Kabupaten Tasikmalaya

kabupaten di Indonesia, di pulau Jawa
(Dialihkan dari Tasikmalaya)


Kabupaten Tasikmalaya (Sunda: ᮒᮞᮤᮊᮬᮜᮚ) adalah sebuah kabupaten yang berada di Provinsi Jawa Barat, Indonesia. Ibu kota kabupaten ini terletak di Kecamatan Singaparna. Kabupaten ini berbatasan langsung dengan Kabupaten Majalengka dan Kota Tasikmalaya di sebelah utara, Samudra Hindia di sebelah selatan, Kabupaten Ciamis dan Kabupaten Pangandaran di sebelah timur, dan Kabupaten Garut di sebelah barat.

Kabupaten Tasikmalaya
Sukapura
Transkripsi bahasa daerah
 • Aksara Sundaᮒᮞᮤᮊᮬᮜᮚ
Bendera Kabupaten Tasikmalaya
Lambang resmi Kabupaten Tasikmalaya
Julukan: 
  • Beieren van Java
  • Mutiara dari Priangan Timur
Motto: 
Sukapura ngadaun ngora
(Sunda) Sukapura kelak maju ekonominya
Peta
Peta
Kabupaten Tasikmalaya di Jawa
Kabupaten Tasikmalaya
Kabupaten Tasikmalaya
Peta
Kabupaten Tasikmalaya di Indonesia
Kabupaten Tasikmalaya
Kabupaten Tasikmalaya
Kabupaten Tasikmalaya (Indonesia)
Koordinat: 7°21′57″S 108°06′07″E / 7.3658°S 108.1019°E / -7.3658; 108.1019
Negara Indonesia
ProvinsiJawa Barat
Hari jadi26 Juli 1632 (umur 391)
Ibu kotaSingaparna
Jumlah satuan pemerintahan
Daftar
  • Kecamatan: 39
  • Desa: 348
Pemerintahan
 • BupatiAde Sugianto
 • Wakil BupatiCecep Nurul Yakin
Luas
 • Total2.712,52 km2 (104,731 sq mi)
Populasi
 (2013)
 • Total1.876.544
 • Kepadatan619/km2 (1,600/sq mi)
Demografi
 • Agama
  • 97,43% Islam
  • 0,15% Buddha
  • 0,05% Hindu
  • 0,05% Lainnya[1]
 • BahasaIndonesia
Sunda Tasikmalaya
Zona waktuUTC+07:00 (WIB)
Kode pos
Kode BPS
3206
Kode area telepon0265
Pelat kendaraan
  • Z xxxx N*/O*/P*/Q*/R*/S*
  • Z xxxx H*/I*/J*/K*/L*/M* [a]
Kode Kemendagri32.06
APBDRp 2.330.268.301.640 (2017)[2]
DAURp 1.600.871.185.752 (2017)[2]
Situs webwww.tasikmalayakab.go.id

Terletak di tenggara daerah Parahyangan, Kabupaten Tasikmalaya sejauh ini dinilai sebagai kabupaten paling besar dan memiliki peran penting di wilayah Parahyangan Timur. Sebagian besar wilayah kabupaten ini merupakan daerah hijau, terutama sektor pertanian dan kehutanan, sementara petani merupakan pekerjaan yang dilakukan mayoritas penduduk.[3]

Kabupaten Tasikmalaya terkenal akan produksi kerajinan dan salak,[4] sementara tutug oncom adalah makanan khas dari daerah ini. Kabupaten ini juga dikenal sebagai pusat keagamaan yang besar di Provinsi Jawa Barat, yang di mana kabupaten ini memiliki lebih dari 1.344 pesantren yang tersebar di seluruh penjuru wilayahnya.[5]

Etimologi

Toponomi

Pemandangan Perbukitan Sepuluh Ribu berupa tumpukan perbukitan dari aktivitas vulkanis Gunung Galunggung

