Kota Salak
Motto: 
Salumpat saindege
(Batak Angkola) Selangkah seirama, seiya sekata
Peta
Peta
Kota Padangsidimpuan di Sumatra
Kota Padangsidimpuan
Kota Padangsidimpuan
Peta
Kota Padangsidimpuan di Indonesia
Kota Padangsidimpuan
Kota Padangsidimpuan
Kota Padangsidimpuan (Indonesia)
Koordinat: 1°22′00″N 99°16′00″E / 1.3667°N 99.2667°E / 1.3667; 99.2667
Negara Indonesia
ProvinsiSumatera Utara
Tanggal berdiri17 Oktober 2001[1]
Dasar hukumUU Nomor 4 Tahun 2001[1]
Jumlah satuan pemerintahan
Daftar
Pemerintahan
 • Wali KotaH. Letnan Dalimunthe (Pj.)
 • Wakil Wali KotaLowong
 • Ketua DPRDSiwan Siswanto
Luas
 • Total159,28 km2 (61,50 sq mi)
Populasi
 • Total231.062
 • Kepadatan1.451/km2 (3,760/sq mi)
Demografi
 • AgamaIslam 90,48%
Kristen 9,14%
- Protestan 8,47%
- Katolik 0,67%
Buddha 0,38%[3]
 • BahasaBahasa Indonesia (resmi), Batak Angkola (dominan), Batak Toba
 • IPMKenaikan 78,10 (2023)
tinggi[4]
Zona waktuUTC+07:00 (WIB)
Kode BPS
1277
Kode area telepon+62 634
Pelat kendaraanBB
Kode Kemendagri12.77
APBDRp 962.155.793.285,-
PADRp 103.819.973.374,-
DAURp 527.226.559.000,-[5]
Situs webwww.padangsidimpuankota.go.id

Sejarah

Gapura selamat datang di Kota Padangsidimpuan

Asal Nama dan Perkembangan Kota di masa Hindia Belanda

Nama kota ini berasal dari "Padang na dimpu", dalam Bahasa Batak Angkola; padang artinya hamparan atau kawasan luas, na artinya yang, dan dimpu artinya tinggi, sehingga dapat diartikan "hamparan yang luas yang berada di tempat yang tinggi." Pada zaman dahulu daerah ini merupakan tempat persinggahan para pedagang dari berbagai daerah, pedagang ikan dan garam dari Sibolga–Padangsidimpuan–Panyabungan, Padang Bolak (Padang Lawas Utara)–Padangsidimpuan–Sibolga.[8]

Kota Padangsidimpuan Tertulis di dalam Sejarah sejak adanya Perang Padri yang terjadi di Sumatera Barat, yang Ketika itu, salah satu Pimpinan Pasukan Perang Paderi yang Dipimpin Oleh Tuanku Imam Lelo Membangun kawasan Benteng yang kelak menjadi cikal Berdirinya Kota ini. Pada zaman Kolonial Hindia Belanda, Kota Padangsidimpuan pernah ditetapkan sebagai Ibukota Keresidenan Tapanuli, (1883-1906), Sebelum dipindahkan ke Kota Sibolga. dan seiring dengan perkembangan kota ini, Pemerintah Kolonial Belanda melalui Peraturan Staatsblad No.563/1937, Menaikkan status Padangsidimpuan menjadi Setingkat kota. dan pembagian Administratif kota pada saat itu dibagi menjadi 6 Wek (Wijk), yakni Wek I (Kampung Marancar), Wek II (Pasar Julu), Wek III (Kampung Teleng), Wek IV (Kampung Jawa dan Kantin), Wek V (Pasar Siborang dan Sitamiang), dan Wek VI (Kampung Darek).

Sehingga, Kota ini semakin berkembang dan menjadi pusat Perekonomian di Kawasan Tapanuli, seiring dengan berkembangnya industri perkebunan seperti Karet dan Kopi, dan juga Sektor perdagangan, Seperti Perdagangan Garam (Sira), Ikan dan Komoditas lainnya yang berasal dari Daerah Sekitarnya.

Pesanggrahan Kota Padangsidimpuan Antara tahun 1920-1930an Yang menjadi tempat tinggal dan pusat pemerintahan bagi para pegawai Kolonial Hindia Belanda

Pada Masa Revolusi Indonesia (1945-1949)

Sejak Presiden Soekarno Memproklamirkan Kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945, Masuknya Berita Proklamasi Kemerdekaan dibawa Oleh Pejuang dari Kawasan Sibolga dan Kota Bukittinggi. Tanggal 15 Juli 1947, Mohammad Hatta Mengunjungi Kota Padangsidimpuan dalam rangka Kunjungan kerja dari Bukittinggi Menuju Medan, yang saat itu sedang terjadinya Agresi Militer Belanda yang bertujuan untuk Mempertahankan Republik Indonesia dari Serangan Agresi Militer Belanda II[9].

