Gorgias

Gorgias adalah seorang filsuf yang termasuk sebagai kaum sofis. Di antara kaum Sofis, hanya Protagoras yang lebih terkenal darinya.[1] Selain sebagai filsuf, ia terkenal di bidang retorika.[2] Seperti kaum sofis lainnya, ia juga mengajar dan mengumpulkan murid-murid.[3]

Gorgias
Lahirc. 483 SM
Leontini, Sisilia
Meninggal375 SM
EraFilsafat Pra-Sokratik
KawasanFilsafat Barat
AliranSofisme
Minat utama
Dialektika, Retorika,
Dipengaruhi
Memengaruhi

Gorgias menulis sebuah buku berjudul "Tentang yang Tidak Ada atau Tentang Alam" (On Not Being or On Nature).[4][5] Selain itu, ia juga menulis beberapa buku tentang retorika, yang mana hanya beberapa fragmen yang masih tersimpan.[6] Dua karya yang diketahui ditulis oleh Gorgias adalah Encomium of Hellen dan Defence of Palamedes.[6]

Riwayat Hidup

Georgias lahir di Leontinoi, Sisilia.[1][4] Ia lahir sekitar tahun 483 SM dan meninggal dunia tahun 375 SM pada usia 108 tahun.[4] Ia adalah murid dari filsuf Empedokles dan dipengaruhi juga oleh dialektika Zeno.[2][4] Pada tahun 427 SM, ia datang ke Athena sebagai duta dari kota asalnya untuk meminta bantuan melawan kota Syrakusa.[4] Ia mengelilingi kota-kota Yunani, terutama Athena.[4] Di Athena Gorgias mengalami sukses besar sebagai orator.[4]

Pemikiran

Tentang Pengetahuan

Di dalam karya "Tentang yang Tidak Ada atau tentang Alam", Gorgias menyatakan pandangannya tentang ketidakmungkinan manusia mengetahui sesuatu.[1][4] Ada tiga tesis yang menjadi dasar argumentasinya:

  1. Tidak ada sesuatupun.[4][5][7]
  2. Jikalau sesuatu itu ada, maka sesuatu itu tidak dapat dikenal.[4][5][7]
  3. Seandainya sesuatu itu ada dan dapat dikenal, sesuatu itu tidak dapat dikomunikasikan dengan orang lain.[4][5][7]

Apa yang dimaksudkan oleh Gorgias di sini bukanlah suatu skeptisisme ataupun nihilisme.[4] Ia menggunakan metode berargumentasi Mazhab Elea, khususnya Zeno dan Melissos, untuk memperlihatkan bahwa cara berargumentasi mereka dapat diteruskan hingga menjadi mustahil.[4][8]

Retorika

Isokrates, murid yang terkenal dari Gorgias

Setelah Gorgias mengarang karya "Tentang yang Tidak Ada atau tentang Alam", ia meninggalkan filsafat dan menekuni retorika.[3][4] Menurut Gorgias, ia tidak mengajarkan suatu nilai tertentu.[3] Setiap manusia memiliki pandangan tentang nilai secara berbeda.[3] Misalnya, apa yang dianggap bernilai oleh laki-laki, dapat dianggap tidak bernilai bagi perempuan.[3] Karena itu, amatlah penting bagi seorang orator untuk dapat meyakinkan orang lain tentang suatu hal, sehingga orang lain mengikuti pendapat orator tersebut.[3] Inilah kekuatan terbesar yang dapat dimiliki manusia.[3] Dengan demikian, retorika adalah seni untuk meyakinkan orang lain.[4] Hal itu ditunjang dengan gaya bahasa tertentu, serta pentingnya mengemukakan alasan-alasan yang tidak hanya menyentuh akal budi, tetapi juga hati pendengarnya.[4] Sebagai contoh keberhasilan retorika, ia memakai tokoh Helen yang berhasil dipersuasi untuk meninggalkan Menelaus dan ikut dengan Jason.[3]

Pengaruh

Gorgias memiliki seorang murid bernama Isokrates.[4] Isokrates adalah seorang orator ternama.[4] Di kemudian hari, ia membuka suatu sekolah ilmu retorika di Athena yang menjadi saingan berat dari Akademia Plato.[4]

Referensi


Lihat pula

Pranala luar