Konsonan letup dwibibir nirsuara

Konsonan letup dwibibir nirsuara adalah jenis dari suara konsonan dwibibir yang digunakan dalam berbagai bahasa. Simbol IPAnya adalah ⟨p⟩. Dalam bahasa Indonesia huruf [p] terdapat dalam kata seperti panas dan pasir.

Konsonan letup dwibibir nirsuara
p
Nomor IPA101
Pengkodean karakter
Entitas (desimal)p
Unikode (heks)U+0070
X-SAMPAp
Kirshenbaump
Braille⠏ (braille pattern dots-1234)
Sampel suara
noicon

Huruf [p] terdapat di hampir semua bahasa di dunia. Beberapa bahasa, seperti bahasa-bahasa Indo-Arya memiliki dua suara kontras antara huruf [pʰ] yang diaspirasi dan huruf p biasa.

Fitur

Karakteristik konsonan dari konsonan letup dwibibir nirsuara adalah:

  • Cara artikulasinya adalah oklusif, yang berarti diproduksi dari penyempitan saluran udara di jalur vokal. Karena konsonan ini merupakan konsonan lisan, dengan tidak adanya pengeluaran sengauan, aliran udara ditutup seluruhnya, dan konsonan ini merupakan konsonan letup atau hentian.
  • Tempat artikulasinya adalah dwibibir (bilabial), yang berarti diartikulasikan dengan kedua bibir.
  • Fonasinya tidak bersuara atau nirsuara, yang berarti dihasilkan tanpa getaran pita suara. Dalam beberapa bahasa pita suara secara aktif terpisah, sehingga selalu menghasilkan artikulasi nirsuara. Di bahasa lain, pita suara kendor, sehingga dapat menyuarakan suara-suara yang berdekatan.
  • Ini adalah konsonan lisan, yang berarti aliran udara hanya melalui mulut
  • Karena suara ini tidak dihasilkan dari aliran udara diatas lidah, diktonomi pusat–sisian tidak berlaku.
  • Mekanisme aliran udaranya adalah pulmonal, yang berarti diartikulasikan dengan mendorong udara hanya dengan paru-paru dan diafragma, seperti pada kebanyakan suara.

Kata-kata

BahasaKataIPAArti
AdygheпаӀуэ[paːʔʷa]"topi"
Armeniaպապիկ[pɑpik]"kakek"
Basqueharrapatu(h)arapatu"menangkap"
Belandaplicht[plɪxt]"tugas"
Cekopes[pɛs]"anjing"
Hungariapápa[paːpɒ]"paus"
Ibraniפּקידa[pakid]"klerk"
Italiapapà[paˈpa]"ayah"
JermanPack[pʰak]"tumpukan"

Dalam satu sel tabel, simbol-simbol di sebelah kanan adalah bersuara, di sebelah kiri adalah tidak bersuara atau nirsuara. Petak-petak yang digelapkan menandakan penyebutan yang dianggap mustahil.