Pada awalnya, nama yang digunakan untuk menyebut daerah Tasikmalaya saat ini adalah Sukapura. Sukapura dahulunya bernama Tawang atau Galunggung, sering juga disebut Tawang-Galunggung, dimana nama ini merujuk kepada Kerajaan Galunggung yang pernah berdiri di wilayah kabupaten ini.[6] Tawang berarti sawah atau tempat yang luas terbuka. Penyebutan Tasikmalaya mulai muncul setelah Gunung Galunggung meletus di tahun 1822 sehingga wilayah Sukapura berubah menjadi seperti Tasik (danau, laut) dan Malaya dari (ma)layah yang bermakna ngalayah (bertebaran).[7] Jadi Tasikmalaya berarti danau yang bertebaran atau danau di gugusan bukit. Namun secara pengertian Bahasa Sunda, Tasikmalaya juga mengandung arti keusik ngalayah, bermakna banyak pasir bertebaran di mana-mana.[8][9]

Geografi

Titik ekstrem Kabupaten Tasikmalaya
Barat7°21′42″S 107°54′16″E / 7.36167°S 107.90444°E / -7.36167; 107.90444Kawungsari, Salawu, Tasikmalaya
Selatan7°49′1.6″S 108°20′26.6″E / 7.817111°S 108.340722°E / -7.817111; 108.340722Kalapagenep, Cikalong, Tasikmalaya
Timur7°29′19.2″S 108°26′32.9″E / 7.488667°S 108.442472°E / -7.488667; 108.442472Citalahab, Karang Jaya, Tasikmalaya
Utara7°2′20.3″S 108°7′54.4″E / 7.038972°S 108.131778°E / -7.038972; 108.131778Nanggewer, Pagerageung, Tasikmalaya
Perbukitan Kabupaten Tasikmalaya. Gambar diambil dari Kecamatan Sodong Hilir, Kabupaten Tasikmalaya

Sebagian besar wilayah Kabupaten Tasikmalaya merupakan daerah perbukitan, khususnya di daerah timur Kabupaten. Beberapa berupa pegunungan, seperti yang terlihat di bagian barat laut di mana pegunungan Galunggung berada. Hanya 13.05% bagian dari Kabupaten yang terletak di dataran rendah dengan ketinggian dari nol hingga 200 meter. Sementara ketinggian rata-rata dari Kabupaten ini adalah 200 hingga 500 meter.[10] Sisanya menjulang hingga ketinggian puncak Gunung Galunggung 2,168 meter.[11]

Peta memperlihatkan letak Kabupaten Tasikmalaya di Jawa Barat

Kabupaten ini dilalui oleh rantai gunung berapi di Pulau Jawa, di mana daerah ini secara alami memiliki tanah yang kaya dan subur, dan memberikan kelimpahan sumber daya air. Kabupaten Tasikmalaya juga berada rendah di rongga lereng gunung, yang memasok tangkapan curah hujan dan kawasan resapan air lebih banyak. Kelebihan tersebut didukung oleh iklim tropis hutan hujan di mana Kabupaten Tasikmalaya mendapatkan hujan deras.

Iklim

Seperti halnya kabupaten-kabupaten lain di Priangan, Tasikmalaya mengalami iklim tropis hutan hujan.[12] Kabupaten ini menerima curah hujan tahunan rata-rata 2,072 mm.[13] Meskipun mendapatkan hujan deras,[12] Kabupaten ini memiliki temperatur yang sedang. Suhu rata-rata harian Kabupaten Tasikmalaya bervariasi, berkisar antara 20 ° sampai 34 °C di daerah dataran rendah dan 18 ° sampai 22 °C di daerah dataran tinggi.[13]