Setelah Kunjungan Mohammad Hatta Ke Kota Padangsidimpuan, Pada Tahun 1948, Presiden Soekarno mengunjungi Kota Padangsidimpuan dan disambut dengan hangat ketika tiba di kota ini, Presiden Soekarno Memberikan Pidatonya di dua tempat di Kota ini, di Pasar Batu, dan Sebuah Lapangan (kini Menjadi Mesjid Raya Al-Abror/Mesjid Raya Baru).[10] yang menjadi penanda Bahwa Presiden Soekarno ingin Memberikan Semangat Perjuangan Kepada Masyarakat Tapanuli, dan rakyat yang menyambutnya tidak hanya berasal dari Kawasan kota Padangsidimpuan dan Tapanuli Saja, melainkan datang dari Labuhan Batu dan Pasir Pangaraian. dan Akhirnya Presiden Soekarno Melanjutkan lagi Perjalanannya ke Sibolga dan Tarutung.

Menjadi Ibukota Kabupaten Tapanuli Selatan (1948-2001)

Melalui UU No.10 tahun 1948, Provinsi Sumatera Utara mencakup tiga Wilayah Keresidenan, yaitu Keresidenan Aceh, Keresidenan Sumatra Timur, dan Keresidenan Tapanuli, dan melalui UU Darurat No.7 tahun 1956, Kabupaten Padangsidimpuan, diubah Menjadi Kabupaten Tapanuli Selatan yang wilayahnya bekas Afdeling Padangsidimpuan yang Berkedudukan di Kecamatan Padangsidimpuan.

Seiring dengan Perkembangannya, Kota ini Menjadi Sangat Ramai dan juga menjadi Kota yang cukup dikenal pada dekade 1970-an, yang berawal dari tumbuhnya Komoditas Buah salak yang menjadi andalan Perekonomian bagi masyarakat di kota ini, dan bahkan jauh dari perkembangan sebelumnya. Sehingga Status Kota ini Dinaikkan Menjadi Kota administratif melalui Peraturan Pemerintah No. 32 Tahun 1982. dan Menjadi Kota Melalui UU. No. 4 Tahun 2001 yang Disahkan Oleh Menteri Dalam Negeri, Hari Sabarno.

Geografis

Ikon Kota Salak

Secara geografis, kota Padangsidimpuan secara keseluruhan dikelilingi oleh Kabupaten Tapanuli Selatan yang dulunya merupakan kabupaten induknya. Kota ini merupakan persimpangan jalur darat menuju kota Medan, Sibolga, dan Padang (Sumatera Barat) di jalur lintas barat Sumatra.

Topografi wilayahnya yang berupa lembah yang dikelilingi oleh Bukit Barisan, sehingga kalau dilihat dari jauh, wilayah kota Padangsidimpuan tak ubahnya seperti cekungan yang meyerupai danau. Puncak tertinggi dari bukit dan gunung yang mengelilingi kota ini adalah Gunung Lubuk Raya dan Bukit (Tor) Sanggarudang yang terletak berdampingan di sebelah utara kota.

Salah satu puncak bukit yang terkenal di Padangsidimpuan yaitu Bukit (Tor) Simarsayang. Juga terdapat banyak sungai yang melintasi kota ini, antara lain sungai Batang Ayumi, Aek Sangkumpal Bonang (yang sekarang menjadi nama pusat perbelanjaan di tengah kota ini), Aek Rukkare yang bergabung dengan Aek Sibontar, dan Aek Batangbahal, serta Aek Batang Angkola yang mengalir di batas selatan/barat daya kota ini dan dimuarai oleh Aek Sibontar didekat Stadion Naposo.

Pemerintahan

Sejak pemerintahan Hindia Belanda hingga kota ini berubah menjadi Kota Administratif berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1982, kota ini terbagi atas enam (6) wek (wijk) yakni Wek I (Kampung Marancar), Wek II (Pasar Julu), Wek III (Kampung Teleng), Wek IV (Kampung Jawa dan Kantin), Wek V (Pasar Siborang dan Sitamiang), dan Wek VI (Kampung Darek).

