Varian yang diwaspadai

Varian yang diwaspadai atau istilah variant of concern (VOC) untuk Koronavirus sindrom pernapasan akut berat 2 (SARS-CoV-2, yang menyebabkan COVID-19) merupakan kategori yang digunakan ketika adanya mutasi pada Domain Pengikatan Reseptor (Receptor Binding Domain (RBD)) secara substansial mengalami peningkatan afinitas pengikatan (misalnya, N501Y) dalam RBD-hACE2 kompleks (data genetik), juga dikaitkan dengan penyebarannya yang cepat terhadap manusia (data epidemiologis).[1]

SARS-CoV-2, virus yang menyebabkan COVID-19

Sebelum istilah ini muncul, varian yang baru biasanya diberi label "varian yang diminati" (variant of interest). Selama atau setelah masa penilaian yang lebih lengkap merupakan "varian yang diwaspadai", varian tersebut biasanya ditetapkan ke garis keturunan dalam sistem nomenklatur PANGOLIN[2] dan ke clades di Nextstrain[3] dan sistem GISAID.[4]

Selama terjadinya pandemi COVID-19, virus SARS-CoV-2 telah mengalami mutasi, dengan spesifik kombinasi tertentu mutasi titik terbukti menjadi lebih memprihatinkan daripada hal lainnya. Mutasi ini terjadi terutama karena alasan penularan dan virulensi, dan juga berkaitan dengan kemungkinan adanya kemunculan mutasi pelepasan antigenik.

Terminologi

Varian yang terlihat memenuhi satu atau beberapa kriteria ini dapat diberi label "varian yang diminati" (variants of interest) atau "varian yang sedang diselidiki" (variants under investigation 'VUI') sambil menunggu verifikasi dan validasi properti. Setelah divalidasi, varian minat/VUI dapat diganti namanya menjadi "varian yang diwaspadai" oleh organisasi pemantau, seperti CDC.[5][6][7] Kategori terkait adalah "varian konsekuensi tinggi", ditetapkan oleh CDC jika ada bukti jelas bahwa efektivitas tindakan pencegahan atau intervensi untuk varian tertentu berkurang secara substansial.[8]

Contoh

Indonesia

Melalui Kementerian Kesehatan Republik Indonesia melaporkan bahwa varian B.1.1.7 dari Inggris, varian B.1.351 dari Afrika Selatan dan varian B.1.617 dari India telah menyebar di sebagian wilayah Indonesia. Seorang WNI yang terpapar Covid-19 varian B.1.351 dari Afrika Selatan dinyatakan meninggal dunia di Bali.[9] Pasien yang meninggal di Bali telah diperiksa spesimennya pada tanggal 25 Januari 2021, dan meninggal dunia pada 16 Februari 2021.[9] Penyebaran berbagai varian baru telah menyebar ke banyak provinsi di Indonesia.

Kanada

Pada 12 Mei 2021, Kanada secara khusus melacak tiga varian yang menjadi varian perhatian – B.1.1.7, B.1.351, dan P.1.[10]

Eropa

Pada 11 Mei 2021, Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Eropa (European Centre for Disease Prevention and Control) telah mengkonfirmasi bahwa ada empat varian yang menjadi perhatian, yakni varian B.1.1.7, B.1.1.7+E484K, B.1.351, dan P.1. Mereka juga menyebutkan sembilan varian minat lainnya (VOI): yakni varian B.1.525, B.1.427/B.1.429, P.3, B.1.616, B.1.617.1, B.1.617.2, B.1.617.3, B.1.620, dan B.1.621, sementara itu ada 17 lebih varian lainnya masih dalam pemantauan.[11]

Britania Raya

Pada tanggal 5 Maret 2021, Britania Raya memiliki delapan varian pada 'daftar pantauan', 4 dengan status 'VOC' dan 4 sebagai 'VUI', dengan PHE menambahkan VUI keempat setelah 16 orang dinyatakan positif mulai dengan tanggal 15 Februari 2021.[12] Varian terbaru adalah VUI-21FEB-04 (Garis keturunan B.1.1.318), dan ditetapkan sebagai VUI pada 24 Februari 2021. VUI lainnya adalah P.2, VUI-21FEB-01 (A.23.1 dengan E484K), dan B.1.525, sedangkan varian VOC adalah Lineage B.1.1.7, Lineage B.1.351 dan Lineage P.1.[13][14]

Pada bulan Maret 2021, PHE mengubah konvensi penamaannya untuk menggunakan format [YY][MMM]-[NN], di mana bulan ditulis menggunakan kode tiga huruf.[15]

Amerika Serikat

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit atau CDC menyimpan beberapa daftar varian yang menjadi perhatian. Per bulan Mei 2021, mereka melacak varian B.1.1.7, B.1.351, varian terkait B.1.427 dan B.1.429, dan P.1.[16]

Organisasi Kesehatan Dunia

Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO menyimpan daftar berbagai varian yang menjadi perhatian global.[17][18]

Referensi