Letak

Kabupaten Tasikmalaya meliputi area seluas 2,563.35 km persegi.[10] Kabupaten Tasikmalaya ini berbatasan dengan Kabupaten Garut dari sebelah barat, dibatasi oleh dataran tinggi Pegunungan Galunggung, sepanjang barat daya hingga barat laut. Jauh ke utara, Kabupaten Tasikmalaya berbatasan dengan Kabupaten Majalengka dan berlanjut hingga ke tenggara berbatasan dengan Kabupaten Ciamis dan Kabupaten Pangandaran. Selain itu, Kabupaten berbagi sedikit daerahnya dengan Kota Tasikmalaya, yang terletak di perbatasan timur laut. Sementara di selatan, Kabupaten Tasikmalaya dibatasi oleh Samudra Hindia. Kabupaten Tasikmalaya memiliki bentangan terjauh dari utara ke selatan sekitar 75 km, dan sekitar 56,25 km dari timur ke barat.[14]

Sejarah

Seorang ibu sedang menyusui anaknya di Tasik tahun 1902-an (foto dokumen oleh Carleton H Graves)
Sebuah foto tahun 1920-1935, menunjukan panorama Kabupaten Tasikmalaya–Neglasari, Kecamatan Salawu.

Dimulai pada abad ke VII sampai abad ke XII di wilayah yang sekarang dikenal sebagai Kabupaten Tasikmalaya, diketahui adanya suatu bentuk Pemerintahan Kebataraan dengan pusat pemerintahannya di sekitar Galunggung, dengan kekuasaan mengabisheka raja-raja (dari Kerajaan Galuh) atau dengan kata lain raja baru dianggap sah bila mendapat persetujuan Batara yang bertakhta di Galunggung. Batara atau sesepuh yang memerintah pada masa abad tersebut adalah sang Batara Semplakwaja, Batara Kuncung Putih, Batara Kawindu, Batara Wastuhayu, dan Batari Hyang yang pada masa pemerintahannya mengalami perubahan bentuk dari kebataraan menjadi kerajaan.[15]

Sebuah jalan menuju Kabupaten Tasikmalaya, sementara Gunung Galunggung terlihat di kejauhan–1920-1940.

Kerajaan ini bernama Kerajaan Galunggung yang berdiri pada tanggal 13 Bhadrapada 1033 Saka atau 21 Agustus 1111 dengan penguasa pertamanya yaitu Batari Hyang, berdasarkan Prasasti Geger Hanjuang yang ditemukan di bukit Geger Hanjuang, Desa Linggawangi, Kecamatan Leuwisari, Tasikmalaya. Dari Sang Batari inilah mengemuka ajarannya yang dikenal sebagai Sang Hyang Siksakanda ng Karesian. Ajarannya ini masih dijadikan ajaran resmi pada zaman Prabu Siliwangi (1482-1521 M) yang bertahta di Pakuan Pajajaran. Kerajaan Galunggung ini bertahan sampai 6 raja berikutnya yang masih keturunan Batari Hyang.[15]

Periode modern

Periode selanjutnya adalah periode pemerintahan di Sukakerta dengan Ibu kota di Dayeuh Tengah (sekarang termasuk dalam Kecamatan Salopa, Tasikmalaya), yang merupakan salah satu daerah bawahan dari Kerajaan Pajajaran. Penguasa pertama adalah Sri Gading Anteg yang masa hidupnya sezaman dengan Prabu Siliwangi. Dalem Sukakerta sebagai penerus takhta diperkirakan sezaman dengan Prabu Surawisesa (1521-1535 M) Raja Pajajaran yang menggantikan Prabu Siliwangi.[15]

Pada masa pemerintahan Prabu Surawisesa kedudukan Pajajaran sudah mulai terdesak oleh gerakan kerajaan Islam yang dipelopori oleh Cirebon dan Demak. Sunan Gunung Jati sejak tahun 1528 berkeliling ke seluruh wilayah tanah Sunda untuk mengajarkan Agama Islam. Ketika Pajajaran mulai lemah, daerah-daerah kekuasaannya terutama yang terletak di bagian timur berusaha melepaskan diri. Mungkin sekali Dalem Sukakerta atau Dalem Sentawoan sudah menjadi penguasa Sukakerta yang merdeka, lepas dari Pajajaran. Tidak mustahil pula kedua penguasa itu sudah masuk Islam.[15]