Melalui Peraturan Pemerintah Nomor 32 tahun 1982, Kota Administratif Padangsidimpuan Mencakup 20 Kelurahan yang Merupakan Bagian dari Kecamatan Padangsidimpuan Barat (Kini Menjadi Angkola Barat, Tapanuli Selatan) dan Padangsidimpuan Timur (Kini Menjadi Angkola Timur, Tapanuli Selatan). dipisah menjadi 2 Kecamatan dan 20 Kelurahan.

Kemudian sejak tanggal 21 Juni 2001, berdasarkan Undang-undang Nomor 4 Tahun 2001, Kota Padangsidimpuan ditetapkan sebagai Daerah Otonom dan merupakan hasil penggabungan dari Kecamatan Padangsidimpuan Utara, Kecamatan Padangsidimpuan Selatan, Kecamatan Padangsidimpuan Batunadua, Kecamatan Padangsidimpuan Hutaimbaru, dan Kecamatan Padangsidimpuan Tenggara yang sebelumnya masuk wilayah Kabupaten Tapanuli Selatan. Pada tanggal 17 Oktober 2001, Menteri Dalam Negeri Hari Sabarno meresmikan Pemerintah Kota Padangsidimpuan di Jakarta. Gubernur provinsi Sumatera Utara kemudian melantik Drs. Zulkarnain Nasution sebagai Pejabat Wali kota Padangsidimpuan pada tanggal 9 November 2001 di Padangsidimpuan.[1]

Daftar Wali Kota

Sejak didirikan Padang Tanggal 17 Oktober 2001, Kota Padangsidimpuan Telah dipimpin Oleh Tiga Walikota, yang Pertama Dipimpin Oleh Drs. Zulkarnain Nasution, Andar Amin Harahap, dan Irsan Efendi Nasution. dan Dipimpin Oleh dua Pejabat Walikota, Sarmadan Hasibuan, dan Letnan Dalimunthe yang Saat ini Pelaksana Tugas yang Dilantik Oleh Pejabat Gubernur Sumatera Utara, Hassanudin.[11] Hingga Saat Ini, Kantor Walikota Padangsidimpuan Terletak di Jalan Jenderal Sudirman (eks. Merdeka) No.2 Kota Padangsidimpuan, Sumatera Utara


NoWali KotaAwal menjabatAkhir menjabatPrd.Ket.Wakil Wali Kota
1
Zulkarnaen Nasution
2002
2007
1
Dr. (HC) H.

Ali Umar Tanjung

2007
2012
2
Maragunung Harahap
2
Andar Amin Harahap
4 Januari 2013
4 Januari 2018
3
M Isnandar Nasution
Sarmadan
(Pejabat)
12 Januari 2018
28 September 2018
[12][13]
3
Irsan Efendi Nasution
28 September 2018
28 September 2023
4
[14]
Arwin Siregar

Letnan Dalimunthe
(Pejabat)
29 September 2023
Petahana
[15]


Dewan Perwakilan

Berikut ini adalah komposisi anggota DPRD Kota Padangsidimpuan dalam dua periode terakhir.[16][17]

Partai PolitikJumlah Kursi dalam Periode
2014-20192019-2024
PKB3 1
Gerindra3 4
PDI-P5 3
Golkar3 6
NasDem1 0
PKS0 2
PPP1 2
PAN3 4
Hanura5 3
Demokrat3 3
PBB2 1
PKPI1 1
Jumlah Anggota30 30
Jumlah Partai11 11


Kecamatan

Kota Padangsidimpuan atau Kota Padang Sidempuan terdiri dari 6 kecamatan, 37 kelurahan, dan 42 desa dengan luas wilayah mencapai 114,66 km² dan jumlah penduduk sekitar 228.429 jiwa (2017) dengan kepadatan penduduk 1.992 jiwa/km².[18][19]

Daftar kecamatan dan kelurahan di Kota Padangsidimpuan, adalah sebagai berikut:

Kode
Kemendagri
KecamatanJumlah
Kelurahan
Jumlah
Desa
StatusDaftar
Desa/Kelurahan
12.77.06Padangsidimpuan Angkola Julu-8Desa
12.77.03Padangsidimpuan Batunadua213Desa
Kelurahan
12.77.04Padangsidimpuan Hutaimbaru55Desa
Kelurahan
12.77.02Padangsidimpuan Selatan12Kelurahan
12.77.05Padangsidimpuan Tenggara216Desa
Kelurahan
12.77.01Padangsidimpuan Utara16Kelurahan
TOTAL3742

Demografi

Pakaian adat dalam pernikahan orang Batak Angkola.

