Serangan Pulwama 2019

artikel daftar Wikimedia

Pada 14 Februari 2019, sebuah konvoi kendaraan yang membawa personel keamanan di Jalan Raya Nasional Srinagar Jammu diserang oleh seorang pengebom bunuh diri dengan mengendarai mobil di Lethpora (dekat Awantipora) di Distrik Pulwama, Jammu dan Kashmir, India. Serangan ini mengakibatkan 40 personel Pasukan Polisi Cadangan Pusat (CRPF)[a] dan penyerang. Kelompok militan Islamis yang berbasis di Pakistan, Jaish-e-Mohammed menyatakan bertanggung jawab atas serangan tersebut. Penyerang adalah Adil Ahmad Dar, seorang warga lokal dari Kashmir yang dikuasai India, dan merupakan anggota Jaish-e-Mohammed.[2][3][4] India menyalahkan Pakistan atas serangan itu. Pakistan mengutuk serangan itu dan membantah hubungannya dalam bentuk apa pun.[5]

Serangan Pulwama 2019
Bagian dari Pemberontakan di Jammu dan Kashmir
Serangan Pulwama 2019 di Jammu dan Kashmir
Serangan Pulwama 2019
Lokasi serangan di Jammu dan Kashmir, India
LokasiLethpora, Distrik Pulwama, Jammu dan Kashmir, India
Koordinat33°57′53″N 74°57′52″E / 33.96472°N 74.96444°E / 33.96472; 74.96444 (Attack location) 74°57′52″E / 33.96472°N 74.96444°E / 33.96472; 74.96444 (Attack location)
Tanggal14 Februari 2019
15.15 IST (UTC+05:30)
SasaranPersonel keamanan dari Pasukan Polisi Cadangan Pusat
Jenis serangan
Serangan bunuh diri, bom mobil
Korban tewas
46 (+1 pelaku bom bunuh diri)
Korban luka
35
PelakuJaish-e-Mohammed
PenyerangAdil Ahmad Dar

Latar belakang

Kashmir adalah wilayah yang dipersengketakan, diklaim oleh India dan Pakistan dan kedua negara menguasai sebagian wilayah itu.[6] Pakistan telah berupaya untuk memperoleh penguasaan atas Kashmir yang dikuasai India.[7][8] Pemberontakan mulai merajalela di Kashmir yang dikuasai India pada akhir tahun 1980-an. Salah satu penyebab pemberontakan adalah kecurangan India dalam pemiliah umum 1987,[9][10] dan Pakistan memberikan dukungan material bagi pemberontakan tersebut.[9][10] Sejak tahun 1989, sekitar 70.000 orang telah tewas dalam pemberontakan dan tindakan keras India.[11][6] Menurut Time, kerusuhan di Kashmir pecah pada tahun 2016 setelah India menewaskan seorang pemimpin militan populer, Burhan Wani.[6] Jumlah penduduk muda dari Kashmir yang dikuasai India yang bergabung dengan militansi menunjukkan peningkatan.[12][13] Banyak sumber menyatakan bahwa mayoritas militan di Kashmir sekarang adalah penduduk lokal, bukan asing.[14][15][16] Dalam tahun 2018 saja, korban tewas meliputi 260 militan, 160 warga sipil, dan 150 personel pasukan pemerintah.[11]

Catatan

Referensi

Bibliografi