Periode selanjutnya adalah pemerintahan di Sukapura yang didahului oleh masa pergolakan di wilayah Priangan yang berlangsung lebih kurang 10 tahun. Munculnya pergolakan ini sebagai akibat persaingan tiga kekuatan besar di Pulau Jawa pada awal abad XVII Masehi: Mataram, Banten, dan VOC yang berkedudukan di Batavia. Wirawangsa sebagai penguasa Sukakerta kemudian diangkat menjadi Bupati daerah Sukapura, dengan gelar Wiradadaha I, sebagai hadiah dari Sultan Agung Mataram atas jasa-jasanya membasmi pemberontakan Dipati Ukur. Ibu kota negeri yang awalnya di Dayeuh Tengah, kemudian dipindah ke Leuwiloa Sukaraja dan “negara” disebut “Sukapura”.[15] Berdasarkan titimangsa dari Piagam Sultan Agung Mataram, Sukapura terbentuk pada 9 Muharram Taun Alip yang bersamaan dengan 16 Juli 1633 atau 20 April 1641.[16]

Setelah Pasundan diserahkan oleh Susuhunan Pakubuwana I kepada Kompeni, berdasarkan perjanjian 5 Oktober 1705, Kabupaten Sukapura berada dalam pengawasan Kepala Bupati (Opsigter-Regent) yang berkedudukan di Cirebon.[16]

Raden Tumenggung Wirahadiningrat, regent Manonjya (masa jabatan 1875-1901), berpakaian buru

Pada masa pemerintahan R.T. Surialaga (1813-1814) ibu kota Kabupaten Sukapura dipindahkan ke Tasikmalaya. Kemudian pada masa pemerintahan Wiradadaha VIII ibu kota dipindahkan ke Manonjaya (1832). Perpindahan ibu kota ini dengan alasan untuk memperkuat benteng-benteng pertahanan Belanda dalam menghadapi Diponegoro. Alasan lain adalah sedang giatnya pembangunan Jalan Pos dan Jalan Kereta Api menuju Tasikmalaya, di samping banyaknya Orang Belanda yang membuka lahan perkebunan karet dan teh di Tasikmalaya Selatan.[16] Pada tanggal 1 Oktober 1901 ibu kota Sukapura dipindahkan kembali ke Tasikmalaya. Latar belakang pemindahan ini cenderung berdasarkan alasan ekonomis bagi kepentingan Belanda. Pada waktu itu daerah Galunggung yang subur menjadi penghasil kopi dan nila. Sebelum diekspor melalui Batavia terlebih dahulu dikumpulkan di suatu tempat, biasanya di ibu kota daerah. Letak Manonjaya kurang memenuhi untuk dijadikan tempat pengumpulan hasil-hasil perkebunan yang ada di Galunggung.[15]

Nama Kabupaten Sukapura pada tahun 1913, masa pemerintahan Bupati XIV Sukapura diganti namanya menjadi Kabupaten Tasikmalaya dengan R.A.A Wiratanuningrat (1908-1937) sebagai Bupatinya.[15][16]

Tanggal 21 Agustus 1111 Masehi dijadikan Hari Jadi Tasikmalaya berdasarkan Prasasti Geger Hanjuang yang dibuat sebagai tanda upacara penahbisan atau penobatan Batari Hyang sebagai Penguasa di Galunggung.[15]

Sejarah pemerintahan Bupati (1641-1937)