Agama

Mayoritas penduduk kota Padangsidimpuan beragama Islam, dan sebagian lagi beragama Kristen, Katolik dan Buddha. Berdasarkan Sensus 2010, penduduk yang beragama Islam berjumlah 89.95%, Kristen: 8.94%, Katolik: 0.46%, Buddha: 0.35%, dan lainnya: 0.29%. dan Jumlah Tempat Ibadah yang ada di Padangsidimpuan Pada Tahun 2022 Terdapat 204 Masjid 114 langgar/mushola, 60 gereja protestan, 1 gereja katolik, serta 1 wihara.[20]

Pendidikan

Saat ini aset pendidikan berupa sekolah di kota Padangsidimpuan tercatat TK sebanyak 13 unit negeri dan swasta. Tingkat SD, MIN (Madrasah Ibtidaiyah Negeri) dan swasta sebanyak 91 unit. setingkat SMP, MTs negeri dan swasta 34 unit dan SMA, MA, dan SMK negeri dan swasta sebanyak 37 unit. Sedangkan Perguruan Tinggi negeri dan swasta sebanyak 10 unit.

Perguruan Tinggi

Berikut ini Adalah Perguruan Tinggi yang Ada di Padangsidimpuan :

  • Universitas Islam Negeri Syekh Ali Hasan Ahmad Addary Padangsidimpuan
  • Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan
  • Universitas Graha Nusantara (UGN) Padangsidimpuan
  • Universitas Aufa Royhan Padangsidimpuan
  • Politeknik Kesehatan Medan Cabang Padangsidimpuan Prodi D/III Kebidanan
  • Institut Pendidikan Tapanuli Selatan (IPTS) Padangsidimpuan
  • Institut Teknologi dan Kesehatan Sumatera Utara (ITKESSU) Padangsidimpuan
  • Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) Darmais Padangsidimpuan
  • Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) Matorkis Padangsidimpuan
  • Akademi Kebidanan (AKBID) Sentral Padangsidimpuan
  • Perguruan Tinggi Nahdlatul Ulama (PERTINU) Padangsidimpuan
  • Sekolah Tinggi Agama Islam Tapanuli (STAITA) Padangsidimpuan

Kesehatan

Ekonomi

Penghasilan masyarakat Padangsidimpuan sebagian besar bertani. meliputi persawahan dan perkebunan. Praroduksi perkebunan yang utama adalah Salak. Dahulu, kebun salak hanya terpusat di kaki Tor Sanggarudang (di antaranya, Hutakoje, Hutalambung, Sibakkua) dan pada akhir 1970-an perkebunan salak kemudian meluas ke kaki Gunung Lubukraya (seperti Lobu Layan, Sitaratoit, Pintu Langit), dan wilayah barat kota ini. Hasil perkebunan lainnya ialah karet, kopi, kelapa, kakao, cengkih, kemiri dan kulit manis.

Berikut Adalah Fasilitas Pasar yang Ada Di Kota Padangsidimpuan

  1. Pasar Inpres (Aek Tampang dan Sadabuan)
  2. Pasar Sangkumpal Bonang
  3. Pasar Batu (Pajak Batu) yang merupakan Pasar Tertua di Kota ini
  4. Pasar Cok Kodok
  5. Pasar Mahera
  6. Pasar tradisional (Poken) yang buka Setiap 1 Hari dalam Seminggu

Sarana dan Prasarana

Tepat di pusat kota, terdapat alun-alun yang disebut dengan Alaman Bolak (Halaman Luas), Plaza Anugerah yang berdampingan dengan Pasar Sangkumpal Bonang, dan Masjid Raya al-Abror. Masjid ini dibangun pada lapangan sepak bola yang bersamaan dengan pembangunan masjid ini dibangun juga sebuah stadion baru. Kota ini juga memiliki klub sepak bola yang bernama PSKPS (Persatuan Sepak bola Kota Padangsidimpuan) yang bermarkas di Stadion Naposo (sekarang bernama Stadion "M. Nurdin Nasution," sebagai penghormatan kepadanya yang ketika menjabat bupati Tapanuli Selatan dia membangun stadion ini pada 1962). Untuk pengelolaan air bersih di Kota Padangsidimpuan dikelola oleh PDAM Kota Padangsidimpuan dengan menggunakan sistem BNA, dengan sumber air bersih dari sumber air permukaan.[21]

Pariwisata

Tugu Salak

Tugu Salak adalah sebuah ikon kota dan banyak warga Padangsidimpuan yang menjadikannya sebagai taman wisata atau tempat bersantai, biasanya mulai dari sore hingga dengan larut malam.

Galeri

Referensi

Pranala luar