  • 1641-1674: Raden Ngabehi Wirawangsa (Raden Tumenggung Wiradadaha I)
  • 1674: Raden Jayamanggala (Raden Tumenggung Wiradadaha II)
  • 1674-1723: Raden Anggadipa I (Raden Tumenggung Wiradadaha III)
  • 1723-1745: Raden Subamanggala (Raden Tumenggung Wiradadaha IV)
  • 1745-1747: Raden Secapati (Raden Tumenggung Wiradadaha V)
  • 1747-1765: Raden Jaya Anggadireja (Raden Tumenggung Wiradadaha VI)
  • 1765-1807: Raden Djayamanggala II (Raden Tumenggung Wiradadaha VII)
  • 1807-1837: Raden Anggadipa II (Raden Tumenggung Wiradadaha VIII)
  • 1837-1844: Raden Tumenggung Danudiningrat
  • 1844-1855: Raden Tumenggung Wiratanubaya
  • 1855-1875: Raden Tumenggung Wiraadegdana
  • 1875-1901: Raden Tumenggung Wirahadiningrat
  • 1901-1908: Raden Tumenggung Prawirahadingrat
  • 1908-1937: Raden Tumenggung Wiratanuningrat

Pemerintahan

Kediaman bupati Tasikmalaya (1925-1933)

Daftar Bupati

No.BupatiMulai menjabatAkhir menjabatPrd.Ket.Wakil Bupati
1Raden Anggadipa II
(Raden Tumenggung Wiradadaha VIII)
180718371
2Raden Tumenggung Danudiningra183718442
3Raden Tumenggung Wiratanubaya184418553
4Raden Tumenggung Wiraadegdana185518754
5Raden Tumenggung Wirahadiningrat187519015
6Raden Tumenggung Prawirahadingrat190119086
7Raden Tumenggung Wiratanuningrat190819377
8Raden Tumenggung Wiradipoetra193819448
9Raden Tumenggung Aria Soenarya194419479
10R. Abas Wilagasomantri1948195110
11 R. Priatna Kusumah1951195711
12R. Ipung Gandapraja1957195812
13R. Memet Supartadirja1958196613
14Kolonel Inf.
Husen Wangsaatmadja
Februari 196614 Februari 197414
15Drs. H.
Kartiwa Suryasaputra
14 Februari 19745 Maret 197615
16Kolonel Inf.
A. Benyamin
5 Maret 19765 Maret 198116
17Kol. Inf. H.
Hudly Bambang Aruman
5 Maret 19815 Maret 198617
18Kol. Inf. H.
Adang Roosman
SH
8 Maret 19868 Maret 199118
19 Kol. Inf. H.
SuiIjana Wirata Hadisubrata
8 Maret 19918 Maret 199619
8 Maret 19968 Maret 200120Oesman Roesman
20 Drs. H.
Tatang Farhanul Hakim
M.Pd
8 Maret 20018 Maret 200621Dede S. Oroen
8 Maret 20068 Maret 201122Endang Hidayat
21 H.
Uu Ruzhanul Ulum
S.E.
8 Maret 20118 Maret 201623Ade Sugianto
8 Maret 20164 September 201824
H.
Ade Sugianto
S.I.P.
4 September 20183 Desember 2018(Plt.)[17]
223 Desember 201826 April 2021[18]Deni Ramdani Sagara

(sejak 2021)[19]

26 April 2021Petahana25[20]Cecep Nurul Yakin

Dewan Perwakilan

Berikut ini adalah komposisi anggota DPRD Kabupaten Tasikmalaya dalam dua periode terakhir.[21][22]

Partai PolitikJumlah Kursi dalam Periode
2014-20192019-2024
PKB8 8
Gerindra4 9
PDI-P8 6
Golkar7 7
PKS2 3
PPP9 7
PAN6 5
Demokrat6 5
Jumlah Anggota50 50
Jumlah Partai8 8


Kecamatan

Kabupaten Tasikmalaya terdiri dari 39 kecamatan dan 351 desa. Pada tahun 2017, jumlah penduduknya mencapai 1.713.677 jiwa dengan luas wilayah 2.551,19 km² dan sebaran penduduk 672 jiwa/km².[23][24]

Daftar kecamatan dan kelurahan di Kabupaten Tasikmalaya, adalah sebagai berikut:

Kode
Kemendagri
KecamatanJumlah
Desa
Daftar
Desa
32.06.08Bantarkalong8
32.06.09Bojongasih6
32.06.11Bojonggambir10
32.06.36Ciawi11
32.06.06Cibalong6
32.06.27Cigalontang16
32.06.03Cikalong13
32.06.05Cikatomas9
32.06.20Cineam10
32.06.01Cipatujah15
32.06.32Cisayong13
32.06.10Culamega5
32.06.23Gunung Tanjung7
32.06.35Jamanis8
32.06.19Jatiwaras11
32.06.37Kadipaten6
32.06.21Karang Jaya4
32.06.02Karangnunggal14
32.06.28Leuwisari7
32.06.25Mangunreja6
32.06.22Manonjaya12
32.06.29Padakembang5
32.06.38Pagerageung10
32.06.04Pancatengah11
32.06.07Parungponteng8
32.06.15Puspahiang8
32.06.34Rajapolah8
32.06.14Salawu12
32.06.18Salopa9
32.06.30Sariwangi8
32.06.24Singaparna10
32.06.12Sodonghilir12
32.06.33Sukahening7
32.06.17Sukaraja8
32.06.26Sukarame6
32.06.31Sukaratu8
32.06.39Sukaresik8
32.06.16Tanjungjaya7
32.06.13Taraju9
TOTAL351

Kota Tasikmalaya pernah menjadi bagian dari wilayah Kabupaten Tasikmalaya, tetapi kini menjadi kota otonom sejak 21 Juni 2001. Sejak itu, secara bertahap pusat pemerintahan kabupaten ini dipindahkan ke Kecamatan Singaparna.

Demografi

Kependudukan

Pada tahun 2017 tercatat penduduk Kabupaten Tasikmalaya berjumlah 1.735.998 jiwa dengan kepadatan 641/km².

Bahasa

Bahasa sehari-hari masyarakat di Kabupaten Tasikmalaya adalah bahasa Sunda dialek Priangan sub-dialek Tasikmalaya.

Agama

Agama Islam merupakan agama mayoritas yang dianut oleh sebagian besar masyarakat Tasikmalaya. Kabupaten Tasikmalaya juga dijuluki sebagai "Kota Santri" karena melekatnya nilai-nilai islam pada kehidupan masyarakat. Lalu ada sebagian kecil pemeluk agama Katolik, Protestan, Buddha dan Konghucu.

Pendidikan

Kabupaten Tasikmalaya memiliki sejumlah perguruan tinggi, di antaranya Institut Agama Islam Cipasung (IAIC) Singaparna dan Institut Agama Islam Latifah Mubarokiyah (IAILM) Suryalaya. Selain itu, Tasikmalaya dikenal memiliki sejumlah pondok pesantren di antaranya Pondok Pesantren Cipasung, Miftahul Huda Manonjaya, KH. Zainal Musthafa Sukamanah & Sukahideng dan Pondok Pesantren lainnya yang hampir merata ada disetiap desa.

Perguruan Tinggi

Transportasi

Stasiun

Kabupaten Tasikmalaya memiliki 4 stasiun yang masih beroperasi, diantaranya:

Selain itu, Kabupaten Tasikmalaya juga memiliki 5 stasiun di Jalur kereta api Padalarang–Kasugihan pada lintas utama selatan Pulau Jawa dan 6 stasiun di Jalur kereta api Tasikmalaya–Singaparna yang sudah berhenti beroperasi, yaitu:

Ekonomi

Perekonomian Tasikmalaya umumnya bertumpu pada sektor pertanian, peternakan, dan perikanan, selain juga bertumpu pada sektor pertambangan seperti pasir Galunggung yang memiliki kualitas cukup baik[diragukan][Menurut siapa?] bagi bahan bangunan, industri, dan perdagangan. Adapun catatan Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Tasikmalaya menyebutkan bahwa, di tahun 2022, terdapat setidaknya 113.988 rumah tangga petani di Kabupaten Tasikmalaya.[29]

Tasikmalaya, terutama pada era sebelum 1980-an, dikenal sebagai basis perekonomian rakyat dan usaha kecil menengah seperti kerajinan dari bambu, batik, dan payung kertas. Selain itu, kota ini pun dikenal sebagai kota kredit akibat banyaknya pedagang dan perantau dari wilayah ini yang berprofesi sebagai pedagang yang menggunakan sistem kredit. Komoditas kreditan umumnya adalah barang-barang kelontong dan kebutuhan rumah tangga.

Hingga Oktober 2022, menurut Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Tasikmalaya, 5.000 hektar lahan padi di Tasikmalaya dikhususkan untuk produksi padi organik, dengan setidaknya tiga kali panen dalam waktu setahun.[29] Rerata produksi padi organik tiap hektar diperkirakan mencapai enam ton untuk sekali panen.[29]

Pariwisata

Tempat Wisata menarik di Kabupaten Tasikmalaya:[30]

Kampung Naga

Kampung Naga

Kampung Naga terletak sekitar 90 km dari Bandung. Masyarakat yang tinggal di daerah ini mempunyai tradisi lama yang tetap dipertahankan. Keunikan kampung ini adalah bangunan-bangunan rumah yang dibuat seragam, mulai dari bahan bangunan sampai pada potongan bangunan dan arah menghadapnya.

Kerajinan

Daerah Rajapolah amat terkenal dengan kerajinan anyaman. Di sini banyak dihasilkan tikar, anyaman dari bambu, mendongan, perabotan rumah tangga, dan sebagainya. Industri kecil lainnya yang amat menarik: Payung Tasik, Kelom Geulis dan Batik Tulis. Lingkungan industri kecil yang sedang pesat berkembang ialah Desa Sukaraja Kecamatan Rajapolah, yang menghasilkan industri anyaman mendongan dan berbagai kerajinan tangan lainnya. Hasil karya kerajinan tangan ini dapat ditemui dengan mudah di toko-toko yang berada di sepanjang Jalan Raya Rajapolah.

Gunung Galunggung

Ledakan dahsyat Galunggung, 1982
Kabut volkano Galunggung, 1982

Letusan Gunung Galunggung terakhir, yang terjadi pada tanggal 5 April 1982, memberikan keuntungan di satu sisi. Sisa-sisa letusan itu sekarang berubah menjadi objek wisata yang indah mempesona, membentuk danau kawah dan sumber air panas.

Pantai Cipatujah

Pantai dengan keindahan alam laut, berpasir putih. Terletak di Kecamatan Cipatujah, sekitar 74 km dari kota Tasikmalaya. Rekreasi bisa dilakukan di muara sungai Cipatujah, mempergunakan perahu, memancing, serta bisa berbelanja berbagai macam buah pisangkec.cipatujah kab.tasikmalaya sangat indah .

Pantai Sindangkerta

Keistimewaan Pantai Sindangkerta, adalah taman laut yang disebut Taman Lengsar. Bisa digunakan sebagai tempat berenang. Jika air laut surut, maka di taman seluas 20 hektar itu, akan dijumpai karang laut, ikan hias, dan suaka alam satwa penyu hijau yang sudah langka kita temukan.

Pantai Karang Tawulan

Jarak dari kota Tasikmalaya 100 km, terletak di kecamatan Cikalong. Sebuah pantai berkarang dan landai, memiliki panorama laut yang mempesona. Agak ke timur, terdapat pulau kecil Nusa Manuk. Pada waktu-waktu tertentu, Nusa Manuk dihuni oleh berbagai macam jenis burung

Curug Dengdeng

Curug Dengdeng

Air terjun bertingkat ini terletak di Tawang, Cikatomas, Tasikmalaya.[31]

Bacaan lanjutan

Wacana Pembentukan Provinsi Priangan Timur menjadi Provinsi Baru

Kabupaten/Kota yang mungkin bergabung yang meliputi:

Lihat pula

Referensi

Pranala luar


Kesalahan pengutipan: Ditemukan tag <ref> untuk kelompok bernama "lower-alpha", tapi tidak ditemukan tag <references group="lower-alpha"/> yang berkaitan